Di kediaman klan Holland, "Gadis itu masih di hotel dan belum terlihat keluar dari kamarnya" "Pastikan dia terus dalam pantauan para Hollander, Gareth gagal di Lembah Utara karena gadis itu pinter berkamuflase" Erasmus meraba wajahnya yang rusak terkena pantulan cincin Mirah Delima. "Apa hubungan gadis itu dengan Lembah Sifirin? Mengapa cincin putri Ainun ada di tangannya?" Sodix, kepala keluarga Hollander, menjadi geram saat mengetahui calon istri putranya mengenakan cincin Mirah Delima dari Lembah Sifirin, sebuah kerajaan yang memiliki hubungan sejarah dengan klan Hollander. "Cincin itu dalam sejarahnya hilang di curi para budak manusia yang menjaga pertambangan berlian di desa Aimata" Erasmus membacakan kisah tentang cincin Mirah Delima, "Bukankah, Panatua klan Holland pernah menceritakan hal ini kepada kita semua?" "Sekalipun di curi, cincin itu tidak berguna jika darah pemiliknya tidak cocok dengan roh dalam cincin" Sodix mendongak kepalanya, matanya terasa sakit, menging
Lembah Serangga, El Wongso mendadak merasakan kegelapan, "Seharusnya aku tidak membiarkan putriku sendirian menuju Lembah Utara" Ajeng berujar, "Paman El, aku sudah memeriksa jejak perjalanan Clara sejak awal dia berangkat dan rekaman kopernya yang terpantau di monitorku. Clara menaiki kapal dari Lembah Utara dan berakhir di Lembah Skydra!" "Ibu, bisakah kita menghubungi Abigail?" tanya EL Wongso semakin cemas. "Bukankah Malachi mengurungnya dalam ruang kegelapan? kita tidak bisa terkoneksi, sihir Malachi sangat kuat, bahkan cincin Mirah Delima itu tidak bisa menandinginya!" Wajah El Wongso terus menjadi gelap, air matanya mulai menggenang, "Tetapi kita tidak pernah bersinggungan dengan penguasa Lembah Sifirin, mengapa mereka mengirimi Clara cincin itu?" "Aku yakin itu salah satu pusaka yang di curi oleh para budak yang dibebaskan oleh Abigal tua. Biar bagaimanapun Abigail tua merasa kehilangan permaisurinya, dia membalaskan dendam dengan melepaskan para budak manusia----Kita tid
Kota Eslander siang hari kembali berkabut dan gelap menyelimuti, salju turun tipis. Dingin sekali. Clara berlari kecil kembali dari Eslander market, dia menyusuri jalan berliku yang hilang tertutup kabut tebal dalam hujan salju. Dia tidak tahu berada dimana karena kegelapan yang tiba tiba . Instingnya untuk tidak berlari tetapi berdiam diri, dan tepat ketika dia memutuskan untuk berhenti dia tersandung sesuatu. "Ughh" Clara mundur satu langkah, sepertinya dia menabrak orang lain atau mahluk lain. Dalam situasi seperti ini, shifter pasti berusaha berubah bentuknya. Sebelum Clara membuka mulutnya, pinggangnya di cengkram oleh sepasang tangan kekar dan berganti mulutnya di bekap. Seseorang dengan tubuh berotot dan memiliki harum tubuh yang dia kenali, menariknya ke dalam lorong kecil. "Jangan berteriak, kamu di kuntit kelompok Holland!" Suara berat terdengar di kuping Clara bercampur hawa panas yang menggelitik kupingnya. Serigalanya langsung bangkit, kepalanya berdenyut dan area se
Di dalam kamarnya, Clara segara membongkar tas kertas dari apotek berisi cairan pembalut luka, salep kudis dan bubuk untuk mengobati eksim warna merah. Dia juga sempat membeli sekantong gelatin untuk diet. Setelah pelayan mengantarkan makan malam dan setermos susu panas. Dia berkata pada pelayan itu, "Besok pagi aku akan bangun lebih siang, karena malam ini aku harus bekerja online setelah beberapa hari badai, aku harap jaringan telekomunikasi kembali normal!" "Nona, Anda bisa menggantungkan kertas di knop pintu, kami akan datang menjelang siang!" jawabnya dengan wajah menunduk. "Terimakasih dan kamu bisa keluar!" Clara memeriksa ulang wadah makanan piring perak, memperhatikan mangkuk sup cekung. Dia segera menuangkan sup ke toilet dan menyalakan keran air panas untuk membuat jeli, yang dengan cepat mendingin menjadi konsistensi yang sempurna dan lengket. "Uh, apakah kamu akan berubah dan jelek, gadis bodoh?","Tidak ada cara lain, aku memindai hotel ini sudah dikepung oleh Holla
