Share

95. Gengsi

Kian menautkan alisnya. “Kenapa kamu berkata seperti itu? Hadiah apa maksudmu?”

Laureta terkekeh pelan. “Entahlah. Kamu kan orangnya berlebihan. Mungkin saja kamu terlalu baik padaku hingga kamu memberikanku hadiah setelah aku pulang dari rumah sakit.”

“Kamu terlalu percaya diri.” Kian menggelengkan kepalanya.

Sebenarnya, Kian merasa sedih karena sepertinya ia harus mengurungkan niatnya untuk memberikan hadiah motor untuk Laureta. Namun, Kian sudah merencanakan sesuatu yang lain.

“Tunggu sebentar. Aku harus menelepon Clara,” kata Kian sambil mengeluarkan ponselnya.

“Oke. Uhm, Kian kalau kamu mau pergi bekerja juga tidak apa-apa. Aku bisa di sini sendiri. Lagi pula sebentar lagi kan aku sudah mau pulang.”

Kian menyipitkan matanya. “Tidak usah banyak bicara. Biar aku yang urus semuanya. Hari ini aku bisa cuti.”

Laureta tersenyum tipis. “Terima kasih ya.”

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status