Di dalam kamarnya, Clara segara membongkar tas kertas dari apotek berisi cairan pembalut luka, salep kudis dan bubuk untuk mengobati eksim warna merah. Dia juga sempat membeli sekantong gelatin untuk diet. Setelah pelayan mengantarkan makan malam dan setermos susu panas. Dia berkata pada pelayan itu, "Besok pagi aku akan bangun lebih siang, karena malam ini aku harus bekerja online setelah beberapa hari badai, aku harap jaringan telekomunikasi kembali normal!" "Nona, Anda bisa menggantungkan kertas di knop pintu, kami akan datang menjelang siang!" jawabnya dengan wajah menunduk. "Terimakasih dan kamu bisa keluar!" Clara memeriksa ulang wadah makanan piring perak, memperhatikan mangkuk sup cekung. Dia segera menuangkan sup ke toilet dan menyalakan keran air panas untuk membuat jeli, yang dengan cepat mendingin menjadi konsistensi yang sempurna dan lengket. "Uh, apakah kamu akan berubah dan jelek, gadis bodoh?","Tidak ada cara lain, aku memindai hotel ini sudah dikepung oleh Holla
Erasmus berdiri dari tempat duduknya dan berteriak kepada pengawalnya yang datang dengan ketakutan, "Tuan, hotel mati lampu karena ada korsleting di area perbaikan penghangat ruangan yang sedang di service!" "Periksa kamar gadis itu dan pastikan dia masih di kamarnya!" sahut Erasmus kesal dan gelisah. Di kamar hotelnya, Clara mengenakan masker wajah berwarna putih dan mengetuknya dengan tangannya. Saat ada ketukan keras di pintu, dia ragu untuk membukanya. Wajahnya terasa kencang dan maskernya mencengkeram kulitnya. Sayangnya, dia juga mengaplikasikan masker yang cepat kering ke bibirnya. "Tuan, kami sudah mengetuk kamarnya tidak ada jawaban dan perbaikan masih butuh beberapa menit lagi!" Terdengar suara bentakan di ruangan sebrang hotel, "Bodoh, bawa pelayan perempuan untuk mengetuk kamarnya lagi dan tidak seorangpun meninggalkan koridor sampai lampu kembali nyala!" Tak lama lampu kembali menyala, Cargil dan gadis bernama Mia buru-buru keluar dari lift dengan wajah semerah jamb
Erasmus kembali dari kamar mandi ketika lampu hotel sudah menyala dan dia memandang jendela kamar Clara di lantai 14 yang redup hanya tersisa lampu tidur di kejauhan. Sebelumnya dia merasa cemas, pengawal yang dia sebar berjumlah 30 orang sudah mengepung hotel dan lobi. Dia yakin Hollander tua tidak mungkin berani menculik Clara. Long Dragon adalah pengawalnya yang terkuat terlatih di semua medan pertempuran dan mereka dilengkapi dengan peluru perak untuk memburu bangsa vampire. Dia memiliki ruang pribadi di dalam kafe, dan tubuhnya saat ini teramat lelah, sambil membaringkan diri. Erasmus memandangin foto Clara yang diambil tadi siang oleh anak pengawalnya di Eslander market, gadis itu tampak menggemaskan. Rambutnya berkilau terkena cahaya matahari yang memantul di tanah bersalju. "Aku menyukai gadis ini sejak aku melihatnya, meski pun dia bukan seorang El Wongso, aku tetap menyukainya" Erasmus mengambil bantalnya dan mulai memejamkan mata sebentar, setelah peristiwa gagalnya dia me
"Tidak perlu, aku baik baik saja!" istrinya menutup hidungnya karena bau yang menyengat dari dalam mobil mereka. "Bagaimana bau ini tiba tiba muncul? sepertinya kita memasuki wilayah monster. Tidakkah kamu aneh di Eslander terdapat monster?" tanya suaminya yang masih berusaha tenang menyetir. Mereka tidak berdebat lagi dengan pemilik mobil box yang menyebabkan kegugupan sehingga bemper mobil depannya rusak. Pintu perbatasan cukup dekat, mereka tidak ingin berlarut larut di situasi yang genting. "Bertahanlah, perbatasan hanya berjarak 20 menit di depan kita" Suaminya membujuk istrinya yang terlihat menahan mual. Dan benar saja, pasangan suami istri itu tidak tahan lagi, mereka berhenti di tepi jalan dan memuntahkan isi perutnya. Blergghhhh---- Sang istri yang sudah merasa lega setelah muntah-muntah, buru-buru kembali ke mobil untuk mengambil air dari termos yang diletakkannya di belakang. Saat dia membuka pintu mobil, bau busuk menyengat mencapai hidungnya, dan dia melihat sepasa
