Share

Bab 81. Sah!

Aku terdiam beberapa saat. Mencoba memahami ucapan ibu.

Kami berhenti di depan pintu. Kami menunggu mbok Nur membukakan pintu. Aku memandang ibu dengan penuh tanda tanya.

"Tapi, Bu, kami ini belum menikah bagaimana mungkin akan tinggal satu atap. Pastinya nanti akan timbul fitnah." bantahku dengan hati-hati takut menyakiti hati beliau.

Ibu malah mengusap puncak kerudungku dengan lembut. Beliau tersenyum ke arahku.

"Tidak akan ada fitnah lagi di antara kalian. Tidak ada yang akan berani mengusik kalian lagi," ucap ibu.

Aku mengerutkan dahi dan menatap ibu serta anaknya itu secara bergantian. Meminta penjelasan pada mereka. Aku tidak benar-benar semakin tak mengerti maksudnya.

"Kita akan menikah besok sore, Silvia." Lelaki yang berdiri di hadapanku itu mengerlingkan matanya. Genit.

"Menikah besok sore, Mas? Bukankah kita akan menikah satu bulan setengah lagi? Persiapan kita pun baru berapa persen?" tanyaku. Aku kaget sekaligus senang.

Kaget ternyata secepat itu dan mengapa tidak ber
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status