Share

Bab 132

Penulis: Ayesha Razeeta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-04 22:09:59

Tiba di gedung tinggi, Alice masuk seorang diri. Sementara Edgar, ia langsung membawa mobil mewahnya melaju dengan kecepatan sedang. Pria muda itu, memiliki janji lain yang tidak bisa ditundanya.

“Saya ingin bertemu dengan pak Leo, apakah beliau ada di ruangannya?” tanya Alice pada resepsionis.

Kedua wanita cantik di sana terperangah menatap kecantikan Alice dari dekat, terlihat seperti boneka hidup yang bersinar.

“Maaf Nyonya, tetapi Pak Leo baru saja keluar dalam pertemuan,” jawab salah satu diantara mereka, menunduk merasa tidak enak.

Alice berdecak, andai saja dia menerima panggilan Leo tadi, ia tidak perlu serepot ini.

“Kira-kira kembali berapa jam lagi?” Alice masih mencoba menunggu.

“Sekitar dua jam lagi, Nyonya. Anda bisa menunggu di ruangan pak Leo jika ingin,” balas mereka sopan.

“Tidak perlu. Aku kembali saja.” Alice berbalik dan sudah siap ingin menelepon supir, tetapi Bram segera tiba dengan langkah yang lebar.

“Nyonya, Anda di sini?” tanya Bram tidak tahu jika Alice ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 133

    Leo mengusap wajah setelah mendengar apa yang Bram beritahu. Alice tahu kemana dirinya dan itu sangat memalukan. Berulang kali, ia meyakinkan, tetapi berulang kali juga dia memberi bukti bahwa dirinya tidak bisa lepas dari Dara.“Aku akan kembali beberapa menit lagi.” Leonardo mematikan ponselnya dan meletakkan di samping duduknya. Pria itu, menghembuskan napas berulang kali. Setelah merasa tenang, berulah ia meminta supir untuk membawanya kembali ke kantor. Leo akan menenangkan diri juga membuat narasi agar alasannya bisa diterima oleh Alice.Ia pun akan meminta Bram untuk bersiap selama kepergiannya berlibur.Tiba di gedung miliknya, Leonardo langsung masuk dengan langkah yang lebar. Ia ingin mendengar sekali lagi apa yang Bram jelaskan tadi padanya. “Bram, masuk ke ruanganku!” pinta Leo pada Bram yang kebetulan keluar dari ruangannya.Bram menutup pintu dan mengekor di belakang bosnya, wajah tegang Leonardo sudah dipastikan terjadi sesuatu yang tidak baik sebelumnya.“Duduk dulu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 134

    Di dalam ruangan dengan cat berwarna coklat muda. Leonardo membelakangi ibunya, menatap para pekerja yang tengah membersihkan pekarangan mereka seperti biasa.“Itu hanya akal-akalan Dara saja, Bu. Jangan diambil pusing,” jaga Leo setelah mendengar semua ancaman Dari pada ibunya.Luna mendekat, berdiri di sebelah Leo yang bersedekap dada. “Ibu tahu, dia hanya mengancam, tetapi tetap saja, ibu akan khawatir. Bagaimana jika tuan Oscar tahu dan marah pada kita?”Leo berbalik, menoleh pada ibunya yang terlihat sangat gusar. “Ibu, itu tidak akan terjadi. Lagipula, ayah mertuaku tahu mana yang bisa dianggap serius dan tidak. Apa yang akan Dara sebarkan juga bukan barang bukti yang kuat, itu hanya masa kecil kami.”Luna menggeleng kuat. “Kamu salah Leo. Wanita itu memiliki satu foto kalian saat bersama di–”Luna tidak bisa melanjutkan perkataannya, ia begitu malu dan juga marah pada dirinya sendiri. Sejujurnya, ini terjadi karena keinginannya yang meminta Dara mendekati Leo.“Aku akan mengur

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 135

    Leonardo terdiam, ia menatap seluruh ruangan yang masih remang. Pembicaraan dengan kakeknya beberapa jam lalu, berhasil membuatnya merasa bersalah.Pria tua itu dengan teliti memeriksa semua tentang dirinya. Bahkan keberangkatan bersama Dara kala itu pun kakeknya ketahui.Leonardo menggenggam besi balkon dengan kuat. Bukan karena memiliki rasa cinta pada Dara hingga ia begitu takut jika ada hal buruk terjadi.Wanita itu—Dara, hanya memiliki dirinya seorang. Lalu, bisakah Leonardo lepas tangan begitu saja?Ada rasa yang salah yang terasa begitu menyakitkan. Di mana dia memposisikan jika Alice menjadi dirinya. Mungkin Alice masih bisa tenang dengan semua yang terjadi, sementara dirinya membayangkan saja rasanya sudah ingin menghancurkan Arsen.Arsen menoleh ke belakang, menatap ranjang yang ditiduri wanita cantik di atasnya. Lekuk tubuh Alice memang begitu menggiurkan, tetapi masih saja ia menyakiti sang istri dengan membiarkan wanita lain memeluknya.Perlahan Leo melangkah ke arah ranj

