Share

3. Lebih Percaya Bukti

“Feli, apa karena aku nggak ada di rumah, kamu jadi sesuka hati berkencan dengan selingkuhanmu?!”

Feli mengerutkan kening. Ia benar-benar tidak mengerti kenapa Archer bisa menuduhnya berselingkuh. Bukankah di antara mereka Archer-lah yang berselingkuh?

“Selingkuhanku apa maksudmu, Archer?”

“Jangan pura-pura nggak mengerti,” timpal Archer seraya mengetatkan rahangnya. “Bagaimanapun juga kamu tetap istriku, Feli. Kamu harus menjaga nama baik suamimu di depan orang lain!”

Feli tersenyum kecut. Archer ingin dihargai sebagai suami, tetapi dia sendiri tidak pernah menghargainya sebagai seorang istri.

Sejujurnya Feli mengakui, Archer tidak melupakan tanggung jawabnya sebagai suami dalam memberi nafkah lahir. Archer juga menyayangi Kimberly dan menjadi sosok ayah yang baik.

Hanya saja, Feli tidak mendapatkan hak batinnya. Hingga Feli merasa menjadi wanita yang tidak dicintai dan tidak diinginkan kehadirannya. Karena yang ada di hati Archer adalah wanita lain.

“Masih belum mengerti di mana letak kesalahanmu?” tanya Archer, yang membuat Feli keluar dari lamunannya.

“Terlalu banyak kesalahan yang aku miliki di matamu.” Feli mengesah panjang. “Sampai aku nggak tahu kesalahan apa lagi yang aku lakukan sekarang.”

Archer terdiam sesaat. Sorot matanya tampak suram. Sebelum akhirnya ia melemparkan dua lembar foto ke atas meja makan yang ada di samping mereka. Feli mengambilnya dengan kening berkerut. Itu adalah foto dirinya sedang bersama Rafi yang tengah menggendong Kimberly.

Tak butuh waktu lama bagi Feli untuk mengingat kapan foto ini diambil. Dilihat dari pakaian semi formal bermotif bunga yang ia kenakan, foto ini pasti diambil kemarin di Blossom Boutique—butik milik Feli.

Namun yang jadi pertanyaannya, kenapa Archer memiliki foto ini? Apa dia memerintahkan seseorang untuk memata-matainya? Kalau memang iya, sejak kapan Archer mengirim mata-mata? Bukankah selama ini Archer tidak pernah peduli pada kehidupan Feli sama sekali?

Laki-laki yang bersama Feli di foto ini adalah Rafi. Dia CEO perusahaan yang bergerak dalam bidang fashion. Perusahaan Rafi dan Blossom Boutique memang sedang bekerjasama. Kemarin Rafi datang ke butik untuk mendiskusikan beberapa hal. Kebetulan saat itu Kimberly terjatuh tepat di hadapan Rafi, maka dari itu Rafi langsung menggendong Kimberly yang menangis lalu menenangkannya.

“Sekalipun kamu nggak pernah bersikap baik sama aku selama pernikahan kita, aku nggak pernah punya niat untuk mencemarkan nama baik kamu,” ucap Feli dengan ekspresi datar.

“Sayangnya, aku lebih percaya bukti daripada ucapanmu.”

“Aku sama sekali nggak berharap kamu mempercayaiku.”

Rahang Archer tampak berkedut. Jari jemarinya terkepal. “Apa bisa sekali saja kamu nggak menimpali ucapanku, Feli?”

Archer benar-benar tidak suka dengan sikap Feli yang selalu membantah dan menimpali ucapannya. Berbeda sekali dengan Belvina yang lembut dan penurut. Belvina tak pernah sekalipun berani menimpali ucapannya ataupun melawan.

“Nggak ada alasan bagiku untuk menuruti ucapan pria, yang nggak pernah menganggapku sebagai seorang istri.”

Archer seketika terdiam. Sorot matanya berubah semakin kelam dan ekspresinya tampak keruh.

“Nggak menganggapmu sebagai seorang istri kamu bilang?” Archer bertanya dengan nada dingin. “Berhenti bersikap seolah-olah akulah penjahat dalam hubungan kita, Feli! Padahal di sini kamulah yang bersalah. Kamu sudah merenggut masa depan Belvina tanpa merasa bersalah sedikit pun!” cecar Archer lagi tanpa perasaan.

Sakit?

Tentu saja.

