Heish! Sebetulnya Reiko ingin protes.
Tapi….
Reiko: Jangan bercanda, dong Kek. Aku sudah menentukan strategi terbaikku, dari sini baru ke Mesir. Nah, kakek lihat hasilnya, sekarang kita sudah masuk Abu Dhabi. Dan aku sudah memenuhi janjiku aku rasa. Kita bisa besar di timur tengah, Kek. Apalagi, tembakau kita adalah tembakau terbaik dari Indonesia. Tembakau Srintil di tanam dengan kearifan lokal di lereng gunung Sumbing, Temanggung. Gak semua tempat bisa ditanami Srintil, lagi pula, Kakek tahu bagaimana kebun kita di sana, tempat yang konon mitosnya di pilih sendiri oleh Sunan Kudus dengan capung emasnya itu adalah tanah kita. Dan selalu menghasilkan tembakau dengan kadar nikotin terbaik di dunia.
Salah satu tembakau yang memang terkenal da
Brigita: Hmm, aku tahu tentang keberhasilanmu, sayang. Tapi kecemasanku melebihi segala-galanya. Aku benar-benar takut sekali sudah mendang tender tapi nanti gak ada modal!Reiko: Sudahlah tak perlu ditakutkan, Bee. Aku sudah janji akan siapkan modalnya maka aku siapkan. Yang kemarin juga seperti itu, kan?Reiko mengingatkan lagi pada Brigita bagaimana Reiko sudah berhasil melobi Reyhan dan mendapatkan modal untuk kerjasamanya dengan Pramono group.Brigita: Hmm. Tapi sayang aku ingin tanya padamu apa tidak mungkin kalau Pramono group yang membantu mengurus masalah keuangannya juga? Karena kata Shandra agak lambat sekali pencairan dana untuk pembelian barang dari tim Reyhan. Jadi mereka nantinya memesannya sedikit le
Kenapa gak beli online aja?Aida tadinya ingin menolak dan menjawab begitu.Tapi….Kenapa tatapannya kaya orang sakau dan nahan sakit?"Hmmm, Ba-bapak gak pa-apa?"Melihat wajah orang di hadapannya pucat dan memang perihnya perut Reiko, membuatnya tak bisa menutupi ringisan di bibirnya. Aida yakin ada sesuatu yang tak beres dengan Pria yang mengetuk pintu kamarnya tadi."Gak pa-apa. Cepetan bikinin aku makanan berkuah hangat!""Eeeh, Pak, hati-hati!"
"Kalau Bapak mati, saya dapet warisan ndak?""Hey, kau-- sssssh!" Mau mengomel tapi rasa perih yang muncul tiba-tiba membuat Reiko meringis."Hahahah!"Jelas membuat Aida tak bisa menutupi tawa di bibirnya meski saat itu ekor mata Reiko menatap tajam padanya."Kamu tuh, memang kamu pikir aku bakal kasih warisan ke kamu?""Ya ndak sih Pak, tapi Romo pasti kasih saya sesuatu pasti kaaaan, ya kan kan?" tanya Aida sambil main mata. "Lumayan buat modal nikah sama suami baru nanti."
"Hah, gak mau Pak!" Aida jelas menolak tegas tak berkeinginan melakukan itu!Bayangannya sudah mengerikan saja memikirkan ini."Katamu itu yang dilakukan ibumu, kamu menipuku?''"Enggak lah Pak! Masa ya saya berani nipu Bapak? Cari mati saya!""Ya udah lakuin, ssssh ... sakit ni perutku!" Reiko meringis lagi menahan perih, ngilu, campur baur rasa perutnya. Dia berusaha untuk buang angin tapi memang tidak bisa-bisa."Kamu ingin ngobatin aku, kalau setengah-setengah gini gimana?" makanya Reiko langsung bicara lagi. "Aku beneran gak bisa buang angin. Mampet, perih perutku, kayak sesek juga!"
Tepat aku sedang mendongak dan pas depan hidungku itu bolongan gas-nya, aish, berasa ada angin neraka ke wajahku, kurang ajar! Aida mau meledak.Meminta pertanggungjawaban atas pencemaran pada paru-parunya.TapiMungkin ini teguran Tuhan supaya aku tidak macam-macam dan ini untuk menghukum otakku yang berpikir seperti orang bodoh! Terima kasih Tuhan kesadaranku kembali karena aroma….."Ehm!" Reiko berdehem dan membuat Aida tak melanjutkan apa yang ada dibenaknya."Hihi, lega ya Pak?"Di saat Reiko meringis karena tak enak hati, Ai
"Sakit perutku!"Kini wajah Reiko menatap pada Aida."Kalau aku nggak pakai apa-apa kayak gini badanku jadi enakan. Lagian nggak ada bedanya kan aku tampil kayak gini ataupun aku pakai baju kamu nggak akan tertarik padaku kan?""Seratus persen pangkat seratus saya ndak tertarik Pak! Tapi mata saya tercemar."Jelas saja Aida menggelengkan kepalanya yang membuat Reiko tentu saja tersenyum."Ya udah jadi apa masalahmu? Lagian juga kamu masih terikat denganku! Suka ataupun tidak aku dan kamu itu terikat dalam hubungan pernikahan! Tercemar olehku gak akan dosa untukmu!"
Ssssh!Aida mendengus dalam hatinya meski berusaha untuk tetap membuat mimik wajahnya datar.Sabar Aida! Dia bisa melihat melalui CCTV jika kamu marah-marah, itu bisa membuat kesenangan sendiri untuk dirinya. Jadi sekarang fokus untuk buat makanannya dan Jangan berpikir macam-macam! Walaupun kamu kesal, tunggu sampai kamu masuk ke dalam kamarmu dan mengungkapkan semua kesalmu!Saat ini Aida baru saja keluar dari ruang kerja Reiko dan dia baru menuruni tangga menuju ke arah dapur.Mana ada sih pikiran wanita yang tidak kacau balau melihat penampilan Reiko tadi di ruang kerjanya.
"Apaan sih Pak!""Aku lagi sakit dan aku lagi gak pengen pegang sendok."Rasa-rasanya sudah paling benar tadi aku tuh nggak usah ikut campur, dia mau sakit mau apa dan aku harusnya telepon aja dokter Alif dan tak usah peduli padanya! Dikasih hati lah benar-benar dia minta jantung loh! kesal dan gemas hati Aida.Makanya dia berusaha untuk menguatkan dirinya menjawab dan menolak keinginan Reiko.Tapi….Dreet Dreet DreeetTelepon di meja yang bergetar membuat Pria itu segera mengambil handphonenya lagi sebel