Bang! Suara kencang dari sangkar sangkar besi diturunkan ke tanah. Matahari membakar tanah karena teriknya, gelombang panas seperti bayangan kematian. Pasir putih selaksa kristal yang bisa mengiris nadi. Orang orang frustasi dengan cuaca yang tiba tiba menyengat ini. Seluruh kedai di pulau Samara dijejali banyak tubuh yang mendambakan air sejuk. Ethan sudah berada di pasar hewan sejak subuh, dia memilih menyewa gubuk kecil yang terbuat dari bilik dan papan tipis, dari sela keropongnya bilik dia bisa mengawasi pasar di depannya. Udara di dalam kamar sangat lembab, sebentar saja jubahnya sudah basah oleh keringat. Matanya menyipit apa yang disebut dengan pelelangan hewan ternyata tidak ada satu pun hewan yang ditawarkan. Waktu kerangkeng besi di buka, di bawah panas yang terik, puluhan pria muda dengan tubuh tegap dan otot yang kuat di rantai oleh besi baja dan di tawarkan sebagai budak. Pasar hewan di penuhi oleh para bangsawan yang berpakaian bagus, mata mereka berbinar melihat buda
10 hari berlalu, "Ya, ampun daya tahan tubuh generasi Book kelima memang tangguh. Lihat! sekali pun peluru dan panah beracun berhasil mengoyak tubuhnya, dia tetap bertahan hidup" "Benar, dia juga seorang jenius dan cukup licik. Uh wajahnya tampan serupa kakek buyutnya." "Untung kita mencium bau darah keluarganya, hmmm....tidak menyangka, akulah yang menemukan cucu Draken Book yang hilang!" Mendengar obrolan dua pelayan di dekatnya, mata Ethan mulai berkedip dan bulu matanya yang panjang dan lentik berkibar, dia mengerjap melepaskan diri dari keterikatan yang lengket. Mereka kemudian terkulai lagi saat sapuan dingin membantu menghilangkan rasa lengket di matanya. "Pangeran Muda Draken Book! Anda sudah bangun! Ayo latih matamu agar terbiasa dengan cahaya!" "Siapkan ramuan penembus jiwa, dan basuh darahnya agar tetap murni!" Seorang pelayan senior mendekat sambil membawa peralatan bedah di atas nampan. Ethan sudah membuka matanya sepenuhnya, memandang wajah pelayan tersebut. "Jang
Setelah setetes darah jatuh ke lantai marmer dan berubah menjadi kumpulan aurora berwarna hijau, sosok-sosok berjubah hitam muncul. Selanjutnya, para pelayan bangkit dan merentangkan tangan mereka, menghirup aurora yang menyelimuti aula. Gadis yang menemani Ethan berseru, "Hail, Pangeran Muda Draken Book! Penguasa Lembah Draken" Gadis itu berlari lagi dan dengan anggun melompat ke udara. Meski usianya masih muda, ia telah menguasai seni meringankan tubuhnya. Masih terkesima dengan penampilan klan Draken Book, gadis itu menyerang Ethan dari jarak jauh hingga membuatnya tersandung dan darah mengucur dari mulutnya. Sekali lagi, darah tersebut berubah menjadi aurora yang langsung diserap oleh sosok berjubah hitam. Tubuh Ethan terasa lebih ringan setelah pendarahannya berhenti, namun matanya terasa perih. Cangkang yang dia kenakan tampak retak, menyebabkan kepanikan muncul dalam dirinya. Sebagai seorang prajurit kerajaan Skydra, Ethan belum pernah bertemu dengan kelompok misterius sepert
