Share

35. Belum pantas menjadi pewaris?

Penulis: Areum_bee
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-05 23:33:21

Dara bertemu tatap dengan Sukma yang memandangnya dengan ekspresi datar, tapi syukurnya sudah tak ada ekspresi sinis yang menyertai. Ketika Sukma mendekat, praktis Dara memegangi dadanya yang berdebar kencang karena alasan yang tidak ia pahami.

Kenapa rasanya mendebarkan dan gugup, seperti saat ia pertama kali jatuh cinta? Batin Dara melihat Sukma semakin dekat.

Di sisi lain, Sukma sendiri tampak gugup dan ragu melanjutkan langkah, ia khawatir dirinya bisa berpotensi mengeluarkan kata-kata tajam untuk sang putri yang baru saja selamat dari maut.

“Bagaimana keadaanmu?” tanya Sukma sembari menarik kursi di samping brankar anaknya.

Dara berusaha menetralkan degup jantungnya yang semakin menggila. Astaga! Kapan terakhir kali ia ditanya kabar oleh sang ibu? Tiga tahun lalu? Kenapa rasanya seperti mendapatkan perhatian dari manusia paling kaya di bumi? “A-aku B-baik,” jawab Dara dengan menyembunyikan wajahnya yang memerah.

Sukma mengangguk canggung. Sudah, tak ada lagi pembicaraan anta
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    36. nyaman dengan Sagara

    Dara melongo melihat siapa gerangan yang datang hingga membuat Hendra rela tersenyum riang hingga giginya kering kerontang.Menyadari mulutnya yang masih terbuka selebar pintu, Dara buru-buru mengatupkan kedua bibirnya dan memasang ekspresi tak kalah ramah.“Bagaimana kabar kamu Dara?” tanya Sagara sembari meletakkan bunga dan buah bawaannya.Dara mengangguk kaku. “B-baik, Pak,” katanya lirih.Sagara tampak mengangguk paham. “Syukurlah kalau begitu. Pak Hendra memberitahu saya akan insiden yang kamu alami, maaf baru bisa menjenguk sekarang.”Dara sontak mengangkat kepalanya, dan mencari-cari keberadaan sang paman. Ia bersumpah akan melayangkan tatapan laser mematikan untuk paman durjananya itu. Tapi, sialan! Sepertinya Hendra sudah memperhitungkan reaksinya hingga pria itu langsung menghilang bak hilang terserap black hole.Dara memaksakan senyumnya. “O-oh? Terima kasih, Pak, tidak perlu repot-repot. Apalagi pak Sagara pasti sibuk,” katanya dengan nada tak enak. Astaga! Dara saj

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    37. Go to hell Delion!

    “Dikarenakan jam makan siang kantor sudah hampir habis, kami pamit dulu Bu Dara. Semoga Bu Dara lekas sembuh,” kata sang sekretaris yang saat ini menggantikan perannya di kantor sebagai pemimpin tim dari divisi marketing. Semua tim divisi marketing sontak berdiri dan berpamitan dengan Dara yang saat ini terbaring lemah di kasur dengan gips yang membungkus kakinya, membuat para karyawan memandangnya iba setelah mendengar kronologi kejadiannya.Dara memejamkan matanya ketika semua orang sudah keluar, tinggal dirinya sendiri di ruangan luas ini. Sang nenek, Laksmi tidak bisa sering-sering ke mari sebab kondisinya, sedang sang paman, pria itu sedang disibukkan oleh pembangunan respon yang tinggal 90% lagi, lalu ibunya, Dara harus mengikhlaskan sang ibu yang mulai melunak itu untuk mengurus kantor pusat yang juga tak kalah sibuk.Dan sekarang hanya tinggal ia dan bibinya yang sesekali mampir ke ruangannya jika tak ada pasien darurat.“Sudah pulang rekan satu divisimu? Cepat sekali,” cel

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    38. Mantan mertuaku gila!

