Share

96. Tidur Di Luar

Penulis: Rosa Uchiyamana
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-10 18:59:27

Feli menggigit bibir bawahnya sembari mondar-mandir di teras rumah. Sesekali ia menatap gerbang yang tertutup dan berharap pintu itu terbuka, lalu menampilkan seseorang yang sedang ia tunggu.

Namun, sampai waktu menunjukkan pukul sepuluh malam, gerbang itu tak bergerak sama sekali. Archer tak kunjung pulang.

Feli kemudian duduk di sofa ruang keluarga. ‘Apa dia benar-benar marah padaku?’ batin Feli sembari menggigiti ujung ibu jarinya dengan perasaan tak karuan.

Sejak kejadian tadi siang di butik, Archer hanya menghubunginya satu kali. Yaitu saat pria itu meminta izin akan pulang telat.

Ini hari kerja, seharusnya jam sembilan café sudah tutup, pikir Feli. Tapi kenapa sampai jam sepuluh dia belum juga pulang?

Jujur, Feli masih merasa bersalah. Ia berpikir, alasan kenapa sampai saat ini Archer belum pulang karena masih marah dan kecewa kepadanya.

Feli menghela napas berat. Lalu tiba-tiba terdiam.

Tunggu. Kenapa ia harus merasa bersalah dan mengkhawatirkan pria itu?

Bukankah apa yang Arch
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (25)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
baru juga berapa hari dicuekin Feli.. coba dulu Feli hampir 8 tahun loh kamu cuekin dan sakiti
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
bukan ga peka Feli ga mau.........
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
emang enak Archer... baru juga begitu udah ngeluh aja ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri yang Tak Diinginkan   97. Bunga

    Feli memeriksa CV para pelamar satu persatu. Ia sedang kekurangan karyawan untuk ditempatkan di bagian gudang.“Bagaimana, Bu? Ada yang sesuai dengan kriteria kita?” Dania setia berdiri di hadapan Feli, ia bersiap menghubungi pelamar yang Feli pilih.Feli menghela napas panjang, ia berpikir cukup lama sembari mengusap-usap dagu. Kemudian menutup semua CV tersebut. “Aku punya rencana lain. Lagi pula, tanpa satu karyawan untuk saat ini bagian gudang nggak keteteran, ‘kan?”“Jadi perekrutannya ditunda dulu?”“Iya.”Feli meraih scrunchie dan hendak mengikat rambutnya. Namun, ucapan Archer tempo hari yang melarangnya untuk mengikat rambut, terngiang-ngiang, membuat Feli seketika mengurungkan niatnya.“Alasan konyol macam apa itu? Nggak mau berbagi leher?” gumamnya sembari mendengus pelan.“Ya? Ada masalah, Bu?”Feli mengerjap, ia baru sadar kalau Dania masih ada di hadapannya. “Nggak. Gak apa-apa,” kilahnya, “sekarang aku mau pergi ke rumah sakit. Kamu tolong periksa email yang masuk, kalau

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11
  • Istri yang Tak Diinginkan   98. Sunshine

    Hari-hari berlalu seperti biasanya. Perubahan sikap Archer cukup signifikan dari hari ke hari, membuat Feli merasa bahwa Archer yang empat tahun tinggal bersamanya dan Archer yang sekarang, adalah dua pria yang berbeda.Pria itu selalu menjadi pemandangan pertama di kala Feli membuka mata setiap pagi. Menjadi koki yang memasak di pagi dan malam hari di sela-sela kesibukannya. Jika tidak sempat pulang, Archer akan mengirim makanan ke rumah yang ia buat di café.Hari ini adalah tepat tiga bulan berlalu sejak saat itu, saat di mana Feli membuat keputusan yang menurut Archer sangat gila.“Kenapa kamu mau membebaskan wanita, yang selama ini bersamaku untuk menghancurkan hidupmu, hem?” desah Archer sembari menaruh bingkai foto Feli ke tempat semula—meja kerjanya.Archer khawatir, dengan bebasnya Belvina, wanita itu akan kembali berniat menghancurkan keluarganya. Belvina sudah bebas satu setengah bulan yang lalu. Sampai saat ini Archer tak tahu bagaimana kabarnya. Dan memang ia tidak ingin t

