Share

Bab 62

Penulis: Adny Ummi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-29 22:10:07

Ardian menghambur ke arah sang istri. Ia ingin menggendong Natasya untuk dibawa ke dalam kamarnya, tetapi kakinya belum terlalu kuat akibat kecelakaan yang dulu menimpanya.

Nay menyadari kesulitan Ardian. "Steve ... bantu bawa Tasya ke kamar dulu!" seru Nay ketika melihat sang suami terpaku dan tergamang di tempatnya berdiri.

Seakan baru tersadar, Steven pun segera bergerak membantu Ardian mengangkat Natasya dan membawa wanita itu ke dalam kamar, lantas meletakkannya ke atas kasur.

"Kamu kenapa, Nak? Kelihatannya lemas banget?" tanya Naysilla seraya mendaratkan bokongnya ke pinggir tempat tidur Natasya.

Natasya tidak menjawab, wanita yang wajahnya terlihat pasi itu malah menitikkan air matanya.

"Sya, maafkan aku," ucap Ardian yang juga duduk di ranjang di sebelah sana. Entah mengapa, ia merasa kalau Tasya sakit itu karena terbebani dalam menghadapi permasalahan yang terjadi di rumah tangga mereka.

"Ini semua gara-gara ulah kamu tahu?!" sergah Steven geram menatap tajam ke arah sang m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 63

    "Hmm, boleh saya bicara dengan Tasya berdua sebentar aja, Nay ... Ardian?" Risa menoleh ke arah Naysilla bergiliran dengan Ardian.Nay dan Ardian saling berpandangan sebentar. "Oke, Mbak," sahut Nay akhirnya, "ayo, Ar, kita keluar sebentar," ajaknya pada Ardian.Ardian menatap Natasya sejenak. Ia masih merasa cemas. Kemudian pria itu memutuskan untuk menuruti sang dokter dan mengekori sang ibu mertua dengan kakinya yang masih sedikit pincang menuju ke arah pintu keluar.Setelah dua orang ibu mertua dan menantu laki-lakinya itu keluar ruangan, Risa lalu menatap lekat ke arah Natasya. "Kamu hamil dan bukan masuk angin, 'kan?" ungkapnya to the point. Itu bukan sekadar tebakan kosong, tapi karena Risa sudah sangat paham ciri-ciri fisik seorang wanita yang tengah mengandung.Refleks Natasya mengangkat pandangannya. Risa benar-benar seorang dokter yang berpengalaman, pikirnya. Ya, hanya dengan memeriksa nadi dan memeriksa tensi, wanita paruh baya itu bisa menebak dengan tepat kondisinya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-29
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 64

    "Maksud Mbak Risa, Tasya hamil?!" tanya Nay dengan menarik sedikit kedua sudut bibirnya ke atas. Hatinya bahagia jika hal itu ternyata benar adanya."Ya, begitulah ... ini malah kalian sangka dia masuk angin." Risa mendaratkan bokongnya di sofa di sana. "Selamat, Bro. Kamu bakal punya cucu," ucapnya sembari tersenyum ke arah Steven yang masih tergamang di sana."Apa karena ini dia nggak mau lanjutin tuntutan cerainya?" gumam Steven seolah bicara pada diri sendiri.Ardian juga terlihat kaget bukan kepalang atas informasi barusan. Sudah lama dia menginginkan seorang anak dari Natasya sebenarnya. Akan tetapi, sempat ada rasa trauma, karena mengingat kematian Maira. Namun, akhirnya keinginan itu kembali membesar beberapa bulan belakangan sehingga mengalahkan perasaan traumanya. Ini adalah berita yang sangat membahagiakan untuk pria itu.Semua orang kembali duduk di tempatnya semula dengan pikiran masing-masing."Mbak Risa, silakan minum," tawar Nay sembari menunjuk ke arah meja yang meman

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-31
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 65

    "Aku mau pamit pulang dulu, Bu, Pak," ucap Natasya ketika waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB. Sudah seharian dia berada di rumah keluarga Lukman dan menahan perasaannya yang tidak nyaman. Apalagi dalam keadaan hamil muda seperti ini, bahkan tadi ia sempat muntah di sana.Meskipun banyak orang yang justru kagum terhadap dirinya karena dinilai sebagai istri yang hebat dan shaliha, sebab telah merelakan suaminya berpoligami, hal itu tidak membuatnya merasa bangga. Alasannya karena sebenarnya di dalam hati, ia merasa terpaksa."Oh iya, Nak Tasya ... kasihan juga, kamu butuh istirahat. Baby-nya juga. Di sini mungkin nggak senyaman rumah sendiri," ujar Sufia berusaha memahami. Ia lalu menyambut jabatan tangan Tasya dan memeluknya sejenak.Lukman hanya mengangguk dan tersenyum. Kemudian pria paruh baya itu mengajak sang istri untuk menghampiri seorang teman mereka yang menjadi tamu di acara tersebut."Sya, kamu mau pulang sekarang? Aku antar ya?" tawar Ardian."Nggak usah, aku sama Ibu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 66

