Share

79. Kerjasama

last update Last Updated: 2022-12-08 21:16:08

“Pak, saya pinjam handphone!” pinta Archer dengan nada setengah memaksa. Di saat seperti ini ia tak suka berbasa-basi apalagi berkata sopan.

“Handphone Masnya kenapa?”

Archer mengetatkan rahangnya sembari terus mengawasi mobil hitam yang terhalang tiga mobil di depannya.

“Handphone saya mati. Itu anak saya sedang diculik, Pak. Saya mau melapor ke orang rumah. Nanti saya ganti pulsa Bapak.”

Sopir taksi yang sudah beruban itu merogoh saku di dada kirinya, lalu menyerahkannya pada Archer. “Password-nya satu sampai delapan.”

Terburu-buru Archer memasukkan sandi tersebut. “Pak, percepat jalannya, jangan sampai kita kehilangan jejak,” ucap Archer datar sembari mengetik nomor telepon Nicko yang ia lihat dari ponselnya yang semakin eror. Kalau tidak sedang diretas ia akan mudah menghubungi ayah mertuanya menggunakan nomornya sendiri.

Perlu melakukan dua kali panggilan sebelum akhirnya panggilannya terangkat.

“Posisimu di mana?”

Pertanyaan bernada dingin itu seolah menandakan kalau Nicko sudah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (24)
goodnovel comment avatar
Yanguwais
ceritanya seru g bosan membacanya semakin penasaran. cuma klo ketemu iklan lazada bikin pening..
goodnovel comment avatar
Anugerahwati Puji Laksmi
y diculik deh...
goodnovel comment avatar
jerry baby
kayaknya familiar dgn nma2 axl, Nicko..ada tidak cerita kisah mereka sblm ini..Kasi tau dong
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri yang Tak Diinginkan   80. Menyelamatkan Kimberly

    Archer nyaris kehabisan napas. Entah sudah berapa lama ia meringkuk di dalam bagasi mobil. Tiga jam? Empat jam? Entahlah. Archer tidak tahu karena ia tidak memakai jam tangan. Arloji branded-nya sudah terjual semua.Di tengah-tengah oksigen yang kian menipis, Archer mendengar derap langkah kaki mendekat. Lalu tak lama kemudian pintu bagasi itu dibuka dari luar. Mata Archer dengan mata pria bertubuh gempal yang memakai anting di telinga kiri, saling bersitatap.Si pria gempal itu terkejut. “Penyusup! Di sini ada—”BUGH!!!Tubuh pria itu terpental ke lantai ketika tendangan Archer melayang ke perut kerasnya. Archer turun dari bagasi. Tulang-tulangnya terasa pegal karena meringkuk di ruangan kecil itu sejak tadi. Ia menghirup oksigen dalam-dalam.Belum sempat pria itu bangun, Archer kembali memberikan serangan bertubi-tubi. Tinjunya berhasil merontokan tiga gigi pria itu. Kemampuan bela dirinya yang mumpuni membuat Archer mudah melumpuhkannya.“Katakan, kalian bawa ke mana anakku?” desis

    Last Updated : 2022-12-10
  • Istri yang Tak Diinginkan   81. Tameng Kimberly

    “Berikan kuncinya padaku,” desis Archer, gigi-giginya bergemeretak. “Cepat!”Pria itu terbatuk-batuk dan napasnya pendek-pendek. Wajahnya tiba-tiba memucat karena cekikan Archer terasa semakin keras."Lepaskan dulu tanganmu.""Cepat!" Sekali lagi Archer mendesaknya tanpa menghiraukan keinginan pria itu.Merasa nyawanya berada di ujung tanduk, pria itu lantas merogoh sesuatu dari saku celananya dan menyerahkannya pada Archer. Itu sebuah keycard.Archer merampasnya dan menempelkan keycard itu pada sesuatu yang berbahan logam di pintu.Pintu itu terbuka. Dingin dan lembab terasa saat Archer memasuki ruangan tersebut. Ia melangkah semakin dalam dan suara-suara orang bicara terdengar semakin jelas.Sampailah ia di pintu kaca yang di dalamnya dipenuhi para pria berpakaian hitam, hanya satu orang yang berpakaian biru. Semuanya mengenakan masker.Emosi Archer semakin tersulit ketika ia melihat Kimberly terbaring di atas ranjang yang di kelilingi orang-orang itu.“Bajingan! Berengsek!” teriak

