Malam hari pun telah tiba. Setelah pertengkaran itu, antara Liora dan juga Alex tidak lagi bertemu. Saat ini salah satu pelayan datang membawakan makanan untuk Liora.
"Nyonya, ini makan malam untuk, Nyonya," kata si pelayan tersebut sambil memberikan nampan yang berisi makanan. "Hem, keluarlah," jawab Liora. Liora tampak menatap ke arah makanan yang dibawakan oleh pelayan tadi. Dia tersenyum sinis saat mengetahui bagaimana kehidupannya yang seperti lelucon ini. "Kau benar-benar sangat menyedihkan Liora, baru saja kau keluar dari rumah sakit jiwa dengan harapan kau akan memiliki kehidupan yang lebih baik meskipun kau harus menikah dengan lelaki yang bahkan tidak kau kenal. Tapi... setelah kau keluar dari rumah sakit jiwa, kau malah dijadikan tumbal oleh suamimu sendiri." Liora tertawa kosong.Dia mengolok-olok dirinya sendiri yang menyedihkan.
Liora pun berjalan menatap ke arah cermin, lalu dia menghapus air matanya dengan tatapan dingin. Menangis pun sudah tidak ada gunanya. Untuk apa meratapi nasib yang sama sekali tidak berpihak padanya. Lebih baik sekarang dia menetapkan tujuannya. "Tidak, aku tidak bisa hanya diam menunggu kematianku! Aku ingin membalas semua perbuatan jahat mereka padaku!" tekadnya dengan mata menyala-nyala. "Sebelum aku mati, aku akan membuat orang-orang yang telah menyiksaku akan menerima balasannya, bahkan aku akan membalas dua kali lipat perbuatan mereka."**
Pagi hari pun telah tiba. Saat ini Liora memakai pakaian yang telah disiapkan pelayan. Dia tampak berdandan yang membuatnya terlihat sangat cantik. Setelah itu Liora pun berjalan keluar dari kamarnya untuk sarapan bersama dengan keluarga besar Abraham.
Liora turun dari anak tangga dengan sangat anggun. Semua orang yang melihat penampilan Liora cukup kagum karena ternyata Liora sangatlah cantik. Tak terkecuali Alex yang saat itu juga duduk di meja makan bersama dengan keluarganya. "Maaf telah membuat kalian menunggu lama," kata Liora dengan menarik kursi untuk dia duduki. "Tidak apa-apa, Liora. Ayo kita sarapan bersama," ucap Mama Alex yang saat itu tersenyum ramah kepada Liora. "Sayang sekali Liora pernah memiliki penyakit gangguan jiwa. Jika tidak maka aku pasti akan sangat senang karena Liora menikah dengan Alex. Apalagi dia juga sangat cantik. Pasti jika mereka memiliki anak, anak-anak mereka akan sangat tampan dan juga cantik. Tapi sudahlah, semua ini sudah ditakdirkan bahwa Liora hanya akan menjadi tumbal untuk Alex," ucap Mama Alex di dalam hatinya sambil melihat ke arah Liora. Saat ini Liora tampak terlihat dengan sangat tenang sambil memakan makanannya. Alex yang berada di samping Liora hanya melirik sekilas ke arahnya. Alex masih ingat dengan betul bagaimana pertengkarannya dengan Liora waktu itu, Liora terlihat sangat marah dan ingin bercerai dengan dirinya. Namun, hari ini Alex melihat seperti tidak ada yang terjadi padanya. "Mah, Pah. Mungkin nanti sore setelah Alex pulang bekerja, kita berdua akan kembali ke rumah Alex," ucap Alex memberitahukan bahwa dirinya ingin membawa Liora ke rumahnya. "Tapi kenapa harus buru-buru, Alex? Bukankah baru kemarin kalian menikah. Apa kamu tidak ingin berada di sini dulu bersama dengan Mama dan juga Papa?" kata Mama Alex dengan berat hati saat Alex dan juga Liora ingin pergi dari rumahnya. "Mah, sekarang Alex sudah menikah jadi biarkan