Share

89. Frustasi

Penulis: Merspenstory
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-04 15:06:26

Dante menekan ibu jari di dahinya sambil sesekali mendesah dengan kasar. Dante tak habis pikir. Lagi-lagi Samantha ditimpa masalah dan sekarang gadis itu harus kembali ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

Padahal luka sebelumnya masih belum sembuh, tetapi Samantha sudah mendapatkan luka baru. Dan yang paling membuat Dante jengkel setengah mati adalah di mana Samantha dengan begitu mudah memaafkan kedua wanita yang menjadi pelaku penyerangan terhadapnya.

Dante sudah menghubungi tim hukumnya untuk menuntut kedua wanita itu. Namun Samantha malah memohon padanya agar melepaskan dan memilih untuk berdamai.

Tidakkah Samantha tahu bagaimana cara kerjanya? Setidaknya orang-orang seperti itu harus dihukum untuk memberi efek jera! Tapi, ah sudahlah, Dante kehabisan kata-katanya.

“Bisakah kamu duduk, Dante? Kamu membuatku pusing melihatmu terus mondar-mandir seperti itu,” kata Jasper yang merasa tidak tahan lagi.

Sudah dua puluh menit sejak Dante melakukan hal itu. Dante terus mondar-ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Tawanan CEO Arogan   90. Ciuman Penuh Gairah

    Terdengar suara ketukan beberapa kali sebelum akhirnya pintu terbuka karena seseorang mendorongnya. Dante langsung melemparkan pandangan ke sana dan mendapati Jasper datang dengan sekotak kue di tangannya. Dante menghampiri Jasper yang duduk di sofa setelah pria itu meletakkan kotak kue ke atas meja. Jasper tampak kelelahan sebab harus berkeliling ke beberapa toko kue hingga akhirnya mendapatkan lemon cake. Kalau saja bukan Dante yang menyuruh, Jasper tidak akan mau membuang waktunya melakukan hal tersebut.“Apa kamu ingin makan kue ini sekarang?” tanya Dante sambil menatap Samantha. Gadis itu mengangguk antusias. Tentu saja ia ingin memakan kue itu sekarang! Samantha sudah cukup bersabar menunggu Jasper datang membawakan kue tersebut untuknya. Dante mengambil sepotong lemon cake dan meletakkannya ke atas piring kecil. Memberikannya pada Samantha yang tampak antusias mengulurkan tangannya untuk menerima piring berisi lemon cake tersebut. “Terima kasih!” seru gadis itu. Samantha me

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • Istri Tawanan CEO Arogan   91. Debaran Cinta?

    Dante segera menjauhkan wajahnya saat mendengar suara ketukan pada pintu. Siapa lagi yang datang kali ini? Sambil mendesah sedikit kasar, Dante melangkah mendekati pintu dan membukanya. Untuk sepersekian detik lamanya Dante hanya diam memperhatikan tiga orang yang berdiri di depannya itu. Suasana hatinya mendadak buruk. Dante tidak mengharapkan ketiga orang itu berada di sini sekarang. “Tuan Dante Adams, maaf mengganggu waktu Anda. Kami datang ke mari untuk meminta maaf sekali lagi dengan tulus pada Anda dan istri Anda.” Sean Daley mengumumkan.Dante menatap Sean Daley—si Manajer Umum—sekilas, lalu menatap kedua wanita yang sedari tadi hanya diam sambil menundukkan kepala. Detik berikutnya Dante kembali mendesah kasar karena amarahnya kembali memercik di dalam sana. Perutnya mendadak mual melihat kedua wanita yang sebelumnya menyerang Samantha berdiri di hadapannya. “Masuklah!” sahut Dante setelah berpikir beberapa saat. Dante segera membalik tubuhnya dan melangkah mendatangi Saman

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-05
  • Istri Tawanan CEO Arogan   92. Masih Pria Bossy

    Setelah dirawat selama satu malam di rumah sakit, keesokan paginya Samantha memohon pada Dante agar segera membawanya pulang kembali ke hotel. Sejak awal Samantha merasa jika keputusan Dante yang bersikeras agar dirinya dirawat di rumah sakit sudah salah. Samantha hanya mengalami luka ringan, tetapi Dante bersikap seolah-olah gadis itu baru saja mengalami kecelakaan besar dan kondisinya sangat parah."Ayolah, Dante. Aku lebih senang beristirahat di dalam kamar hotel daripada di sini." Samantha memohon dengan suara memelas sambil menempelkan kedua telapak tangannya.Dante mengamati gadis itu dengan seksama. Selain luka cakar yang kemerahan, wajah Samantha yang sebelumnya tampak pucat sudah terlihat segar pagi ini. "Baiklah, aku akan membawamu pulang hari ini."Samantha langsung tersenyum semringah ketika Dante mengabulkan permohonannya. "Terima kasih, Dante!" seru gadis itu merasa sangat senang.Dante pun melangkah keluar dari ruangan untuk mengurus administrasi kepulangan. Setelah

