Atmosfer di dalam rumah itu seketika berubah suram.Mendengar apa yang dikatakan Alex, Liora pun menghentikan langkahnya dan menatap pria itu balik.
"Kenapa? Kenapa aku tidak bisa memakai uangmu? Bukankah sekarang aku adalah istrimu. Seharusnya apa yang kamu miliki itu juga menjadi milikku," ucap Liora mengingatkan Alex status mereka. "Istri? Kita menikah bukan karena aku mencintaimu. Pernikahan ini akan berakhir setelah--" Alex langsung terdiam tidak bisa meneruskan apa yang dia katakan. "Kenapa diam? Kenapa, kau tidak melanjutkan perkataanmu? Setelah aku meninggal kan? Kau benar-benar tidak sabar ingin melihatku meninggal?" Liora tersenyum sinis, lalu dia pun mengeluarkan ATM milik Alex dan memberikannya kepada pria itu. "Aku kembalikan ATM milikmu ini dan untuk uang yang telah aku pakai, secepatnya aku akan mengembalikannya padamu." Sambung Liora lalu dia pun berjalan menuju ke kamarnya. Di dalam kamar Liora tampak membereskan semua barang-barang miliknya. Dia tidak mau dimanfaatkan oleh keluarga Abraham, meskipun dirinya sudah dibeli oleh keluarga itu. Tetapi, Liora sama sekali tidak menerima uang tersebut, jadi Liora memutuskan untuk keluar dari rumah Alex. Apalagi melihat sikap Alex yang sangat dingin kepada Liora membuatnya bertekad untuk segera bercerai. "Kau ingin pergi ke mana?" tanya Alex saat Liora membawa koper yang berisi semua barang-barangnya. "Aku ingin pergi dari sini, aku ingin kita bercerai!" ucap Liora dengan nada tegas. Dia tidak ingin hidupnya semakin kacau setelah semua yang dia alami. "Kau tidak akan pergi kemana-mana dan kita tidak bisa bercerai!" Alex tampak menegaskan kata-katanya. "Kenapa tidak bisa? Aku tau keluargamu telah membeliku, tapi aku sama sekali tidak menerima uang dari kalian. Lina dan Adriana-lah yang menerima uang itu. Jika kau mau, kau bisa menikah dengan Adriana, tapi sebelum itu kau harus meminta Adriana untuk menceraikan Bram, kau mengerti!" kata Liora, lalu berjalan keluar dari rumah Alex. Akan tetapi, Alex langsung menahan tangan Liora agar dia tidak bisa pergi. Yang membuat wanita itu langsung memberontak. "Lepaskan aku! Aku tidak mau tinggal di rumah ini. Kau bahkan tidak memberiku kebebasan. Kau hanya ingin aku hanya tinggal diam di rumah ini menunggu kematianku. Cepat lepaskan aku! Aku tidak mau tinggal di rumah ini!" Liora tampak berusaha melepaskan tangannya sekuat tenaga. Alex menahannya dengan kuat. "Liora, apakah kau marah karena masalah tadi?" tanya Alex masih menahan tangan istrinya itu. "Tidak! Aku tidak marah. Siapa aku yang berani marah padamu? Aku hanya wanita gila yang dibeli oleh keluargamu, tapi sekarang aku tidak mau lagi berada di rumah ini, karena aku tidak mau menjadi tumbal! Aku harus hidup untuk membalas dendam kepada orang-orang yang telah menyakitiku dan juga Papa. Aku tidak ingin mati!" teriak Liora semakin keras. Saat itu juga Alex langsung melepaskan tangannya. Melihat Alex yang sudah tidak menahannya lagi, Liora pun dengan cepat langsung berlari untuk keluar dari rumah itu. Sementara Alex hanya diam terpaku. Pemberontakan Liora membuatnya tak dapat berkata-kata lagi. "Taksi!" teriak Liora saat dirinya melihat taksi yang melintas di jalan tersebut. Dan akhirnya kini Liora telah meninggalkan rumah Alex. Alex hanya bisa menatap kepergian Liora yang saat itu menaiki sebuah taksi. Liora tampak bernafas lega karena akhirnya dia bisa terbebas dari Alex. Saat ini Alex tampak terlihat duduk