Share

96. Lemon Cake

Penulis: Merspenstory
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-08 16:40:55

Samantha meneguk saliva dengan sedikit payah saat melihat sosok Dante berdiri dari kejauhan. Kedua kakinya mendadak tak bisa melangkah lagi, seolah ada rantai tak kasat mata yang membelit di sana. Ternyata Dante sungguh sudah kembali.

"Dante ...," seru gadis itu terdengar pelan.

Dante melangkah maju dan berhenti tepat di depan Samantha yang berdiri mematung. Tidak ada emosi apa pun di wajahnya. Namun Samantha yakin jika sebenarnya pria itu sedang marah di dalam sana.

Dante mengangkat dagu Samantha dengan telunjuknya. "Dasar gadis nakal," ucapnya dengan wajah datar.

Dante masih tidak menunjukkan emosi apa pun sama seperti sebelumnya. Membuat Samantha merasa semakin resah sebab Dante bersikap tak seperti biasanya.

Sejujurnya Samantha akan merasa lebih baik jika Dante menunjukkan emosi ataupun perasaannya. Diam dan tenang seperti ini jelas bukan gaya pria itu. Setidaknya jika Dante memarahinya, Samantha tidak terlalu merasa bersalah karena melanggar aturan pria tersebut.

Dante menurunk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Tawanan CEO Arogan   97. Ledakan Hasrat

    Samantha membulatkan mata dan langsung berdiri dari atas pangkuan Dante. Kedua pipinya seketika berubah menjadi merah. Gadis itu tersipu setelah mendengar ucapan yang baru saja Dante bisikkan di telinganya.“Apa? Jangan konyol! Aku bisa berganti pakaian sendiri. Untuk apa aku meminta bantuanmu?” Samantha menggigit bibir bawahnya dengan cukup keras. Sebisa mungkin menahan diri agar tidak salah tingkah.Dante tersenyum miring. “Tidak perlu malu-malu. Katakan saja jika kamu ingin meminta bantuanku. Aku akan dengan senang hati—” Ucapan Dante tertahan ketika Samantha berlari kabur dari sana.Samantha yakin jika ia tetap berdiri di sana, Dante akan mengucapkan lebih banyak lagi kalimat tak masuk akal. Maka kabur adalah satu-satunya cara untuk menghindari hal tersebut dan demi menyelamatkan dirinya sendiri dari perasaan tersipu.Samantha segera berlari ke kamar mandi setelah mengambil satu buah dres dari dalam lemari. Tidak perlu waktu lama bagi gadis itu untuk berganti pakaian. Samantha kel

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Istri Tawanan CEO Arogan   98. Aku akan Membunuh Bajingan Itu

    Tin! Tin! Tin!Samantha dan Dante hampir terlonjak dari tempat mereka duduk saat suara klakson dari mobil lain mengudara. Keduanya langsung menjauhkan diri dan duduk dengan benar di kursi masing-masing."Uhm, sepertinya kita harus berangkat ke aquarium sekarang," ucap Samantha pelan. Gadis itu mendadak merasa canggung.Dante mengangguk setuju. Pria itu segera menyalakan mesin mobil dan memacu kendaraan roda empat itu keluar dari kawasan hotel. Karena ia ingin berduaan dengan Samantha tanpa ada yang mengganggu, Dante bersikeras ingin menyetir sendiri.Mobil sport berwarna silver itu melesat di jalanan kota menuju aquarium. Tidak ada percakapan khusus yang terjadi di sepanjang jalan. Keduanya banyak diam sambil berusaha menata kembali kewarasan mereka.Jika saja pengendara tadi tidak membunyikan klaksonnya, mungkin perjalanan menuju aquarium hanya akan berakhir menjadi angan-angan. Mereka sibuk mencumbu satu sama lain. Dan kemungkinan besarnya mereka akan berakhir di atas ranjang.Saman

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Istri Tawanan CEO Arogan   99. Malaikat Penjaga

    Untuk pertama kalinya Samantha datang ke kantor polisi bukan demi adiknya. Karena kejadian di minimarket, Dante berakhir diamankan di kantor polisi sementara pria asing yang dipukulinya harus dilarikan ke rumah sakit. Kondisi pria itu cukup parah dan Dante tampak tidak merasa bersalah sedikit pun karena melakukan kekerasan pada pria asing tersebut.Namun beruntung Dante bisa segera dibebaskan setelah Jasper datang begitu cepat dan membereskan masalah itu. Sekarang mereka sedang dalam perjalanan pulang kembali ke hotel. Lupakan tentang aquarium karena Samantha sudah kehilangan minat!Samantha menatap ke bawah saat Dante menggenggam tangannya, lalu menoleh ke samping kiri untuk menatap pria itu."Kamu pasti sangat ketakutan. Maafkan aku, seharusnya aku menemanimu sejak awal," ucap Dante. Kali ini ada rasa penyesalan tercetak di wajah pria itu. Nyatanya, Dante lebih merasa menyesal karena tidak menemani Samantha sejak awal masuk ke dalam minimarket dibanding memukuli pria asing itu samp