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 136

    Seharian, Horison bekerja keras dalam usaha menghias kamar bayi, ia juga meminta pelayan di kamar atas memasang tangkapan video agar bisa melihat apa yang mereka kerjakan.Hingga malam hari, Luna kembali dengan wajah bahagia. Senang karena memiliki waktu yang banyak dengan teman-teman sebayanya.Ibu Leonardo itu, terperangah tatkala melihat banyaknya barang bayi di dekat tangga menuju lantai atas.“Ayah, dari mana semua barang-barang ini?” tanya Luna tidak percaya, di depan pintu kamar tamu tidak jauh dari kamar miliknya juga terdapat banyak sekali barang yang serupa.Horison menoleh pada Luna yang terlihat terkejut. “Menurutmu dari mana? Hanya aku saja yang begitu berharap Leo memiliki penerus, rupanya.”Luna terperangah mendengar ucapan mertuanya, “Ayah, Alice bahkan belum memiliki tanda kehamilan, jadi wajar saja jika aku tidak seperti Ayah,” kata Luna sembari melirik semua barang yang ayahnya beli. “Ayah membeli mainan untuk anak lelaki? Bagaimana jika mereka memiliki anak peremp

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 137

    Matahari mulai naik, cahaya yang terasa hangat sudah masuk ke dalam kamar dengan hiasan yang indah. Leonardo membuka mata pertama kali, merasakan embusan hangat napas wangi seseorang yang berada di hadapannya.Senyumnya terpatri indah membayangkan kegiatan panas mereka semalam.Leonardo memajukan wajahnya, mengecup pelan kelopak mata yang begitu indah seperti berlian. Bibir tipis dengan warna merah yang alami serta wajah putih yang sedikit berisi.“Selamat pagi,” bisik Leo tatkala melihat kelopak mata Alice mulai terbuka dengan perlahan.Alice menarik selimutnya menutupi wajah. Ia begitu malu karena jarak wajah mereka begitu dekat. Ia tidak tahu bagaimana kondisi wajahnya saat ini.“Kenapa menutup wajahmu?” Leonardo menahan selimut yang ditarik turun agar tidak naik lagi.“Aku malu. Wajahku mungkin saja sangat buruk saat ini,” cicit Alice memejamkan mata.“Buka matamu, aku menyukai sinar matamu, Alice,” kata Leo masih menunggu manik indah itu terbuka.“Aku malu,” balasnya, “putar bada

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 138

    Pelayan wanita yang membersihkan kamar Alice berlari turun dengan jantung berdebar. Untung saja, ia tidak jadi dipecat hari ini. “Astaga, aku sampai lupa memberitahu nona Silvia jika nyonya Delima mencari,” gerutu si pelayan setelah sampai di dapur.Ia mengatur napas, memegang dada dan melirik ke lantai atas lagi, dia memang bersalah karena telah lancang duduk di kursi Alice, bahkan dengan tidak sengaja membuka tutup parfum manjikannya dengan sengaja.“Ada apa? Apa kamu melihat hantu lagi?” tegur teman yang lain, ia melihat tingkah aneh temannya setelah turun dari lantai atas.“Diamlah, aku hampir saja dipecat oleh nona Silvia,” jawabnya dengan wajah memelas, “aku duduk di kursi rias nona Alice.”Temannya menggeleng pelan, sesama pelayan dia juga menyayangkan perbuatan temannya yang begitu lancang. “Lain kali ingat di mana pisisi kita, masih untung nona Silvia tidak memecat dirimu.”“Iya, aku akan perhatian ini. Sudahlah, aku ingin minta bantuanmu, mau tidak?”Si teman yang penasaran

