Berarti yang diliat Didi itu beneran Mas Reiko? Dia udah pulang?
"Loh, emang Mas Reiko udah pulang dari Abu Dhabi?"
Jawaban Seno membuat hati Aida berdegup! Begitupun dengan Inggrid dan Fitri yang kaget. Makanya, Fitri nyeletuk saat Aida tak bisa berkata apapun.
"Eeeeh--"
Seno malah tak bisa berkata-kata dan menelan salivanya dia kebingungan sendiri. Tapi Seno bukanlah pembohong dan dia itu termasuk pria yang jujur sehingga sangking polos dan jujurnya matanya justru menatap ke arah Aida namun kini berpaling dengan rasa yang tak jelas dalam hatinya.
"Hihihi, biasa aja, Seno. Aku udah tahu kok kalau Mas Reiko udah pulang tapi aku emang belum cerita sama mereka berdua. Soalnya masih ada urusan di luar yang harus diselesaikan sama Mas Reiko. Tadi juga dia sempat ke re
Apa semua karena aku bertanya soal anak?Selepas keluar dari apartemen yang ditempati Seno Aida mulai berspekulasi lagi sambil dia berjalan menjauh dengan masih berusaha tegar tak mau menunjukkan air matanya. Dia berusaha menahan dirinya karena...Kamu nggak boleh kelihatan lemah. Bahaya kalau Fitri atau Seno ngeliat CCTV. Aku juga nggak boleh menangis di apartemen. Aku harus tegar. Di sanakan di semua tempatnya ada CCTV-nya. Di lift ini juga ada CCTV-nya. Kalaupun aku sesak dan ingin menangis nanti saja, pas lagi sujud.Aida, memang wanita yang cukup kuat menyembunyikan lukanya kalau di tuntut oleh keadaan.Masih ingat kan bagaimana Aida tidak pernah mengeluh saat kakinya tertusuk beling? Masih ingat kan dia tidak berusaha untuk berhenti di hadapan Reiko meskipun dia sulit jalan di dalam ka
"Aku kangen banget Ai, sebenarnya aku sudah ingin ketemu kamu dari seminggu yang lalu. Aku udah pulang minggu lalu. Tapi aku emang gak ngubungin kamu sampe urusanku di luar kota selesai, maaf ya Ai.""Mas Reiko masih banyak kerjaan kan?"Kesempatan!Aida memanfaatkan kesempatan saat itu untuk bertanya pada Reiko. Dia ingin tahu apa suaminya berniat untuk jujur menceritakan semuanya atau apa yang akan disampaikan oleh pria itu?"Hmm. Aku pas sampai bandara dihubungi sama Tuan Peterson untuk buat jadwal ke Bali. Dia baru sampai di Bali juga. Jadi tadinya aku mau langsung ketemu kamu karena aku udah nahan diri untuk nggak bicara sama kamu selama sebulan karena nggak mau ganggu kamu kuliah, apalagi katanya tugas kamu kuliah banyak banget dan kamu bahkan pulang dengan ekstra tambahan waktu di tempat kuliah buat ng
"Ai, Ngapain malah ngeliat ranjang baju kotor?""Ehm, aku mo taruh bajuku Mas. Kan tadi bekas masak ga enak di pake tidur. Basah juga kena air keran tadi," seru Aida yang tak sepenuhnya benar saat suaminya sudah mendekat padanya.Memang dia ingin menaruh baju kotor setelah tadi memasak di dapur untuk menyiapkan makan malam suaminya. Tak betah Aida memakai pakaian yang sudah sedikit basah terkena cipratan saat cuci piring. Sebetulnya dia bisa sih untuk tidak membuat bajunya kotor dengan menggunakan celemek.Tapi matanya mengarah ke kemeja yang memiliki wangi strawberry di keranjang itu yang lagi-lagi menyesakkannya dan berpikir di dalam hatinya tentang wangi yang selalu muncul tiga bulan ini tanpa absen di baju suaminya."Nah, harusnya kamu pakai apron Ai. Kaya biasa aku kalo cuci piring."