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Istri Tawanan CEO Arogan   100. Batas Kesabaran Samantha

    Samantha baru saja tiba di kediaman keluarga Adams, tetapi ia sudah disambut dengan hal tidak menyenangkan yang membuat suasana hatinya bertambah buruk. Gadis itu menerima sebuah telepon dari adiknya yang meminta sejumlah uang untuk berfoya-foya. Bagaimana reaksi Samantha? Tentu saja ia sangat marah. Ini adalah pertama kalinya Samantha memarahi Elnathan sebab meminta uang kepadanya."Bisakah kamu mencariku karena hal yang lain, Elnathan?! Yang bisa kamu lakukan hanyalah meminta uang atau menyuruhku mendatangimu ke rumah sakit dan kantor polisi! Aku muak Elnathan! Tidakkah kamu mengerti hal itu?!" bentak Samantha pada adiknya.Karena beberapa masalah terus menimpanya, Samantha menjadi sangat sensitif dan tidak sabaran. Maka ketika Elnathan mencarinya dan meminta uang, gadis itu langsung emosi."Sial!" Samantha melempar ponselnya ke atas kasur ketika Elnathan memutuskan panggilan sepihak. Detik berikutnya gadis itu langsung menghempaskan tubuhnya dengan posisi tiarap. Di sana, gadis i

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • Istri Tawanan CEO Arogan   101. Pagi yang Buruk?

    Samantha bertemu dengan Jennifer di ruang makan dan wanita berambut pirang itu terkejut melihat wajah serta leher Samantha terdapat beberapa luka cakar."Apa yang terjadi denganmu, kakak ipar?" tanya Jennifer sambil mengamati wajah gadis itu.Samantha tersenyum simpul. "Bukan apa-apa, Jen. Hanya beberapa kesalahpahaman kecil saat di Portland kemarin."Jennifer Adams mengerutkan kening. "Kesalahpahaman kecil seperti apa yang sampai menimbulkan luka cakar seperti ini?" balasnya heran.Luka cakar yang Jennifer lihat di wajah serta leher Samantha bukan seperti sebuah luka yang timbul akibat kesalahpahaman. Tetapi lebih seperti sebuah penyerangan yang cukup brutal. Meski luka tersebut sudah hampir mengering, namun Jennifer yakin Samantha pasti masih merasakan nyeri.Samantha hendak menjawab, namun gadis itu tertahan ketika Margareth melontarkan pertanyaan kepadanya."Di mana Dante? Apa dia tidak ikut sarapan pagi ini?" tanya wanita paruh baya itu. Sejak tadi matanya berkeliling mencari keb

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Istri Tawanan CEO Arogan   102. Informasi yang Tidak Diharapkan

    Samantha hampir memekik nyaring saat mendengar informasi yang disampaikan oleh Jeremiah kepadanya. Kedua mata gadis itu bahkan membulat dengan sempurna. "A-apa? Kamu bilang Elnathan bersama seorang wanita paruh baya dan mereka terlihat sangat mesra?" Samantha mengulangi perkataan Jeremiah untuk kembali meyakinkan bahwa ia tidak salah mendengar. Bahwa sahabatnya itu memang mengatakan hal tersebut beberapa saat yang lalu. "Sayangnya, iya. Apa kamu ingin aku memotretnya untukmu?" tanya Jeremiah. Yah, siapa tahu Samantha mungkin ingin melihat.Samantha mengembuskan napas berat sementara kedua matanya perlahan terpejam. Sungguh! Samantha tidak menduga bahwa adiknya akan melakukan hal semacam itu. "Uhm, tidak. Kamu tidak perlu memotretnya. Aku percaya semua yang kamu katakan barusan," balas gadis itu.Alasan Samantha menolak tawaran Jeremiah untuk memotret Elnathan tentu saja karena gadis itu merasa malu. Meskipun Jeremiah adalah sahabatnya, tetapi Samantha merasa kehilangan muka ketika

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Istri Tawanan CEO Arogan   103. Selamat Dari Maut