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-12
  • Istri yang Tak Diinginkan   99. Ciuman Pertama

    Feli tahu keputusannya ini penuh resiko. Namun meski tahu akan hal itu, ia tak mau mundur untuk kembali ke tempat yang membuatnya aman. Feli hanya ingin membuat wanita itu merasakan apa yang pernah ia rasakan. Dengan begitu, mereka berdua impas.Sebab jika saat itu Feli tidak mencabut gugatannya, kemungkinan besar Belvina akan tetap dibebaskan. Penyakit keras yang Belvina derita akan menjadi pertimbangan penyidik. Sebab ditahan atau tidaknya Belvina, keputusan ada di tangan penyidik tersebut.“Ada apa kamu memanggilku ke sini? Langsung pada intinya saja.” Belvina membuang muka ke arah lain, selain kepada Feli.Feli tersenyum penuh arti. Ia beranjak dari kursi kerjanya dan beralih duduk di sofa. “Duduklah. Sepertinya percakapan kita akan cukup panjang.”Belvina dengan muka menyedihkannya akhirnya duduk di single sofa. Dania menutup pintu dan kembali ke ruangannya, memberikan privasi bagi mereka berdua.“Bagaimana perasaanmu setelah dibebaskan? Bukankah seharusnya kamu berterima kasih p

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-12
  • Istri yang Tak Diinginkan   100. Aku Mencintaimu

    “Kenapa senyum-senyum sendiri?”Archer nyaris tersedak saliva saat mendengar pertanyaan Feli, yang tak ia sangka ternyata wanita itu memperhatikan gelagatnya. Archer berdehem dan menjawab, “Nggak apa-apa. Sebentar lagi kita sampai.”Mau ditaruh di mana mukanya kalau Feli tahu alasan ia senyum-senyum sendiri karena kecupan singkat tadi? Kecupan di pipi yang membuat dunianya jungkir balik. Jantungnya berdegup tak karuan seperti ABG yang baru jatuh cinta untuk pertama kali.“Jadi sebenarnya kita mau ke mana, sih? Dinner?” tanya Feli untuk yang ke sekian kalinya. Tapi sejak tadi Archer tak kunjung memberitahu.“Bukan,” jawab Archer lembut sembari melepaskan tangan Feli dari genggamannya. Ia gunakan tangan kirinya itu untuk memindahkan persneling.“Terus?”“Kita akan ke salah satu hotel milik Tiger Corp.”Mata Feli sedikit membulat. “Ho-hotel? Mau apa ke sana?”“Kalau ke hotel biasanya kita mau ngapain?” Archer menoleh pada sang istri sembari mengulum senyum penuh arti.Feli mengerjap. Ia

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • Istri yang Tak Diinginkan   101. Akibat Berdansa Dengan Pria Lain

    “Mau dansa denganku?”Feli mengalihkan tatapannya dari Archer yang tengah mengobrol dengan salah satu pejabat di kursi VIP, ke arah pria bertuksedo hitam yang baru saja menghampirinya.Kedua sudut bibir Feli terangkat. “Berdansa denganku apa nggak khawatir kekasihmu marah dan cemburu?”“Oh, ayolah. Dia bukan kekasihku,” sergah Auriga sembari berdecak lidah. Ia menjulurkan tangan kanan dengan telapaknya yang terbuka. “Ayo. Biarkan suamimu asyik sendiri.”Feli terkekeh. Ia menaruh gelas berisi cocktail-nya yang tinggal setengah ke atas meja, lalu menerima uluran tangan Auriga. Membiarkan kakak iparnya itu menggenggam tangannya dan membawanya ke lantai dansa.Setelah acara demi acara terlewati dan Archer sudah resmi menjadi CEO Tiger Corp kembali, kini saatnya para tamu undangan menikmati hidangan yang tersedia di meja-meja panjang. Sebagian ada yang berdansa diiringi musik klasik yang mengalun merdu. Dan sebagian yang lain memilih menonton sambil bercakap-cakap dengan teman satu meja.“