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-05
  • Istri Tawanan CEO Arogan   93. Sosok Istimewa

    Saat ini Samantha berada di sebuah kedai kopi yang terletak di samping hotel tempatnya menginap. Samantha hanya duduk sambil menikmati secangkir kopi dan kue. Jelas hal seperti ini tidak termasuk melanggar aturan, bukan?Dante memang melarangnya pergi jalan-jalan. Tetapi Dante tidak pernah menyebutkan bahwa Samantha juga dilarang duduk di kedai kopi dan bersantai. Jika menurut persepsi Samantha, kedua hal itu jelas berbeda dan ia tidak melanggar aturan sama sekali.“Astaga, semua kue ini sangat lezat!” seru gadis itu. Samantha meraih ponsel dan membuka kamera. Setelah mengatur tata letak cangkir dan piring kue, gadis itu segera membidik hal tersebut dengan kamera ponselnya.“Yeah, sempurna!” Samantha menatap puas hasil foto yang ia tangkap.Mulanya Samantha ingin membagikan momen tersebut di salah satu akun media sosialnya, tetapi ia urungkan saat tiba-tiba teringat Dante mungkin akan melihat. Meskipun meyakini dirinya tidak melanggar aturan, namun Samantha tidak ingin Dante mengetah

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06
  • Istri Tawanan CEO Arogan   94. Dituduh Mencuri

    Samantha berusaha mengatur napas ketika ia berhasil berdiri di depan Jeremiah Sinclair. Ya! Sosok pria yang sedari tadi ia kejar adalah sahabatnya itu. Samantha sungguh tidak menduga akan bertemu dengan Jeremiah di sini. "Astaga, aku terkejut saat kamu memanggilku. Kupikir aku sedang berhalusinasi tadi. Hey! Apa yang terjadi padamu? Apa kamu mendapat kekerasan dalam rumah tangga?!" Jeremiah sangat terkejut saat melihat kondisi sahabat baiknya itu. Beberapa lama mereka tidak bertemu. Dan sekarang ia melihat Samantha dalam kondisi yang cukup memprihatinkan."Uhm, sebenarnya aku sedang terburu-buru. Bagaimana jika kamu ikut bersamaku? Kamu bisa menceritakan soal ini di sana." Pria itu menambahkan.Samantha bergumam panjang. Namun belum sempat gadis itu menjawab, Jeremiah mengacungkan telunjuknya ke salah satu bangunan yang berada tak jauh dari mereka."Aku harus ke sana untuk memeriksa sesuatu. Ayo, cepat ikuti aku!" kata pria itu. Dilihat dari bagaimana pria itu melangkah, Samantha pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06
  • Istri Tawanan CEO Arogan   95. Seperti Tikus yang Terpojok

    Samantha beruntung sebab Jeremiah datang tepat waktu dan menyelamatkan gadis itu dari situasi gila yang diciptakan oleh Emily. Jeremiah tampak begitu marah. Berani sekali orang-orang ini menyentuh sahabat kesayangannya!Jeremiah menuntut Emily untuk segera berlutut meminta maaf pada Samantha. Begitu pun dengan wanita yang merampas tas dan hendak melucuti pakaian Samantha. Jeremiah menuntut mereka semua agar meminta maaf pada sahabatnya itu.Sama halnya dengan Dante, Jeremiah Sinclair juga bisa menggila dengan hal-hal yang menyangkut Samantha. Mereka berteman sudah lebih dari satu dekade. Maka dari itu Samantha sangat berharga baginya."Cepat berlutut meminta maaf sekarang juga! Atau aku tidak akan membuat hal ini menjadi mudah!" ancam Jeremiah. Suaranya terdengar berat sementara matanya berkilat memercikkan amarah.Emily memasang wajah angkuh. Wanita itu tidak sudi meminta maaf apalagi sampai berlutut pada Samantha. Bisa hilang harga dirinya jika sampai melakukan hal tersebut.Namun r

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Istri Tawanan CEO Arogan   96. Lemon Cake