Sungai Eslander bergolak dalam kabut, suhu minus dan air sungai berbutir es. Perjalanan mengarungi sungai telah melewati punggung bukit dan memasuki kawasan hutan. Serigala Clara mendengar geraman di belakangnya, pasukan Long Dragon yang berubah bentuk tersesat dalam dinginnya sungai es. Cahaya merah menggantung di leher Clara. "Golderry sebentar lagi fajar, kita harus mencari celah untuk berhenti","Gadis bodoh, ini wilayah klan Pillar Rough, mereka berkeliaran di malam hari","Tetapi aku akan telanjang jika terus mengarungi sungai sampai matahari terbit","Tidak penting kamu telanjang, jika Rough mendapatkan cincin Mirah Delima di lehermu, maka sia sia kita meninggalkan beberapa senjata rahasiamu dalam koper perak di kamar Rayden" Clara melamunkan diri saat mengikuti sepanjang alur sungai, kekuatan cincin Mirah Delima dalam air sungguh dahsyat, tubuh Clara dan bulu serigalanya tetap hangat. Sementara itu pasukan Long Dragon sudah menepi karena dinginnya air es membuat bulu bulu mere
Di perjalanan keluar dari kota Eslander, Rayden membawa mobilnya dengan gelisah. Dia tidak terlalu setuju Clara melarikan diri dari Eslander sendirian. Namun setelah mendapati seluruh perbatasan telah ditutup dan pemeriksaannya sangat berlapis, Rayden akhirnya sepakat. Karena perbatasan masih penuh antrian mobil yang mengular, tandanya Clara belum ditemukan oleh Hollander. Pagi ini dia mengirim koper milik Clara lewat ekspedisi, ternyata itu hanya koper kosong sekalipun janggal mengirim koper kosong, Rayden tetap meminta anak buahnya untuk bergerak berlawanan arah dan mencari ekspedisi pengiriman barang. Dia mengikuti intuisinya kembali ke kota Qurazonty. "Tuan Rayden, Anda pemimpin tertinggi di Lembah Utara! Sangat aneh, Anda bepergian tanpa pengawal?" Kali ini Long Dragon turun langsung memeriksa mobil yang ditumpangi oleh Rayden. "Aku sedang berlibur dan kembali ke Qurazonty untuk bertemu gubernur Delano, pengawal akan menyusul nanti sore, mereka sudah memesan atraksi seluncur s
Jantung Rayden berdegup kencang, dia tahu itu suara seorang wanita. Tetapi siapa? Dia menggengam buku itu erat erat dan memasukkannya ke dalam jubah dinginnya. "Aku ambil buku ini, anggap saja pertukaran yang layak!" Rayden melemparkan sekeping perak kepada panatua Rough Pillar. "Tetapi Tuan Rayden, keluarga Pillar perlu mencatat apa keistimewaan buku tersebut sehingga Anda ingin menukarnya?" Panatua berkilat licik, dia melihat sekeping perak sudah berbinar matanya tetapi jika bisa mendapatkan lebih maka dia akan melakukan upaya terakhirnya. "Buku ini tidak ada istimewanya! Hanya buku tua----Kalianlah yang membuat ini istimewa, anggap saja buku rampasan keluarga Rough yang menjadi jimat bagiku hari ini!" Panatua Rough terbahak-bahak, "Anda benar benar pemimpin yang humoris. Baiklah, tetapi kami hanya melepasnya dengan 3 perak!" "Buku jimat harusnya gratis dan tidak berharga, karena hanya buku usang. Yang membuatku kemari karena mahluk busuk seperti mereka mengacaukan jalanku berte
Saat dia sampai di mobilnya, gerimis ringan mulai turun. Rayden melesat pergi, mencoba melarikan diri dari guntur dan menjauhkan diri dari hutan Pillar Dia yakin Rough akan mencegatnya di setiap tepi hutan. Sungguh bodoh jika terjebak dalam kegelapan di dalam hutan; semua orang tahu Rough adalah serigala liar di malam hari. Tidak ada lagi waktu tersisa saat dia berbalik untuk menghindari Hutan Pilar. Dia berhenti sejenak dan meminumkanpil yang berfungsi sebagai penawar gigitan ular, membuat sayatan kecil di seluruh jari tangan dan kaki Clara. Dalam cuaca berawan, kantong sutra bersinar, dan dengan ragu-ragu, Rayden membukanya, memperlihatkan cincin Mirah Delima yang bersinar redup. Rayden dengan cepat memasangkan cincin itu di jari Clara. Dia masih membungkuk ketika sebuah anak panah menancap pada punggungnya. Di kejauhan gerombolan Rough sudah menuruni bukit, jumlah mereka puluhan. Rayden meloncat pada kursi pengemudi dan memacu mobil di bawah panah Rough yang menyasar pada ban mobi