saja dia kembali ke rumahnya sendiri mungkin Alex dan juga Liora lebih nyaman tinggal di rumah mereka sendiri," sambung Papa Alex memberikan pengertian kepada istrinya. "Baiklah, kalau itu yang kalian berdua inginkan. Tapi ingat, jika kalian berdua ada waktu senggang datang ke Mansion untuk menjenguk Mama." "Baik Mah, Mama tidak perlu khawatir. Liora pasti akan sering datang ke sini untuk bertemu dengan Mama," jawab Liora sambil tersenyum bahagia kepada Mama mertuanya. Di dalam hati Liora, dia benar-benar sangat muak melihat bagaimana kedua orang tua Alex yang seperti tidak berdosa telah membuat dirinya dijadikan sebagai tumbal kutukan keluarga ini. "Kedua orang tua ini benar-benar sangat pandai berakting. Dia bahkan bisa tersenyum bahagia seperti itu di depanku. Wajah mereka berdua juga tidak menunjukkan rasa bersalah karena sudah menjadikan aku sebagai tumbal di keluarganya. Tapi tidak apa, selama mereka tidak menggangguku maka aku juga tidak akan mengganggu mereka," ucap Liora di dalam hatinya sambil tersenyum ke arah ke dua orang tua Alex. Hari demi hari berlalu begitu cepat. Sudah satu minggu lebih Liora menjadi istri dari Alex, dan sejak itu Liora dan juga Alex tidak pernah tidur di satu ranjang yang sama. Alex meminta Liora untuk mengetahui batasannya dan tidak mengganggu dirinya karena bagaimanapun juga dirinya menikah dengan Liora karena bukan keinginannya. Jadi Alex memberikan jarak kepada Liora. Wanita itu juga menyetujui, karena dirinya juga tidak ingin memiliki hubungan apa pun dengan Alex. Saat ini Liora berniat untuk menemui papanya di rumahnya dulu. Semenjak Liora berada di rumah sakit jiwa, dia mendapatkan kabar jika papanya mengalami stroke dan tidak bisa berjalan. Hari itu Liora benar-benar sangat kacau, saat dirinya mendapatkan kabar bahwa papanya tengah sakit. Hanya papanya lah yang Liora miliki di dunia ini. Liora berjalan dengan pakaian yang elegan dan terlihat mewah. Dia ingin membuat adik dan juga Ibu tirinya merasa iri padanya. "Kau ingin pergi ke mana?" tanya Alex yang saat itu tengah berada di meja makan. "Aku ingin pergi menemui Papaku, karena semenjak aku keluar dari rumah sakit aku sama sekali tidak bertemu dengan Papa. Jadi hari ini aku ingin menemui Papa," jawab Liora dengan nada santainya. "Kau ingin menemui Papamu atau mantan suamimu? Dengan penampilanmu yang seperti ini sangat jelas terlihat bahwa kau ingin kembali menggoda mantan suamimu, kan?" ucap Alex menuduh Liora. Liora mengembuskan napas. "Kenapa dengan pakaianku? Apa ada yang salah jika aku menemui keluargaku dengan pakaian seperti ini?" sahutnya enteng, "Lagian aku juga tidak memiliki niat apa pun pada mantan suamiku. Jika nanti dia tergoda dengan penampilanku, maka jangan salah aku, tapi salahkanlah wajahku yang terlalu cantik ini. Sudahlah Tuan Abraham, aku tidak memiliki waktu untuk berdebat dengan kamu karena aku masih memiliki urusan yang harus aku selesaikan. Selamat tinggal," kata Liora melambaikan tangannya lalu berjalan pergi meninggalkan Alex.Saat ini Liora telah berada di depan rumah Papanya. Dia menatap ke arah rumah besar yang sejak dulu menjadi tempat tinggalnya. Rumah yang dulu menjadi tempatnya berlindung, tetapi kini tak lagi sama. Liora kembali teringat akan masa kecilnya saat kedua orang tuanya masih bersama. Saat itu Liora sangat bahagia dengan kasih