Erasmus berdiri dari tempat duduknya dan berteriak kepada pengawalnya yang datang dengan ketakutan, "Tuan, hotel mati lampu karena ada korsleting di area perbaikan penghangat ruangan yang sedang di service!" "Periksa kamar gadis itu dan pastikan dia masih di kamarnya!" sahut Erasmus kesal dan gelisah. Di kamar hotelnya, Clara mengenakan masker wajah berwarna putih dan mengetuknya dengan tangannya. Saat ada ketukan keras di pintu, dia ragu untuk membukanya. Wajahnya terasa kencang dan maskernya mencengkeram kulitnya. Sayangnya, dia juga mengaplikasikan masker yang cepat kering ke bibirnya. "Tuan, kami sudah mengetuk kamarnya tidak ada jawaban dan perbaikan masih butuh beberapa menit lagi!" Terdengar suara bentakan di ruangan sebrang hotel, "Bodoh, bawa pelayan perempuan untuk mengetuk kamarnya lagi dan tidak seorangpun meninggalkan koridor sampai lampu kembali nyala!" Tak lama lampu kembali menyala, Cargil dan gadis bernama Mia buru-buru keluar dari lift dengan wajah semerah jamb
Erasmus kembali dari kamar mandi ketika lampu hotel sudah menyala dan dia memandang jendela kamar Clara di lantai 14 yang redup hanya tersisa lampu tidur di kejauhan. Sebelumnya dia merasa cemas, pengawal yang dia sebar berjumlah 30 orang sudah mengepung hotel dan lobi. Dia yakin Hollander tua tidak mungkin berani menculik Clara. Long Dragon adalah pengawalnya yang terkuat terlatih di semua medan pertempuran dan mereka dilengkapi dengan peluru perak untuk memburu bangsa vampire. Dia memiliki ruang pribadi di dalam kafe, dan tubuhnya saat ini teramat lelah, sambil membaringkan diri. Erasmus memandangin foto Clara yang diambil tadi siang oleh anak pengawalnya di Eslander market, gadis itu tampak menggemaskan. Rambutnya berkilau terkena cahaya matahari yang memantul di tanah bersalju. "Aku menyukai gadis ini sejak aku melihatnya, meski pun dia bukan seorang El Wongso, aku tetap menyukainya" Erasmus mengambil bantalnya dan mulai memejamkan mata sebentar, setelah peristiwa gagalnya dia me
"Tidak perlu, aku baik baik saja!" istrinya menutup hidungnya karena bau yang menyengat dari dalam mobil mereka. "Bagaimana bau ini tiba tiba muncul? sepertinya kita memasuki wilayah monster. Tidakkah kamu aneh di Eslander terdapat monster?" tanya suaminya yang masih berusaha tenang menyetir. Mereka tidak berdebat lagi dengan pemilik mobil box yang menyebabkan kegugupan sehingga bemper mobil depannya rusak. Pintu perbatasan cukup dekat, mereka tidak ingin berlarut larut di situasi yang genting. "Bertahanlah, perbatasan hanya berjarak 20 menit di depan kita" Suaminya membujuk istrinya yang terlihat menahan mual. Dan benar saja, pasangan suami istri itu tidak tahan lagi, mereka berhenti di tepi jalan dan memuntahkan isi perutnya. Blergghhhh---- Sang istri yang sudah merasa lega setelah muntah-muntah, buru-buru kembali ke mobil untuk mengambil air dari termos yang diletakkannya di belakang. Saat dia membuka pintu mobil, bau busuk menyengat mencapai hidungnya, dan dia melihat sepasa