    “T-terima kasih,” cicit Dara sembari menunduk.Bagaimana kalau Sagara mengenali nama Delion Sunarija sebagai private investigator? Pasalnya, ayah satu anak itu sangat terkenal di dunia investigasi, entah dengan nama asli atau nama samarannya.Sagara bangkit dari duduknya. “Saya keluar dulu,” kata Sagara memahami privasi yang dibutuhkan wanita tersebut.Dara menerima panggilan. “Kenapa harus menghubungi sekarang, sih?!” kata Dara penuh penekanan.“Wow! Santai kawan, aku hanya ingin memastikan keadaanmu sudah stabil. Kamu tahu, kan? Kalau aku ke sana akan membuat semua orang menaruh curiga?” balas Delion membuat Dara menarik napas perlahan guna menghadapi ayah satu anak ini.“Dan? Jangan bilang kamu meneleponku hanya untuk hal sepele. Harusnya kamu mengirim pesan saja dan bertanya kapan aku luang. Masalahnya, aku sedang menerima tamu di sini dan itu bahaya jika sampai tamuku melihat namamu.“Maaf-maaf,” ucap Delion dengan nada bersungguh-sungguh. “Aku hanya ingin menginfokan sesua

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    39. Jangan keluar!

    “Bagaimana keadaanmu?” tanya Sukma sembari menyuapi anaknya dengan menu rumah sakit yang kata kebanyakan orang hambar. Meskipun Dara juga merasakan demikian di lidahnya, tapi hatinya jelas tak bisa berbohong. Ada bunga-bunga yang bermekaran di sana. Bagaimana tidak? Saat ini Sukma rela menggunakan waktu sebelum berangkat yang biasanya digunakan untuk melihat-lihat perkembangan perusahaan, tapi kali ini Sukma tampak telaten menyuapinya. Jangan berpikir jika Sukmalah yang menawarkan diri. Tentu hal mustahil itu tak akan terjadi pada wanita yang dinginnya mengalahkan kutub. Dara dengan kesadaran penuh kadang mengeluh pada susternya jika tangannya terkadang sakit apabila digerakkan. Dan setelah beberapa kali percobaan penuh siasat itu pun, Sukma mulai iba dan menekuni pekerjaan barunya itu. “Masih sama dengan kemarin, tapi untungnya dokter sudah membolehkan aku berjalan-jalan di sekitar rumah sakit dengan syarat harus menggunakan kursi roda,” papar Dara setelah menelan makanannya,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    40. Rencana ke-2

    Dara menunggu informasi dari Delion tentang kejadian kemarin. Wanita yang tengah duduk menghadap pemandangan luar itu mengetuk-ngetuk layar ponselnya dengan bosan.Ayolah ... masih ada banyak misteri yang belum terpecahkan. Seperti contohnya, alasan sang mantan mertua malah meminta pertanggungjawaban dosen mesum tersebut, lebih lagi di saat genting seperti ini. Lalu, Apakah kemarin ia sempat tertangkap kamera paparazi? Jika iya, bagaimana nasibnya nanti?Tak lama kemudian, terdengar dering ponsel yang membuat Dara buru-buru mengambilnya. Nama kontak sang informan yang tertera di layar ponselnya membuat antusiasme Dara bangkit.“Bagaimana?!” tanya Dara tanpa basa-basi.Terdengar bising dari seberang sana sebelum kemudian hilang secara berangsur-angsur. “Lihatlah saluran TV dengan nama MBN, di sana ada acara talk show yang membahas tentang skandal yang terjadi akhir-akhir ini, wajah mantan adik iparmu akan menjadi salah satu yang menghiasi,” beritahu membuat Dara segera menjalankan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    41. Bukan COE Dingin.

    Anjani yang berada di pintu itu merangsek masuk dan berhadapan dengan sang keponakan yang tampak kaget di tempat itu. “Maaf, kamu kaget, ya?” tanya Anjani dengan senyum lembutnya. Dara ikut tersenyum, kali ini terlihat kikuk. Ia bahkan tak tahu Anjani ada di belakangnya. Sejak kapan? Dan sampai mana bibinya itu mencuri dengar percakapannya dengan Delion? Dara mengangguk menyahuti. “Tentu, itu karena Tante yang tiba-tiba berdiri di belakangku,” aku Dara sembari melanjutkan niatnya untuk mengisi daya ponselnya. Anjani menghela napas setelah berhasil duduk di sofa tunggu, perempuan itu merenggangkan sendi-sendi hingga terdengar bunyi tulang yang saling bersinggungan. “Kamu tampak lebih segar dari pada kemarin. Tante dengar dari ART yang menunggumu kemarin, katanya kamu sempat berkunjung di taman,” celetuk Anjani membuat Dara menoleh. “Memangnya dia memberitahu Tante apa?” tanya Dara setelah berhasil melakukan niatnya. Anjani menegakkan tubuhnya. “Kemarin Tante tak sengaj

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    42. Malu setengah mati!