sayang yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Hingga kedatangan Lina yang menjadi ibu tiri Liora saat ini, menghancurkan semua kebahagiaannya. Liora pun berjalan masuk ke dalam, tujuannya datang untuk membawa sang papa pergi dari rumah ini. Liora tau bahwa Lina dan Adriana memanfaatkan papanya agar dia bisa menguasai semua harta keluarga Aditama. Dia tidak akan membiarkan semua itu terjadi. Setelah berada di dalam rumah, Liora benar-benar sangat terkejut saat melihat papanya yang dalam keadaan sakit stroke berada di lantai atas, terlihat akan turun ke tangga dengan kursi rodanya. "Papa! Berhenti di situ jangan bergerak sedikit pun!" teriak Liora merasa takut saa
Adriana pun berjalan ke arah Liora dengan terburu-buru, hendak membalas tamparan Liora terhadap Mamanya. Terlihat Liora seperti sengaja menantang dirinya."Kau benar-benar kurang ajar, Liora!" bentak Adriana sambil melayangkan tangannya, tapi saat itu juga Liora langsung menahan tangannya."Jangan menyentuhku, karena aku tidak sudi tangan kotormu ini menyentuh tubuhku!" kata Liora menunjukkan amarah. Tangan wanita di hadapannya langsung dihempaskan dengan tatapan penuh kebencian.Andriana terhuyung sesaat. Kata-kata Liora tadi telah melukai harga dirinya. Dan dia tak menerima hal itu. "Kotor? Kamu bilang tubuhku kotor?" "Iya! Aku bilang tubuh kamu kotor dan menjijikan. Kau menggunakan tubuh kotormu itu untuk menggoda kakak iparmu sendiri. Adriana, kau benar-benar tidak tau malu karena sudah menikahi mantan suami dari kakakmu sendiri." Liora memojokkan Adriana. Perlakuan wanita itu yang telah berani menggoda mantan suaminya, tidak akan pernah ia lupakan.Andriana berdiri dengan sikap
Atmosfer di dalam rumah itu seketika berubah suram.Mendengar apa yang dikatakan Alex, Liora pun menghentikan langkahnya dan menatap pria itu balik. "Kenapa? Kenapa aku tidak bisa memakai uangmu? Bukankah sekarang aku adalah istrimu. Seharusnya apa yang kamu miliki itu juga menjadi milikku," ucap Liora mengingatkan Alex status mereka."Istri? Kita menikah bukan karena aku mencintaimu. Pernikahan ini akan berakhir setelah--" Alex langsung terdiam tidak bisa meneruskan apa yang dia katakan."Kenapa diam? Kenapa, kau tidak melanjutkan perkataanmu? Setelah aku meninggal kan? Kau benar-benar tidak sabar ingin melihatku meninggal?" Liora tersenyum sinis, lalu dia pun mengeluarkan ATM milik Alex dan memberikannya kepada pria itu."Aku kembalikan ATM milikmu ini dan untuk uang yang telah aku pakai, secepatnya aku akan mengembalikannya padamu." Sambung Liora lalu dia pun berjalan menuju ke kamarnya.Di dalam kamar Liora tampak membereskan semua barang-barang miliknya. Dia tidak mau dimanfaatka
Tanpa berfikir panjang lagi, Alex langsung membawa Liora ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. "Liora, kau tidak boleh meninggal atau aku akan merasa menyesal seumur hidupku." kata Alex tampak terlihat panik saat melihat keadaan Liora yang penuh dengan darah. Sedangkan saat itu juga Alex langsung melaporkan kepada polisi tentang supir taksi yang telah menusuk Liora dan saat itu juga para polisi menangkap supir taksi tersebut. Kini Liora sedang berada di ruang operasi dan Alex tampak menunggu Liora dengan wajah khawatirnya. Setelah beberapa jam akhirnya Dokter pun keluar dan saat itu juga Alex bertanya tentang keadaan Liora. "Bagaimana keadaan Liora, Dok? Apakah dia baik-baik saja?" tanya Alex tidak sabar mendengar kabar Liora. "Keadaan pasien kini mulai stabil, untung saja kamu segera membawa pasien ke rumah sakit atau nyawa dia tidak akan tertolong. Dia saat ini sedang dalam masa pemulihan dan jika nanti keadaanya semakin stabil maka dia akan di pindahkan ke ruangan r
