Share

Bab 88: Bukan Target Utama

Langit mulai beranjak senja, memancarkan warna oranye dan merah jambu yang memudar di cakrawala. Di dalam sebuah ruangan yang sepi dan sunyi, suasana justru terasa tegang, udara yang semula hangat tiba-tiba berubah menjadi dingin.

Tristan berdiri di ambang pintu, tatapannya tajam menatap Aluna yang sedang duduk di sofa dengan ekspresi angkuh, meski di balik keteguhan wajahnya ada kemarahan yang bergejolak.

“Aluna!” Tristan memulai dengan suara datar namun penuh ketegasan, suaranya menggema di ruangan yang luas itu. “Apa yang kamu lakukan di mall tadi? Mengapa kamu harus membuat keributan seperti itu?”

Aluna menoleh dengan perlahan, wajahnya yang cantik menyiratkan kekesalan yang jelas terlihat. “Kenapa? Hendri sudah mengadu padamu, ya?” katanya sinis, matanya menyipit seolah menantang Tristan untuk berdebat lebih lanjut.

Tristan menghela napas panjang, mencoba meredakan emosi yang bergejolak dalam dadanya. “Ya, Hendri sudah memberitahuku. Dan aku di sini untuk memperingatkanmu, Aluna,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status