Home / Pernikahan / Istri yang Tak Diinginkan / 218. Lisensi Seumur Hidup

Share

218. Lisensi Seumur Hidup

last update Last Updated: 2023-04-08 22:18:46

“Dari siapa?” tanya Feli penasaran ketika raut muka Archer mendadak terlihat jengkel.

Archer melirik Feli sejenak dengan lirikan masam. “Dari orang nggak penting.”

“Siapa, sih?”

Akhirnya Feli bangkit dan mengambil bingkisan tersebut dari tangan Archer, demi menuntaskan rasa penasarannya. Mata Feli seketika membulat dan bergumam, “Rafi?”

“Kamu masih berkomunikasi dengan dia?” Mata Archer memicing curiga.

Tak tanggung-tanggung, Feli mengangguk jujur di depan suaminya, yang membuat raut muka Archer terlihat semakin masam.

“Seberapa sering?” selidik Archer.

“Nggak sering-sering banget,” jawab Feli sembari menaruh kembali bingkisan itu di meja. “Dia suka nanyain kabar Kimmy, mana mungkin nggak aku jawab? Niat baik orang lain harus disambut dengan baik juga, ‘kan?”

“Kimmy anakku, bukan anak dia yang harus selalu dia tanyai kabarnya!”

Feli menghela napas panjang dan berdiri di hadapan Archer, kedua telapak tangannya menangkup rahang pria itu yang ditumbuhi rambut halus yang baru saja tumbuh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Ryanab Nie
ya ampyun berebut mimi cucu ...
goodnovel comment avatar
Irma Zuraida
puasa duluuu Archer.....
goodnovel comment avatar
eksa viera
wkwkwk Archer absurd amat dah, masa ga mau kalah ma baby Ernest
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri yang Tak Diinginkan   219. Galeri Foto Suami

    Setelah Ernest kembali terlelap, Feli memutuskan untuk membuka paket yang masih teronggok di atas meja. Archer sedang tidak ada. Akibat percakapannya tadi, pria itu kini berakhir di ruang olahraga.Padahal kakinya belum sembuh total, tapi Archer sedikit pun tidak mengeluh.Setelah membuka kertas pembungkus terluar, kini Feli menggunting bubble wrap hingga tersisa box kardus berbentuk persegi. Ia membuka kardus tersebut, lalu terkejut begitu melihat isinya.Ada sepuluh eksemplar buku cerita anak, full warna dengan judul yang berbeda, berbahasa inggris dan jilidnya tebal. Lalu ada paper bag putih berisi bedong bayi berbentuk teddy bear, bahannya seperti selimut, lembut dan hangat.Saat Feli akan membuka buku cerita itu satu persatu, sebuah amplop tiba-tiba terjatuh ke kakinya. Ia memungutnya dan membukanya. Rupanya amplop itu berisi kartu ucapan dari Rafi.‘Selamat atas kelahiran anak keduamu, Fel. Aku ikut bahagia mendengarnya. Tapi aku nggak pandai memilih hadiah, aku diberitahu oleh

    Last Updated : 2023-04-08
  • Istri yang Tak Diinginkan   220. Jangan Memandangi Pria Lain

    Setelah melakukan beberapa kali sesi konsultasi dengan Eva, Feli akhirnya sudah bisa menjalani aktifitasnya di luar rumah dan berbaur dengan banyak orang.Ia juga sudah beraktifias kembali di butik meski hanya datang sesekali untuk mengecek pekerjaan atau meeting dengan seluruh staf dan kliennya.Namun, tetap saja, setelah pertemuan dengan orang lain itu berakhir, Feli akan merasa lelah sendiri dan keringat dingin keluar dari pelipis dan dahinya.Archer selalu sigap menemani dan menomorsatukan Feli di atas urusannya. Dia selalu ikut setiap kali Feli ada kegiatan di luar, lalu menyiapkan bahu dan dadanya sebagai sandaran setiap kali Feli merasa lelah dan takut.Sampai akhirnya hari persidangan Eden pun tiba. Archer dan Feli akan datang ke pengadilan untuk memberikan keterangannya sebagai korban dan saksi, hari ini.“Sunshine, are you oke?” bisik Archer seraya memeluk istrinya dari belakang. Ditatapnya manik hazel yang berbulu lentik itu melalui cermin di hadapan mereka. “Masih ada wakt