Di Lembah Serangga, Setelah rusak akibat badai di laut lepas, kapal Ratu Abigail yang membawa Clara berlabuh di Teluk Arden di Lembah Serangga. Sebelum buru-buru turun, Clara menatap ke cermin dan menghela nafas frustrasi. "Ayah, kapalku sudah sandar. Kapten kapal akan menjemputmu!" suara Clara terdengar bimbang di ujung telpon. El Wongso baru saja memasuki kantor shahbandar dan berbasa basi dengan pejabat pelabuhan. Dia ditemani oleh keponakannya, Ajeng. Sejak Clara menelpon dan meminta dirinya menjemput di pelabuhan, El Wongso merasa itu bukanlah kepribadian putrinya yang nakal dan mandiri. Biasanya setelah pulang dari luar negeri, Clara hanya minta disiapkan mobil yang akan dia kemudikan sendiri. "Kapten sudah mendapatiku, kami akan tiba sebentar lagi!" El Wongso berjalan memasuki pintu dermaga dan dengan langkah panjang mengikuti Kapten menuju kapalnya. Clara memukul cermin di depannya retak tak berguna, lidahnya mendesis. Matanya berair dan mulutnya sangat jelek. Tetapi dia
Seminggu sejak kepulangan Clara, seluruh klan El Wongso berkumpul. Nenek sudah mencurigai dengan munculnya cacar hitam di tubuh cucunya, pasti akan diikuti dengan berita kehamilan. Dan benar saja, Clara telah hamil, sebagai manusia serigala kehamilan normal terjadi 6-7 bulan. Namun klan El Wongso memungkiri bahwa gen mereka membawa periode kehamilan yang berbeda. Kemungkinan sebelum memasuki periode 5 bulan, Clara akan melahirkan. Waktunya akan bersamaan dengan perayaan 200 tahun kelahiran ibu dari El Wongso. "Paman!" kata Finn Sparrow , sepupu Clara dari garis ibunya, "Saya kira kami berkumpul di sini untuk menyambut keponakan saya. Tentunya kita akan bersiap saat kelahiran itu tiba!" "Uh, langit sepertinya membenci pertemuan kita, bahkan di musim panas, mendung dan petir terus terdengar!" suara seorang wanita gemuk terdengar mengejek. Clara memuntahkan makanannya dan berteriak kepada pelayan, "Bawakan aku darah monster dan beri lima tetes jeruk emas yang paling masam. Aku mual men
"Kerajaan Skydra baru saja memberitahu jika mereka akan mengirimkan mahar pernikahan yang tertunda" Nenek Monica menatap Clara kasihan. El Wongso akhirnya paham, mengapa putrinya tidak ingin diganggu kehamilannya. "Tentang Raja Abigail" "Kalian berhutang padaku!" teriak Clara marah. El Wongso memeluk putrinya dengan erat, dan dia juga menangis tersedu sedu, "Maafkan ayah, tidak melindungimu di saat saat kamu kesulitan!" Nenek duduk di sudut ranjang dengan wajah buram, "Kisah itu aku berpikir hanya kutukan bodong, tidak menyangka kamu melaluinya-----Memasuki ruang gelap dan bertemu Caligula. Aku minta maaf menyembunyikan kisah ini padamu" "Jadi Clara sudah resmi sebagai permasuri kerajaan Skydra?" tanya Daisy. "Dia permasuri sekaligus Ratu Skydra statusnya sekarang ini!" Nenek menjawab dengan lemah. "Oh, berarti kita hanya menunggu Raja Abigail meniduri Clara dan kutukan cacar hitam di tubuhnya hilang?" Ajeng bertanya polos. Nenek dan El Wongso menatap Clara mencari jawaban. Mer
Kerajaan Skydra dalam fase yang seimbang, kehidupan masyarakatnya tenang dan tanpa gejolak. Namun kelompok Rough di perbukitan semakin kuat. Raja Abigail tidak menarik diri untuk mengatasi persoalan Rough karena sekarang ini mereka masih sangat bermanfaat untuk menekan pengaruh Roderick Houffman. "Yang Mulia! El Wongso baru saja mengirim kabar, putrinya sudah hamil dan bersiap untuk melahirkan, mungkin waktunya berdekatan dengan perayaan 200 tahun kelahiran Monica" Abigail tersenyum, "Tidak aku sangka bisa secepat ini" "Ratu Clara adalah kecantikan para Dewi, mustahil tidak ada yang memikatnya" Panatua ketiga dari budak manusia tertawa sumbang. "Persiapkan kapal dan bawa beberapa pelayan dan prajurit, kita berangkat lebih awal" "Apakah Anda sangat merindukan Ratu?" "Tentu saja, aku ingin menghabiskan waktu bersamanya sebelum perayaan tersebut" "Prajurit?" tanya panatua. "Bisakah kamu meminta prajurit dari Ethan? Katakan padanya tugas kerajaan menanti" Panatua ketiga ragu-ragu