    Last Updated : 2022-12-10
  • Istri yang Tak Diinginkan   82. Tawa Yang Kembali Hadir

    Akhir-akhir ini Feli tak pernah menangis. Seolah-olah stok air matanya telah habis, mengering.Namun setelah mendengar putrinya diculik, hampir setiap menit air matanya menetes tak dapat terbendung. Sehari semalam ia terjaga dengan perasaan gelisah yang luar biasa.“Sayang, Papa dan Xavier sudah menemukan Archer dan Kimmy. Sebentar lagi mereka akan sampai di rumah sakit. Kimmy nggak ada yang terluka, tapi Archer… seenggaknya dokter perlu mengeluarkan beberapa peluru dari tubuhnya.”Itu kata-kata yang ibunya ucapkan sebelum Feli bergegas pergi ke rumah sakit tadi malam.Bukan. Feli bukan datang untuk Archer, melainkan untuk Kimberly. Ia tidak ingin memedulikan pria itu, toh memang sudah kewajiban Archer untuk melindungi putri mereka apapun yang terjadi.Namun, entah mengapa seperti ada yang mengganjal di hati Feli ketika ia menolak semua informasi tentang Archer dari orang-orang yang datang ke ruang rawat Kimberly.Pukul delapan pagi. Feli masih duduk di tempat yang sama, di samping ran

    Last Updated : 2022-12-11
  • Istri yang Tak Diinginkan   83. Bertemu Lagi

    Sore harinya Archer sudah siuman. Namun hatinya terasa hampa ketika tidak menemukan siapapun di ruangan rawatnya. Definisi dari anak yang ditelantarkan keluarga dan suami yang ditendang istri itu kini benar-benar ia rasakan. Rasanya sepi dan sunyi. Pintu ruangan terbuka. Archer langsung menolehkan kepala ke arah pintu. Namun detik berikutnya ia mendesah kecewa karena yang datang bukan wanita yang sangat ia harapkan kehadirannya. ‘Bagaimana perasaan Feli saat tahu aku di sini?’ batin Archer sembari menatap langit-langit ruangan. Archer langsung sadar kalau kemungkinan besar Feli tidak akan peduli kepadanya. Dia pria yang telah menyakitinya selama bertahun-tahun. “Saya periksa dulu ya, Pak, ya,” ucap perawat yang barusan membuka pintu. Archer mengangguk samar. Ia membiarkan perawat itu melakukan tugasnya. “Suster, apa tidak ada yang datang ke ruangan ini selama saya belum siuman?” tanya Archer penasaran. Tega sekali keluarganya jika tidak ada yang menjenguk, pikirnya. Sang peraw

    Last Updated : 2022-12-12
  • Istri yang Tak Diinginkan   84. Balasan Untuknya

    Archer tertegun. “Bercinta?” ulangnya, memastikan kalau pendengarannya masih berfungsi dengan baik. “Apa maksudmu dengan aku bercinta bersama wanita itu?”“Pura-pura lupa?” Feli tersenyum sinis. “Sesuai dugaanku. Terus saja bersandiwara, Archer, sampai semua orang nggak ada yang akan percaya pada ucapanmu lagi!”Feli membalikkan badan, kakinya melangkah menjauhi Archer. Dengan cepat Archer menekan tuas di lengan kursi untuk menyusul Feli. Ditariknya tangan wanita itu hingga langkah kaki Feli terhenti.Sambil menahan rasa sakit di tubuhnya, Archer bangkit berdiri. Ia bisa merasakan tubuh Feli menegang ketika ia memeluk dadanya dari belakang menggunakan satu tangan. Tangan yang lain Archer gunakan untuk memegangi infusan.“Lepas!” desis Feli, tapi ia tidak memberontak. Mungkin Feli tahu itu akan membuat Archer kesakitan. “Lepaskan aku, Archer!”“Sebentar saja,” gumam Archer, “aku ingin begini dulu, sebentar.”Feli menggigit bibir bawahnya yang gemetar, mencoba menahan rasa sakit ketika

    Last Updated : 2022-12-12
  • Istri yang Tak Diinginkan   85. Siapa Pelakunya?