    Last Updated : 2023-04-09
  • Istri yang Tak Diinginkan   221. Tamparan Untuk Pelakor

    Proses persidangan untuk Eden pun akhirnya selesai dilaksanakan. Sidang kali ini adalah untuk proses pembuktian dengan mendatangkan beberapa saksi termasuk Archer dan Feli. Juga berbagai barang bukti yang diperlihatkan selama persidangan.Feli memperhatikan suaminya yang tampak tidak sabar menanti sidang keputusan yang kemungkinan dilakukan beberapa minggu ke depan. Mungkin Archer ingin segera melihat wajah Eden yang terpuruk ketika hakim memberi putusan hukuman yang akan didapatkannya.Ketika Eden keluar dari ruang persidangan pun, Archer menghunuskan tatapan tajamnya kepada pria yang kedua tangannya diborgol itu.Feli tidak banyak berkata-kata, ia hanya mengusap bahu Archer supaya suaminya itu tetap tenang dan bisa mengendalikan emosinya.Ketika Feli sedang memperhatikan raut muka Archer, tanpa sengaja ia melihat sosok wanita yang memakai masker. Wanita itu juga sempat memberikan keterangannya di kursi pemeriksaan tadi. Dia Andita. Pandangannya sempat bersitatap dengan Feli, sebelum

    Last Updated : 2023-04-11
  • Istri yang Tak Diinginkan   222. Akan Memberimu Hukuman

    Archer terlihat marah, yang membuat Feli berusaha mundur tapi punggungnya mentok ke mobil dan tak bisa menghindar. Mata Feli mengerjap. Bukan hanya merasa bersalah, tapi ia juga sedikit takut melihat ekspresi suaminya itu.“A-ada apa?” tanya Feli basa basi ketika Archer sudah berdiri di hadapannya.Archer tidak menjawab. Mata elangnya hanya menatap Feli tanpa berkedip, itu membuat Feli jadi salah tingkah.“Kamu marah? Tapi… kenapa?”“Kamu nggak sadar?” tukas Archer dengan rahang mengetat.Dengan wajah tanpa dosa, Feli menggeleng pelan.“Astaga…!” Archer mengusap wajahnya dengan kasar, lalu membuang napas. “Kamu ingat? Tadi kamu meminta izin padaku cuma sebentar. Sebentar! Tapi apa buktinya? Sampai sepuluh menit kamu nggak juga kembali. Aku keluar cari kamu, ada orang yang bilang padaku kalau tadi kamu ngobrol sama Andita, tapi aku lihat kamu dan Andita sama-sam

    Last Updated : 2023-04-11
  • Istri yang Tak Diinginkan   223. Sabar Ya, Papi

    Feli beringsut mendekati Archer, lalu memeluk lengannya dan merebahkan kepala di bahu bidangnya itu. Ia sempat menahan napas ketika Archer mengecup puncak kepalanya. “Kenapa di dunia ini harus ada pelakor, ya?”“Hm?” Alis Archer terangkat. “Pelakor?”“Iya.” Feli mengangguk. “Kalau nggak ada perebut suami atau istri orang, mungkin angka perceraian di dunia akan menurun sebanyak dua puluh sampai empat puluh persen.”Archer menghela napas panjang, ia sedikit tersindir karena sempat menjadi pelaku perselingkuhan di masa lalu.“Menurutku… perselingkuhan ada karena baik istri maupun suami sama-sama nggak mau terbuka dan komunikasi dengan baik.”Feli mendongak, menumpukan dagu di bahu Archer dengan mata memicing. “Mengomunikasikan apa? Bicara kalau udah nggak cinta sama istri atau suami, lalu jujur sudah tertarik dengan wanita atau pria lain di luar sana. Begitu?”“Ya itu salah