Namun, Feli sudah terbiasa dengan ucapan Archer yang selalu menyalahkannya setiap kali mereka bertemu. Feli sudah tak tahu yang mana lagi rasa sakit dan bukan. Hatinya terasa kebas dan mungkin… akan mati rasa jika tidak segera diselamatkan.

Feli tersenyum kecut. Memangnya siapa yang mau menyelamatkannya? Satu-satunya pria yang membuat Feli jatuh cinta adalah pria yang justru menorehkan luka setiap waktu.

“Kalau sudah puas memarahiku lebih baik kamu temui Kimmy. Dia selalu bertanya tentang kamu sejak dua minggu yang lalu,” ujar Feli dengan suara lelah.

Energinya selalu terkuras setiap kali berhadapan dan bertengkar dengan Archer.

Feli menaruh kembali foto dirinya dan Rafi ke atas meja. Sebelum akhirnya berlalu pergi dari hadapan Archer yang masih menatapnya dengan tajam.

Feli menaiki tangga. Ia bisa merasa tatapan tajam Archer terus mengikutinya, seakan-akan ingin menusuk punggungnya.

Masuk ke dalam kamar, Feli duduk dan bersandar pada headboard ranjang sembari memeluk lutut. Ya, ini kamarnya. Sedangkan kamar Archer ada di lantai tiga. Mereka tidak pernah tidur bersama. Kecuali saat Kimberly meminta tidur didampingi mereka, ketika mereka menginap di rumah orang tua masing-masing, atau… ketika Archer meminta haknya sebagai seorang suami.

Selain karena ketiga alasan itu, mereka selalu tidur di kamar masing-masing.

Suara dentingan ponsel membuyarkan lamunan Feli. Dengan malas diraihnya ponsel di atas nakas. Ia melihat nama Rafi terpampang di layar.

Mengenai Rafi, Feli jadi teringat dengan tudingan Archer beberapa saat yang lalu. Biasanya Archer tak pernah mau peduli dengan siapa dan ke mana Feli pergi. Tetapi hari ini, Archer terlihat marah saat melihat foto tersebut. Benar-benar aneh.

Feli jadi berpikir, mungkinkah selama sebulan bersama di Singapura, Belvina telah mencuci otak Archer hingga pria itu berpikiran bahwa Feli berselingkuh selama ditinggalkan olehnya?

Entahlah.

Feli menghela napas panjang. Ia tidak bisa berpikir positif jika itu mengenai Belvina.

Tak ingin memikirkan selingkuhan suaminya, Feli lantas membuka pesan dari Rafi. Rafi mengirim foto boneka kuda poni.

[“Tadi aku sudah janji sama Kimmy akan memberi dia boneka kuda poni ini. Tolong kasih tahu Kimmy, kalau kuda poninya sudah ada di tanganku.”]

Feli berpikir sejenak. Ia memang sempat mendengar, saat Kimberly jatuh dan menangis tadi siang, Rafi membujuk Kimberly agar berhenti menangis. Rafi berjanji akan membelikannya kuda poni. Mendengar boneka yang diidam-idamkannya, tangisan Kimberly langsung berhenti dan mendadak tersenyum ceria.

[“Terima kasih, Raf. Nanti aku sampaikan pesan kamu ke Kimmy.”] Feli membalas pesan Rafi.

Kerjasama yang terjalin lebih dari satu tahun membuat interaksi Feli dan Rafi terasa jauh lebih akrab. Mereka seumuran. Rafi pernah protes kala Feli memanggilnya dengan panggilan ‘Pak Rafi’. Pria yang sikapnya humble dan menyenangkan itu memaksa Feli agar memanggilnya nama saja jika sedang berdua.

Feli menaruh ponsel ke tempat semula. Saat akan mematikan lampu utama, Feli jadi teringat, bahwa Kimberly pun pernah meminta boneka serupa kepada Archer minggu lalu lewat video call. Feli penasaran, apakah Archer mengabulkan keinginan anaknya atau tidak?

Jika tidak, Feli tidak kuasa membayangkan akan sekecewa dan sesedih apa Kimberly saat mengetahuinya.

***

Komen (15)
goodnovel comment avatar
Vanya Aqeela Devega
keren keren
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
dia yg selingkuh tapi malah nuduh Feli selingkuh...
goodnovel comment avatar
Ani Fatimah
kebenaran akan terbukti
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status