    Samantha meneguk saliva dengan sedikit payah saat melihat sosok Dante berdiri dari kejauhan. Kedua kakinya mendadak tak bisa melangkah lagi, seolah ada rantai tak kasat mata yang membelit di sana. Ternyata Dante sungguh sudah kembali."Dante ...," seru gadis itu terdengar pelan. Dante melangkah maju dan berhenti tepat di depan Samantha yang berdiri mematung. Tidak ada emosi apa pun di wajahnya. Namun Samantha yakin jika sebenarnya pria itu sedang marah di dalam sana.Dante mengangkat dagu Samantha dengan telunjuknya. "Dasar gadis nakal," ucapnya dengan wajah datar. Dante masih tidak menunjukkan emosi apa pun sama seperti sebelumnya. Membuat Samantha merasa semakin resah sebab Dante bersikap tak seperti biasanya.Sejujurnya Samantha akan merasa lebih baik jika Dante menunjukkan emosi ataupun perasaannya. Diam dan tenang seperti ini jelas bukan gaya pria itu. Setidaknya jika Dante memarahinya, Samantha tidak terlalu merasa bersalah karena melanggar aturan pria tersebut.Dante menurunk

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Istri Tawanan CEO Arogan   97. Ledakan Hasrat

    Samantha membulatkan mata dan langsung berdiri dari atas pangkuan Dante. Kedua pipinya seketika berubah menjadi merah. Gadis itu tersipu setelah mendengar ucapan yang baru saja Dante bisikkan di telinganya.“Apa? Jangan konyol! Aku bisa berganti pakaian sendiri. Untuk apa aku meminta bantuanmu?” Samantha menggigit bibir bawahnya dengan cukup keras. Sebisa mungkin menahan diri agar tidak salah tingkah.Dante tersenyum miring. “Tidak perlu malu-malu. Katakan saja jika kamu ingin meminta bantuanku. Aku akan dengan senang hati—” Ucapan Dante tertahan ketika Samantha berlari kabur dari sana.Samantha yakin jika ia tetap berdiri di sana, Dante akan mengucapkan lebih banyak lagi kalimat tak masuk akal. Maka kabur adalah satu-satunya cara untuk menghindari hal tersebut dan demi menyelamatkan dirinya sendiri dari perasaan tersipu.Samantha segera berlari ke kamar mandi setelah mengambil satu buah dres dari dalam lemari. Tidak perlu waktu lama bagi gadis itu untuk berganti pakaian. Samantha kel

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08

Bab terbaru

  • Istri Tawanan CEO Arogan   151. Makan Malam Bersama

    Malam harinya, Dante dan Samantha datang ke kediaman keluarga Adams untuk memenuhi undangan makan malam Margareth. Meski sebenarnya Dante merasa tidak berminat—Dante masih curiga pada sikap ibunya yang berubah secara mendadak. Namun pria itu tidak bisa menolak keinginan Samantha yang tampak antusias ingin datang. "Ayolah, Honey. Jangan pasang wajah seperti itu. Tersenyumlah.” Samantha merengek ketika melihat ekspresi Dante yang terlihat kaku. Dante menghela napas pelan, kemudian berusaha menyunggingkan kedua sudut bibirnya ke atas. Meski jelas sekali Dante tampak terpaksa, tetapi Samantha tidak ingin berargumen. Setidaknya Dante masih bersedia datang dan saat ini pria itu sedang tersenyum. Orang pertama yang menyambut kedatangan mereka tentu saja Jennifer Adams. Wanita berambut pirang itu terlihat antusias dengan menghamburkan diri memeluk Samantha. “Rasanya sepi tidak ada kalian di rumah ini. Bagaimana kehidupan pernikahan di kediaman sendiri? Pasti sangat menyenangkan, bukan? Kal

  • Istri Tawanan CEO Arogan   150. Kejutan Pagi Hari

    Setelah sepakat untuk memulai kembali hubungan mereka, satu minggu kemudian Dante lantas mengajak Samantha untuk keluar dari kediaman keluarga Adams. Keduanya pindah ke griya tawang yang Dante beli beberapa bulan lalu. Tidak ada yang ingin Dante lakukan selain ingin terus bersama dan menghabiskan waktunya dengan istrinya yang cantik itu. Sebenarnya Dante ingin langsung mengajak Samantha pindah ke griya tawang setelah ia membelinya. Namun ada beberapa ketidakyakinan tersirat di dalam hatinya kala itu. Tetapi kali ini Dante sangat yakin untuk melakukannya dan ia bersumpah tidak akan melepaskan Samantha dari hidupnya. Saat ini Dante masih terlelap di atas tempat tidur mereka yang berukuran king size itu. Dan ketika sinar mentari yang memaksa masuk di celah jendela tak sengaja mengenai kelopak matanya, Dante menggeliat sebentar lalu membuka mata. Ditengoknya ke samping kiri dan ia tidak menemukan Samantha di sana. “Honey …,” seru Dante dengan suara parau. “Hey, di mana kamu?” Karena ti