    "Nanti aku bakal kasih kabar ke Papa dan Mama kalau sudah ada keputusan di mana Naura tinggal ya. Sekarang aku pamit ke rumah Daddy dulu," pamit Ardian. Ia ingin memikirkan pemintaan sang mertua terlebih dahulu. Untuk saat ini, dirinya belum bisa memberi keputusan."Ya udah. Tapi, jangan lama-lama ya, Ar," pesan Lukman."In syaa Allah, Pa." Ardian lalu bangkit dari duduknya dan ia pun mengucap salam kepada kedua orang mertuanya itu, lantas melenggang ke luar rumah.Naura hanya bisa menatap punggung lebar Ardian yang turun dari rumahnya, lalu menghilang di balik kendaraan roda empat. Mobil itu kemudian bergerak semakin menjauh. ***"Daddy mana, Bu?" tanya Ardian ketika sampai di rumah keluarga Arnold dan bertemu dengan ibu sambung sang istri yang menyambut kedatangannya."Daddy sudah tidur di kamar," jawab Nay apa adanya."Oh, gitu. Aku ke kamar dulu, Bu," pamit Ardian seraya melenggang menuju ke kamarnya dan Natasya."Ar!" panggil Nay membuat Ardian menghentikan langkah dan kembali m

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 67

    "Kayaknya nggak perlu aku jelasin, kamu udah paham juga," sahut Natasya.Hening ....Sedetik. Dua detik."Iya ... aku paham." Akhirnya Ardian mengangguk-anggukkan kepalanya. Dirinya berusaha memahami apa yang dirasakan oleh seorang istri jika mendapati sang suami berselingkuh. Tentu tidak mudah untuk bisa menerima dan memaafkan begitu saja. "Aku mungkin butuh waktu ...." Natasya menatap sendu ke arah pria yang kini telah mengambil hatinya itu."Oke," jawab Ardian kembali mengangguk, meski sebenarnya di dalam hati bagai tertusuk sembilu tajam ... begitu perih.***"Kamu suruh Naura tinggal di sini aja, Nak."Sontak Ardian mengangkat kepalanya dan menatap sang ayah lekat. "Beneran, Yah?" Ardian tadinya hanya ingin meminta pendapat dari ayahnya tentang permintaan sang ayah mertua agar Naura dicarikan tempat tinggal berbeda. Ia sama sekali tidak terpikir untuk membawa Naura ke rumah orang tuanya itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 68

    Ardian's POVSore ini aku dan Natasya menjemput Naura untuk mengantarkannya ke rumah ayah. Dua hari lalu aku sudah menyampaikan kepada Papa Lukman perihal ini. Syukurlah Naura dan orang tuanya tidak keberatan. Ya, mungkin juga karena tidak ada alternatif lain selain ini."In syaa Allah ini hanya sementara, Dek. Kalau keuangan Abang sudah stabil, nanti akan Abang usahakan untuk cari rumah lain buat kamu setelah kita resmi nikah secara agama," ujarku sambil menyetir mobil menuju ke rumah ayah.Natasya tampak diam saja di kursi di sampingku. Ia memang terlihat tidak senang jika bersama dengan Naura. Begitu juga Naura terhadapnya kini."Iya, Bang. Aku bakal sabar, kok. Nggak usah khawatir. Aku nggak mau jadi istri yang banyak ngebebani suami nanti. Semampu Abang aja," sahut Naura bijak.Aku pun tersenyum mendengar omongannya. "Dengan adanya kamu di antara aku dan Ardian itu sudah jadi beban ...," sindir Natasya."Oh ya? Bukan cuma andil dari aku loh, jadinya seperti ini. Kenapa nggak tany