Udara dingin berkabut mendadak menyelimuti Lembah Utara. Cargil perlahan menoleh dan menegangkan lehernya, merasakan sakit yang menusuk. Matanya setengah terbuka, dan sensasi pusing menyelimuti kepalanya. Bibirnya mulai mengumpat, saat dia melawan rasa tidak nyamannya. "Seberapa darurat situasi Lembah, sampai sampai harus memanggil seluruh pejabat hadir di pagi buta?" "Tuan, tetapi ini perintan langsung dari Ki Demang! Ayo bersiap, sedikit pusing lebih baik daripada mendapatkan 20 cambukan " Sang asisten yang diliputi rasa takut terus mendorong tubuh Cargil yang kaku. Tiba-tiba Cargil melirik ke arah seorang gadis yang masih tertidur lelap terbungkus selimut. "Tolong jaga Mia untukku, jangan biarkan ibuku menganggunya!" Asistennya juga ikut melirik pada gadis mungil itu. Dia gadis dari golongan manusia dan bukan HQ, sangat mengherankan gadis serapuh itu bisa melayani Tuan Mudanya di ranjang. Siapa pun tahu di Lembah Utara, Cargil adalah Tuan Muda kedua setelah Pemimpin Tertinggi
Clara yang menggembung dalam balutan jubah besar berdiri dengan susah payah dekat meja perjamuan. Dia tersenyum dengan getir, kalau bukan karena Dallas yang bersusah payah memintanya bertemu di tengah malam, Clara tidak menerima tamu sampai dia selesai masa persalinan. Perutnya membuncit dan kencang mencirikan kelemahan dia sebagai seorang wanita dan Clara tidak ingin ada yang tahu bahwa bayi dalam perutnya setiap hari membuatnya tersiksa.Tiap langkah dari Remdragon membuat bayi dalam perutnya gelisah, dia menggeliat dan menendang dengan keras. Clara menutupinya dengan senyum kaku, sesekali dia meringis kesakitan. Mengapa bayinya sangat gelisah di pagi ini?Raja Abigail menyambut Jack dan panatua Saddie di teras aula, sikapnya sangat anggun dan terhormat. Jack menyukai raja ini, terlihat tulus dan polos namun tetap dengan sikap seorang raja yang tinggi dan terhormat. Panatua Saddie memegang tengkuknya dengan susah payah, dia merasakan sakit yang menusuk pada area lehernya, terasa be
Di dalam bunker tempat Black Shadow menginap, Jenson masih murung dan merasa kesal karena bodoh tidak menyadari adanya jamur beracun di tanah terlarang klan El Wongso. Silveryn memegang sebuah bambu kecil berwarna gading yang berkilau. Bambu Albutar yang tumbuh di dataran tandus Lembah Yordan berusia seribu tahun, ujungnya keriput seolah lengah dengan keberadaan dunia fana ini mengeluarkan kepulan asap tipis, samar samar Dallas merasa pusing berada di samping Jenson. Silveryn mencibirkan bibirnya. "Enyahlah! Jika engkau lemah terhadap asap racun!" Dallas mendelikkan matanya, kakak tertuanya ini sepertinya semakin memperolok kemampuan tubuhnya dalam mengatasi racun, "Aku hanya sedikit pusing bukan mati!" Jenson tersenyum kecut, "Jangan kau sindir aku!" lenguhnya semakin marah. Silveryn menyanyat kecil pada lengan atas Jenson dan meneteskan darahnya dalam mangkok keramik. Darah berwarna merah terang mengucur perlahan. Jack terhenyak, "Mengapa seperti ini?" Panatua Saddie yang sejak