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • Istri yang Tak Diinginkan   102. Gombalan Pagi Hari

    ‘Aku mencintaimu, Fel.’Feli menghela napas panjang ketika ucapan Archer di pesta beberapa jam yang lalu, kembali terngiang di telinganya. Ia merapatkan cardigan, angin malam yang berhembus cukup kencang membuat bulu kuduknya berdiri.“Apa aku harus percaya sama ucapan dia?” gumam Feli sembari mendongak, menatap satu-satunya bintang yang ada di langit malam ini.“Dia siapa, hem?”Feli terhenyak ketika suara bariton yang berat dan serak terdengar mengalun di dekat telinganya. Tubuh Feli seketika diselimuti rasa hangat saat Archer melingkarkan kedua lengannya di depan dada.“Bukan apa-apa, lupakan.”Archer menyingkap helaian rambut Feli dan memindahkannya ke bahu kiri, hingga ia leluasa membenamkan wajahnya di leher bagian kanan, menghirup dalam-dalam aroma tubuh istrinya yang khas dan sudah ia candui sejak pertama kali mereka berhubungan badan.“Siapa yang sedang kamu pikirkan? Jangan membuatku cemburu lagi, Fel,” bisik Archer, sebelum ia meninggalkan jejak merah di sana, yang membuat

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • Istri yang Tak Diinginkan   103. Ancaman

    Belvina turun di halte bis dan sedikit berjalan untuk tiba di butik Feli. Ia sudah memutuskan untuk menerima tawaran bekerja di sana. Demi keberlangsungan hidup, Belvina rela menurunkan harga dirinya di depan rivalnya itu. Karena cuma Feli yang mau mempekerjakannya dengan gaji yang memuaskan.Setibanya di depan butik, Belvina melihat SUV hitam yang amat dia kenali, terparkir di halaman parkir.Dia tiba-tiba terhenyak. Jantungnya berdebar cepat manakala melihat Archer keluar dan memutari bagian depan mobil, lalu membuka pintu. Kedua sudut bibir Belvina terangkat tinggi-tinggi. Betapa ia merindukan pria yang semakin terlihat tampan dan segar itu.Namun, senyuman Belvina perlahan lenyap ketika dari posisinya berdiri, ia melihat dengan jelas ada Feli di dalam sana.Napas Belvina tertahan saat menyaksikan mereka berciuman. Kakinya tremor. Ada rasa sakit yang tiba-tiba menghujam relung hatinya dengan kuat.“Aku mencintaimu, Sunshine. Ingat itu baik-baik.”Lagi-lagi Belvina terkejut. Cinta?

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-16
  • Istri yang Tak Diinginkan   104. Trauma

    “Pekerjaanmu nggak berat, hanya mencatat barang yang masuk dan keluar, dan memastikan stok persediaan barang aman.” Feli menatap Belvina dengan tatapan datar saat Andini—kepala divisi gudang, tengah menjelaskan apa saja yang harus dikerjakan Belvina. Belvina melamun, ia tak benar-benar mendengarkan penjelasan Andini. Bayangan Archer dan Feli bermesraan tadi pagi selalu memenuhi kepalanya, membuatnya sulit konsentrasi. “Kamu dengar saya atau tidak?!” Belvina tersentak ketika Andini menggebrak meja di hadapannya dengan kasar dan keras. Mata Andini membulat tajam di balik kacamata berbentuk kotaknya. Tubuh bulatnya berdiri di samping Belvina dengan tegap. “Eh? Apa tadi, Bu? Maaf saya tidak memperhatikan.” “Kamu ini niat atau tidak sih bekerja di sini?!” sembur karyawan tergalak di Blossom Boutique itu. “Argh! Saya nggak mengerti kenapa Bu Feli mempekerjakan orang seperti ini?” Ia menoleh pada Feli di ambang pintu sembari memberengut. Satu sudut bibir Feli terangkat. Andini sudah i