    “Kamu tahu berita yang sedang beredar?” tanya Sukma sembari menyuapi sang putri semata wayangnya. Dara menelan makanannya. “Berita tentang apa, Ma?” tanyanya penasaran. Sulam mengambil tissue yang kemudian disodorkan pada anaknya. “Mantan iparmu yang menjadi simpanan dosen beristri dan sekarang dia sedang hamil muda,” jelasnya membuat Dara terdiam sejenak. Entah kenapa, wanita itu merasa sudah mulai bisa mengendalikan diri jika mendengar hal-hal yang menyinggungnya. Terima kasih kepada yang mulia Delion Sunarija yang mengajarinya pengendalian emosi dengan baik dan benar. Selain itu, berbagai pengalamannya selama ini membuat Dara semakin bisa menguasai diri. “Aku mengetahuinya dari acara gosip di TV, katanya dia sudah dikeluarkan oleh pihak kampus begitu juga dengan dosennya,” terang Dara sembari menatap mata sang ibu. Jika biasanya orang yang berbohong akan takut menatap mata sang lawan bicara, maka Dara sedang mengusahakan sebaliknya agar tidak terlihat gugup. “Rumah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    43. Rencana mantan mertua.

    Dara baru bisa bernapas lega seusai Sagara pamit pulang. Di sepanjang percakapan mereka tadi, Dara hanya bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah dan tetap mencoba menebalkan wajah terinspirasi oleh Sri Rahmi. Perempuan 29 tahun itu bahkan tak berani mengangkat wajahnya dan hanya bisa merespons seadanya. Dalam hati, Dara mengutuk kepercayaan dirinya yang entah kenapa sedang tinggi-tingginya itu, saking tingginya sampai ara meringis kesakitan karena jatuh tersandung ekspektasinya sendiri saat Sagara Adikara menyebut nama bisnisnya sendiri alih-alih menyebut namanya.Aduh! Sejak kapan Dara mengharapkan perhatian orang layaknya janda haus belaian? Tidak! Sebelum perasaan tak bermakna ini tumbuh semakin subur dara harus menghapus eksistensinya agar suatu saat ia tak dijatuhkan ekpektasinya sendiri seperti tadi. Memangnya siapa dirinya bagi Sagara hingga Dara mengharapkan sesuatu dari orang yang mungkin saja akan menghancurkannya suatu saat nanti dengan menyebarkan rahasia kelamnya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10

Bab terbaru

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    93. Siapa di sana?

    Dara berjalan dengan lesu memasuki rumahnya yang sunyi meskipun langit belum terlalu gelap. Hari ini ia harus rela lembur habis-habisan karena divisi yang dipimpinnya sedang menjalankan proyek baru. Begitu kakinya menapaki lantai marmer kediaman Wijayakusuma, sedikit kelegaan akhirnya merasuki relung hatinya. Jika sudah seperti ini, maka tak akan ada hal lain yang ia lakukan selain tidur hingga esok pagi. Duar! Suara ledakan yang lumayan keras langsung membentur gendang telinga janda kembang yang semula berjalan lesu itu. Mata yang awalnya terkantuk-kantuk itu langsung melek seketika sembari celingak-celinguk mencari sumber suara. “Ahh!” Teriakan histeris dari arah dapur langsung mengambil alih rasa penasaran Dara. Perempuan itu segera menuju ke sumber suara dan mendapati pria paruh baya tengah memakai helm dan mantel sedang berperang dengan ledakan-ledakan yang diciptakan karena kombinasi wajan, minyak panas dan daging baru keluar kulkas. Dara segera mendatangi pamannya yang tam

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    92. Mereka semua gila.

    “Delion! Kamu jangan bercanda, ya!” “Look! Kalau kamu tidak mempercayai fakta ini, maka lihatlah sendiri semua bukti-bukti yang kukirimkan, biar kutahu mulutmu yang ceriwis itu masih berani mempertanyakan kredibilitas kerjaku!” “Kenapa malah kamu yang marah? Hei! Aku hanya memperingatkan dirimu yang kelewat sering bercanda itu.” “Ais! Sial!” “Gara-gara sering menyelidiki keluarga mantan suamimu yang terlewat bobrok itu, membuat aura positif ku jadi terkuras sedikit demi sedikit.” “Jadi ... kabar tadi benar-benar nyata adanya? Tapi bagaimana bisa? Mantan mertuaku itu setiap hari suka sekali menakut-nakuti orang akan azab berbuat buruk. Kenapa malah jadi Ironis sekali?” “Tidak semua orang yang menasihati itu khatam sama seperti kebijaksanaannya dalam berucap. Memangnya kalau kamu menghimbau para wanita untuk jaga diri agar tidak hamil di luar nikah, kamu sendiri harus mengalaminya dulu? Memangnya kalau kamu memperingatkan orang akan kematian, kamu harus mati dulu?” “Memang b