    Last Updated : 2023-04-11
  • Istri yang Tak Diinginkan   224. Nggak Pakai Tangan

    Feli menyunggingkan senyuman lebar dan berteriak kecil. Pancaran kebahagiaan terlihat jelas dalam sorot matanya. Ia menekan sebuah tombol, hingga kaca pintu di sampingnya turun perlahan.“Udaranya segar banget, Archer!” pekik Feli seraya melongokan wajah ke celah yang terbuka itu, dihirupnya dalam-dalam udara segar dan sejuk kawasan puncak yang sedang mereka lewati. Kiri dan kanan jalan dipenuhi kebun teh dan dipagari pepohonan hijau.“Hari-hati, kepala kamu jangan terlalu keluar, Sunshine. Bahaya.”“Ish! Nggak, lah!” sergah Feli dengan mata mendelik ke arah Archer—yang juga tengah menurunkan kaca pintu dan mematikan AC. Detik berikutnya Feli kembali tersenyum lebar dan melihat ke luar. “Kenapa nggak pakai mobil kamu yang putih aja, sih? Biar atapnya bisa dibuka.”“Ah, iya juga ya.” Nada bicara Archer terdengar menyesal. “Kenapa nggak kepikiran?” Ia berdecak lidah.“Nggak apa-apa. Berarti lain kali kita harus ke sini lagi bareng anak-anak.”“Iya, kalau Ernest sudah agak gede. Kasihan

    Last Updated : 2023-04-12
  • Istri yang Tak Diinginkan   225. Cuaca Yang Dingin

    Di tengah-tengah dinginnya udara Puncak siang itu, terdengar decap halus dari dua indra perasa yang saling bertaut, diiringi dengan napas yang memburu. Feli tak bisa menolak sentuhan suaminya dan ia membalas pagutan pria itu dengan sama liar. Feli sempat memekik tertahan ketika Archer mengangkat tubuhnya ke pangkuan ala bridal.“Kita ke kamar, kaca di sini transparan ke luar,” bisik Archer di sela-sela pagutannya. Kakinya melangkah pelan menaiki anak tangga tanpa melepaskan tautan bibir mereka.“Buka pintunya.” Suara serak Archer kembali terdengar.Feli menurut, ia melepas satu tangannya dari leher Archer untuk memutar kenop pintu, lalu mendorongnya hingga terbuka lebar. Ruangan kamar itu tidak terlalu luas. Dinding dan lantainya terbuat dari kayu dengan interiornya yang bergaya vintage.Feli tidak sempat menelusuri pemandangan di seisi ruangan, sebab wajah Archer kembali menghalangi pandangannya. Bibir mereka saling bertaut dan dengan perlahan Archer menurunkan Feli di atas satu-satu

    Last Updated : 2023-04-13
  • Istri yang Tak Diinginkan   226. Butuh Liburan

    “Tapi… dingin,” keluh Feli sembari memeluk dadanya sendiri. “Berenangnya kalau lagi siang-siang aja pas ada matahari.”“Kamu masih gampang menggigil, hem?” Archer melepas tangannya dari perut Feli, lalu memutar tubuh wanita itu hingga saling berhadapan dan menariknya ke dalam dekapan.“Iya. Tadi waktu mandi airnya dingin banget.”“Kamu mandi pakai air dingin?”“Nggak. Air hangat, kok. Nggak bakal kuat, Yang, kalau pakai air dingin.” Feli mengeratkan pelukannya di pinggang Archer, pipinya bersandar di dada bidang yang harum dan hangat itu. Angin sore yang dingin berembus terasa menusuk kulit.“Padahal sudah lebih dari satu bulan sejak operasi caesar, tapi kamu masih merasa dingin. Apa itu berbahaya?”Feli tertawa kecil meningkahi ucapan suaminya yang bernada sedikit panik itu. “Bahaya dari mananya, sih? Ya nggak, lah.” Kali ini Feli memasukkan tangannya yang mulai dingin ke dalam kaos Archer, yang mampu mengalirkan rasa hangat saat menyentuh kulit punggung suaminya secara langsung.“Aku