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-17

Bab terbaru

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 12 (TAMAT)

    Setelah hampir empat jam mengasuh putra dan putrinya, Malik akhirnya bisa bernapas lega saat bertemu lagi dengan Kimberly. Raut muka istrinya itu tampak lebih cerah dan ceria. Sepertinya Kimberly sudah tidak badmood lagi gara-gara Malik berfoto dengan Yoana tadi.“Gimana anak-anak? Mereka rewel nggak?” Kimberly mengambil alih anak perempuan berpipi chubby dari pangkuan Malik.“Rewel sih nggak, tapi yah… cukup membuatku berkeringat.” Malik tersenyum dan mengedikkan bahu.Kimberly mengamati suaminya sesaat, lalu tertawa karena penampilan pria itu tampak acak-acakan. Ia mengecup pipi Malik dan berkata, “Terima kasih udah kasih aku waktu buat me time.”Malik mengerjap dan memegangi pipinya sambil bergumam, “Kita harus pulang sekarang, Sayang.”“Kenapa? Kan belum beli susu buat Timur di supermarket.”“Malam ini kita titipin anak-anak di Mami sama Papi aja, ya? Besok kita ambil lagi mereka pagi sebelum aku—Oke oke! Nggak jadi, aku cuma bercanda,” ralat Malik dengan cepat saat Kimberly mencub

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 11. Time Flies

    Empat tahun kemudian.“Eh? Bukannya dia mantan pembalap itu, ‘kan?”“Iya, Jeng, yang kemarin ramai dibahas sama hampir semua orang tua murid itu, Jeng.”“Anaknya beneran sekolah di sini?”“Iya.”“Yang bener? OMG! Kita bakalan ketemu dia terus dong! Ganteng banget ya Tuhan.”“Itu kalau setiap hari dia antar jemput anaknya.”“Eh! Emang setiap hari tauk! Kalian berdua aja yang baru lihat. Pagi dan siang dia selalu antar jemput.”“Duh, suami idaman banget sih…. Beruntung banget yang jadi istri dia. Udah ganteng, kaya, perhatian sama anak, lagi. Ya Tuhan, mau yang begini satu aja, please.”Malik menghela napas berat. Ia tidak bermaksud menguping pembicaraan tiga atau empat wanita—entah yang pastinya berapa orang karena Malik tidak begitu memperhatikan—yang sedang membicarakan dirinya, tapi suara mereka terlalu jelas di telinga Malik, sehingga mau tidak mau ia harus mendengarkan dirinya menjadi bahan gosip ibu-ibu.Sudah satu minggu Timur masuk sekolah ke playgroup. Setiap hari Malik selalu

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 10. Timur Malvin Rozano

    “Sayang! Gimana kondisi kamu? Apanya yang sakit?!” tanya Malik dengan raut muka menegang sambil berlari menghampiri ranjang yang ditempati Kimberly. “Perut aku sakit… pinggang aku juga panas.” Kimberly meringis kesakitan. Namun ada yang berubah dalam sorot matanya, ia seolah-olah merasa lega dan aman setelah melihat kedatangan suaminya. Malik merundukan badan, memeluk Kimberly dan mengecup keningnya berkali-kali. Ia berbisik, “Sabar, ya. Maaf aku terlambat.” “Bau!” Malik terkejut saat Kimberly mendorong dadanya. “Eh? Kenapa? Siapa yang bau?” “Kamu,” jawab Kimberly seraya menggigit bibir bawah, menahan rasa sakit yang kembali menyerang dan rasanya tak tertahankan. “Kamu bau debu.” “Ah, ini….” Malik menggaruk tengkuk dan menghidu tubuhnya sendiri. “Barusan aku naik motor, Sayang. Soalnya di jalan macet banget, nggak mungkin bisa sampai dengan cepat kalau aku tetap pakai mobil,” jelasnya sambil menggenggam tangan sang istri. “Apa perlu aku ganti baju dulu? Tapi aku nggak bawa baju c