Sungai Eslander bergolak dalam kabut, suhu minus dan air sungai berbutir es. Perjalanan mengarungi sungai telah melewati punggung bukit dan memasuki kawasan hutan. Serigala Clara mendengar geraman di belakangnya, pasukan Long Dragon yang berubah bentuk tersesat dalam dinginnya sungai es. Cahaya merah menggantung di leher Clara. "Golderry sebentar lagi fajar, kita harus mencari celah untuk berhenti","Gadis bodoh, ini wilayah klan Pillar Rough, mereka berkeliaran di malam hari","Tetapi aku akan telanjang jika terus mengarungi sungai sampai matahari terbit","Tidak penting kamu telanjang, jika Rough mendapatkan cincin Mirah Delima di lehermu, maka sia sia kita meninggalkan beberapa senjata rahasiamu dalam koper perak di kamar Rayden" Clara melamunkan diri saat mengikuti sepanjang alur sungai, kekuatan cincin Mirah Delima dalam air sungguh dahsyat, tubuh Clara dan bulu serigalanya tetap hangat. Sementara itu pasukan Long Dragon sudah menepi karena dinginnya air es membuat bulu bulu mere
Di perjalanan keluar dari kota Eslander, Rayden membawa mobilnya dengan gelisah. Dia tidak terlalu setuju Clara melarikan diri dari Eslander sendirian. Namun setelah mendapati seluruh perbatasan telah ditutup dan pemeriksaannya sangat berlapis, Rayden akhirnya sepakat. Karena perbatasan masih penuh antrian mobil yang mengular, tandanya Clara belum ditemukan oleh Hollander. Pagi ini dia mengirim koper milik Clara lewat ekspedisi, ternyata itu hanya koper kosong sekalipun janggal mengirim koper kosong, Rayden tetap meminta anak buahnya untuk bergerak berlawanan arah dan mencari ekspedisi pengiriman barang. Dia mengikuti intuisinya kembali ke kota Qurazonty. "Tuan Rayden, Anda pemimpin tertinggi di Lembah Utara! Sangat aneh, Anda bepergian tanpa pengawal?" Kali ini Long Dragon turun langsung memeriksa mobil yang ditumpangi oleh Rayden. "Aku sedang berlibur dan kembali ke Qurazonty untuk bertemu gubernur Delano, pengawal akan menyusul nanti sore, mereka sudah memesan atraksi seluncur s
Jantung Rayden berdegup kencang, dia tahu itu suara seorang wanita. Tetapi siapa? Dia menggengam buku itu erat erat dan memasukkannya ke dalam jubah dinginnya. "Aku ambil buku ini, anggap saja pertukaran yang layak!" Rayden melemparkan sekeping perak kepada panatua Rough Pillar. "Tetapi Tuan Rayden, keluarga Pillar perlu mencatat apa keistimewaan buku tersebut sehingga Anda ingin menukarnya?" Panatua berkilat licik, dia melihat sekeping perak sudah berbinar matanya tetapi jika bisa mendapatkan lebih maka dia akan melakukan upaya terakhirnya. "Buku ini tidak ada istimewanya! Hanya buku tua----Kalianlah yang membuat ini istimewa, anggap saja buku rampasan keluarga Rough yang menjadi jimat bagiku hari ini!" Panatua Rough terbahak-bahak, "Anda benar benar pemimpin yang humoris. Baiklah, tetapi kami hanya melepasnya dengan 3 perak!" "Buku jimat harusnya gratis dan tidak berharga, karena hanya buku usang. Yang membuatku kemari karena mahluk busuk seperti mereka mengacaukan jalanku berte
Saat dia sampai di mobilnya, gerimis ringan mulai turun. Rayden melesat pergi, mencoba melarikan diri dari guntur dan menjauhkan diri dari hutan Pillar Dia yakin Rough akan mencegatnya di setiap tepi hutan. Sungguh bodoh jika terjebak dalam kegelapan di dalam hutan; semua orang tahu Rough adalah serigala liar di malam hari. Tidak ada lagi waktu tersisa saat dia berbalik untuk menghindari Hutan Pilar. Dia berhenti sejenak dan meminumkanpil yang berfungsi sebagai penawar gigitan ular, membuat sayatan kecil di seluruh jari tangan dan kaki Clara. Dalam cuaca berawan, kantong sutra bersinar, dan dengan ragu-ragu, Rayden membukanya, memperlihatkan cincin Mirah Delima yang bersinar redup. Rayden dengan cepat memasangkan cincin itu di jari Clara. Dia masih membungkuk ketika sebuah anak panah menancap pada punggungnya. Di kejauhan gerombolan Rough sudah menuruni bukit, jumlah mereka puluhan. Rayden meloncat pada kursi pengemudi dan memacu mobil di bawah panah Rough yang menyasar pada ban mobi