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    91. Yang Sri Rahmi sembunyikan

    Menyebalkan! Meskipun Dara berhasil membuat Namira Sana Soeroso, sang model catwalk, geram dan menjauh darinya dengan hati dongkol. Itu tak serta-merta membuat Dara senang. Apakah Namira akan menyenggolnya di media sosial seperti yang biasa perempuan itu lakukan pada orang-orang yang menyinggungnya.Apakah Dara takut? Jawabannya antara iya dan tidak. Karena ucapan Sagara kapan hari tentang sikap aneh Namira dalam memilih musuh, Dara jadi percaya diri Namira tak akan berani menyentuhnya. Namun, tak ada yang tahu pasti bagaimana masa depan berjalan. Bisa saja Namira akan melakukannya karena Dara terlampau menggores harga dirinya.“Kamu kenapa, Dara?” tanya Sukma begitu melihat wajah putri semata wayangnya yang kusut sejak menuruni mobil.Dara yang sedang berjalan itu menghentikan langkah. “Iya, Ma?” tanya Dara tak mendengar pertanyaan sang ibu. Sukma menatap putrinya penuh penilaian. “Kamu terlihat cemberut sejak pulang, apa yang terjadi? Apakah ada hal buruk yang menimpamu hari ini?”

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    90. Membungkam kesombongan Namira.

    Namira mengulurkan tangannya pada Dara. Hal seperti itu biasannya identik dengan sambutan ramah. Namun, dari sorot matanya, tak ada setitik pun ekspresi ramah. Malah, ada ekspresi sengak ditambah sekelumit ekspresi menghina yang perempuan semampai itu layangkan kepada Dara.Karena ingin menghargai sikap Namira, Dara pun berdiri untuk menyambut perlakuan Namira terlepas niat sebenarnya sang model papan atas yang belum ia ketahui.Dara tersenyum ramah dan menyambut angsuran tangan itu. "Kita berjumpa lagi. Senang bertemu denganmu,” katanya berniat kembali duduk. Namun, cengkeraman erat dari Namira membuat Dara mengernyit bingung akan perlakuan yang semula ramah dan sekarang berubah layaknya monster.Dara berusaha mencari maksud Namira dengan menatap netra tajamnya. janda kembang itu sedikit mendongak karena perbedaan tinggi mereka yang signifikan, meskipun Dara sendiri memiliki tinggi 171 senti, tapi itu tak ada bandingannya dengan Namira Sana Soeroso yang tingginya mencapai 180 senti d

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    89. Bertemu lawan?

    Dara berjalan keluar kantor bersama para karyawan lain mengingat ini adalah waktu penghujung bekerja. Raut lelah para karyawan menjadi satu-satunya yang menemani Dara dalam kesendiriannya. Saat Dara akan menaiki mobil yang sudah dipersilakan sopirnya, tiba-tiba benda pipih di sakunya bergetar. Dara membukanya, itu adalah panggilan telepon dari ibunya. Segeralah wanita itu menerimanya. “Kenapa, Ma?" tanya Dara sebagai pembuka obrolan sembari masuk ke mobil dan segera memakai. sabuk pengamannya. Terdengar kasak-kusuk dari seberang sana, menunjukkan jika Sukma Wijayakusuma masih berada di kantor pusat dengan berkas-berkas membosankan itu. Tak lama kemudian suara tersebut mulai hening. "Ada undangan dari salah satu kolega bisnis kita. Mama lupa memberi tahu. Kamu sudah di rumah?" tanya wanita paruh baya dengan suara lelahnya. "Belum, Ma. Aku baru saja keluar kantor ini mobilnya baru keluar dari area kantor," jawab Dara sambil melihat pemandangan mobil-mobil yang berjejer macet. "Bag