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 139

    Alice keluar dari kamar mencari keberadaan Leonardo yang tidak terlihat sejak semalam. Alice mengetahui itu karena tengah malam ia terbangun dan tidak mendapati Leo di sebelahnya.Kaki tanpa alas itu keluar dari kamar, menginjak pasir halus dan melangkah ke arah pantai yang masih sangat bersih. Ia melirik ke segala arah, tetapi tak menemukan keberadaan Leonardo di mana pun.“Nona, Anda membutuhkan sesuatu?” Seorang pria berbadan besar dengan kaca mata hitam mendekat ke arahnya.“Tidak. Aku tidak membutuhkan apa pun,” jawab Alice, “apakah kalian melihat kemana suamiku?”Pria besar yang Alice tahu adalah orang ayahnya mengangguk. “Tuan berada di Paviliun pantai.”Alice mengangguk, ia membiarkan orang ayahnya untuk segera meninggalkan dirinya. Alice membuang napas panjang. Ia berjalan menuju Paviliun dengan langkah cepat ke arah yang dimaksud orang ayahnya. Paviliun itu, dulu tempat ayah dan ibunya bersantai ketika mereka berlibur bersama.Dari kejauhan, Alice bisa melihat sosok tegap

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 140

    Di sebuah bar kecil, wanita dengan rambut sebahu terlihat tertunduk menahan diri, botol di tangan kiri dipegang erat.Riuhnya suara musik juga dengan lampu temarang yang berhasil menghilangkan sedikit kegundahan hatinya.“Wanita itu, dia telah merebut kekasihku, priaku dan orang yang seharusnya menjadi milikku,” gumamnya masih dengan nada kebencian.“Aku membencinya, dia wanita kaya yang sombong,” sambungnya lagi merasa bahwa dirinya tak ada apa-apanya dibandingkan Alice.Dara merasa kalah, merasa rendah karena dirinya bukan wanita kaya dan dicampakkan karena ketidakberdayaan.“Dia menggunakan kekayaan dan kekuasaan untuk merebut Leo dariku. Dia wanita jahat!” pekiknya dengan amarah yang membuncah.Dadanya begitu sesak, membayangkan kehangatan yang mereka berdua lakukan di pulau sana. Dara yakin, Alice menggunakan berbagai cara agar Leo bertekuk lutut padanya.“Tidak. Aku tidak akan menyerah. Aku akan merebut apa yang seharusnya menjadi milikku. Sejak awal, Leo adalah milikku, hanya m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09

Bab terbaru

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 216 TAMAT

    Luna menghela napas berulang kali, ia duduk dan menatap menantunya. “Ibu hanya tidak bisa membayangkan bagaimana nasib Laila di sana.”Leo mengangguk paham. Ia meraih tangan ibunya. “Ibu, Damian akan menjaganya selama satu bulan, lagipula ada Arsen di sana.”“Arsen? Kamu masih percaya pada pria itu? Bagaimana jika–”“Ibu, tolong percaya dengan keputusan yang sudah aku ambil, Arsen adalah satu-satunya yang bisa menjaga Laila setelah Damian.”Lagi-lagi Luna mendengus, ia tak suka dengan pria bernama Arsen. Pria itu ingin merebut Alice dari putranya bahkan dengan terang-terangan mengakui Laila dan Damian sebagai anak.“Kalian tidak ada yang mengerti dengan kekhawatiranku. Aku hanya ingin cucuku hidup dengan damai, tidak perlu sekolah di tempat jauh, kita bisa–”“Maafkan aku karena memotong ucapanmu Bu. Tetapi ini adalah keputusan mereka. Laila ingin sekolah bisnis seperti Silviana, sementara Damian, putraku adalah penerus, dia harus memiliki pendidikan yang jauh lebih hebat.”Membuang na

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 215

    Alice dan Leo saling pandang, pun dengan Laila yang hanya berdecak mendengar permintaan kakaknya.“Apa maksudmu, Damian?” tanya Laila semakin jengah.“Aku tidak mungkin mengekor padamu, aku juga ingin memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan,” katanya.“Tidak ada yang menjagamu sebaik aku, Laila. Sejak kita kecil, aku yang–”“Tapi sekarang aku sudah besar, aku bisa menjaga diriku, lagipula di sana ada Ayah Arsen.” Laila berdiri dengan kesalnya.“Terserah jika kalian tidak mendukung, aku akan tetap bersekolah di tempat yang aku inginkan,” ujarnya, “dan Ayah tidak boleh menarik kesepakatan kita.”“Laila duduk dulu, Nak.” Alice menepuk pelan sebelah sisi tempatnya.“Tidak Ibu. Tidak sebelum Damian berpikir waras.”Setelah mengatakan itu, Laila meninggalkan ruangan dengan kekesalan pada Damian.“Dia gila,” geramnya dengan nada yang kesal.Sementara itu, Clara yang melihat kakak perempuannya menuju kamar, segera mengikuti. Rasanya sangat berat berpisah meski mereka berdua jarang sekali terli