Setelahnya penjaga tanah keluarga Dharmaraya berlari ketakutan, dia tidak menyadari sepasang mata merah dengan geram melihatnya tanpa berkedip.'Apa yang dicari Black Shadow di tanah ini?' Pikirannya segera bekerja cepat, kakak keempatnya terluka tadi malam dan ular kesayangannya mati mengenaskan, tidak mungkin Black Shadow yang melukainya bukan? Karena kakak keempatnya tidak bercerita tentang penyerangan. "Apa?!" Seruni terlonjak dari duduknya, "Tidak mungkin itu dia!" serunya dengan panik. "Cepat bawa kakak keempat kemari!"Seruni baru saja akan mencicipi sepotong iga panggang madu sebagai menu sarapannya, dia menyukai aroma dan penampilan iga panggang yang berkilat keemasan dalam balutan madu yang sangat lengket. Sejak adik seperguruannya melaporkan bahwa kedatangan Black Shadow ke dalam komplek villa yang mereka sewa, iga panggang itu kehilangan kecantikannya, rasa yang menggugah berubah menjadi sia-sia."Penjaga kita melaporkan guntur di atas villa ini tidak hanya faktor kebetul
Di pagi hari yang lembab, matahari samar samar meluaskan sinarnya. Sekelompok penunggang kuda dengan jubah berkibar terlihat keluar dari istana klan El Wongso, kelompok berkuda ini langsung menarik perhatian sebagian penduduk Lembah Serangga yang sedang memulai aktifitas pagi hari. Bau udara laut tipis menusuk hidung dan Marroco yang memimpin perjalanan, dia terus menajamkan penciumannya.Beberapa petani yang melihat mereka melintasi tepian sawah tercengang, sekalipun topeng perak terpasang pada wajah wajah misterius, dari rahangnya yang menonjol fitur ketampanan dan pesona yang memancar tak hilang dibalik topeng tersebut,"Aku kira tamu tamu klan El Wongso memang menakjubkan, siapa mereka ini?" Seorang petani tua terkagum terkagum dengan tampilan pria muda berjubah besar dan menunggangi kuda Ferdhana milik El Wongso."Sepertinya mereka mencari sesuatu, lihat gerakan pemimpin di depannya yang terus mengangkat wajahnya!""Ugh! Jangan Kau bilang ada penyusup yang melintasi area terlara
Karena hari sudah larut, lampu jalan temaram dan ada beberapa yang berkedip, umurnya sudah mendekati kematian. Sesosok tubuh tinggi besar terbatuk batuk di tengah gelapnya malam. Angin yang mendesir diantara ranting ranting pohon jeruk emas. Sosok itu dengan langkah terburu buru pergi mencapai pintu sebuah bangunan dan menggedor kaca yang buram karena embun malam.Sekelompok pria yang duduk di ruang tunggu berdiri sigap dan melihat pada bayangan di kaca buram."Mungkin kakak keempat yang datang. Cepat buka pintunya!""Aku kakak keempat!" Suara serak terdengar dari luar, seolah mengkonfirmasi kecanggungan di dalam ruangan.Pintu kayu yang berat berderit terbuka setengahnya. Tampak sepasang mata merah dengan rambut tak beraturan muncul dari balik pintu. Matanya cukup waspada melihat pada gelapnya malam. Dan dia segera menarik sosok tinggi yang terlihat lemah di hadapannya."Kakak keempat?!" Pekik khawatir muncul dari mulut mereka."Istana El Wongso memiliki prajurit tanpa bayangan yang
Marroco bersungut dan tidak yakin apakah seorang El Wongso akan datang dengan cepat, ini dinihari, sebagai Alpha di Lembah Serangga siapa yang berani membangunkannya?Jadi Marroco hanya bisa pasrah, dia tidak mungkin menerobos area terlarang di kediaman El Wongso. Dia yakin, penjagaannya sangat ketat dan jika terjadi keributan, Black Shadow pasti akan mengetahui dengan cepat. Karena percaya dengan pengaturan dari klan El Wongso, Marroco duduk di sofa besar yang ada di ruang tunggu, seorang staff sudah menghantarkan sepoci teh oolong yang harum dan kudapan kering. Rasa kantuk menyerangnya dan Marroco memejamkan mata di sofa yang nyaman.BAM....Marroco tersentak kaget, suara pintu kaca terbanting karena angin, dia melirik jam di atas meja kopi. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 dinihari, teh yang disajikan masih mengepul hangat. Dia hanya tertidur sebentar. Staff yang ramah masih orang yang sama datang menghampirinya."Tuan! Anda sudah bangun? Maaf karena pintu ini terbanting!"Marroco