    “Seorang wanita ditemukan pingsan di pinggir jalan dalam kondisi tubuh tanpa busana dan luka memar di beberapa bagian tubuhnya. Wanita tanpa identitas ini diduga sebagai korban pelecehan seksual yang kemudian dibuang oleh pelaku di pinggir jalan.”Suara presenter berita pagi itu menggemparkan seisi restoran. Suasana mendadak riuh.“Apa dia sudah meninggal?”“Kurasa belum. Barusan kata presenternya dia pingsan.”“Penjahatnya keji banget sih, apa mereka nggak punya ibu dan saudara perempuan?”“Ya Tuhan, semoga aku dan keluargaku selalu dilindungi dari kejahatan keji begitu.”Feli yang baru saja membayar makanannya di kasir mendengarkan obrolan para pengunjung tersebut.Pagi ini ia sengaja membeli makanan di restoran di samping rumah sakit sekaligus ingin mencari udara segar, walau akhirnya udara yang ia dapati sudah tercemar dengan polusi udara.Karena penasaran, Feli lantas mengalihkan tatapannya ke layar televisi berukuran 21 inchi yang menempel di dinding, sedang menampilkan sosok per

    Last Updated : 2022-12-14
  • Istri yang Tak Diinginkan   86. Surat Dari Sang Mertua

    “Bos, lima menit lagi!” teriak Erra sembari membetulkan balon berwarna hitam yang tatanannya sedikit tidak rapi. Balon-balon berwarna hitam, merah dan putih didesign membentuk huruf u terbalik di pintu masuk bagian luar.Mendengar seruan Erra, Archer pun melirik jam dinding, ia belum membeli jam tangan baru. Mungkin nanti kalau usahanya sudah sukses akan membeli arloji bermerek seperti dulu.“Oke, sudah paham sampai sini?” Archer kembali meluruskan pandangan pada Janu yang akan bertugas sebagai koki merangkap jadi barista.Di samping Janu ada seorang wanita yang merupakan influencer yang memiliki penggemar lebih dari satu juta followers. Lalu di sisi Janu yang lain ada tiga orang laki-laki muda berpenampilan ikonik dan keren. Mereka adalah grup band yang akan ikut meramaikan acara peresmian Fantastic Cafe hari ini.“Paham, Bos.” Janu mengangguk. Sebagai koki dan barista berpengalaman, harusnya ia biasa saja menghadapi pelanggan yang kemungkinan besar akan membludak hari ini. Namun Jan

    Last Updated : 2022-12-14
  • Istri yang Tak Diinginkan   87. Pengakuan

    Archer tidak terkejut dengan gugatan cerai ini. Sebab ia tahu, ayah mertuanya tengah mengusahakan perceraian untuknya dan Feli. Akan tetapi, yang membuat Archer terkejut; kenapa harus besok?! Kenapa cepat sekali waktu persidangannya? Itu membuat Archer tak bisa menyiapkan apapun atau mencegahnya. Ia hanya punya waktu kurang dari 24 jam saja. Dulu, ia berhasil mengagalkan rencana Feli saat menggugatnya secara diam-diam. Saat itu ia masih memiliki kekuasaan dan uang. Mudah sekali baginya untuk menghentikan proses gugatan cerai tersebut. Namun, kini… Archer tak yakin, apakah dirinya sanggup menghentikan sidang itu dengan ‘tangan kosong’ atau tidak? Bukan pesimis. Ia hanya berpikir realistis. Melawan ayah mertuanya yang memiliki kekuasaan menggurita bukanlah sesuatu yang mudah baginya, yang sudah miskin, tak punya kekuasaan pula. “Saya mau bertemu Papa, izinkan saya masuk!” desis Archer pada bodyguard yang menghalangi langkahnya, di depan teras mansion mewah sang ayah mertua. “Tuan