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 69

    "Assalamualaikum!" seru Arya ketika kakinya telah turun dari mobil. Wajahnya tampak begitu bahagia melihat orang-orang terdekat yang menyambut kedatangannya di teras rumah.Semua orang menjawab salamnya dengan serentak dan memasang wajah semringah.Saking semangat melihat putra kesayangan, sang ayah pun turun dari teras rumah ke halaman, lalu menghambur memeluk pemuda itu. "Kamu sehat, Nak?" tanya Hardi seraya menarik kedua sudut bibirnya dengan lebar."Alhamdulillah, aku sehat aja, Yah. Ayah dan Mama juga sehat 'kan?" sahut Arya sembari mengeratkan pelukannya kepada ayahnya."Alhamdulillah ... kami sehat," jawab Hardi sambil merenggangkan pelukannya. Ditatapnya sang putra dengan rasa bangga. Sudah sekitar tiga bulan putranya itu merantau ke negeri orang demi melanjutkan pendidikan. Ia berharap kelak Arya bakal berhasil menjadi seorang yang bisa ia banggakan seperti kepada Ardian dulu.Sopir mobil menurunkan tas jinjing milik Arya di sana. "Oh iya. Ini, Pak!" Arya berbalik, lalu mero

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-07
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 70

    "Hai, Bumil ... akhirnya kita ketemu lagi yaaa!" Seorang wanita berkerudung hijau botol memeluk Natasya kemudian membelai perut wanita cantik yang masih belum terlalu kelihatan buncitnya jika mengenakan daster longgarnya itu."Hai, Fik. Akhirnya lo kemari juga," sahut Natasya menyambut sahabat kentalnya itu. Ia senang, sekarang Afika sudah pindah ke Tangerang. Jadi, mereka berdua tidak terlalu berjauhan lagi satu sama lain.Afika lantas melenggang mengekori Natasya masuk ke dalam unit."Duduk sini!" ajak Tasya mempersilakan Afika duduk di ruang tamu sekaligus ruang tengah unit apartemen tersebut."Laki lo lagi kerja nih, sekarang?" tanya Afika sembari menjatuhkan bobotnya ke atas sofa empuk itu."Iya, dua hari ini dia udah mulai kerja lagi. Dikasih libur dua hari aja resepsi kemarin," imbuh Natasya sembari melenggang ke arah dapurnya yang memang tidak bersekat dengan ruang tamu. Ia hendak membuatkan minuman untuk sang sahabat."Dapet juga dia cuti nikah untuk kedua kali?" Afika terkik

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08

Bab terbaru

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 119 (ENDING)

    "Apa maksud omongan kamu tadi, Ya?" tanya Ardian dengan melempar tatapan setajam peluru, "kalian berduaan seperti ini di dalam kamar. Dan Naura, kamu membuka dadamu di hadapan, Arya. Apa pantas?" Lelaki itu menoleh ke arah sang istri."Ba–Bang, akuu ... aku bisa jelasin semuanya." Naura tergagap di tempatnya."Bang, aku dan Naura mau jelasin sesuatu," sela Arya. Ia lalu mencoba mendekati sang kakak.Namun, Ardian segera menjauh, ia mencoba menenangkan diri dengan menjaga jarak. Lelaki itu mendaratkan bobotnya ke atas sofa single yang ada di kamar tersebut. "Oke, jelaskan!" tegasnya.Arya dan Naura saling mencuri pandang satu sama lain. Mereka sungguh merasa salah tingkah di hadapan Ardian saat ini.Karena kedua orang itu masih saja tidak memulai omongan, kembali Ardian menyeru, "Ayo! Katanya mau menjelaskan ke Abang? Ada apa dengan kalian? Kedustaan dan tipuan apa yang sudah dilakukan kepada Abang?" sindirnya. Ia tadi sempat mencerna apa yang Arya bicarakan.Arya dan Naura terlihat ge

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 118

    "Bang, Abang udah di mana?" tanya Arya kepada Ardian."Abang udah nyampe di Banten ini, Ya. Ini lagi dalam perjalanan ke apartemen.""Oh, nggak jadi ke rumah sakit langsung?" "Abang mesti antar Tasya dan Syirisy dulu ke apartemen, Ya. Syirisy tiba-tiba demam, panas badannya. Gimana kabar Papa Lukman? Nanti abis antar mereka, Abang langsung ke rumah sakit!" "Bang ...." Arya menggantung omongannya."Iya?" "Papa Naura ... udah meninggal dunia," lanjut Arya.Deg!Kontan saja Ardian tertegun dan kaku. Lidahnya terasa kelu seketika karena mendengar berita mengejutkan itu."Kenapa, Yah?" tanya Natasya ketika melihat sang suami yang tiba-tiba terdiam begitu saja."Innalillaahi wa inna ilaihi raaji'uun," ucap Ardian dengan lirih.Natasya langsung mengernyitkan dahinya. "Papanya Naura meninggal?" tanyanya memastikan.Ardian refleks menganggukkan kepalanya. Natasya beringsut mendekati sang suami. Ia pun meraih telapak tangan Ardian yang bebas dan menggenggamnya erat. Wanita itu sangat menger

