"Tidak perlu, aku baik baik saja!" istrinya menutup hidungnya karena bau yang menyengat dari dalam mobil mereka. "Bagaimana bau ini tiba tiba muncul? sepertinya kita memasuki wilayah monster. Tidakkah kamu aneh di Eslander terdapat monster?" tanya suaminya yang masih berusaha tenang menyetir. Mereka tidak berdebat lagi dengan pemilik mobil box yang menyebabkan kegugupan sehingga bemper mobil depannya rusak. Pintu perbatasan cukup dekat, mereka tidak ingin berlarut larut di situasi yang genting. "Bertahanlah, perbatasan hanya berjarak 20 menit di depan kita" Suaminya membujuk istrinya yang terlihat menahan mual. Dan benar saja, pasangan suami istri itu tidak tahan lagi, mereka berhenti di tepi jalan dan memuntahkan isi perutnya. Blergghhhh---- Sang istri yang sudah merasa lega setelah muntah-muntah, buru-buru kembali ke mobil untuk mengambil air dari termos yang diletakkannya di belakang. Saat dia membuka pintu mobil, bau busuk menyengat mencapai hidungnya, dan dia melihat sepasa
Sungai Eslander bergolak dalam kabut, suhu minus dan air sungai berbutir es. Perjalanan mengarungi sungai telah melewati punggung bukit dan memasuki kawasan hutan. Serigala Clara mendengar geraman di belakangnya, pasukan Long Dragon yang berubah bentuk tersesat dalam dinginnya sungai es. Cahaya merah menggantung di leher Clara. "Golderry sebentar lagi fajar, kita harus mencari celah untuk berhenti","Gadis bodoh, ini wilayah klan Pillar Rough, mereka berkeliaran di malam hari","Tetapi aku akan telanjang jika terus mengarungi sungai sampai matahari terbit","Tidak penting kamu telanjang, jika Rough mendapatkan cincin Mirah Delima di lehermu, maka sia sia kita meninggalkan beberapa senjata rahasiamu dalam koper perak di kamar Rayden" Clara melamunkan diri saat mengikuti sepanjang alur sungai, kekuatan cincin Mirah Delima dalam air sungguh dahsyat, tubuh Clara dan bulu serigalanya tetap hangat. Sementara itu pasukan Long Dragon sudah menepi karena dinginnya air es membuat bulu bulu mere
Di perjalanan keluar dari kota Eslander, Rayden membawa mobilnya dengan gelisah. Dia tidak terlalu setuju Clara melarikan diri dari Eslander sendirian. Namun setelah mendapati seluruh perbatasan telah ditutup dan pemeriksaannya sangat berlapis, Rayden akhirnya sepakat. Karena perbatasan masih penuh antrian mobil yang mengular, tandanya Clara belum ditemukan oleh Hollander. Pagi ini dia mengirim koper milik Clara lewat ekspedisi, ternyata itu hanya koper kosong sekalipun janggal mengirim koper kosong, Rayden tetap meminta anak buahnya untuk bergerak berlawanan arah dan mencari ekspedisi pengiriman barang. Dia mengikuti intuisinya kembali ke kota Qurazonty. "Tuan Rayden, Anda pemimpin tertinggi di Lembah Utara! Sangat aneh, Anda bepergian tanpa pengawal?" Kali ini Long Dragon turun langsung memeriksa mobil yang ditumpangi oleh Rayden. "Aku sedang berlibur dan kembali ke Qurazonty untuk bertemu gubernur Delano, pengawal akan menyusul nanti sore, mereka sudah memesan atraksi seluncur s
Jantung Rayden berdegup kencang, dia tahu itu suara seorang wanita. Tetapi siapa? Dia menggengam buku itu erat erat dan memasukkannya ke dalam jubah dinginnya. "Aku ambil buku ini, anggap saja pertukaran yang layak!" Rayden melemparkan sekeping perak kepada panatua Rough Pillar. "Tetapi Tuan Rayden, keluarga Pillar perlu mencatat apa keistimewaan buku tersebut sehingga Anda ingin menukarnya?" Panatua berkilat licik, dia melihat sekeping perak sudah berbinar matanya tetapi jika bisa mendapatkan lebih maka dia akan melakukan upaya terakhirnya. "Buku ini tidak ada istimewanya! Hanya buku tua----Kalianlah yang membuat ini istimewa, anggap saja buku rampasan keluarga Rough yang menjadi jimat bagiku hari ini!" Panatua Rough terbahak-bahak, "Anda benar benar pemimpin yang humoris. Baiklah, tetapi kami hanya melepasnya dengan 3 perak!" "Buku jimat harusnya gratis dan tidak berharga, karena hanya buku usang. Yang membuatku kemari karena mahluk busuk seperti mereka mengacaukan jalanku berte