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 9. Kontraksi

    7 bulan kemudian.“Kakak, jangan lupakan aku. Aku juga adik kamu, adik yang paling ganteng!”“Diam!” Kimberly menjauhkan wajah Ernest dari hadapannya. “Kamu ngehalangin pemandangan aku tahu nggak?”Ernest cemberut.Kemudian Kimberly tersenyum lebar pada bayi berusia 4 bulan yang baru saja membuka mata, di atas kasur yang ia dan Ernest duduki.“Selamat siang Cheryl! Adiknya Kakak yang paling cantik! Nyenyak banget tidurnya ya?” goda Kimberly dengan nada bicara khas anak-anak.Cheryl tersenyum. Dia berguling sendiri hingga tengkurap.“Ugh! Jangan percaya sama kelembutan kakak kita, Dek, aslinya dia itu cerewet dan galak. Kamu kalau sudah besar nanti pasti jadi bahan omelan dia—auwh!” Ernest tiba-tiba mengaduh saat Kimberly menjewer telinganya.“Diam,” bisik Kimberly dengan kesal. “Jangan meracuni otak bayi dengan omongan kamu yang negatif itu ya!”“Aku ‘kan bicara apa adanya,” gumam Ernest sembari mengusap-usap telinga.Kimberly mendelik pada Ernest, lalu kembali tersenyum lebar pada Ch

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 8. Babymoon II

    “Gimana perasaan kamu?” bisik Malik seraya mengelus pipi Kimberly dengan lembut.Kimberly terdiam. Harusnya ia yang bertanya seperti itu kepada Malik.Detik berikutnya, Kimberly tersenyum lebar, tangannya mengusap-usap perut dan berseru riang, “Anak kita sepertinya senang banget, Babe! Dia bikin perasaan aku jadi makin bahagia setelah lihat kamu ngendarain motor balap barusan!”“Benarkah?” Malik ikut tersenyum lebar.Kimberly mengangguk cepat. Ia langsung melompat ke pelukan Malik, melingkarkan tangan di leher pria yang masih memakai baju balapan yang dulu sering dia pakai. Malik terlihat tampan sekali dengan baju itu, mengingatkan Kimberly akan kebersamaan mereka sebelum menikah.“Terima kasih, ya! Aku jadi rindu nonton kamu balapan.” Kimberly terkekeh, suaranya terdengar teredam karena bibirnya terbenang di pundak Malik. “Kalau kamu? Gimana perasaan kamu sekarang?”“Perasaanku?” ulang Malik.“Hm-hm. Apa barusan bisa mengobati kerinduan kamu sama balapan?”“Iya.” Malik bergumam dan m

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 7. Babymoon

    Jam dinding sudah menunjukkan pukul 23.25 waktu Andorra. Kimberly merebahkan tubuhnya di kasur berseprai abu tua. Matanya menatap plafon putih dengan penerangan lampu warm white.Mereka baru saja tiba di Andorra pukul 18.30 waktu setempat. Perjalanan ini atas inisiatif Kimberly yang mengidam ingin tidur di kamar Malik, di rumahnya yang ada di Andorra. Setelah mendengar keinginan istrinya, Malik langsung memesan tiket pesawat.“Ternyata begini rasanya ada di kamar kamu.” Kimberly terkekeh dan melirik Malik yang baru saja selesai memindahkan semua pakaian mereka dari koper ke dalam lemari.Tadi Kimberly berniat membantu, tapi Malik melarangnya dan malah menyuruhnya untuk istirahat.“Gimana rasanya? Aneh?” Malik melepas kaos putihnya dan menghampiri ranjang.“Nyaman banget!” Kimberly meringis, ia mengangkat kedua tangan ke atas untuk menyambut Malik yang baru saja menaiki ranjang dan memeluknya. Tangan Kimberly mengalung di leher Malik.Ia sempat menahan napas dengan jantung berdebar-deb