  • Istri Tawanan CEO Arogan   149. Akhir Sebuah Cerita

    Dante memutuskan untuk mengantar Samantha pulang ke kediamannya alih-alih mengajak gadis itu ke kediaman keluarga Adams. Satu alasan yang Dante pikirkan adalah karena ingin Samantha menenangkan diri dan beristirahat dengan nyaman tanpa ada yang menganggu. Hingga saat ini gadis itu masih tampak syok dan begitu sedih karena insiden penculikan yang didalangi oleh sahabatnya sendiri.Samantha tak banyak berbicara. Dante juga tak banyak melontarkan pertanyaan pada gadis itu. Sekarang keduanya sedang berpelukan di atas ranjang dengan berbalutkan keheningan.“Aku tidak mengerti mengapa Jere melakukan hal semacam itu. Untuk apa dia menculikku?” Samantha keheranan. Keheningan yang semula membalut ruangan tersebut langsung pecah ketika pertanyaan tersebut terlontar dari mulut gadis itu.Dante meneguk saliva dengan sedikit payah. Sejujurnya Dante sudah mengetahui jika keluarga Sinclair telah jatuh bangkrut. Dan alasan Jeremiah menculik Samantha adalah karena pria itu memerlukan banyak uang.Dant

  • Istri Tawanan CEO Arogan   148. This Love

    Dante tiba di Panti Asuhan Mida empat jam setelah menerima informasi lokasi dari Jeremiah. Seperti yang pria itu inginkan, Dante datang seorang diri dengan membawa dua buah tas berukuran besar. Dante berjalan sambil mengamati area sekitar, kewaspadaan memenuhi diri pria itu.“Cih! Dasar berengsek. Dia pasti memilih tempat ini setelah menyurvei berkali-kali,” geram Dante.Lokasi yang dipilih Jeremiah sangat jauh dari keramaian. Dante bahkan harus menyetir selama berjam-jam agar tiba di tempat ini. Panti asuhan ini seperti bangunan terbengkalai yang sudah lama ditinggalkan, tidak akan ada yang datang menolong meski seseorang berteriak dengan lantang di tempat ini.Dante terus berjalan hingga akhirnya ia tiba di depan sebuah bangunan tempat Samantha disandera. Dengan kemarahan yang berkobar di dalam dirinya, Dante menendang pintu di depannya itu dan bergegas masuk ke dalam.“Samantha!” teriak pria itu ketika melihat wanita pujaannya tepat di depan mata.Tepat di depannya, Samantha duduk

  • Istri Tawanan CEO Arogan   147. Malapetaka

    Keesokan malamnya, Dante kembali mampir ke area kediaman Samantha seperti yang biasa ia lakukan. Namun ada yang aneh kali ini, kediaman gadis itu tampak gelap gulita. Dante sudah berada di sana selama sepuluh menit dan tak ada tanda-tanda keberadaan Samantha di sana. “Apa mungkin dia belum pulang?” gumam Dante curiga. Dante ingat Jennifer memberi tahunya bahwa hari ini Samantha pulang lebih awal. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Lalu, ke mana perginya gadis itu? Setelah bergulat dengan beberapa macam dugaan, Dante memutuskan untuk turun dari mobil dan memeriksa langsung gadis itu di kediamannya. Dante mengetuk pintu hingga beberapa kali sambil memanggil nama Samantha. Namun tidak ada jawaban sama sekali dari gadis itu. Dante semakin gelisah. Dengan cekatan salah satu tangannya meraih ponsel dan menghubungi seseorang dari daftar kontak. Tapi lagi-lagi Dante harus melontarkan sumpah serapah sebab panggilannya tidak berhasil tersambung. “Sial!” umpat Dante kesal. S

  • Istri Tawanan CEO Arogan   146. Aku Akan Membawanya Kembali

    Masa kini …. Setelah semua kekacauan yang terjadi, Dante memutuskan untuk mengembalikan rumah yang sempat ia rampas dari Samantha dulu dan memberikan hak milik pada gadis itu. Setiap hari sebelum dan setelah pulang bekerja Dante selalu menyempatkan diri untuk mampir. Tentu saja ia hanya bisa berdiri dari kejauhan dan mengawasi gadis itu sambil berharap keajaiban. Samantha masih tidak bersedia—atau bahkan sudah tidak sudi—untuk bertemu dengannya. Dante sadar tidak ada yang bisa ia lakukan untuk membela diri sekarang. Ia jelas salah dan sekarang ia harus menerima hukumannya. Memikirkan perjanjian mereka akan berakhir dalam beberapa bulan jelas menambah ketakutan di hati Dante. Sebelumnya ia dengan percaya diri dapat mempertahankan Samantha di sisinya. Namun keadaan menjadi terbalik dalam sehari, sekarang Dante tidak yakin ia akan berhasil melakukannya. “Samantha, maafkan aku,” gumam Dante pelan. Tatapan matanya sama sekali tak lepas dari jendela kamar Samantha yang lampunya masih men