    Last Updated : 2022-12-17

Latest chapter

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 12 (TAMAT)

    Setelah hampir empat jam mengasuh putra dan putrinya, Malik akhirnya bisa bernapas lega saat bertemu lagi dengan Kimberly. Raut muka istrinya itu tampak lebih cerah dan ceria. Sepertinya Kimberly sudah tidak badmood lagi gara-gara Malik berfoto dengan Yoana tadi.“Gimana anak-anak? Mereka rewel nggak?” Kimberly mengambil alih anak perempuan berpipi chubby dari pangkuan Malik.“Rewel sih nggak, tapi yah… cukup membuatku berkeringat.” Malik tersenyum dan mengedikkan bahu.Kimberly mengamati suaminya sesaat, lalu tertawa karena penampilan pria itu tampak acak-acakan. Ia mengecup pipi Malik dan berkata, “Terima kasih udah kasih aku waktu buat me time.”Malik mengerjap dan memegangi pipinya sambil bergumam, “Kita harus pulang sekarang, Sayang.”“Kenapa? Kan belum beli susu buat Timur di supermarket.”“Malam ini kita titipin anak-anak di Mami sama Papi aja, ya? Besok kita ambil lagi mereka pagi sebelum aku—Oke oke! Nggak jadi, aku cuma bercanda,” ralat Malik dengan cepat saat Kimberly mencub

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 11. Time Flies

    Empat tahun kemudian.“Eh? Bukannya dia mantan pembalap itu, ‘kan?”“Iya, Jeng, yang kemarin ramai dibahas sama hampir semua orang tua murid itu, Jeng.”“Anaknya beneran sekolah di sini?”“Iya.”“Yang bener? OMG! Kita bakalan ketemu dia terus dong! Ganteng banget ya Tuhan.”“Itu kalau setiap hari dia antar jemput anaknya.”“Eh! Emang setiap hari tauk! Kalian berdua aja yang baru lihat. Pagi dan siang dia selalu antar jemput.”“Duh, suami idaman banget sih…. Beruntung banget yang jadi istri dia. Udah ganteng, kaya, perhatian sama anak, lagi. Ya Tuhan, mau yang begini satu aja, please.”Malik menghela napas berat. Ia tidak bermaksud menguping pembicaraan tiga atau empat wanita—entah yang pastinya berapa orang karena Malik tidak begitu memperhatikan—yang sedang membicarakan dirinya, tapi suara mereka terlalu jelas di telinga Malik, sehingga mau tidak mau ia harus mendengarkan dirinya menjadi bahan gosip ibu-ibu.Sudah satu minggu Timur masuk sekolah ke playgroup. Setiap hari Malik selalu

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 10. Timur Malvin Rozano

    “Sayang! Gimana kondisi kamu? Apanya yang sakit?!” tanya Malik dengan raut muka menegang sambil berlari menghampiri ranjang yang ditempati Kimberly. “Perut aku sakit… pinggang aku juga panas.” Kimberly meringis kesakitan. Namun ada yang berubah dalam sorot matanya, ia seolah-olah merasa lega dan aman setelah melihat kedatangan suaminya. Malik merundukan badan, memeluk Kimberly dan mengecup keningnya berkali-kali. Ia berbisik, “Sabar, ya. Maaf aku terlambat.” “Bau!” Malik terkejut saat Kimberly mendorong dadanya. “Eh? Kenapa? Siapa yang bau?” “Kamu,” jawab Kimberly seraya menggigit bibir bawah, menahan rasa sakit yang kembali menyerang dan rasanya tak tertahankan. “Kamu bau debu.” “Ah, ini….” Malik menggaruk tengkuk dan menghidu tubuhnya sendiri. “Barusan aku naik motor, Sayang. Soalnya di jalan macet banget, nggak mungkin bisa sampai dengan cepat kalau aku tetap pakai mobil,” jelasnya sambil menggenggam tangan sang istri. “Apa perlu aku ganti baju dulu? Tapi aku nggak bawa baju c