Di sebuah restoran kecil, seorang pria berkepala plontos dengan nada mengancam mengarahkan senjatanya ke arah pasangan yang gemetaran. "Kami membeli mobil ini dari seseorang di pinggiran kota, mereka mengaku membutuhkan duit untuk biaya melahirkan istrinya!" Pria botak, "....." "Sungguh Tuan, mereka sepasang suami istri yang benar benar butuh duit. Surat mobilnya lengkap, mereka menjual dengan harga murah!" suara bergetar ketakutan dan isak tangis terdengar dari mulut sang istri. "Kak Joe, lepaskan saja mereka mungkin berkata benar!" "Jika kalian berbohong dan melindungi teroris, aku akan menghancurkan tubuh kalian dalam cairan kimia!" Bentaknya. Pasangan itu merangkak dengan kaki mereka, tetapi sekuat apa pun keinginan mereka untuk berlari, kaki mereka terasa terpaku ke tanah karena ketakutan. Akhirnya, mereka berhasil melarikan diri dari orang-orang yang tampak jahat itu. Dengan tangan gemetar, sang suami memutar kunci mobil dan kabur membawa mobil dengan zig zag. "Lagipula in
Clara yang menggembung dalam balutan jubah besar berdiri dengan susah payah dekat meja perjamuan. Dia tersenyum dengan getir, kalau bukan karena Dallas yang bersusah payah memintanya bertemu di tengah malam, Clara tidak menerima tamu sampai dia selesai masa persalinan. Perutnya membuncit dan kencang mencirikan kelemahan dia sebagai seorang wanita dan Clara tidak ingin ada yang tahu bahwa bayi dalam perutnya setiap hari membuatnya tersiksa.Tiap langkah dari Remdragon membuat bayi dalam perutnya gelisah, dia menggeliat dan menendang dengan keras. Clara menutupinya dengan senyum kaku, sesekali dia meringis kesakitan. Mengapa bayinya sangat gelisah di pagi ini?Raja Abigail menyambut Jack dan panatua Saddie di teras aula, sikapnya sangat anggun dan terhormat. Jack menyukai raja ini, terlihat tulus dan polos namun tetap dengan sikap seorang raja yang tinggi dan terhormat. Panatua Saddie memegang tengkuknya dengan susah payah, dia merasakan sakit yang menusuk pada area lehernya, terasa be
Di dalam bunker tempat Black Shadow menginap, Jenson masih murung dan merasa kesal karena bodoh tidak menyadari adanya jamur beracun di tanah terlarang klan El Wongso. Silveryn memegang sebuah bambu kecil berwarna gading yang berkilau. Bambu Albutar yang tumbuh di dataran tandus Lembah Yordan berusia seribu tahun, ujungnya keriput seolah lengah dengan keberadaan dunia fana ini mengeluarkan kepulan asap tipis, samar samar Dallas merasa pusing berada di samping Jenson. Silveryn mencibirkan bibirnya. "Enyahlah! Jika engkau lemah terhadap asap racun!" Dallas mendelikkan matanya, kakak tertuanya ini sepertinya semakin memperolok kemampuan tubuhnya dalam mengatasi racun, "Aku hanya sedikit pusing bukan mati!" Jenson tersenyum kecut, "Jangan kau sindir aku!" lenguhnya semakin marah. Silveryn menyanyat kecil pada lengan atas Jenson dan meneteskan darahnya dalam mangkok keramik. Darah berwarna merah terang mengucur perlahan. Jack terhenyak, "Mengapa seperti ini?" Panatua Saddie yang sejak