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 117

    Natasya lalu bangkit dari tempat tidur dan berdiri tegak menatap dengan sorot mata yang nanar ke arah sang suami. "Kamu dengar apa yang aku katakan, Ar!" serunya tegas. Kelopak mata Tasya terlihat sembab karena menangis semalaman, tetapi sudah tak ada air mata lagi dari sana saat ini.Wanita itu sudah tidak lagi memanggil Ardian dengan sebutan 'ayah' karena sakit hati yang mendera sejak tadi malam."Iya, Ayah dengar. Tapi, kenapa malah kamu yang minta cerai begini, Bun?" Ardian ikut berdiri, kemudian mendekati sang istri hendak meraih tangannya.Natasya menghindar. "Naura sudah mau mundur, karena dia tahu pernikahan poligami ini nggak bakal berhasil. Aku juga berpendapat sama! So, memang harus ada yang mengalah.""Mengalah apa, Bun? Kita di pernikahan poligami ini baru sebentar, 'kan? Belum juga ada setahun," kilah Ardian memprotes apa yang Natasya sampaikan."Ooh, jadi kamu menikmati pernikahan poligami ini, heh?" cibir Natasya, "laki-laki di mana-mana kayak begini ya! Senang ngoleks

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 116

    Ardian berteriak memanggil. Ia langsung bangkit dan kelabakan mengejar Natasya.Arya yang melihat hal itu pun segera mengejar kakak lelakinya.Sampai di lift, Ardian tak sempat masuk ke dalam karena Natasya lekas menutup pintunya."Bang, sudahlah. Biar aja dulu Tasya pulang!" bujuk Arya kepada sang kakak."Natasya mesti paham maksud Abang!" seru Ardian sambil terus menekan tombol lift agar segera terbuka.Tak lama kemudian pintu ruang kecil itu pun terbuka. Lelaki itu segera masuk dan Arya pun turut ke dalamnya.Arya melihat ke arah sang kakak dengan perasaan yang tidak menentu. Ingin sekali ia mendesak agar Ardian segera menceraikan Naura supaya tidak ada lagi penghalang baginya untuk mendekati kekasih hatinya itu.Sesampai di lantai bawah, lift berdenting, lantas terbuka lebar.Dengan cepat Ardian berlari hendak menuju ke parkiran mobil. Arya berjalan mengekorinya.Akan tetapi, sekali lagi, Ardian terlambat. Natasya sudah membawa kendaraan roda empat itu keluar dari gerbang area par

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 115

    "Maksud kamu apa, Dek? Kok, tiba-tiba minta cerai?" Ardian menautkan kedua alisnya dan memicingkan mata menatap heran ke arah sang istri muda.Natasya terkesiap. Ia melebarkan bola mata sebab begitu kaget dengan apa yang baru saja dipinta oleh Naura kepada sang suami. 'Beneran ini? Ada apa? Masak cuma gara-gara Ardian sakit dan telat nyamperin, dia langsung minta cerai??' tanyanya dalam hati.Sementara Arya yang sudah mengetahui rencana itu memilih diam dan menunduk. Ia menyerahkan semua keputusan kepada Naura. Ia bersyukur akhirnya bisa punya kesempatan untuk bersatu dengan sang kekasih hati. Apalagi setelah tahu Arga adalah darah dagingnya sendiri, ia merasa sangat bahagia."A–ku rasa nggak bisa lagi menjalankan pernikahan poligami ini, Bang. Aku nggak sanggup. Lebih baik aku mundur," imbuh Naura tanpa mau melihat wajah Ardian.Ardian menoleh ke arah sang mertua yang seakan membuang muka juga di pembaringannya. Lalu bergiliran ia menoleh ke arah Natasya dan juga Arya. Lelaki itu sea