Dallas tersentak kaget melihat Henrico berjalan tertatih tatih keluar dari kamarnya. Dia segera menopang tubuh keponakannya itu dan menariknya untuk duduk di sofa besar di ruang tamu. Tetapi Henrico melawan, mendorong Dallas dengan kencang. Perlawanannya membuat gaduh dan terdengar oleh sebagian Black Shadow yang akhirnya mereka terbangun lalu keluar dari kamar masing masing.“Apa yang terjadi?” Marroco membantu Dallas menahan gerakan Henrico.“Sepertinya ada kekuatan dari luar yang menarik dirinya” Dallas memukul tengkuk Henrico, pemuda tanggung itu terjatuh duduk di sofa.Titik akupuntur yang dikeluarkan oleh Dallas menelan suara Henrico, dengan santainya Dallas mengembalikan posisi Henrico karena sebagian Black Shadow menjaga pemuda itu.“Aku ingin mencari aroma persik yang membuat kepalaku sakit!” Henrico menggerutu kesal.Dallas menuangkan segelas air putih untuk dirinya dan mengambil sebotol arak beras untuk dibagikan kepada keluarganya. “Suhu menjadi sangat dingin, minumlah dul
Melintasi komplek istana klan El Wongso, formasi terbang mengapit Jack yang luka dalam. Dalam perlintasan, Marroco menceracau dan terlempar keluar dari formasi. Silveryn membuka Qi untuk melihat energy yang menariknya ke selatan. Jenson lebih dulu melihat,“Ada bangunan utama di selatan formasi!”“Itu tempat tinggal putri El Wongso!” Dallas berseru, lukanya terus mengeluarkan darah“Saddie teruslah bergerak menuju bunker, aku akan menarik Marroco kembali” Silveryn mengayunkan tongkatnya dan melesat ke arah Marroco yang tertarik energy besar di depan mereka.Penindasan terasa disekujur tubuh Silveryn dan dia oleng, rasa sakit seperti ribuan jarum menancap dalam lubang hidung yang mengeluarkan darah karena daya tarik aroma persik yang terlalu kuat.Marroco mengeluarkan darah dari ujung matanya, nafasnya tersengal sengal dan dia terus menceracau memanggil nama pemimpin terkuat Black Shadow. Silveryn yang menggunakan Qi dan berhasil menarik tubuh Marroco, lalu melesat ke bunker penginapa
Wajah Silveryn terasa terbakar dibalik topengnya. Dia memaksakan dirinya untuk terlihat tenang. Dengan bibir bergetar suaranya tenang tanpa riak seperti danau Lembah Biru. “Apa kabar tuan Draken Book?” Ethan menundukkan kepalanya sedikit rendah dan dengan senyum yang terlihat dipaksakan memberikan kabarnya, dia memuji keramahan Black Shadow, “Sungguh indah petir di kegelapan malam!” “Sebentar lagi Dewi Bulan bercahaya, petir kami hanyalah hiasan bagi langit yang luas. Anda menari di bawah Dewi Bulan, bukan?” Ethan melengkungkan bibirnya, “Terakhir kali purnama, saya ikut bersenandung bersama dengan Anda dan tidak ada kendala untuk berikutnya, saya penganggum keindahan Dewi Bulan!” Dallas tertawa ringan dengan tubuhnya yang masih ringkih, “Tuan Draken Book sangat rendah hati, Remdragon merindukan Anda!” “Oh, di mana dia berada? Dan sepertinya beberapa anggota keluarga Anda terluka?” “Ehmm, Remdragon masih di kapal bersama pengawal kami!” sahut Dallas. “Kami terluka karena perta