Erasmus berdiri dari tempat duduknya dan berteriak kepada pengawalnya yang datang dengan ketakutan, "Tuan, hotel mati lampu karena ada korsleting di area perbaikan penghangat ruangan yang sedang di service!" "Periksa kamar gadis itu dan pastikan dia masih di kamarnya!" sahut Erasmus kesal dan gelisah. Di kamar hotelnya, Clara mengenakan masker wajah berwarna putih dan mengetuknya dengan tangannya. Saat ada ketukan keras di pintu, dia ragu untuk membukanya. Wajahnya terasa kencang dan maskernya mencengkeram kulitnya. Sayangnya, dia juga mengaplikasikan masker yang cepat kering ke bibirnya. "Tuan, kami sudah mengetuk kamarnya tidak ada jawaban dan perbaikan masih butuh beberapa menit lagi!" Terdengar suara bentakan di ruangan sebrang hotel, "Bodoh, bawa pelayan perempuan untuk mengetuk kamarnya lagi dan tidak seorangpun meninggalkan koridor sampai lampu kembali nyala!" Tak lama lampu kembali menyala, Cargil dan gadis bernama Mia buru-buru keluar dari lift dengan wajah semerah jamb
Erasmus kembali dari kamar mandi ketika lampu hotel sudah menyala dan dia memandang jendela kamar Clara di lantai 14 yang redup hanya tersisa lampu tidur di kejauhan. Sebelumnya dia merasa cemas, pengawal yang dia sebar berjumlah 30 orang sudah mengepung hotel dan lobi. Dia yakin Hollander tua tidak mungkin berani menculik Clara. Long Dragon adalah pengawalnya yang terkuat terlatih di semua medan pertempuran dan mereka dilengkapi dengan peluru perak untuk memburu bangsa vampire. Dia memiliki ruang pribadi di dalam kafe, dan tubuhnya saat ini teramat lelah, sambil membaringkan diri. Erasmus memandangin foto Clara yang diambil tadi siang oleh anak pengawalnya di Eslander market, gadis itu tampak menggemaskan. Rambutnya berkilau terkena cahaya matahari yang memantul di tanah bersalju. "Aku menyukai gadis ini sejak aku melihatnya, meski pun dia bukan seorang El Wongso, aku tetap menyukainya" Erasmus mengambil bantalnya dan mulai memejamkan mata sebentar, setelah peristiwa gagalnya dia me
"Tidak perlu, aku baik baik saja!" istrinya menutup hidungnya karena bau yang menyengat dari dalam mobil mereka. "Bagaimana bau ini tiba tiba muncul? sepertinya kita memasuki wilayah monster. Tidakkah kamu aneh di Eslander terdapat monster?" tanya suaminya yang masih berusaha tenang menyetir. Mereka tidak berdebat lagi dengan pemilik mobil box yang menyebabkan kegugupan sehingga bemper mobil depannya rusak. Pintu perbatasan cukup dekat, mereka tidak ingin berlarut larut di situasi yang genting. "Bertahanlah, perbatasan hanya berjarak 20 menit di depan kita" Suaminya membujuk istrinya yang terlihat menahan mual. Dan benar saja, pasangan suami istri itu tidak tahan lagi, mereka berhenti di tepi jalan dan memuntahkan isi perutnya. Blergghhhh---- Sang istri yang sudah merasa lega setelah muntah-muntah, buru-buru kembali ke mobil untuk mengambil air dari termos yang diletakkannya di belakang. Saat dia membuka pintu mobil, bau busuk menyengat mencapai hidungnya, dan dia melihat sepasa
Sungai Eslander bergolak dalam kabut, suhu minus dan air sungai berbutir es. Perjalanan mengarungi sungai telah melewati punggung bukit dan memasuki kawasan hutan. Serigala Clara mendengar geraman di belakangnya, pasukan Long Dragon yang berubah bentuk tersesat dalam dinginnya sungai es. Cahaya merah menggantung di leher Clara. "Golderry sebentar lagi fajar, kita harus mencari celah untuk berhenti","Gadis bodoh, ini wilayah klan Pillar Rough, mereka berkeliaran di malam hari","Tetapi aku akan telanjang jika terus mengarungi sungai sampai matahari terbit","Tidak penting kamu telanjang, jika Rough mendapatkan cincin Mirah Delima di lehermu, maka sia sia kita meninggalkan beberapa senjata rahasiamu dalam koper perak di kamar Rayden" Clara melamunkan diri saat mengikuti sepanjang alur sungai, kekuatan cincin Mirah Delima dalam air sungguh dahsyat, tubuh Clara dan bulu serigalanya tetap hangat. Sementara itu pasukan Long Dragon sudah menepi karena dinginnya air es membuat bulu bulu mere