Liora menunggu cukup lama di ruang tunggu hingga beberapa saat kemudian Alex dan juga asisten pribadinya baru saja keluar dari dalam lift khusus Presdir. Melihat kedatangan Alex, Liora yang terlihat bahagia pun langsung berlari kearah Alex. "Alex!" panggil Liora dan tanpa sadar bahwa dia bergerak terlalu cepat sehingga membuat luka jahitannya terasa sakit. "Aakkh, sakit sekali," Liora tampak memegang perutnya sambil menahan rasa sakit. Alex yang saat itu melihat Liora sedang kesakitan pun langsung berlari kearah Liora untuk membantunya. "Liora? Apa yang kau lakukan disini? Keadaan mu bahkan belum sepenuhnya pulih tapi kau sudah berlari seperti tadi, kau benar-benar ingin masuk ke rumah sakit lagi, Hah!" kata Alex tampak memarahi kecerobohan yang dilakukan oleh Liora. "Bisakah kau marahnya nanti saja, perutku benar-benar sangat sakit," ucap Liora masih memegang perutnya lalu tanpa berbicara apapun Alex langsung menggendong tubuh Liora dan membawanya menuju ke ruangannya. "H
Pagi hari pun telah tiba, saat ini Liora tengah meminum obat agar dirinya bisa segera sembuh dan sehat kembali. Liora benar-benar sudah tidak sabar untuk bisa menjalankan rencananya."Liora, kau harus segera sembuh agar kau bisa membalaskan dendam mu kepada mereka. Aku benar-benar tidak rela melihat mereka semua bahagia sedangkan aku di sini menderita. Aku akan membuat kalian semua membayar semua perbuatan jahat kalian padaku." Liora tampak menggenggam erat tangannya dengan amarah di dalam hatinya saat mengingat bagaimana Adriana dan juga Bram yang telah membuat hidup Liora seperti berada di dalam neraka saat dia berada di dalam penjara.Hari demi hari berlalu begitu cepat, kini keadaan Liora pun semakin hari semakin membaik. Liora tampak memakai pakaian yang rapi karena mulai hari ini Liora ingin bekerja di perusahaan Alex, Liora ingin memulai semuanya dari awal dan merebut kembali perusahaannya yang telah di kuasai oleh Adriana.Liora tampak memesan taksi untuk menuju ke perusahaan
Hari demi hari berlalu begitu cepat, saat ini adalah hari dimana Liora akan pergi ke perusahaan Aditama, perusahaan keluarganya yang direbut oleh Adriana dan juga Bram. Liora yang saat ini tengah berada di dalam kamarnya pun tampak menatap tajam ke arah cermin. "Aku akan memulai dari kau, Adriana. Jika dulu kau yang menggoda Mas Bram, sekarang aku akan membuat kau merasakan apa yang aku rasakan dulu bahkan aku sampai kehilangan bayiku karena ulahmu dan sekarang kau tengah bahagia karena bisa hamil anak Mas Bram." Liora tampak menggertakkan giginya saat dia mengingat bagaimana kejamnya Adriana pada dirinya dulu. Liora mulai merias dirinya agar terlihat cantik, selama ini Liora benar-benar sangat bodoh karena telah jatuh cinta kepada lelaki seperti Bram. Bram adalah lelaki playboy yang suka mempermainkan seorang wanita termasuk Liora yang mencintai Bram dengan tulus. Setelah berdandan, Liora pun berjalan keluar dari dalam kamarnya untuk sarapan bersama dengan Alex. Setelah kejadi