Setelahnya penjaga tanah keluarga Dharmaraya berlari ketakutan, dia tidak menyadari sepasang mata merah dengan geram melihatnya tanpa berkedip.'Apa yang dicari Black Shadow di tanah ini?' Pikirannya segera bekerja cepat, kakak keempatnya terluka tadi malam dan ular kesayangannya mati mengenaskan, tidak mungkin Black Shadow yang melukainya bukan? Karena kakak keempatnya tidak bercerita tentang penyerangan. "Apa?!" Seruni terlonjak dari duduknya, "Tidak mungkin itu dia!" serunya dengan panik. "Cepat bawa kakak keempat kemari!"Seruni baru saja akan mencicipi sepotong iga panggang madu sebagai menu sarapannya, dia menyukai aroma dan penampilan iga panggang yang berkilat keemasan dalam balutan madu yang sangat lengket. Sejak adik seperguruannya melaporkan bahwa kedatangan Black Shadow ke dalam komplek villa yang mereka sewa, iga panggang itu kehilangan kecantikannya, rasa yang menggugah berubah menjadi sia-sia."Penjaga kita melaporkan guntur di atas villa ini tidak hanya faktor kebetul
Di pagi hari yang lembab, matahari samar samar meluaskan sinarnya. Sekelompok penunggang kuda dengan jubah berkibar terlihat keluar dari istana klan El Wongso, kelompok berkuda ini langsung menarik perhatian sebagian penduduk Lembah Serangga yang sedang memulai aktifitas pagi hari. Bau udara laut tipis menusuk hidung dan Marroco yang memimpin perjalanan, dia terus menajamkan penciumannya.Beberapa petani yang melihat mereka melintasi tepian sawah tercengang, sekalipun topeng perak terpasang pada wajah wajah misterius, dari rahangnya yang menonjol fitur ketampanan dan pesona yang memancar tak hilang dibalik topeng tersebut,"Aku kira tamu tamu klan El Wongso memang menakjubkan, siapa mereka ini?" Seorang petani tua terkagum terkagum dengan tampilan pria muda berjubah besar dan menunggangi kuda Ferdhana milik El Wongso."Sepertinya mereka mencari sesuatu, lihat gerakan pemimpin di depannya yang terus mengangkat wajahnya!""Ugh! Jangan Kau bilang ada penyusup yang melintasi area terlara
Karena hari sudah larut, lampu jalan temaram dan ada beberapa yang berkedip, umurnya sudah mendekati kematian. Sesosok tubuh tinggi besar terbatuk batuk di tengah gelapnya malam. Angin yang mendesir diantara ranting ranting pohon jeruk emas. Sosok itu dengan langkah terburu buru pergi mencapai pintu sebuah bangunan dan menggedor kaca yang buram karena embun malam.Sekelompok pria yang duduk di ruang tunggu berdiri sigap dan melihat pada bayangan di kaca buram."Mungkin kakak keempat yang datang. Cepat buka pintunya!""Aku kakak keempat!" Suara serak terdengar dari luar, seolah mengkonfirmasi kecanggungan di dalam ruangan.Pintu kayu yang berat berderit terbuka setengahnya. Tampak sepasang mata merah dengan rambut tak beraturan muncul dari balik pintu. Matanya cukup waspada melihat pada gelapnya malam. Dan dia segera menarik sosok tinggi yang terlihat lemah di hadapannya."Kakak keempat?!" Pekik khawatir muncul dari mulut mereka."Istana El Wongso memiliki prajurit tanpa bayangan yang
Marroco bersungut dan tidak yakin apakah seorang El Wongso akan datang dengan cepat, ini dinihari, sebagai Alpha di Lembah Serangga siapa yang berani membangunkannya?Jadi Marroco hanya bisa pasrah, dia tidak mungkin menerobos area terlarang di kediaman El Wongso. Dia yakin, penjagaannya sangat ketat dan jika terjadi keributan, Black Shadow pasti akan mengetahui dengan cepat. Karena percaya dengan pengaturan dari klan El Wongso, Marroco duduk di sofa besar yang ada di ruang tunggu, seorang staff sudah menghantarkan sepoci teh oolong yang harum dan kudapan kering. Rasa kantuk menyerangnya dan Marroco memejamkan mata di sofa yang nyaman.BAM....Marroco tersentak kaget, suara pintu kaca terbanting karena angin, dia melirik jam di atas meja kopi. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 dinihari, teh yang disajikan masih mengepul hangat. Dia hanya tertidur sebentar. Staff yang ramah masih orang yang sama datang menghampirinya."Tuan! Anda sudah bangun? Maaf karena pintu ini terbanting!"Marroco