termenung mengingat apa yang dikatakan oleh Liora. "Bagaimana bisa kau begitu kejam pada Liora, Alex? Tidak ada di dunia ini wanita yang dengan suka rela mau dijadikan tumbal," gumam Alex menyalahkan dirinya sendiri, atas ketidak berdayaannya akan kutukan yang terjadi kepada keluarganya. Alex yang saat ini merasa gelisah pun tidak sengaja melihat berita yang berada di televisi. Tentang seorang penjahat yang mengalami depresi karena ditinggal pergi oleh istrinya. Bahkan penjahat tersebut sudah membunuh dua orang dengan sadis. Dalam berita tersebut mengatakan bahwa pelaku kejahatan itu berlari menuju ke jalan arah rumahnya. Entah mengapa setelah mendengar berita tersebut Alex jadi teringat akan Liora dan kutukan pada keluarganya. "Liora? Bukankah itu taksi yang ditumpangi oleh Liora. Tidak, aku harus pergi mencari Liora." Alex langsung bergegas untuk pergi mencari Liora. Sedangkan saat ini Liora tampak ketakutan saat melihat seorang supir taksi tersebut yang membawa senjata tajam. "Pak, turunkan saya di sini," kata Liora menyadari bahwa ada yang tidak beres pada supir taksi tersebut. "Tapi kenapa, Nona? Bukankah tujuan kita masih jauh," jawab sang supir terus melajukan mobilnya. "Tidak! Aku mau turun di sini saja, cepat turunkan aku!" bentak Liora kepada sang supir. Mendengar nada suara Liora yang membentak dirinya membuat sang supir merasa kesal, lalu memberhentikan mobilnya di tempat yang gelap. "Kau mau membawaku ke mana?" tanya Liora saat mobil tersebut berbelok arah ke arah hutan. Sang supir tersebut membawa Liora ke tengah hutan, langsung menarik tangan Liora agar keluar dari dalam mobil dengan paksa. "Ayo turun! Bukankah tadi kau meminta untuk turun!" "Tidak! Aku tidak mau, lepaskan aku!" teriak Liora ketakutan saat melihat supir tersebut yang membawa senjata tajam di tangannya. Melihat Liora yang terus melawannya, sang supir itu menarik kaki Liora dan menyeretnya untuk keluar. "Kau benar-benar sama dengan wanita itu! Semua wanita di dunia ini, kalian semua hanya bisa berteriak dan memerintah. Lihat saja, aku akan memusnahkan semua wanita jahat sepertimu!" ucap sang supir tersebut dan menampar pipi Liora hingga beberapa kali. Seketika wajahnya luka karena kekuatan tangan supir taxi itu. Liora berteriak kesakitan, melawan pun tak ada gunanya. ''Tidak, kumohon lepaskan aku." Liora menagis memohon saat melihat sang supir ingin menusuk perutnya. Sepertinya dia akan tamat hari ini. Kutukan itu benar-benar akan terjadi. Saat Liora sudah berputus asa pada hidupnya, tiba-tiba Alex datang menendang perut supir tersebut hingga terjatuh. Erangan kesakitan terdengar, dia langsung jatuh tersungkur. "Alex?" Liora tampak kebingungan saat melihat kedatangan Alex. "Liora, kamu baik-baik saja?" tanya Alex sambil membantu Liora untuk berdiri. "Sial! Berani sekali kau ikut campur urusanku," ucap supir tersebut lalu mengarahkan pisau kepada Alex yang saat ini tengah membantu Liora untuk berdiri. Liora yang melihat aksi supir tersebut pun dengan cepat langsung membalikkan badannya untuk melindungi Alex. "Aakkkh!" Liora menjerit kesakitan saat pisau tersebut menancap di perutnya. "Liora! Apa yang kau lakukan, Liora?" teriak Alex sambil menahan tubuh Liora yang mulai terlihat lemas. Liora memegang perutnya yang masih terdapat pisau yang menancap. "Alex, mungkin kutukan itu sedang terjadi padaku, dan kini kau bisa memiliki istri lagi dengan tenang karena kutukan itu telah