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    88. Huru-hara Sri Rahmi

    “Apa, Pak? Bapak tadi bilang apa, coba ulangi!” suruh seorang wanita paruh baya sembari melipat tangannya di kedua sisi tubuh. Matanya menatap nyalang sang suami yang tampak lesu. Pria paruh baya yang merupakan suami si wanita itu, mengangkat kepala yang awalnya menunduk lemas seakan-akan tidak diberi makan sebulan. “Kita coba adopsi anak-anaknya Surti, Buk," lirihnya hampir-hampir tak terdengar. Namun, karena ketajaman telinga sang istri, kalimat lirih itu pun terdengar begitu vokal dan berhasil menabrak keras gendang telinganya, membuat perempuan baya itu langsung meremas gamis ungu jandanya dengan napas yang makin lama makin tak terkendali. Didekati lah sang suami yang tampak pucat penuh keputusasaan itu dengan amarah yang bercokol di benaknya. “Bapak melantur? Bapak sadar apa yang bapak omongkan?” tanya Rahmi dengan suara gigi-gigi yang bergesekan, membuat irama mengerikan bagi siapa saja yang mendengarnya, terkecuali seorang pria paruh baya yang saat ini sudah bertekad kuat ak

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    87. Mengenang mantan.

    Dara menahan napas begitu nyonya Adikara menatapnya intens. Bagaimana bisa orang seluar biasa Sagara dibanding-bandingkan dengannya yang masih kelas teri. Apalagi, Sagara juga tahu kebobrokan hidupnya. Aih, andaikan nyonya Adikara tahu kebenarannya, apakah wanita paruh baya itu tetap memandangnya dengan tatapan yang sama? Begitu melirik ke samping, Dara mendapati Sagara yang juga tengah meliriknya. Baru ia sadari, di antara keempat orang yang berada di dapur, hanya nyonya Adikara yang tak tahu faktanya, dan lebih baik tak tahu selamanya. “Dara juga sama seperti Sagara, kok. Mereka kan anak muda, berbeda generasi dengan kita juga. Dan pastilah pandangan hidupnya pun juga berbeda. Standar kita dan mereka berbeda.” Akhirnya suara Sukma memecah keheningan dan muncul layaknya penengah. Nyonya Adikara tampak mengangguk mengerti. “Bagaimana cara menghadapi anak yang berbeda pandangan dengan orang tua?" tanya wanita itu sembari menyesap tehnya dan menatap interaksi anak laki-lakinya dengan

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    86. Hampir terungkap.

    Sebuah tampilan menawan dari tubuh pear body shape terpantul indah dari cermin full body. Seorang wanita menyemprotkan parfum sebagai sentuhan terakhir sebelum mengambil sandal selopnya dan keluar kamar. “Bagaimana? Sudah siap?” tanya Sukma Wijayakusuma sembari menatap penampilan putrinya yang lebih kasual dibanding hari-hari kerjanya. Dara mengangguk pelan. “Nanti Mama juga mau ikut masak?” tanyanya sambil memasukkan ponselnya ke saku. Sukma meletakkan majalah mode keluaran sepuluh tahun silam dan segera bangkit. “Entahlah, tapi sepertinya tidak. Nyonya Rissa tidak membicarakan ini saat kami bertelepon,” beri tahunya sambil melangkah keluar rumah setelah menghubungi sopir. Setalah keduanya masuk, Sukma segera memakai sabuk pengamannya diikuti Dara. “Kamu ... kenapa mau-mau saja diajak ke acara ini?” tanya Sukma sembari melirik sang putri semata wayangnya. Dara yang masih difokuskan dengan pekerjaannya itu mengangkat kepalanya hingga bertemu tatap dengan sang ibu. “Kenapa aku haru

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    85. Menggoyahkan iman.

    Entah kenapa, jantung Dara rasanya seperti berhenti berdetak untuk sesaat, sebelum kemudian kembali berdetak dengan intensitasnya yang semakin tinggi.“Delion, jangan bercanda!” seru Dara memperingati. “Kamu pikir itu lucu?!” sentaknya tak habis pikir. Kenapa Delion berbicara hal konyol itu? Apakah Delion tak tahu jika kata-kata seperti itu bisa mengafirmasi dan menjadi kenyataan sama halnya sebuah pengharapan? Bagaimana jika akhirnya menjadi kenyataan seperti ucapan Delion tadi? Dara tak ingin mendoakan hal buruk bagi wanita itu terlepas statusnya sebagai kekasih gelap mantan mertuanya. Terdengar decak meremehkan dari seberang sana. “Apakah ucapanku terdengar seperti candaan, Dara?” tanya Delion dengan suara rendahnya. Sial! Jika sudah seserius itu, maka kemungkinan bercanda itu sangat kecil, terlebih yang sedang mereka bicarakan adalah seorang ibu hamil. Rasanya, Delion pun tak akan yaga menjadikannya sebagai candaan.Bahu Dara perlahan melemas. “Tapi Delion, itu ... itu sangat ti

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status