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 124

    “Selamat pagi.” Laila datang lebih cepat, memotong ucapan Alice yang tengah memeluk putri bungsunya.“Selamat pagi, Sayang.” Leonardo menyambut putri sulungnya, kemudian meminta Laila untuk duduk di sebelahnya.Melihat itu, Clara mengerucutkan bibir, “Ayah, jangan terlalu memanjakan kakak, dia sudah–”“Clara lebih baik kamu diam, berikan susu yang kamu buatkan tadi untukku.” Laila meraih selembar roti dan mengolesi dengan selesai cokelat.“Baiklah.” Clara memeluk ibunya singkat kemudian memberikan susu yang dibuatnya pada Laila.“Sekarang berikan nilai untukku. Aku yakin ini rasanya seratus,” kata Clara.Laila meraih gelas susu miliknya, kemudian meneguknya hingga setengah. “Enak, aku rasa ini adalah bakatmu.”Clara mengerucutkan bibir, “Bakatku banyak Kak. Hanya saja, aku tidak ingin menunjukkan pada orang lain,” katanya dengan bangga.“Oh aku sangat kagum padamu. Duduklah, aku ingin memberikan hadiah lain.” Laila meletakkan gelas yang sudah kosong kemudian merogoh kantong celana mil

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 213

    Alice masih ke dalam ruang makan dan benar saja, semua sudah disiapkan dengan sangat baik. Clara yang melihat wajah takjub ibunya pun ikut merasa bahagia.“Bagaimana? Aku sangat membanggakan bukan?” tanyanya pada sang ibu.“Benar Clara yang melakukan ini sendiri?” Alice menoleh pada putrinya yang langsung terdiam dengan bibir tersenyum kecil.“Senangnya, Clara dibantu oleh kak Laila,” akunya, “tapi karena dia kelelahan dan mengantuk, kakak kembali ke kamar.”Alice menaikkan alis, kemudian mengangguk paham. “Ya sudah, tapi setidaknya, Clara sudah membuktikan jika putri ibu sudah sangat hebat.”Clara mengangguk senang. “Tolong beritahu kakek ya, Bu. Aku ingin kakek mendengar hal baik tentangku.”“Baiklah, jika kakek bertanya, Ibu akan memberitahu jika cucunya yang cantik ini sudah besar.”Clara memeluk ibunya. “Ibu aku sangat menyayangimu. Aku yakin karena itulah ayah sangat mencintaimu.”Alice terkekeh, “Ya sudah, sekarang duduk dulu, Ibu akan buatkan sarapan untuk kita semua.”“Aku ak

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 212

    Alice menghela napas panjang untuk meredam semuanya. Tidak ada yang bisa mengetahui takdir kedepannya. Damian masih terlalu muda, sementara Sera, gadis kecil itu juga masih seusia Clara yang mungkin tidak mengerti dengan situasi ini.“Semoga saja, Damian mendapatkan yang terbaik,” putus Alice akhirnya.Leo mengangguk meski rasanya ada yang aneh. Rasa sakit yang Alice rasakan sepertinya terlalu besar, hingga sang istri belum bisa memaafkan apa yang telah terjadi.“Kamu benar, Damian masih terlalu muda. Kita bisa lebih tenang karena Bram juga telah meninggalkan kota bersama putrinya.Setelah mereka membahas semuanya, Alice memutuskan untuk tidak membahas ini lagi. Ia bahkan meminta Laila untuk tidak membantu Damian melupakan perasaannya yang diyakini hanya rasa sesaat.“Tidurlah, aku masih ada banyak pekerjaan di bawah,” kata Leo akhirnya, hingga saat ini ia belum menemukan seseorang yang bisa menggantikan posisi Bram di kantor.“Maafkan aku. Aku seharusnya tidak terlalu keras sehingga