terjadi padaku," ucap Liora dengan suara lemah dan saat itu juga Liora pun sudah tidak sadarkan diri. "Tidak, Liora!" teriak Alex ketakutan saat melihat Liora telah memejamkan matanya.Tanpa berfikir panjang lagi, Alex langsung membawa Liora ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. "Liora, kau tidak boleh meninggal atau aku akan merasa menyesal seumur hidupku." kata Alex tampak terlihat panik saat melihat keadaan Liora yang penuh dengan darah. Sedangkan saat itu juga Alex langsung melaporkan kepada polisi tentang supir taksi yang telah menusuk Liora dan saat itu juga para polisi menangkap supir taksi tersebut. Kini Liora sedang berada di ruang operasi dan Alex tampak menunggu Liora dengan wajah khawatirnya. Setelah beberapa jam akhirnya Dokter pun keluar dan saat itu juga Alex bertanya tentang keadaan Liora. "Bagaimana keadaan Liora, Dok? Apakah dia baik-baik saja?" tanya Alex tidak sabar mendengar kabar Liora. "Keadaan pasien kini mulai stabil, untung saja kamu segera membawa pasien ke rumah sakit atau nyawa dia tidak akan tertolong. Dia saat ini sedang dalam masa pemulihan dan jika nanti keadaanya semakin stabil maka dia akan di pindahkan ke ruangan r
Liora menunggu cukup lama di ruang tunggu hingga beberapa saat kemudian Alex dan juga asisten pribadinya baru saja keluar dari dalam lift khusus Presdir. Melihat kedatangan Alex, Liora yang terlihat bahagia pun langsung berlari kearah Alex. "Alex!" panggil Liora dan tanpa sadar bahwa dia bergerak terlalu cepat sehingga membuat luka jahitannya terasa sakit. "Aakkh, sakit sekali," Liora tampak memegang perutnya sambil menahan rasa sakit. Alex yang saat itu melihat Liora sedang kesakitan pun langsung berlari kearah Liora untuk membantunya. "Liora? Apa yang kau lakukan disini? Keadaan mu bahkan belum sepenuhnya pulih tapi kau sudah berlari seperti tadi, kau benar-benar ingin masuk ke rumah sakit lagi, Hah!" kata Alex tampak memarahi kecerobohan yang dilakukan oleh Liora. "Bisakah kau marahnya nanti saja, perutku benar-benar sangat sakit," ucap Liora masih memegang perutnya lalu tanpa berbicara apapun Alex langsung menggendong tubuh Liora dan membawanya menuju ke ruangannya. "H
Pagi hari pun telah tiba, saat ini Liora tengah meminum obat agar dirinya bisa segera sembuh dan sehat kembali. Liora benar-benar sudah tidak sabar untuk bisa menjalankan rencananya."Liora, kau harus segera sembuh agar kau bisa membalaskan dendam mu kepada mereka. Aku benar-benar tidak rela melihat mereka semua bahagia sedangkan aku di sini menderita. Aku akan membuat kalian semua membayar semua perbuatan jahat kalian padaku." Liora tampak menggenggam erat tangannya dengan amarah di dalam hatinya saat mengingat bagaimana Adriana dan juga Bram yang telah membuat hidup Liora seperti berada di dalam neraka saat dia berada di dalam penjara.Hari demi hari berlalu begitu cepat, kini keadaan Liora pun semakin hari semakin membaik. Liora tampak memakai pakaian yang rapi karena mulai hari ini Liora ingin bekerja di perusahaan Alex, Liora ingin memulai semuanya dari awal dan merebut kembali perusahaannya yang telah di kuasai oleh Adriana.Liora tampak memesan taksi untuk menuju ke perusahaan