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 9. Kontraksi

    7 bulan kemudian.“Kakak, jangan lupakan aku. Aku juga adik kamu, adik yang paling ganteng!”“Diam!” Kimberly menjauhkan wajah Ernest dari hadapannya. “Kamu ngehalangin pemandangan aku tahu nggak?”Ernest cemberut.Kemudian Kimberly tersenyum lebar pada bayi berusia 4 bulan yang baru saja membuka mata, di atas kasur yang ia dan Ernest duduki.“Selamat siang Cheryl! Adiknya Kakak yang paling cantik! Nyenyak banget tidurnya ya?” goda Kimberly dengan nada bicara khas anak-anak.Cheryl tersenyum. Dia berguling sendiri hingga tengkurap.“Ugh! Jangan percaya sama kelembutan kakak kita, Dek, aslinya dia itu cerewet dan galak. Kamu kalau sudah besar nanti pasti jadi bahan omelan dia—auwh!” Ernest tiba-tiba mengaduh saat Kimberly menjewer telinganya.“Diam,” bisik Kimberly dengan kesal. “Jangan meracuni otak bayi dengan omongan kamu yang negatif itu ya!”“Aku ‘kan bicara apa adanya,” gumam Ernest sembari mengusap-usap telinga.Kimberly mendelik pada Ernest, lalu kembali tersenyum lebar pada Ch

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 8. Babymoon II

    “Gimana perasaan kamu?” bisik Malik seraya mengelus pipi Kimberly dengan lembut.Kimberly terdiam. Harusnya ia yang bertanya seperti itu kepada Malik.Detik berikutnya, Kimberly tersenyum lebar, tangannya mengusap-usap perut dan berseru riang, “Anak kita sepertinya senang banget, Babe! Dia bikin perasaan aku jadi makin bahagia setelah lihat kamu ngendarain motor balap barusan!”“Benarkah?” Malik ikut tersenyum lebar.Kimberly mengangguk cepat. Ia langsung melompat ke pelukan Malik, melingkarkan tangan di leher pria yang masih memakai baju balapan yang dulu sering dia pakai. Malik terlihat tampan sekali dengan baju itu, mengingatkan Kimberly akan kebersamaan mereka sebelum menikah.“Terima kasih, ya! Aku jadi rindu nonton kamu balapan.” Kimberly terkekeh, suaranya terdengar teredam karena bibirnya terbenang di pundak Malik. “Kalau kamu? Gimana perasaan kamu sekarang?”“Perasaanku?” ulang Malik.“Hm-hm. Apa barusan bisa mengobati kerinduan kamu sama balapan?”“Iya.” Malik bergumam dan m

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 7. Babymoon

    Jam dinding sudah menunjukkan pukul 23.25 waktu Andorra. Kimberly merebahkan tubuhnya di kasur berseprai abu tua. Matanya menatap plafon putih dengan penerangan lampu warm white.Mereka baru saja tiba di Andorra pukul 18.30 waktu setempat. Perjalanan ini atas inisiatif Kimberly yang mengidam ingin tidur di kamar Malik, di rumahnya yang ada di Andorra. Setelah mendengar keinginan istrinya, Malik langsung memesan tiket pesawat.“Ternyata begini rasanya ada di kamar kamu.” Kimberly terkekeh dan melirik Malik yang baru saja selesai memindahkan semua pakaian mereka dari koper ke dalam lemari.Tadi Kimberly berniat membantu, tapi Malik melarangnya dan malah menyuruhnya untuk istirahat.“Gimana rasanya? Aneh?” Malik melepas kaos putihnya dan menghampiri ranjang.“Nyaman banget!” Kimberly meringis, ia mengangkat kedua tangan ke atas untuk menyambut Malik yang baru saja menaiki ranjang dan memeluknya. Tangan Kimberly mengalung di leher Malik.Ia sempat menahan napas dengan jantung berdebar-deb