Setelah rapat itu selesai, kini Liora tampak bersiap untuk kembali ke perusahaan Alex dan memberitahukan tentang kejadian saat rapat tadi. Liora benar-benar tidak sabar apa pendapat Alex tentang apa yang dia lakukan tadi pada rapat tahunan itu. Liora kini berjalan keluar dari perusahaan Aditama, sedangkan dari kejauhan sepasang mata menatap kearah Liora sambil tersenyum tipis. "Liora, aku tidak menyangka bahwa sekarang penampilanmu jauh berbeda dari saat dulu bersama denganku. Kau terlihat lebih cantik dan terlihat berani, aku suka dengan perubahanmu saat ini." gumam Bram yang saat ini melihat kearah Liora."Sayang, apa yang kau lihat?" tanya seorang wanita yang tak lain adalah Adriana. Ya, Adriana memang sering datang ke perusahaan Aditama untuk menemani Bram meskipun saat ini dirinya sedang hamil tapi Adriana tidak ingin jauh dari Bram."Tidak ada, aku hanya melihat pemandangan jalanan yang macet. Adriana, kenapa kau tidak tinggal dirumah saja dan beristirahat? Ingat Sayang, ba
Mendengar apa yang dikatakan oleh Bram, Liora benar-benar sangat muak dan ingin muntah. Kenapa dulu Liora bisa jatuh cinta kepada lelaki seperti Bram dan bodohnya Liora yang mempercayakan semuanya kepada Bram hingga dia kini mengkhianatinya. "Maaf Pak Bram, saya tidak memiliki waktu untuk meladeni perkataan Pak Bram yang tidak masuk akal." jawab Liora lalu berjalan meninggalkan Bram. Kini Bram terus menatap kearah Liora yang berjalan keluar, ada perasaan aneh yang kini dialami oleh Bram saat dia melihat bagaimana sikap dan juga penampilan Liora yang menurut Bram membuat dirinya kembali jatuh cinta kepada Liora. "Liora, kenapa setelah menikah dengan keluarga Abraham kau terlihat sangat menarik, aku benar-benar tidak menyangka bahwa kau sekarang memiliki aura yang berbeda." kata Bram tersenyum tipis saat dia memikirkan bagaimana jika nanti dia bisa kembali memiliki Liora. Saat berada diluar perusahaan Aditama, kini Liora tersenyum bahagia karena akhirnya rencananya berjalan deng
Setelah rapat itu selesai, kini Liora tampak bersiap untuk kembali ke perusahaan Alex dan memberitahukan tentang kejadian saat rapat tadi. Liora benar-benar tidak sabar apa pendapat Alex tentang apa yang dia lakukan tadi pada rapat tahunan itu. Liora kini berjalan keluar dari perusahaan Aditama, sedangkan dari kejauhan sepasang mata menatap kearah Liora sambil tersenyum tipis. "Liora, aku tidak menyangka bahwa sekarang penampilanmu jauh berbeda dari saat dulu bersama denganku. Kau terlihat lebih cantik dan terlihat berani, aku suka dengan perubahanmu saat ini." gumam Bram yang saat ini melihat kearah Liora."Sayang, apa yang kau lihat?" tanya seorang wanita yang tak lain adalah Adriana. Ya, Adriana memang sering datang ke perusahaan Aditama untuk menemani Bram meskipun saat ini dirinya sedang hamil tapi Adriana tidak ingin jauh dari Bram."Tidak ada, aku hanya melihat pemandangan jalanan yang macet. Adriana, kenapa kau tidak tinggal dirumah saja dan beristirahat? Ingat Sayang, ba