    Sekujur tubuh Samantha bergetar hebat saat menyaksikan kendaraan roda dua itu menghantam pagar dengan begitu kuat. Samantha pikir hari ini adalah hari terakhirnya berada di dunia. Namun Samantha beruntung sebab masih diberi kesempatan untuk hidup oleh Yang Maha Kuasa. Sambil mengumpulkan semua keberanian, Samantha menoleh ke belakang untuk memeriksa keadaan. Dan gadis itu kembali dibuat menggigil saat mendapati kondisi sang pengendara sangat mengenaskan. Samantha melangkah mundur sebelum akhirnya jatuh terduduk di jalanan. Orang-orang mulai berdatangan mengelilingi mereka. Seolah waktu berjalan begitu lambat, Samantha melihat semuanya seperti dalam slow motion. Bahkan Samantha tidak bisa bergerak sama sekali, gadis itu diam mematung di tempatnya terduduk tadi. "Dante?" Anehnya, tiba-tiba saja Samantha mendadak melihat suaminya itu berlari ke arahnya. "Mengapa aku berhalusinasi di situasi yang tidak tepat?" Gadis itu kembali bergumam. Samantha merasa sangat keheranan. 'Ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Istri Tawanan CEO Arogan   104. Samantha Menghilang?

    Samantha baru saja menginjak anak tangga terakhir dan Margareth sudah menyambutnya dengan wajah kaku. Dia tidak tahu apa yang diinginkan ibu mertuanya itu. Tetapi satu hal yang Samantha yakini, Margareth pasti mempunyai alasan khusus menemuinya sekarang."Ikuti aku!" titah Margareth dengan begitu angkuh.Samantha mengangguk pelan. "Baik, Bu," sahutnya kemudian mengekor di belakang wanita paruh baya itu menuju dapur.Setibanya di ruangan tersebut, Samantha melihat Rora berdiri di belakang meja. Gadis itu tidak mengenakan seragam yang biasa ia kenakan saat bekerja. Rora mengenakan pakaian kasual sementara rambutnya dikuncir kuda. "Hey, kamu terlihat cantik," bisik Samantha ketika ia berdiri di samping Rora. Rora tersenyum manis. "Terima kasih, Nyonya Muda," sahutnya begitu sopan.Margareth melipat kedua tangan di dada dan langsung mengumumkan tujuannya membawa Samantha ke mari."Aku ingin kamu mengantarkan kue ke kediaman keluarga Johnson," ucapnya sambil mengayunkan dagu ke arah seb

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16

Bab terbaru

  • Istri Tawanan CEO Arogan   151. Makan Malam Bersama

    Malam harinya, Dante dan Samantha datang ke kediaman keluarga Adams untuk memenuhi undangan makan malam Margareth. Meski sebenarnya Dante merasa tidak berminat—Dante masih curiga pada sikap ibunya yang berubah secara mendadak. Namun pria itu tidak bisa menolak keinginan Samantha yang tampak antusias ingin datang. "Ayolah, Honey. Jangan pasang wajah seperti itu. Tersenyumlah.” Samantha merengek ketika melihat ekspresi Dante yang terlihat kaku. Dante menghela napas pelan, kemudian berusaha menyunggingkan kedua sudut bibirnya ke atas. Meski jelas sekali Dante tampak terpaksa, tetapi Samantha tidak ingin berargumen. Setidaknya Dante masih bersedia datang dan saat ini pria itu sedang tersenyum. Orang pertama yang menyambut kedatangan mereka tentu saja Jennifer Adams. Wanita berambut pirang itu terlihat antusias dengan menghamburkan diri memeluk Samantha. “Rasanya sepi tidak ada kalian di rumah ini. Bagaimana kehidupan pernikahan di kediaman sendiri? Pasti sangat menyenangkan, bukan? Kal

  • Istri Tawanan CEO Arogan   150. Kejutan Pagi Hari

    Setelah sepakat untuk memulai kembali hubungan mereka, satu minggu kemudian Dante lantas mengajak Samantha untuk keluar dari kediaman keluarga Adams. Keduanya pindah ke griya tawang yang Dante beli beberapa bulan lalu. Tidak ada yang ingin Dante lakukan selain ingin terus bersama dan menghabiskan waktunya dengan istrinya yang cantik itu. Sebenarnya Dante ingin langsung mengajak Samantha pindah ke griya tawang setelah ia membelinya. Namun ada beberapa ketidakyakinan tersirat di dalam hatinya kala itu. Tetapi kali ini Dante sangat yakin untuk melakukannya dan ia bersumpah tidak akan melepaskan Samantha dari hidupnya. Saat ini Dante masih terlelap di atas tempat tidur mereka yang berukuran king size itu. Dan ketika sinar mentari yang memaksa masuk di celah jendela tak sengaja mengenai kelopak matanya, Dante menggeliat sebentar lalu membuka mata. Ditengoknya ke samping kiri dan ia tidak menemukan Samantha di sana. “Honey …,” seru Dante dengan suara parau. “Hey, di mana kamu?” Karena ti