Saat dia sampai di mobilnya, gerimis ringan mulai turun. Rayden melesat pergi, mencoba melarikan diri dari guntur dan menjauhkan diri dari hutan Pillar Dia yakin Rough akan mencegatnya di setiap tepi hutan. Sungguh bodoh jika terjebak dalam kegelapan di dalam hutan; semua orang tahu Rough adalah serigala liar di malam hari. Tidak ada lagi waktu tersisa saat dia berbalik untuk menghindari Hutan Pilar. Dia berhenti sejenak dan meminumkanpil yang berfungsi sebagai penawar gigitan ular, membuat sayatan kecil di seluruh jari tangan dan kaki Clara. Dalam cuaca berawan, kantong sutra bersinar, dan dengan ragu-ragu, Rayden membukanya, memperlihatkan cincin Mirah Delima yang bersinar redup. Rayden dengan cepat memasangkan cincin itu di jari Clara. Dia masih membungkuk ketika sebuah anak panah menancap pada punggungnya. Di kejauhan gerombolan Rough sudah menuruni bukit, jumlah mereka puluhan. Rayden meloncat pada kursi pengemudi dan memacu mobil di bawah panah Rough yang menyasar pada ban mobi
Di sebuah restoran kecil, seorang pria berkepala plontos dengan nada mengancam mengarahkan senjatanya ke arah pasangan yang gemetaran. "Kami membeli mobil ini dari seseorang di pinggiran kota, mereka mengaku membutuhkan duit untuk biaya melahirkan istrinya!" Pria botak, "....." "Sungguh Tuan, mereka sepasang suami istri yang benar benar butuh duit. Surat mobilnya lengkap, mereka menjual dengan harga murah!" suara bergetar ketakutan dan isak tangis terdengar dari mulut sang istri. "Kak Joe, lepaskan saja mereka mungkin berkata benar!" "Jika kalian berbohong dan melindungi teroris, aku akan menghancurkan tubuh kalian dalam cairan kimia!" Bentaknya. Pasangan itu merangkak dengan kaki mereka, tetapi sekuat apa pun keinginan mereka untuk berlari, kaki mereka terasa terpaku ke tanah karena ketakutan. Akhirnya, mereka berhasil melarikan diri dari orang-orang yang tampak jahat itu. Dengan tangan gemetar, sang suami memutar kunci mobil dan kabur membawa mobil dengan zig zag. "Lagipula in
Clara berguling dari gerobak motor yang kaget karena diperintahkan putar balik. "Keluar dari gerbang belakang, atau kami tembak!" Baron dan Adidas, kedua pemuda itu sebenarnya membawa barang bagi keperluan militer, mereka sangat ketakutan ketika pasukan militer justru meminta mereka putar balik. "Berhenti!" suara galak dan derap langkah kaki pasukan militer mengepung gerobak motor. Adidas yang ketakutan mulai mengompol, "Kami membawa pasokan!" katanya dengan bibir bergetar. Sepasukan tentara yang menatap pada sosok berjubah dengan wajah hitam bersisik tidak berkata-kata. Bayonet panjang di arahkan ke tubuh Clara tetapi akhirnya mereka menusuki jerami dan menemukan kotak kotak kayu berat. "Berangkat, ke gudang belakang, dermaga pelabuhan carter!" Baron dan Adidas menghela nafas lega, dia melirik pada Clara yang tetap tenang berbaring. Memasuki gudang pelabuhan, berderet kapal kapal carter dengan para ABK yang terlihat kuyu dan layu karena seluruh kapal tidak bisa meninggalkan
Rayden keluar dari hotel dengan muka merah padam, hilangnya Clara membuat semua rencananya berubah. "Batalkan misi, aku langsung ke pelabuhan Qurazonia!" teriak Rayden di ujung telpon. Cargil adalah lawan bicaranya, terkejut dengan hilangnya Clara, "Rayden, penawar bisa yang terakhir bahkan bisa melumpuhkan seluruh tubuh dalam seminggu, gadis itu terlalu kuat" "Bisakah kamu ke pulau Samara, kita berpencar mencarinya?" "Oh, aku ingin kembali ke Lembah Utara secepatnya, ibuku semakin lemah" suara Cargil terdengar lesu. "Perjalananmu melewati pulau Samara, luangkan waktu beberapa hari. Jika dalam 3 hari tidak ada kabar tentang gadis itu, kembalilah ke Lembah Utara!" "Jangan katakan kamu akan langsung ke Lembah Serangga menemui gadis itu! Ayah ibumu akan memarahiku jika mereka tahu kamu mengejar seorang gadis" Cargil mengusap pelipisnya karena kesal dengan pengaturan yang tidak adil ini. "Hehehe, bukankah kita mendapat undangan perayaan 200 tahun keluarga El Wongso, kamu akan datan