Hari demi hari berlalu begitu cepat, saat ini adalah hari dimana Liora akan pergi ke perusahaan Aditama, perusahaan keluarganya yang direbut oleh Adriana dan juga Bram. Liora yang saat ini tengah berada di dalam kamarnya pun tampak menatap tajam ke arah cermin. "Aku akan memulai dari kau, Adriana. Jika dulu kau yang menggoda Mas Bram, sekarang aku akan membuat kau merasakan apa yang aku rasakan dulu bahkan aku sampai kehilangan bayiku karena ulahmu dan sekarang kau tengah bahagia karena bisa hamil anak Mas Bram." Liora tampak menggertakkan giginya saat dia mengingat bagaimana kejamnya Adriana pada dirinya dulu. Liora mulai merias dirinya agar terlihat cantik, selama ini Liora benar-benar sangat bodoh karena telah jatuh cinta kepada lelaki seperti Bram. Bram adalah lelaki playboy yang suka mempermainkan seorang wanita termasuk Liora yang mencintai Bram dengan tulus. Setelah berdandan, Liora pun berjalan keluar dari dalam kamarnya untuk sarapan bersama dengan Alex. Setelah kejadi
Pagi hari pun telah tiba, saat ini Liora tengah meminum obat agar dirinya bisa segera sembuh dan sehat kembali. Liora benar-benar sudah tidak sabar untuk bisa menjalankan rencananya."Liora, kau harus segera sembuh agar kau bisa membalaskan dendam mu kepada mereka. Aku benar-benar tidak rela melihat mereka semua bahagia sedangkan aku di sini menderita. Aku akan membuat kalian semua membayar semua perbuatan jahat kalian padaku." Liora tampak menggenggam erat tangannya dengan amarah di dalam hatinya saat mengingat bagaimana Adriana dan juga Bram yang telah membuat hidup Liora seperti berada di dalam neraka saat dia berada di dalam penjara.Hari demi hari berlalu begitu cepat, kini keadaan Liora pun semakin hari semakin membaik. Liora tampak memakai pakaian yang rapi karena mulai hari ini Liora ingin bekerja di perusahaan Alex, Liora ingin memulai semuanya dari awal dan merebut kembali perusahaannya yang telah di kuasai oleh Adriana.Liora tampak memesan taksi untuk menuju ke perusahaan
Liora menunggu cukup lama di ruang tunggu hingga beberapa saat kemudian Alex dan juga asisten pribadinya baru saja keluar dari dalam lift khusus Presdir. Melihat kedatangan Alex, Liora yang terlihat bahagia pun langsung berlari kearah Alex. "Alex!" panggil Liora dan tanpa sadar bahwa dia bergerak terlalu cepat sehingga membuat luka jahitannya terasa sakit. "Aakkh, sakit sekali," Liora tampak memegang perutnya sambil menahan rasa sakit. Alex yang saat itu melihat Liora sedang kesakitan pun langsung berlari kearah Liora untuk membantunya. "Liora? Apa yang kau lakukan disini? Keadaan mu bahkan belum sepenuhnya pulih tapi kau sudah berlari seperti tadi, kau benar-benar ingin masuk ke rumah sakit lagi, Hah!" kata Alex tampak memarahi kecerobohan yang dilakukan oleh Liora. "Bisakah kau marahnya nanti saja, perutku benar-benar sangat sakit," ucap Liora masih memegang perutnya lalu tanpa berbicara apapun Alex langsung menggendong tubuh Liora dan membawanya menuju ke ruangannya. "H
Tanpa berfikir panjang lagi, Alex langsung membawa Liora ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. "Liora, kau tidak boleh meninggal atau aku akan merasa menyesal seumur hidupku." kata Alex tampak terlihat panik saat melihat keadaan Liora yang penuh dengan darah. Sedangkan saat itu juga Alex langsung melaporkan kepada polisi tentang supir taksi yang telah menusuk Liora dan saat itu juga para polisi menangkap supir taksi tersebut. Kini Liora sedang berada di ruang operasi dan Alex tampak menunggu Liora dengan wajah khawatirnya. Setelah beberapa jam akhirnya Dokter pun keluar dan saat itu juga Alex bertanya tentang keadaan Liora. "Bagaimana keadaan Liora, Dok? Apakah dia baik-baik saja?" tanya Alex tidak sabar mendengar kabar Liora. "Keadaan pasien kini mulai stabil, untung saja kamu segera membawa pasien ke rumah sakit atau nyawa dia tidak akan tertolong. Dia saat ini sedang dalam masa pemulihan dan jika nanti keadaanya semakin stabil maka dia akan di pindahkan ke ruangan r