    Last Updated : 2023-04-14

Latest chapter

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 12 (TAMAT)

    Setelah hampir empat jam mengasuh putra dan putrinya, Malik akhirnya bisa bernapas lega saat bertemu lagi dengan Kimberly. Raut muka istrinya itu tampak lebih cerah dan ceria. Sepertinya Kimberly sudah tidak badmood lagi gara-gara Malik berfoto dengan Yoana tadi.“Gimana anak-anak? Mereka rewel nggak?” Kimberly mengambil alih anak perempuan berpipi chubby dari pangkuan Malik.“Rewel sih nggak, tapi yah… cukup membuatku berkeringat.” Malik tersenyum dan mengedikkan bahu.Kimberly mengamati suaminya sesaat, lalu tertawa karena penampilan pria itu tampak acak-acakan. Ia mengecup pipi Malik dan berkata, “Terima kasih udah kasih aku waktu buat me time.”Malik mengerjap dan memegangi pipinya sambil bergumam, “Kita harus pulang sekarang, Sayang.”“Kenapa? Kan belum beli susu buat Timur di supermarket.”“Malam ini kita titipin anak-anak di Mami sama Papi aja, ya? Besok kita ambil lagi mereka pagi sebelum aku—Oke oke! Nggak jadi, aku cuma bercanda,” ralat Malik dengan cepat saat Kimberly mencub

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 11. Time Flies

    Empat tahun kemudian.“Eh? Bukannya dia mantan pembalap itu, ‘kan?”“Iya, Jeng, yang kemarin ramai dibahas sama hampir semua orang tua murid itu, Jeng.”“Anaknya beneran sekolah di sini?”“Iya.”“Yang bener? OMG! Kita bakalan ketemu dia terus dong! Ganteng banget ya Tuhan.”“Itu kalau setiap hari dia antar jemput anaknya.”“Eh! Emang setiap hari tauk! Kalian berdua aja yang baru lihat. Pagi dan siang dia selalu antar jemput.”“Duh, suami idaman banget sih…. Beruntung banget yang jadi istri dia. Udah ganteng, kaya, perhatian sama anak, lagi. Ya Tuhan, mau yang begini satu aja, please.”Malik menghela napas berat. Ia tidak bermaksud menguping pembicaraan tiga atau empat wanita—entah yang pastinya berapa orang karena Malik tidak begitu memperhatikan—yang sedang membicarakan dirinya, tapi suara mereka terlalu jelas di telinga Malik, sehingga mau tidak mau ia harus mendengarkan dirinya menjadi bahan gosip ibu-ibu.Sudah satu minggu Timur masuk sekolah ke playgroup. Setiap hari Malik selalu

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 10. Timur Malvin Rozano

    “Sayang! Gimana kondisi kamu? Apanya yang sakit?!” tanya Malik dengan raut muka menegang sambil berlari menghampiri ranjang yang ditempati Kimberly. “Perut aku sakit… pinggang aku juga panas.” Kimberly meringis kesakitan. Namun ada yang berubah dalam sorot matanya, ia seolah-olah merasa lega dan aman setelah melihat kedatangan suaminya. Malik merundukan badan, memeluk Kimberly dan mengecup keningnya berkali-kali. Ia berbisik, “Sabar, ya. Maaf aku terlambat.” “Bau!” Malik terkejut saat Kimberly mendorong dadanya. “Eh? Kenapa? Siapa yang bau?” “Kamu,” jawab Kimberly seraya menggigit bibir bawah, menahan rasa sakit yang kembali menyerang dan rasanya tak tertahankan. “Kamu bau debu.” “Ah, ini….” Malik menggaruk tengkuk dan menghidu tubuhnya sendiri. “Barusan aku naik motor, Sayang. Soalnya di jalan macet banget, nggak mungkin bisa sampai dengan cepat kalau aku tetap pakai mobil,” jelasnya sambil menggenggam tangan sang istri. “Apa perlu aku ganti baju dulu? Tapi aku nggak bawa baju c