"Ada Mas. Banyak laki-lakinya dan ada perempuannya juga. Kita mau keluar bareng buat merayakan keberhasilan usaha kita yang bagian dari tugas kampus. Sekalian rapat kecil karena sekarang anak-anak juga dilema apakah mau melanjutkan usaha ini terus atau hanya sebatas urusan tugas kampus aja dan kita bubaran.""Ehm. Aku tuh sebenarnya nggak suka kalau kamu pergi sama temen-temen kamu apalagi ada temen cowoknya."Aku pun sebenarnya nggak suka kalau kamu pergi apalagi aku mencium wangi strawberry ratu lebahmu. Tapi apa aku protes padamu?Sebetulnya jawaban dari Reiko dibalas langsung oleh Aida. Beruntung saja Reiko tidak mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya."Ya sudah Mas. Aku akan katakan pada mereka kalau aku tidak bisa ikut."Tapi Aida memang saat ini sedang
Biarlah yang penting sudah diizinkan dan aku juga emang nggak kegatelan kok sama temen cowokku siapapun mereka. Nggak ada yang menarik.Aida berbisik dalam hatinya selepas Reiko keluar dari ruangannya.Aida juga tidak tahu kenapa suaminya berkata begitu. Tapi dia mengangguk saja. berpikir simple.Bukankah ini sebuah keberuntungan dia mendapat izin untuk pergi bersama teman-temannya? Untuk apa lagi bertanya macam-macam yang bisa membuat dirinya kehilangan izin itu?Haaaah, tapi terrarium ini bikin aku dosa ga ya?Aida tak ingin mendebat apapun lagi pula pikirannya tidak lagi ke arah sana saatmatanya men
"Aku nggak tahu gimana hidup tanpamu. Dan aku sayang banget sama kamu. Jangan ganti aku sama yang lainnya di hatimu, ya Ai!"Dan kini mata itu menatap Aida dalam-dalam sambil jari tangannya mengelus pipi Aida. Membuat hatinya merasa sakit dan Aida juga merasa menyesal di hatinya karena gerakan tubuhnya tak sesuai dengan yang dirasakan hatinya.Kenapa aku harus mengangguk?"Makasih ya Ai. Aku bener-bener takut banget kalau harus kehilangan kamu, liat kamu sama pria lain itu bikin aku ngeri." jujur Reiko."Dan janji ya Ai, cuma aku yang boleh masuk ke dalam sini!" Reiko bicara sambil satu jarinya mengelus bagian bawah Aida yang membuat wanita itu merinding dan juga merasa sakit.Sedangkan milikmu boleh masuk ke dalam tubuh wanita lain? Meskipun kau memakai penga
Dia gelagapan liat siapa yang telepon kan?Aida tadi ingin menjawab tapi getaran handphone yang di dengar suaranya dari saku Reiko membuat pria itu segera mungkin merogoh sakunya saat Aida berbisik di hatinya.Dan ini membuat Aida seakan-akan mendidih ketika Reiko tak kunjung mengangkat dan fokus ke layar.Karena itulah..."Pekerjaan di kantornya Mas Reiko kurasa ndak bisa digantiin sama Mbak Fitri. Karena dia belum di training seperti Mas Seno. Ini namanya gak profesional dan cuman bikin Mas Reiko nanti yang ngikutin aku ke kampus nggak akan pernah tenang karena memikirkan kerjaannya beres apa enggak."Aida bicara sambil jalan mendekat pada Reiko yang menatapnya namun dia tidak mengangkat handphonenya yang masih bergetar itu. Hanya memencet tombol di sampingnya s
"Mau sampai kapan berdiri di sini?"Sindir seseorang sambil Dia berjalan mengantongi handphone-nya."Nih, pakai untuk hapus air matamu. Atau kau ingin membiarkan semua teman-teman kita melihatnya kalau mereka menengok, hmm?"Aida tak menyadari kalau untuk beberapa detik dia berdiri di belokan itu mematung di sana padahal teman-temannya sudah masuk ke satu restoran yang mereka rencanakan.Aida masih dalam posisi mengintip di belokan itu memandang ke satu arah yang tak disadari oleh orang yang dipandanginya dan teman-temannya.Tapi ada satu orang yang tadi memang sedang berjalan malas di paling belakang dia sepertinya bisa melihat ke mana arah pandangan Aida dan kini sudah berdiri tepat di hadapan Aida mem-block pandangan Aida."Merasa pa