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 114

    "Ayo, Bun!" seru Ardian kepada Natasya yang ada di belakangnya.Natasya menghela napas lelah. Ia melajukan langkah menyusul sang suami yang sudah berada di lift hotel.Ya, Ardian terbangun pukul setengah 12 malam. Ia baru teringat kalau malam ini dirinya mesti bersama Naura. Ia khawatir kalau Naura kecewa kalau ia tidak datang. Karena jatah Naura berada di kota itu tinggal dua malam saja. Malam ini, dan malam besok. Tentu saja lelaki itu merasa bersalah jika sampai tidak menunaikan kewajibannya. Padahal sudah jauh-jauh Naura berangkat ke kota Pontianak.Sementara Natasya, tadinya ia telah menjelaskan kepada sang suami kalau ia sudah menelepon Naura. Akan tetapi, Ardian yang masih sakit itu tetap berkeras mau mendatangi istri mudanya karena rasa tanggungjawab. Tadinya Natasya marah karena Ardian keras kepala. Namun, akhirnya ia kasihan melihat sang suami yang lemas karena sudah sakit, mesti ditambah pula berdebat dengannya. Akhirnya Natasya mengizinkan sang suami pergi dengan syarat

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 113

    "Ma–Mama ...?" lirih Naura masih tampak terperanjat dengan kedatangan sang ibu. Tiba-tiba Arga menangis kencang. Bayi lelaki itu terkejut dengan suara keras dari Sufia. "Ya Allah, Nauraaa! Aryaaa! Kenapa kalian melakukan perbuatan setan ini ...?!" pekik Sufia lagi. Arya tampak bingung sekaligus kelabakan karena di depan ada Sufia yang marah-marah, dan di sebelahnya Arga yang terus menangis kencang. Sementara dirinya masih dalam keadaan naked di balik selimut bersama Naura. "Mama Naura, i–ini nggak seperti yang Mama Naura pikirkan," ujar Arya gugup. Ia meraih celananya yang terserak di sana, dan dengan terburu-buru ia berusaha mengenakannya lagi. "Nauraaa ... Mama nggak nyangka bisa kejadian hal seperti ini lagiii? Otak kalian ke mana?!!" bentak Sufia dengan linangan air mata serta tatapan yang nanar. Arya yang sudah mengenakan kembali celananya, dengan cepat mendatangi Arga, lantas meraih bayi kecil itu. "Cup cup cup, diam, Sayang ...." Naura tertunduk dalam sembari terus

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 112

    Akan tetapi, dua detik kemudian ponselnya berdering. Itu nomor Ardian lagi. Namun, itu sebuah panggilan video, bukan suara."Tuuuh, lo liat! Ardian tidur dan dia memang lagi sakit ... biar lo percaya ...." Suara Natasya terdengar lirih dan geram sambil men-zoom gambar di kamera ponsel itu mengarah ke pembaringan Ardian. Lelaki itu terlihat meringkuk di dalam selimut. Sepertinya Tasya mengambil video dari luar kamarnya. Memang ia sengaja mengambil gambar dari jarak jauh agar jangan sampai Ardian terganggu karena mendengar suaranya yang sedang bicara dengan Naura.Naura menekan kedua rahangnya dengan keras. "Sudah, 'kan? Lo udah percaya sama gue sekarang? Sorry, ini bikin lo kecewa. Bye!" Kembali Natasya memutuskan sambungan telepon mereka."Aaaaaarrrgh ...!!!" Naura melempar ponselnya ke tempat tidur.Dengan gerakan cepat wanita itu mengambil kimono lingerie-nya, lantas mengenakannya. Kemudian ia melangkah lebar keluar kamar dan menggedor kamar Arga.Brak! Brak! Brak!Tidak butuh wak

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 111

    "Dek, Arya cuma bilang dia minta masakin sama kamu," tukas Ardian menjelaskan sembari menatap lekat ke arah sang istri muda. Ia juga heran dengan Naura yang seakan tengah melantur dan tidak fokus terhadap pertanyaan Arya.Dahi Naura terlihat mengernyit kencang. Ia berusaha mencerna maksud suaminya."Yaaa, kalau nggak mau masakin aku juga nggak apa-apa. Nggak perlu ngegas juga," ucap Arya cuek. Ia lanjut mengunyah makanannya."Kamu kenapa, Nak? Memangnya kamu pikir Arya bicara apa tadi?" tanya Sufia heran.Bola mata Naura berlari ke sana kemari. Ia juga bingung mengapa pendengaran dan pikirannya jadi ke mana-mana. Sungguh, dia tadi menyangka kalau Arya membicarakan masa lalu mereka berdua di hadapan semua orang dan tentu saja dia mau membantahnya."Hmm, aku udah kenyang. Makasih banyak Tasya dan Bik Jum udah masak makanan yang enak banget siang ini. Tadi aku benar-benar lapar karena dari tadi malam belum sempat menyentuh makanan apa pun," tutur Ardian mengalihkan bahasan. Lelaki itu m

DMCA.com Protection Status