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 9. Kontraksi

    7 bulan kemudian.“Kakak, jangan lupakan aku. Aku juga adik kamu, adik yang paling ganteng!”“Diam!” Kimberly menjauhkan wajah Ernest dari hadapannya. “Kamu ngehalangin pemandangan aku tahu nggak?”Ernest cemberut.Kemudian Kimberly tersenyum lebar pada bayi berusia 4 bulan yang baru saja membuka mata, di atas kasur yang ia dan Ernest duduki.“Selamat siang Cheryl! Adiknya Kakak yang paling cantik! Nyenyak banget tidurnya ya?” goda Kimberly dengan nada bicara khas anak-anak.Cheryl tersenyum. Dia berguling sendiri hingga tengkurap.“Ugh! Jangan percaya sama kelembutan kakak kita, Dek, aslinya dia itu cerewet dan galak. Kamu kalau sudah besar nanti pasti jadi bahan omelan dia—auwh!” Ernest tiba-tiba mengaduh saat Kimberly menjewer telinganya.“Diam,” bisik Kimberly dengan kesal. “Jangan meracuni otak bayi dengan omongan kamu yang negatif itu ya!”“Aku ‘kan bicara apa adanya,” gumam Ernest sembari mengusap-usap telinga.Kimberly mendelik pada Ernest, lalu kembali tersenyum lebar pada Ch

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 8. Babymoon II

    “Gimana perasaan kamu?” bisik Malik seraya mengelus pipi Kimberly dengan lembut.Kimberly terdiam. Harusnya ia yang bertanya seperti itu kepada Malik.Detik berikutnya, Kimberly tersenyum lebar, tangannya mengusap-usap perut dan berseru riang, “Anak kita sepertinya senang banget, Babe! Dia bikin perasaan aku jadi makin bahagia setelah lihat kamu ngendarain motor balap barusan!”“Benarkah?” Malik ikut tersenyum lebar.Kimberly mengangguk cepat. Ia langsung melompat ke pelukan Malik, melingkarkan tangan di leher pria yang masih memakai baju balapan yang dulu sering dia pakai. Malik terlihat tampan sekali dengan baju itu, mengingatkan Kimberly akan kebersamaan mereka sebelum menikah.“Terima kasih, ya! Aku jadi rindu nonton kamu balapan.” Kimberly terkekeh, suaranya terdengar teredam karena bibirnya terbenang di pundak Malik. “Kalau kamu? Gimana perasaan kamu sekarang?”“Perasaanku?” ulang Malik.“Hm-hm. Apa barusan bisa mengobati kerinduan kamu sama balapan?”“Iya.” Malik bergumam dan m

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 7. Babymoon

    Jam dinding sudah menunjukkan pukul 23.25 waktu Andorra. Kimberly merebahkan tubuhnya di kasur berseprai abu tua. Matanya menatap plafon putih dengan penerangan lampu warm white.Mereka baru saja tiba di Andorra pukul 18.30 waktu setempat. Perjalanan ini atas inisiatif Kimberly yang mengidam ingin tidur di kamar Malik, di rumahnya yang ada di Andorra. Setelah mendengar keinginan istrinya, Malik langsung memesan tiket pesawat.“Ternyata begini rasanya ada di kamar kamu.” Kimberly terkekeh dan melirik Malik yang baru saja selesai memindahkan semua pakaian mereka dari koper ke dalam lemari.Tadi Kimberly berniat membantu, tapi Malik melarangnya dan malah menyuruhnya untuk istirahat.“Gimana rasanya? Aneh?” Malik melepas kaos putihnya dan menghampiri ranjang.“Nyaman banget!” Kimberly meringis, ia mengangkat kedua tangan ke atas untuk menyambut Malik yang baru saja menaiki ranjang dan memeluknya. Tangan Kimberly mengalung di leher Malik.Ia sempat menahan napas dengan jantung berdebar-deb