  • Istri Tawanan CEO Arogan   145. Gadis Miskin yang Menyayangi Adiknya

    Beberapa hari setelah acara peragaan busana ....Dante membaca dengan serius laporan pemeriksaan latar belakang yang ia terima dari Jasper. Tidak ada satu baris kalimat pun yang lolos dari kedua mata Dante. Pria itu membaca semuanya tanpa terkecuali.“Jadi namanya Samantha Rayne,” ucap Dante seraya mengetuk-ngetuk meja dengan jari tangannya.“Nama yang indah. Tidak salah orang tuanya memberi nama Samantha, selaras dengan wajahnya yang juga indah.” Jasper menjawab dengan santai.Dante hanya tersenyum tipis saat mendengar jawaban Jasper. Kedua matanya masih sibuk memindai baris kata yang tertuang di dalam laporan hingga sebuah kalimat berhasil membuatnya tersenyum lega. Sebuah kalimat yang menyatakan jika Samantha Rayne adalah seorang gadis lajang.“Oke, kurasa mudah untukmu membuatnya terlibat denganku. Kamu bisa menjadikan adiknya sebagai umpan.” Dante menutup laporan latar belakang Samantha kemudian memasukkannya ke dalam laci meja kerjanya.“Aku sudah memikirkannya. Ini akan menjadi

  • Istri Tawanan CEO Arogan   144. Flashback

    Acara peragaan busana Jennifer Adams. Beberapa bulan yang lalu ….“Aku sudah menemukan calon pengantinku.” Kalimat itu meluncur dengan mudah dari mulut Dante.“Benarkah? Apa aku mengenalnya?” Jasper hampir tidak percaya saat mendengar kalimat itu dari Dante.“Tidak, kamu tidak mengenalnya. Bahkan aku pun tidak,” Dante menjawab tanpa menatap Jasper yang duduk menganga di sampingnya, “tapi kita akan segera mengenalnya,” lanjutnya kemudian menunjuk seorang gadis yang berdiri di depan mereka dengan dagunya.Jasper sontak mengarahkan matanya ke arah di mana dagu Dante menunjuk. Meski tidak terlalu yakin apakah gadis dengan balutan gaun pengantin itu adalah yang Dante maksud, Jasper hanya mengeluarkan satu kalimat. “Mengapa dia?” tanyanya.“Entahlah. Aku hanya merasa dia akan mudah dihadapi.” Bahkan Dante sendiri tidak terlalu yakin mengapa ia memilih gadis itu sebagai calon pengantinnya. Hanya saja instingnya mengatakan jika semuanya akan berjalan dengan mudah jika memilih gadis itu.Dante

  • Istri Tawanan CEO Arogan   143. Bajingan Sejati

    Dante tidak dapat mempertahankan Samantha meski ia telah memohon pada gadis itu berkali-kali. Sekarang Dante harus menerima kenyataan jika Samantha telah membencinya. Gadis itu tidak ingin melihatnya lagi.“Aku tahu ini adalah hukuman. Tapi rasanya sangat menyakitkan untuk menerima kenyataan bahwa Samantha telah membenciku. Dia tidak ingin melihatku lagi, Jasper.” Dante memijat pelipisnya kemudian mendesah kasar.Di seberangnya, Jasper yang sedari tadi hanya diam menyimak ikut mendesah. “Aku minta maaf karena situasinya menjadi kacau seperti ini, Dante,” kata pria itu terdengar menyesal. Seolah kekacauan ini terjadi karena ulahnya.Dante menggelengkan kepala. “Ini bukan salahmu. Jelas sekali bukan salahmu, kawan,” sahutnya dengan suara lemah.Tidak ada alasan bagi Dante untuk menyalahkan Jasper. Dante bukan seorang pemuda berusia enam belas tahun lagi. Usianya sebentar lagi akan menginjak angka tiga puluh tujuh, tentu saja Dante tidak akan bersikap kekanakan untuk menjadikan Jasper se

DMCA.com Protection Status