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 6. Para Suami Nunggu Istri

    “Tunggu! tunggu! Mami nggak salah dengar, ‘kan? Kamu… hamil?”Kimberly mengangguk cepat berkali-kali sembari tersenyum lebar.Feli tercengang. Ia dan Archer saling tatap satu sama lain dengan tatapan terkejut. Lalu detik berikutnya keduanya sama-sama menghela napas lega dan tertawa.“Ya Tuhan, terima kasih… Mami senang sekali dengarnya, Sayang!” ucap Feli dengan mata berbinar-binar dan memeluk Kimberly. “Pantas saja akhir-akhir ini Mami ngerasa ada yang berbeda sama kamu.”“Oh ya? Mami bisa ngelihat perubahan aku? Kok aku nggak?”“Mami ini ibu kamu, Kim. Selama dua puluh satu tahun tinggal bareng-bareng, masa Mami nggak bisa menyadari sesuatu yang berbeda sama kamu?” Feli terkekeh kecil, tangannya menepuk-nepuk punggung Kimberly. Ekspresi wajahnya terlihat cerah, secerah langit siang ini di luar sana. Walau air matanya tampak menggenang, tapi itu adalah tangis kebahagiaan.“Mami kok nangis?” tanya Kimberly sesaat setelah pelukannya terlepas. Ia cemberut seraya menangkup pipi sang ibu.

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 5. Suami Sigap

    Gimana kalau sekarang Malik sedang mencari kesenangan di luar karena keadaan di rumah tidak membuatnya nyaman?Satu pertanyaan itu tiba-tiba membuat Kimberly menegakkan punggung. Wajahnya menegang. Air matanya seakan tak ingin berhenti mengalir saat membayangkan Malik melampiaskan kekesalannya dengan menghabiskan waktu bersama wanita lain.“Kamu jahat!” Kimberly menangis sambil membenamkan wajah di atas lutut. “Kamu main pergi begitu aja tanpa memikirkan perasaanku!”Setelah cukup lama menangis sendirian hingga ruangan kamarnya berubah gelap karena sudah memasuki malam, Kimberly akhirnya mandi supaya pikirannya lebih jernih.Dua puluh menit kemudian, ia sudah berganti pakaian dan tubuhnya terasa segar, tapi pikirannya tetap saja kacau. Kimberly mencoba menghubungi Malik lagi, tapi berakhir sia-sia.“Non Kimmy, mau makan malam, Non? Makanannya sudah siap di meja,” ujar Bik Nining yang menghampiri kamar Kimberly.Kimberly menggeleng lesu. “Aku nggak lapar, Bik. Nanti saja makannya.”“No

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 4. Malik Pergi

    “Sayang, aku pulang!”Mendengar seruan Malik, secara spontan Kimberly terbangun dan menaruh remote di meja. Lalu ia bergegas menyongsong Malik ke pintu utama dengan langkah-langkah cepat.“Kamu bawa nasi lemaknya?” tanya Kimberly dengan mata berbinar-binar.“Bawa dong. Nih!”Kimberly tersenyum lebar saat Malik menunjukkan bingkisan di tangannya. Ia langsung merebut bingkisan tersebut. “Terima kasih!” serunya, ceria.Tepat saat Malik akan mengecup bibir Kimberly—sesuatu yang selalu Malik lakukan setiap kali pulang ke rumah, Kimberly tiba-tiba melesat pergi, membuat bibir Malik tidak punya tempat untuk berlabuh.“Hey! Kenapa pergi begitu aja?” protes Malik, yang tak ditanggapi Kimberly. Malik hanya menghela napas pasrah, lalu melangkah masuk mengikuti sang istri.Kimberly terlihat sedang menghidu aroma nasi lemak yang masih terbungkus. Malik tersenyum, lalu mengambil piring bersih dan menaruhnya di meja.“Ini pasti kerjaan kamu nih, Mama kamu senang banget cuma dapat nasi lemak doang,”

DMCA.com Protection Status