Dallas tersentak kaget melihat Henrico berjalan tertatih tatih keluar dari kamarnya. Dia segera menopang tubuh keponakannya itu dan menariknya untuk duduk di sofa besar di ruang tamu. Tetapi Henrico melawan, mendorong Dallas dengan kencang. Perlawanannya membuat gaduh dan terdengar oleh sebagian Black Shadow yang akhirnya mereka terbangun lalu keluar dari kamar masing masing.“Apa yang terjadi?” Marroco membantu Dallas menahan gerakan Henrico.“Sepertinya ada kekuatan dari luar yang menarik dirinya” Dallas memukul tengkuk Henrico, pemuda tanggung itu terjatuh duduk di sofa.Titik akupuntur yang dikeluarkan oleh Dallas menelan suara Henrico, dengan santainya Dallas mengembalikan posisi Henrico karena sebagian Black Shadow menjaga pemuda itu.“Aku ingin mencari aroma persik yang membuat kepalaku sakit!” Henrico menggerutu kesal.Dallas menuangkan segelas air putih untuk dirinya dan mengambil sebotol arak beras untuk dibagikan kepada keluarganya. “Suhu menjadi sangat dingin, minumlah dul
Melintasi komplek istana klan El Wongso, formasi terbang mengapit Jack yang luka dalam. Dalam perlintasan, Marroco menceracau dan terlempar keluar dari formasi. Silveryn membuka Qi untuk melihat energy yang menariknya ke selatan. Jenson lebih dulu melihat,“Ada bangunan utama di selatan formasi!”“Itu tempat tinggal putri El Wongso!” Dallas berseru, lukanya terus mengeluarkan darah“Saddie teruslah bergerak menuju bunker, aku akan menarik Marroco kembali” Silveryn mengayunkan tongkatnya dan melesat ke arah Marroco yang tertarik energy besar di depan mereka.Penindasan terasa disekujur tubuh Silveryn dan dia oleng, rasa sakit seperti ribuan jarum menancap dalam lubang hidung yang mengeluarkan darah karena daya tarik aroma persik yang terlalu kuat.Marroco mengeluarkan darah dari ujung matanya, nafasnya tersengal sengal dan dia terus menceracau memanggil nama pemimpin terkuat Black Shadow. Silveryn yang menggunakan Qi dan berhasil menarik tubuh Marroco, lalu melesat ke bunker penginapa
Wajah Silveryn terasa terbakar dibalik topengnya. Dia memaksakan dirinya untuk terlihat tenang. Dengan bibir bergetar suaranya tenang tanpa riak seperti danau Lembah Biru. “Apa kabar tuan Draken Book?” Ethan menundukkan kepalanya sedikit rendah dan dengan senyum yang terlihat dipaksakan memberikan kabarnya, dia memuji keramahan Black Shadow, “Sungguh indah petir di kegelapan malam!” “Sebentar lagi Dewi Bulan bercahaya, petir kami hanyalah hiasan bagi langit yang luas. Anda menari di bawah Dewi Bulan, bukan?” Ethan melengkungkan bibirnya, “Terakhir kali purnama, saya ikut bersenandung bersama dengan Anda dan tidak ada kendala untuk berikutnya, saya penganggum keindahan Dewi Bulan!” Dallas tertawa ringan dengan tubuhnya yang masih ringkih, “Tuan Draken Book sangat rendah hati, Remdragon merindukan Anda!” “Oh, di mana dia berada? Dan sepertinya beberapa anggota keluarga Anda terluka?” “Ehmm, Remdragon masih di kapal bersama pengawal kami!” sahut Dallas. “Kami terluka karena perta