  • Istri Tawanan CEO Arogan   149. Akhir Sebuah Cerita

    Dante memutuskan untuk mengantar Samantha pulang ke kediamannya alih-alih mengajak gadis itu ke kediaman keluarga Adams. Satu alasan yang Dante pikirkan adalah karena ingin Samantha menenangkan diri dan beristirahat dengan nyaman tanpa ada yang menganggu. Hingga saat ini gadis itu masih tampak syok dan begitu sedih karena insiden penculikan yang didalangi oleh sahabatnya sendiri.Samantha tak banyak berbicara. Dante juga tak banyak melontarkan pertanyaan pada gadis itu. Sekarang keduanya sedang berpelukan di atas ranjang dengan berbalutkan keheningan.“Aku tidak mengerti mengapa Jere melakukan hal semacam itu. Untuk apa dia menculikku?” Samantha keheranan. Keheningan yang semula membalut ruangan tersebut langsung pecah ketika pertanyaan tersebut terlontar dari mulut gadis itu.Dante meneguk saliva dengan sedikit payah. Sejujurnya Dante sudah mengetahui jika keluarga Sinclair telah jatuh bangkrut. Dan alasan Jeremiah menculik Samantha adalah karena pria itu memerlukan banyak uang.Dant

  • Istri Tawanan CEO Arogan   148. This Love

    Dante tiba di Panti Asuhan Mida empat jam setelah menerima informasi lokasi dari Jeremiah. Seperti yang pria itu inginkan, Dante datang seorang diri dengan membawa dua buah tas berukuran besar. Dante berjalan sambil mengamati area sekitar, kewaspadaan memenuhi diri pria itu.“Cih! Dasar berengsek. Dia pasti memilih tempat ini setelah menyurvei berkali-kali,” geram Dante.Lokasi yang dipilih Jeremiah sangat jauh dari keramaian. Dante bahkan harus menyetir selama berjam-jam agar tiba di tempat ini. Panti asuhan ini seperti bangunan terbengkalai yang sudah lama ditinggalkan, tidak akan ada yang datang menolong meski seseorang berteriak dengan lantang di tempat ini.Dante terus berjalan hingga akhirnya ia tiba di depan sebuah bangunan tempat Samantha disandera. Dengan kemarahan yang berkobar di dalam dirinya, Dante menendang pintu di depannya itu dan bergegas masuk ke dalam.“Samantha!” teriak pria itu ketika melihat wanita pujaannya tepat di depan mata.Tepat di depannya, Samantha duduk

  • Istri Tawanan CEO Arogan   147. Malapetaka

    Keesokan malamnya, Dante kembali mampir ke area kediaman Samantha seperti yang biasa ia lakukan. Namun ada yang aneh kali ini, kediaman gadis itu tampak gelap gulita. Dante sudah berada di sana selama sepuluh menit dan tak ada tanda-tanda keberadaan Samantha di sana. “Apa mungkin dia belum pulang?” gumam Dante curiga. Dante ingat Jennifer memberi tahunya bahwa hari ini Samantha pulang lebih awal. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Lalu, ke mana perginya gadis itu? Setelah bergulat dengan beberapa macam dugaan, Dante memutuskan untuk turun dari mobil dan memeriksa langsung gadis itu di kediamannya. Dante mengetuk pintu hingga beberapa kali sambil memanggil nama Samantha. Namun tidak ada jawaban sama sekali dari gadis itu. Dante semakin gelisah. Dengan cekatan salah satu tangannya meraih ponsel dan menghubungi seseorang dari daftar kontak. Tapi lagi-lagi Dante harus melontarkan sumpah serapah sebab panggilannya tidak berhasil tersambung. “Sial!” umpat Dante kesal. S