Hari demi hari berlalu begitu cepat, saat ini adalah hari dimana Liora akan pergi ke perusahaan Aditama, perusahaan keluarganya yang direbut oleh Adriana dan juga Bram. Liora yang saat ini tengah berada di dalam kamarnya pun tampak menatap tajam ke arah cermin. "Aku akan memulai dari kau, Adriana. Jika dulu kau yang menggoda Mas Bram, sekarang aku akan membuat kau merasakan apa yang aku rasakan dulu bahkan aku sampai kehilangan bayiku karena ulahmu dan sekarang kau tengah bahagia karena bisa hamil anak Mas Bram." Liora tampak menggertakkan giginya saat dia mengingat bagaimana kejamnya Adriana pada dirinya dulu. Liora mulai merias dirinya agar terlihat cantik, selama ini Liora benar-benar sangat bodoh karena telah jatuh cinta kepada lelaki seperti Bram. Bram adalah lelaki playboy yang suka mempermainkan seorang wanita termasuk Liora yang mencintai Bram dengan tulus. Setelah berdandan, Liora pun berjalan keluar dari dalam kamarnya untuk sarapan bersama dengan Alex. Setelah kejadi
Setelah rapat itu selesai, kini Liora tampak bersiap untuk kembali ke perusahaan Alex dan memberitahukan tentang kejadian saat rapat tadi. Liora benar-benar tidak sabar apa pendapat Alex tentang apa yang dia lakukan tadi pada rapat tahunan itu. Liora kini berjalan keluar dari perusahaan Aditama, sedangkan dari kejauhan sepasang mata menatap kearah Liora sambil tersenyum tipis. "Liora, aku tidak menyangka bahwa sekarang penampilanmu jauh berbeda dari saat dulu bersama denganku. Kau terlihat lebih cantik dan terlihat berani, aku suka dengan perubahanmu saat ini." gumam Bram yang saat ini melihat kearah Liora."Sayang, apa yang kau lihat?" tanya seorang wanita yang tak lain adalah Adriana. Ya, Adriana memang sering datang ke perusahaan Aditama untuk menemani Bram meskipun saat ini dirinya sedang hamil tapi Adriana tidak ingin jauh dari Bram."Tidak ada, aku hanya melihat pemandangan jalanan yang macet. Adriana, kenapa kau tidak tinggal dirumah saja dan beristirahat? Ingat Sayang, ba
Mendengar apa yang dikatakan oleh Bram, Liora benar-benar sangat muak dan ingin muntah. Kenapa dulu Liora bisa jatuh cinta kepada lelaki seperti Bram dan bodohnya Liora yang mempercayakan semuanya kepada Bram hingga dia kini mengkhianatinya. "Maaf Pak Bram, saya tidak memiliki waktu untuk meladeni perkataan Pak Bram yang tidak masuk akal." jawab Liora lalu berjalan meninggalkan Bram. Kini Bram terus menatap kearah Liora yang berjalan keluar, ada perasaan aneh yang kini dialami oleh Bram saat dia melihat bagaimana sikap dan juga penampilan Liora yang menurut Bram membuat dirinya kembali jatuh cinta kepada Liora. "Liora, kenapa setelah menikah dengan keluarga Abraham kau terlihat sangat menarik, aku benar-benar tidak menyangka bahwa kau sekarang memiliki aura yang berbeda." kata Bram tersenyum tipis saat dia memikirkan bagaimana jika nanti dia bisa kembali memiliki Liora. Saat berada diluar perusahaan Aditama, kini Liora tersenyum bahagia karena akhirnya rencananya berjalan deng
Liora duduk termenung sambil menatap ke arah luar jendela kamar. Hari ini hari pernikahannya yang kedua, setelah pernikahan pertamanya kandas usai sang suami direbut oleh adik tirinya. Meski demikian, Liora sama sekali tidak merasa bahagia. Bagaimana tidak, setelah keluar dari rumah sakit jiwa, Liora mau tidak mau harus menikah dengan lelaki yang bahkan tidak pernah dia kenal.Kekejaman yang keluarganya lakukan, bahkan membuat Liora tidak berani untuk menolak. Ataupun sekadar bertanya tentang siapa yang akan menikahinya. "Kalian semua akan membayar atas kejahatan yang telah kalian lakukan padaku," gumam Liora dengan amarah di dalam hatinya, ketika mengingat bagaimana suami dan juga adik tiri yang dengan kejam menyiksanya.Saat ini beberapa pelayan datang untuk melayani Liora. "Nyonya, mari saya bantu Nyonya untuk membersihkan tubuh Nyonya," kata sang pelayan ingin membantu Liora untuk mandi. "Tidak, kau tidak perlu membantuku, aku bisa melakukannya sendiri," jawab Liora, lalu dia m
