Share

Bab 176. Wacana Perjodohan untuk Isa

Di kediaman kedua orang tua Damaira, tamu masih berdatangan meski acara telah usai. Tamu-tamu itu adalah kerabat jauh yang menyempatkan diri untuk datang dan ingin menghabiskan waktu beberapa hari di Purwokerto.

Seperti tak ada waktu untuk bersama, Damaira dan Mahesa cukup bersabar, keduanya masih ikut duduk dan bercengkrama.

Momen seperti ini jarang terjadi, keluarga besar berkumpul dan bercengkrama bersama. Lelah memang tapi juga bahagia.

“Kamu kapan, Sa?” tanya salah satu kerabat dari Jogja.

“Iya, kapan? Sudah pantas jadi bapak,” sambung yang lain.

Jelas saja sudah pantas, karena anak-anak kecil itu terus berkerumun padanya, Ezra, Celine, di tambah Keysha.

Ketiga anak itu tak memberi Isa ruang untuk sekedar beristirahat.

“Aku santai saja, Budhe. Masih muda,” jawab Isa dengan santai.

“Santai terus nanti keterusan. Atau mau Budhe kenalkan dengan gadis Jogja? Yang sepadan denganmu. Kamu kan lulusan luar negeri, kalau dia S2, cantik dan sholehah, dari keluarga baik-baik,ayahnya dosen,”
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status