  • Istri Tawanan CEO Arogan   146. Aku Akan Membawanya Kembali

    Masa kini …. Setelah semua kekacauan yang terjadi, Dante memutuskan untuk mengembalikan rumah yang sempat ia rampas dari Samantha dulu dan memberikan hak milik pada gadis itu. Setiap hari sebelum dan setelah pulang bekerja Dante selalu menyempatkan diri untuk mampir. Tentu saja ia hanya bisa berdiri dari kejauhan dan mengawasi gadis itu sambil berharap keajaiban. Samantha masih tidak bersedia—atau bahkan sudah tidak sudi—untuk bertemu dengannya. Dante sadar tidak ada yang bisa ia lakukan untuk membela diri sekarang. Ia jelas salah dan sekarang ia harus menerima hukumannya. Memikirkan perjanjian mereka akan berakhir dalam beberapa bulan jelas menambah ketakutan di hati Dante. Sebelumnya ia dengan percaya diri dapat mempertahankan Samantha di sisinya. Namun keadaan menjadi terbalik dalam sehari, sekarang Dante tidak yakin ia akan berhasil melakukannya. “Samantha, maafkan aku,” gumam Dante pelan. Tatapan matanya sama sekali tak lepas dari jendela kamar Samantha yang lampunya masih men

  • Istri Tawanan CEO Arogan   145. Gadis Miskin yang Menyayangi Adiknya

    Beberapa hari setelah acara peragaan busana ....Dante membaca dengan serius laporan pemeriksaan latar belakang yang ia terima dari Jasper. Tidak ada satu baris kalimat pun yang lolos dari kedua mata Dante. Pria itu membaca semuanya tanpa terkecuali.“Jadi namanya Samantha Rayne,” ucap Dante seraya mengetuk-ngetuk meja dengan jari tangannya.“Nama yang indah. Tidak salah orang tuanya memberi nama Samantha, selaras dengan wajahnya yang juga indah.” Jasper menjawab dengan santai.Dante hanya tersenyum tipis saat mendengar jawaban Jasper. Kedua matanya masih sibuk memindai baris kata yang tertuang di dalam laporan hingga sebuah kalimat berhasil membuatnya tersenyum lega. Sebuah kalimat yang menyatakan jika Samantha Rayne adalah seorang gadis lajang.“Oke, kurasa mudah untukmu membuatnya terlibat denganku. Kamu bisa menjadikan adiknya sebagai umpan.” Dante menutup laporan latar belakang Samantha kemudian memasukkannya ke dalam laci meja kerjanya.“Aku sudah memikirkannya. Ini akan menjadi

  • Istri Tawanan CEO Arogan   144. Flashback

    Acara peragaan busana Jennifer Adams. Beberapa bulan yang lalu ….“Aku sudah menemukan calon pengantinku.” Kalimat itu meluncur dengan mudah dari mulut Dante.“Benarkah? Apa aku mengenalnya?” Jasper hampir tidak percaya saat mendengar kalimat itu dari Dante.“Tidak, kamu tidak mengenalnya. Bahkan aku pun tidak,” Dante menjawab tanpa menatap Jasper yang duduk menganga di sampingnya, “tapi kita akan segera mengenalnya,” lanjutnya kemudian menunjuk seorang gadis yang berdiri di depan mereka dengan dagunya.Jasper sontak mengarahkan matanya ke arah di mana dagu Dante menunjuk. Meski tidak terlalu yakin apakah gadis dengan balutan gaun pengantin itu adalah yang Dante maksud, Jasper hanya mengeluarkan satu kalimat. “Mengapa dia?” tanyanya.“Entahlah. Aku hanya merasa dia akan mudah dihadapi.” Bahkan Dante sendiri tidak terlalu yakin mengapa ia memilih gadis itu sebagai calon pengantinnya. Hanya saja instingnya mengatakan jika semuanya akan berjalan dengan mudah jika memilih gadis itu.Dante

  • Istri Tawanan CEO Arogan   143. Bajingan Sejati

    Dante tidak dapat mempertahankan Samantha meski ia telah memohon pada gadis itu berkali-kali. Sekarang Dante harus menerima kenyataan jika Samantha telah membencinya. Gadis itu tidak ingin melihatnya lagi.“Aku tahu ini adalah hukuman. Tapi rasanya sangat menyakitkan untuk menerima kenyataan bahwa Samantha telah membenciku. Dia tidak ingin melihatku lagi, Jasper.” Dante memijat pelipisnya kemudian mendesah kasar.Di seberangnya, Jasper yang sedari tadi hanya diam menyimak ikut mendesah. “Aku minta maaf karena situasinya menjadi kacau seperti ini, Dante,” kata pria itu terdengar menyesal. Seolah kekacauan ini terjadi karena ulahnya.Dante menggelengkan kepala. “Ini bukan salahmu. Jelas sekali bukan salahmu, kawan,” sahutnya dengan suara lemah.Tidak ada alasan bagi Dante untuk menyalahkan Jasper. Dante bukan seorang pemuda berusia enam belas tahun lagi. Usianya sebentar lagi akan menginjak angka tiga puluh tujuh, tentu saja Dante tidak akan bersikap kekanakan untuk menjadikan Jasper se

DMCA.com Protection Status