Malam hari pun telah tiba. Setelah pertengkaran itu, antara Liora dan juga Alex tidak lagi bertemu. Saat ini salah satu pelayan datang membawakan makanan untuk Liora. "Nyonya, ini makan malam untuk, Nyonya," kata si pelayan tersebut sambil memberikan nampan yang berisi makanan. "Hem, keluarlah," jawab Liora. Liora tampak menatap ke arah makanan yang dibawakan oleh pelayan tadi. Dia tersenyum sinis saat mengetahui bagaimana kehidupannya yang seperti lelucon ini. "Kau benar-benar sangat menyedihkan Liora, baru saja kau keluar dari rumah sakit jiwa dengan harapan kau akan memiliki kehidupan yang lebih baik meskipun kau harus menikah dengan lelaki yang bahkan tidak kau kenal. Tapi... setelah kau keluar dari rumah sakit jiwa, kau malah dijadikan tumbal oleh suamimu sendiri." Liora tertawa kosong. Dia mengolok-olok dirinya sendiri yang menyedihkan. Liora pun berjalan menatap ke arah cermin, lalu dia menghapus air matanya dengan tatapan dingin. Menangis pun sudah tidak ada gunanya. Unt
Mendengar apa yang dikatakan oleh Bram, Liora benar-benar sangat muak dan ingin muntah. Kenapa dulu Liora bisa jatuh cinta kepada lelaki seperti Bram dan bodohnya Liora yang mempercayakan semuanya kepada Bram hingga dia kini mengkhianatinya. "Maaf Pak Bram, saya tidak memiliki waktu untuk meladeni perkataan Pak Bram yang tidak masuk akal." jawab Liora lalu berjalan meninggalkan Bram. Kini Bram terus menatap kearah Liora yang berjalan keluar, ada perasaan aneh yang kini dialami oleh Bram saat dia melihat bagaimana sikap dan juga penampilan Liora yang menurut Bram membuat dirinya kembali jatuh cinta kepada Liora. "Liora, kenapa setelah menikah dengan keluarga Abraham kau terlihat sangat menarik, aku benar-benar tidak menyangka bahwa kau sekarang memiliki aura yang berbeda." kata Bram tersenyum tipis saat dia memikirkan bagaimana jika nanti dia bisa kembali memiliki Liora. Saat berada diluar perusahaan Aditama, kini Liora tersenyum bahagia karena akhirnya rencananya berjalan deng
Setelah rapat itu selesai, kini Liora tampak bersiap untuk kembali ke perusahaan Alex dan memberitahukan tentang kejadian saat rapat tadi. Liora benar-benar tidak sabar apa pendapat Alex tentang apa yang dia lakukan tadi pada rapat tahunan itu. Liora kini berjalan keluar dari perusahaan Aditama, sedangkan dari kejauhan sepasang mata menatap kearah Liora sambil tersenyum tipis. "Liora, aku tidak menyangka bahwa sekarang penampilanmu jauh berbeda dari saat dulu bersama denganku. Kau terlihat lebih cantik dan terlihat berani, aku suka dengan perubahanmu saat ini." gumam Bram yang saat ini melihat kearah Liora."Sayang, apa yang kau lihat?" tanya seorang wanita yang tak lain adalah Adriana. Ya, Adriana memang sering datang ke perusahaan Aditama untuk menemani Bram meskipun saat ini dirinya sedang hamil tapi Adriana tidak ingin jauh dari Bram."Tidak ada, aku hanya melihat pemandangan jalanan yang macet. Adriana, kenapa kau tidak tinggal dirumah saja dan beristirahat? Ingat Sayang, ba