Atmosfer di dalam rumah itu seketika berubah suram.Mendengar apa yang dikatakan Alex, Liora pun menghentikan langkahnya dan menatap pria itu balik. "Kenapa? Kenapa aku tidak bisa memakai uangmu? Bukankah sekarang aku adalah istrimu. Seharusnya apa yang kamu miliki itu juga menjadi milikku," ucap Liora mengingatkan Alex status mereka."Istri? Kita menikah bukan karena aku mencintaimu. Pernikahan ini akan berakhir setelah--" Alex langsung terdiam tidak bisa meneruskan apa yang dia katakan."Kenapa diam? Kenapa, kau tidak melanjutkan perkataanmu? Setelah aku meninggal kan? Kau benar-benar tidak sabar ingin melihatku meninggal?" Liora tersenyum sinis, lalu dia pun mengeluarkan ATM milik Alex dan memberikannya kepada pria itu."Aku kembalikan ATM milikmu ini dan untuk uang yang telah aku pakai, secepatnya aku akan mengembalikannya padamu." Sambung Liora lalu dia pun berjalan menuju ke kamarnya.Di dalam kamar Liora tampak membereskan semua barang-barang miliknya. Dia tidak mau dimanfaatka
Adriana pun berjalan ke arah Liora dengan terburu-buru, hendak membalas tamparan Liora terhadap Mamanya. Terlihat Liora seperti sengaja menantang dirinya."Kau benar-benar kurang ajar, Liora!" bentak Adriana sambil melayangkan tangannya, tapi saat itu juga Liora langsung menahan tangannya."Jangan menyentuhku, karena aku tidak sudi tangan kotormu ini menyentuh tubuhku!" kata Liora menunjukkan amarah. Tangan wanita di hadapannya langsung dihempaskan dengan tatapan penuh kebencian.Andriana terhuyung sesaat. Kata-kata Liora tadi telah melukai harga dirinya. Dan dia tak menerima hal itu. "Kotor? Kamu bilang tubuhku kotor?" "Iya! Aku bilang tubuh kamu kotor dan menjijikan. Kau menggunakan tubuh kotormu itu untuk menggoda kakak iparmu sendiri. Adriana, kau benar-benar tidak tau malu karena sudah menikahi mantan suami dari kakakmu sendiri." Liora memojokkan Adriana. Perlakuan wanita itu yang telah berani menggoda mantan suaminya, tidak akan pernah ia lupakan.Andriana berdiri dengan sikap
Saat ini Liora telah berada di depan rumah Papanya. Dia menatap ke arah rumah besar yang sejak dulu menjadi tempat tinggalnya. Rumah yang dulu menjadi tempatnya berlindung, tetapi kini tak lagi sama. Liora kembali teringat akan masa kecilnya saat kedua orang tuanya masih bersama. Saat itu Liora sangat bahagia dengan kasih sayang yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Hingga kedatangan Lina yang menjadi ibu tiri Liora saat ini, menghancurkan semua kebahagiaannya. Liora pun berjalan masuk ke dalam, tujuannya datang untuk membawa sang papa pergi dari rumah ini. Liora tau bahwa Lina dan Adriana memanfaatkan papanya agar dia bisa menguasai semua harta keluarga Aditama. Dia tidak akan membiarkan semua itu terjadi. Setelah berada di dalam rumah, Liora benar-benar sangat terkejut saat melihat papanya yang dalam keadaan sakit stroke berada di lantai atas, terlihat akan turun ke tangga dengan kursi rodanya. "Papa! Berhenti di situ jangan bergerak sedikit pun!" teriak Liora merasa takut saa