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 211

    Malam hari, Alice yang masih merasa curiga pada Dara dan Leo memutuskan untuk tidur lebih cepat. Ia tahu usianya tidak lagi muda seperti dulu. Jadi, tidur adalah pilihan yang lebih tepat.Sementara itu, Leo yang tahu dengan kecemburuan istrinya hanya tersenyum kecil, merasa bersalah, tetapi ia bisa buktikan jika dirinya dan Dara tak ada hal yang harus dicurigai.“Aku sudah katakan padamu, kedatangannya adalah untuk berterima kasih karena tidak menghalangi Bram keluar dari perusahan,” jelas Leo pelan di telinga sang istri.“Mereka memutuskan untuk meninggalkan kota ini, jadi Bram sudah mengundur diri,” sambungnya.“Kenapa harus bertemu? Bukankah Bram bisa mewakili, Kenapa harus datang padaku, bukankah sama saja dia ingin mengulang kejadian yang telah lalu?” balas Alice akhirnya. Wanita itu membuka mata, tak menoleh tetapi masih menunggu suaminya menjawab pertanyaannya.“Sera yang memaksa untuk datang dan kebetulan dia–”“Apakah setelah melihatnya kembali hatimu masih bergetar? Dia bah

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 210

    Bram mengangkat wajah, menatap wanita seksi yang melangkah ke arahnya. Wanita dengan rambut panjang bergelombang serta bibir merah yang menggoda.“Tidak bisakah kamu mengetuk pintu dulu?” Bram meletakkan ponsel di atas meja, lalu berpindah ke sofa single.Si wanita terkekeh, ia mendekat dan duduk di hadapan Bram dengan gaya sensual.“Maafkan saya, Pak. Saya tidak sabar menunjukkan hasil karya saya, karena itulah lupa untuk mengetuk.” Mendengus kasar, Bram meraih dikumen yang sudah ada di atas meja. “Mulai besok, bawa langsung ke ruangan pak Leo, dia akan memeriksa tugasmu hingga–”“Tidak Pak. Saya tidak akan mempertaruhkan diri saya. Lebih baik bertanya dulu pada Pak Bram setelah itu ke ruangan pak Leo,” terangnya.“Della–”“Saya tidak mau Pak. Pak Leo terlalu kaku untuk saya, lagipula anak-anaknya sudah pernah salah paham pada saya,” keluhnya tak ingin mendapat masalah.Bram menghela napas, ia memeriksa kerjaan Della, setelah merasa bahwa semua sudah benar, ia kembali memberikan pad

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 209

    Sera terdiam, ia tak melanjutkan makannya. Ia lebih memilih mendengarkan pertengkaran orang tuanya.Ia membuang napas kasar dan berdiri meninggalkan Dara dan Bram yang masih berdebat tentang Alice.“Seharusnya aku tidak merusak pestaku sendiri,” gumamnya dengan wajah lesu.Ia keluar dari resto dan duduk di bangku taman, gadis kecil itu menunduk dengan wajah sedih.“Kamu di sini?” Suara seseorang membuatnya menoleh. Sera terlihat mengingat seseorang yang berada di sebelahnya.Ia langsung berdiri tatkala mengingat dengan benar. “Maafkan aku.” Sera hendak meninggalkan tempat, tetapi Damian mencegahnya, “Sera … apakah namamu Sera?”Sera menoleh dengan tatapan tidak suka, “Bukan. Jangan mendekatiku. Aku tidak mau berdekatan dengan keluarga Clara.”“Clara? Kamu mengenal adikku?” Sera mendengus kecil, “Tentu saja, Clara temanku,” katanya duduk lagi di bangku, “tapi aku tidak ingin berteman dengannya lagi.”Alisa Damian menukik tajam, “Apakah adikku membuat ulah? Dia mengganggumu?”Sera men

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 208

    Leonardo terdiam, ia menatap wajah istrinya yang semakin cantik meski anak-anak mereka telah menjadi remaja.Tangan kekar itu mengulur, mengusap lembut lengan sang istri lembut. “Dia adalah Sera.”“Apakah dia kerabat Bram? Aku merasa tidak asing dengan tatapan mata gadis itu, seperti aku pernah melihat tatapan itu sebelumnya,” kata Alice, “apakah aku salah jika aku merasa gadis kecil itu seperti tidak menyukaiku?”Leonardo memasang wajah datar, ia menatap istrinya dengan tatapan hangat, “Iya, dia adalah kerabat dari Bram,” katanya, “dan tatapan itu, bukan tatapan tidak suka, jangan berpikir terlalu jauh, ya.”Alice menggeleng. “Ya, aku harap salah menilai. Apakah dia anak dari saudara Bram? Atau–”“Dia adalah anak Bram,” jawab Leo segera.“Anak? Bram sudah menikah?” tanya Alice, ia bahkan hak pernah mendengar jika asisten suaminya menikah. Selama ini, mereka mengenal Bram sebagai praibaik, lalu sejak kapan Bram menikah dengan anak sebesar itu?“Tidak menikah, mereka memutuskan untuk t

DMCA.com Protection Status