Hari demi hari berlalu begitu cepat, saat ini adalah hari dimana Liora akan pergi ke perusahaan Aditama, perusahaan keluarganya yang direbut oleh Adriana dan juga Bram. Liora yang saat ini tengah berada di dalam kamarnya pun tampak menatap tajam ke arah cermin. "Aku akan memulai dari kau, Adriana. Jika dulu kau yang menggoda Mas Bram, sekarang aku akan membuat kau merasakan apa yang aku rasakan dulu bahkan aku sampai kehilangan bayiku karena ulahmu dan sekarang kau tengah bahagia karena bisa hamil anak Mas Bram." Liora tampak menggertakkan giginya saat dia mengingat bagaimana kejamnya Adriana pada dirinya dulu. Liora mulai merias dirinya agar terlihat cantik, selama ini Liora benar-benar sangat bodoh karena telah jatuh cinta kepada lelaki seperti Bram. Bram adalah lelaki playboy yang suka mempermainkan seorang wanita termasuk Liora yang mencintai Bram dengan tulus. Setelah berdandan, Liora pun berjalan keluar dari dalam kamarnya untuk sarapan bersama dengan Alex. Setelah kejadi
Pagi hari pun telah tiba, saat ini Liora tengah meminum obat agar dirinya bisa segera sembuh dan sehat kembali. Liora benar-benar sudah tidak sabar untuk bisa menjalankan rencananya."Liora, kau harus segera sembuh agar kau bisa membalaskan dendam mu kepada mereka. Aku benar-benar tidak rela melihat mereka semua bahagia sedangkan aku di sini menderita. Aku akan membuat kalian semua membayar semua perbuatan jahat kalian padaku." Liora tampak menggenggam erat tangannya dengan amarah di dalam hatinya saat mengingat bagaimana Adriana dan juga Bram yang telah membuat hidup Liora seperti berada di dalam neraka saat dia berada di dalam penjara.Hari demi hari berlalu begitu cepat, kini keadaan Liora pun semakin hari semakin membaik. Liora tampak memakai pakaian yang rapi karena mulai hari ini Liora ingin bekerja di perusahaan Alex, Liora ingin memulai semuanya dari awal dan merebut kembali perusahaannya yang telah di kuasai oleh Adriana.Liora tampak memesan taksi untuk menuju ke perusahaan
Liora menunggu cukup lama di ruang tunggu hingga beberapa saat kemudian Alex dan juga asisten pribadinya baru saja keluar dari dalam lift khusus Presdir. Melihat kedatangan Alex, Liora yang terlihat bahagia pun langsung berlari kearah Alex. "Alex!" panggil Liora dan tanpa sadar bahwa dia bergerak terlalu cepat sehingga membuat luka jahitannya terasa sakit. "Aakkh, sakit sekali," Liora tampak memegang perutnya sambil menahan rasa sakit. Alex yang saat itu melihat Liora sedang kesakitan pun langsung berlari kearah Liora untuk membantunya. "Liora? Apa yang kau lakukan disini? Keadaan mu bahkan belum sepenuhnya pulih tapi kau sudah berlari seperti tadi, kau benar-benar ingin masuk ke rumah sakit lagi, Hah!" kata Alex tampak memarahi kecerobohan yang dilakukan oleh Liora. "Bisakah kau marahnya nanti saja, perutku benar-benar sangat sakit," ucap Liora masih memegang perutnya lalu tanpa berbicara apapun Alex langsung menggendong tubuh Liora dan membawanya menuju ke ruangannya. "H
Tanpa berfikir panjang lagi, Alex langsung membawa Liora ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. "Liora, kau tidak boleh meninggal atau aku akan merasa menyesal seumur hidupku." kata Alex tampak terlihat panik saat melihat keadaan Liora yang penuh dengan darah. Sedangkan saat itu juga Alex langsung melaporkan kepada polisi tentang supir taksi yang telah menusuk Liora dan saat itu juga para polisi menangkap supir taksi tersebut. Kini Liora sedang berada di ruang operasi dan Alex tampak menunggu Liora dengan wajah khawatirnya. Setelah beberapa jam akhirnya Dokter pun keluar dan saat itu juga Alex bertanya tentang keadaan Liora. "Bagaimana keadaan Liora, Dok? Apakah dia baik-baik saja?" tanya Alex tidak sabar mendengar kabar Liora. "Keadaan pasien kini mulai stabil, untung saja kamu segera membawa pasien ke rumah sakit atau nyawa dia tidak akan tertolong. Dia saat ini sedang dalam masa pemulihan dan jika nanti keadaanya semakin stabil maka dia akan di pindahkan ke ruangan r