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 6. Para Suami Nunggu Istri

    “Tunggu! tunggu! Mami nggak salah dengar, ‘kan? Kamu… hamil?”Kimberly mengangguk cepat berkali-kali sembari tersenyum lebar.Feli tercengang. Ia dan Archer saling tatap satu sama lain dengan tatapan terkejut. Lalu detik berikutnya keduanya sama-sama menghela napas lega dan tertawa.“Ya Tuhan, terima kasih… Mami senang sekali dengarnya, Sayang!” ucap Feli dengan mata berbinar-binar dan memeluk Kimberly. “Pantas saja akhir-akhir ini Mami ngerasa ada yang berbeda sama kamu.”“Oh ya? Mami bisa ngelihat perubahan aku? Kok aku nggak?”“Mami ini ibu kamu, Kim. Selama dua puluh satu tahun tinggal bareng-bareng, masa Mami nggak bisa menyadari sesuatu yang berbeda sama kamu?” Feli terkekeh kecil, tangannya menepuk-nepuk punggung Kimberly. Ekspresi wajahnya terlihat cerah, secerah langit siang ini di luar sana. Walau air matanya tampak menggenang, tapi itu adalah tangis kebahagiaan.“Mami kok nangis?” tanya Kimberly sesaat setelah pelukannya terlepas. Ia cemberut seraya menangkup pipi sang ibu.

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 5. Suami Sigap

    Gimana kalau sekarang Malik sedang mencari kesenangan di luar karena keadaan di rumah tidak membuatnya nyaman?Satu pertanyaan itu tiba-tiba membuat Kimberly menegakkan punggung. Wajahnya menegang. Air matanya seakan tak ingin berhenti mengalir saat membayangkan Malik melampiaskan kekesalannya dengan menghabiskan waktu bersama wanita lain.“Kamu jahat!” Kimberly menangis sambil membenamkan wajah di atas lutut. “Kamu main pergi begitu aja tanpa memikirkan perasaanku!”Setelah cukup lama menangis sendirian hingga ruangan kamarnya berubah gelap karena sudah memasuki malam, Kimberly akhirnya mandi supaya pikirannya lebih jernih.Dua puluh menit kemudian, ia sudah berganti pakaian dan tubuhnya terasa segar, tapi pikirannya tetap saja kacau. Kimberly mencoba menghubungi Malik lagi, tapi berakhir sia-sia.“Non Kimmy, mau makan malam, Non? Makanannya sudah siap di meja,” ujar Bik Nining yang menghampiri kamar Kimberly.Kimberly menggeleng lesu. “Aku nggak lapar, Bik. Nanti saja makannya.”“No

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 4. Malik Pergi

    “Sayang, aku pulang!”Mendengar seruan Malik, secara spontan Kimberly terbangun dan menaruh remote di meja. Lalu ia bergegas menyongsong Malik ke pintu utama dengan langkah-langkah cepat.“Kamu bawa nasi lemaknya?” tanya Kimberly dengan mata berbinar-binar.“Bawa dong. Nih!”Kimberly tersenyum lebar saat Malik menunjukkan bingkisan di tangannya. Ia langsung merebut bingkisan tersebut. “Terima kasih!” serunya, ceria.Tepat saat Malik akan mengecup bibir Kimberly—sesuatu yang selalu Malik lakukan setiap kali pulang ke rumah, Kimberly tiba-tiba melesat pergi, membuat bibir Malik tidak punya tempat untuk berlabuh.“Hey! Kenapa pergi begitu aja?” protes Malik, yang tak ditanggapi Kimberly. Malik hanya menghela napas pasrah, lalu melangkah masuk mengikuti sang istri.Kimberly terlihat sedang menghidu aroma nasi lemak yang masih terbungkus. Malik tersenyum, lalu mengambil piring bersih dan menaruhnya di meja.“Ini pasti kerjaan kamu nih, Mama kamu senang banget cuma dapat nasi lemak doang,”

DMCA.com Protection Status