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 6. Para Suami Nunggu Istri

    “Tunggu! tunggu! Mami nggak salah dengar, ‘kan? Kamu… hamil?”Kimberly mengangguk cepat berkali-kali sembari tersenyum lebar.Feli tercengang. Ia dan Archer saling tatap satu sama lain dengan tatapan terkejut. Lalu detik berikutnya keduanya sama-sama menghela napas lega dan tertawa.“Ya Tuhan, terima kasih… Mami senang sekali dengarnya, Sayang!” ucap Feli dengan mata berbinar-binar dan memeluk Kimberly. “Pantas saja akhir-akhir ini Mami ngerasa ada yang berbeda sama kamu.”“Oh ya? Mami bisa ngelihat perubahan aku? Kok aku nggak?”“Mami ini ibu kamu, Kim. Selama dua puluh satu tahun tinggal bareng-bareng, masa Mami nggak bisa menyadari sesuatu yang berbeda sama kamu?” Feli terkekeh kecil, tangannya menepuk-nepuk punggung Kimberly. Ekspresi wajahnya terlihat cerah, secerah langit siang ini di luar sana. Walau air matanya tampak menggenang, tapi itu adalah tangis kebahagiaan.“Mami kok nangis?” tanya Kimberly sesaat setelah pelukannya terlepas. Ia cemberut seraya menangkup pipi sang ibu.

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 5. Suami Sigap

    Gimana kalau sekarang Malik sedang mencari kesenangan di luar karena keadaan di rumah tidak membuatnya nyaman?Satu pertanyaan itu tiba-tiba membuat Kimberly menegakkan punggung. Wajahnya menegang. Air matanya seakan tak ingin berhenti mengalir saat membayangkan Malik melampiaskan kekesalannya dengan menghabiskan waktu bersama wanita lain.“Kamu jahat!” Kimberly menangis sambil membenamkan wajah di atas lutut. “Kamu main pergi begitu aja tanpa memikirkan perasaanku!”Setelah cukup lama menangis sendirian hingga ruangan kamarnya berubah gelap karena sudah memasuki malam, Kimberly akhirnya mandi supaya pikirannya lebih jernih.Dua puluh menit kemudian, ia sudah berganti pakaian dan tubuhnya terasa segar, tapi pikirannya tetap saja kacau. Kimberly mencoba menghubungi Malik lagi, tapi berakhir sia-sia.“Non Kimmy, mau makan malam, Non? Makanannya sudah siap di meja,” ujar Bik Nining yang menghampiri kamar Kimberly.Kimberly menggeleng lesu. “Aku nggak lapar, Bik. Nanti saja makannya.”“No

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 4. Malik Pergi

    “Sayang, aku pulang!”Mendengar seruan Malik, secara spontan Kimberly terbangun dan menaruh remote di meja. Lalu ia bergegas menyongsong Malik ke pintu utama dengan langkah-langkah cepat.“Kamu bawa nasi lemaknya?” tanya Kimberly dengan mata berbinar-binar.“Bawa dong. Nih!”Kimberly tersenyum lebar saat Malik menunjukkan bingkisan di tangannya. Ia langsung merebut bingkisan tersebut. “Terima kasih!” serunya, ceria.Tepat saat Malik akan mengecup bibir Kimberly—sesuatu yang selalu Malik lakukan setiap kali pulang ke rumah, Kimberly tiba-tiba melesat pergi, membuat bibir Malik tidak punya tempat untuk berlabuh.“Hey! Kenapa pergi begitu aja?” protes Malik, yang tak ditanggapi Kimberly. Malik hanya menghela napas pasrah, lalu melangkah masuk mengikuti sang istri.Kimberly terlihat sedang menghidu aroma nasi lemak yang masih terbungkus. Malik tersenyum, lalu mengambil piring bersih dan menaruhnya di meja.“Ini pasti kerjaan kamu nih, Mama kamu senang banget cuma dapat nasi lemak doang,”

DMCA.com Protection Status