Atmosfer di dalam rumah itu seketika berubah suram.Mendengar apa yang dikatakan Alex, Liora pun menghentikan langkahnya dan menatap pria itu balik. "Kenapa? Kenapa aku tidak bisa memakai uangmu? Bukankah sekarang aku adalah istrimu. Seharusnya apa yang kamu miliki itu juga menjadi milikku," ucap Liora mengingatkan Alex status mereka."Istri? Kita menikah bukan karena aku mencintaimu. Pernikahan ini akan berakhir setelah--" Alex langsung terdiam tidak bisa meneruskan apa yang dia katakan."Kenapa diam? Kenapa, kau tidak melanjutkan perkataanmu? Setelah aku meninggal kan? Kau benar-benar tidak sabar ingin melihatku meninggal?" Liora tersenyum sinis, lalu dia pun mengeluarkan ATM milik Alex dan memberikannya kepada pria itu."Aku kembalikan ATM milikmu ini dan untuk uang yang telah aku pakai, secepatnya aku akan mengembalikannya padamu." Sambung Liora lalu dia pun berjalan menuju ke kamarnya.Di dalam kamar Liora tampak membereskan semua barang-barang miliknya. Dia tidak mau dimanfaatka
Adriana pun berjalan ke arah Liora dengan terburu-buru, hendak membalas tamparan Liora terhadap Mamanya. Terlihat Liora seperti sengaja menantang dirinya."Kau benar-benar kurang ajar, Liora!" bentak Adriana sambil melayangkan tangannya, tapi saat itu juga Liora langsung menahan tangannya."Jangan menyentuhku, karena aku tidak sudi tangan kotormu ini menyentuh tubuhku!" kata Liora menunjukkan amarah. Tangan wanita di hadapannya langsung dihempaskan dengan tatapan penuh kebencian.Andriana terhuyung sesaat. Kata-kata Liora tadi telah melukai harga dirinya. Dan dia tak menerima hal itu. "Kotor? Kamu bilang tubuhku kotor?" "Iya! Aku bilang tubuh kamu kotor dan menjijikan. Kau menggunakan tubuh kotormu itu untuk menggoda kakak iparmu sendiri. Adriana, kau benar-benar tidak tau malu karena sudah menikahi mantan suami dari kakakmu sendiri." Liora memojokkan Adriana. Perlakuan wanita itu yang telah berani menggoda mantan suaminya, tidak akan pernah ia lupakan.Andriana berdiri dengan sikap
Saat ini Liora telah berada di depan rumah Papanya. Dia menatap ke arah rumah besar yang sejak dulu menjadi tempat tinggalnya. Rumah yang dulu menjadi tempatnya berlindung, tetapi kini tak lagi sama. Liora kembali teringat akan masa kecilnya saat kedua orang tuanya masih bersama. Saat itu Liora sangat bahagia dengan kasih sayang yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Hingga kedatangan Lina yang menjadi ibu tiri Liora saat ini, menghancurkan semua kebahagiaannya. Liora pun berjalan masuk ke dalam, tujuannya datang untuk membawa sang papa pergi dari rumah ini. Liora tau bahwa Lina dan Adriana memanfaatkan papanya agar dia bisa menguasai semua harta keluarga Aditama. Dia tidak akan membiarkan semua itu terjadi. Setelah berada di dalam rumah, Liora benar-benar sangat terkejut saat melihat papanya yang dalam keadaan sakit stroke berada di lantai atas, terlihat akan turun ke tangga dengan kursi rodanya. "Papa! Berhenti di situ jangan bergerak sedikit pun!" teriak Liora merasa takut saa