Share

Bab 52

Penulis: Adny Ummi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-16 22:43:17

"Gue ... gue nggak bisa terima ini, Fik," ucap Natasya kepada sang sahabat. Wanita cantik itu terisak-isak di saluran telepon.

Sekarang Afika sedang berada di Surabaya. Jadi, Tasya tidak bisa segera mendatangi sahabatnya untuk bicara secara langsung. Hanya lewat telepon, ia bisa mencurahkan perasaannya saat ini.

"Laki lo sendiri bilang apa, Sya?" tanya Afika merasa prihatin dengan kejadian yang dialami sahabat kentalnya itu.

"Dia bilang, dia nggak inget udah ngelakuin itu. Dia bilang, dia dijebak. Dia nggak mau nyerein gue," imbuh Natasya terdengar sangat sedih, "dengan mata kepala gue sendiri! Gue liat mereka tel@njang berdua, satu selimut di ranjang itu, Fik! Lo bayangin! Siapa yang bisa percaya dengan ucapannya coba??"

"Hmm ...." Terdengar Afika hanya menggumam. Ia tidak tahu harus berkata apa. Dulu dirinya yang selalu menasehati Natasya untuk bersabar dengan pernikahan mereka. Akan tetapi, setelah mendengar apa yang Tasya sampaikan, jelas saja dia tidak bakal berada di pihak seora
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 53

    "Ini, Non." Parmin menyerahkan sesuatu kepada Natasya.Natasya meraih bungkusan dari tangan Parmin dengan segera. "Pak Parmin, please ... jangan bilang siapa-siapa kalau aku minta beliin testpack ini ya!" pintanya kepada supir keluarganya itu."Baik, Non," sahut Parmin sembari menganggukkan kepala meskipun ia tidak mengerti mengapa Tasya mesti menutupi hal itu. Pria paruh baya tersebut pun pamit, lantas berbalik dan melenggang menjauh."Kamu beli apa, Sya?"Deg! Natasya terkejut tatkala sang ibu tiba-tiba bertanya dari arah belakangnya."Ah, ini obat magh, Bu," sahut Natasya berbohong. 'Ya Allah, maafin aku udah bohong sama Ibu!'"Ooh." Nay hanya ber'oh'ria. Kemudian wanita berusia 40 tahunan itu pun melanjutkan bacaan yang ada di tangannya.Dengan segera Natasya menuju ke arah kamar, kemudian lanjut ke kamar mandi untuk mengecek urine-nya.Dengan degup jantung yang bertalu kencang, Natasya memeriksa benda mirip termometer di tangannya yang gemetar."Ya Allah ...," lirihnya kemudian

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 54

    "Assalamu alaikum."Tiba-tiba terdengar suara berat mengucap salam dan menginterupsi omongan Natasya. Ya, itu Steven Arnold yang seketika tertegun ketika melihat sang putri dan Ardian berpegangan tangan."Wa alaikumus sallam warahmatullah. Dad ...," sahut Ardian sembari bangkit dan langsung menuju ke arah lelaki yang masih berstatus sebagai ayah mertuanya itu. Sang menantu mengulurkan tangan hendak bersalaman.Akan tetapi, telapak tangan Ardian seketika tergantung di udara ketika dengan refleks Steven menyembunyikan tangannya ke belakang tubuhnya. Sorot mata pria paruh baya itu begitu tajam melihat ke arah pria yang ia sangka telah mengkhianati sang putri kesayangan.Ardian yang menyadari penolakan ayah mertuanya, kontan mundur selangkah dengan tatapan pelas dan hati yang terasa tertusuk. Ia sadar, Steven tentu tidak terima dengan suatu pengkhianatan. Apalagi itu terjadi pada putri kandungnya sendiri."Ada apa lagi kamu kemari?" tanya Steven dengan nada bicara yang sangat dingin, "dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 55

    Semua orang terdiam dan terperanjat mendengar ucapan Naura."Kamu jangan bohong! Dasar perempuan penggoda!!!" Tiba-tiba Natasya bangkit dari duduknya dan menunjuk ke arah Naura. Sorot matanya nyalang penuh dendam."Tasya, tenang ...." Nay ikut bangkit dan berusaha menenangkan putrinya."Ardian nggak pernah nyentuh kamu. Jadi, nggak mungkin kamu hamil! Pendusta kamu!!!" cetus Natasya dengan berapi-api. Ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang Naura sampaikan barusan–Oh, tidak! Natasya berharap kalau yang dikatakan Naura itu adalah suatu kebohongan. Ia benar-benar berharap."Aku ada bukti!" Naura tampak menantang sorot mata Natasya. Ia seakan tidak mau kalah dengan istri sah dari Ardian tersebut dan bangkit berdiri.Degup jantung Natasya berkejaran dengan deru napasnya yang kini membuat dadanya naik-turun. Emosinya sungguh-sungguh sudah mencapai ke ubun-ubun sekarang. Ia sudah capek dengan kemungkinan kalau ia kembali dibohongi. Apakah itu oleh Ardian, ataukah Naura.Ardian mengusa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 56

    "Ayah nggak ngerti, Ar. Kamu bilang, kamu nggak ingat apa pun malam itu. Tapi, sekarang Naura bisa hamil. Bagaimana bisa?" tanya Hardi kepada putranya.Ya, saat ini Ardian sedang berada di rumah orang tuanya. Ia ingin mendapatkan dukungan moril dari orang terdekat yang pasti selalu memberikan kasih sayang tulus kepadanya itu.Nina hanya diam menyimak. Di dalam hatinya juga mempercayai Ardian yang memang dikenal sejak kecil sebagai anak yang patuh dan shalih. Akan tetapi, dengan berita kehamilan Naura, dirinya juga tidak bisa membela Ardian."Aku nggak tahu, Yah ...." Ardian memegang kepalanya yang terasa mau pecah. Setitik air menetes dari pelupuk matanya. Ia tidak bisa memungkiri kerapuhan hatinya saat ini.Hardi menghela napas berat dan panjang lalu mengembuskannya perlahan. Pria setengah baya itu mengusap punggung putra kesayangannya mencoba menyalurkan kekuatan. "Kamu bilang apa ke orang tua Naura, Ar?" tanya Nina akhirnya.Ardian mengusap matanya yang basah dan menghela napas seb

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 57

    "Kamu tolong hibur Tasya ya, Fik. Kasihan, dari kemarin dia nangis terus ...," pinta Nay tatkala Afika sampai di rumahnya."Oke, in syaa Allah, Tan. Aku ... boleh masuk ke dalam?" tanya Afika sembari menunjuk ke arah pintu kamar Natasya."Iya, masuk aja," ujar Naysilla sambil berisyarat kepada Fika untuk segera masuk ke dalam kamar itu.Tok! Tok! Tok!"Syaaa ... gue ke dalem yaaa!" teriak Afika meminta izin untuk masuk ke dalam kamar Natasya. Tanpa menunggu jawaban, wanita itu menekan handle pintu dan benda itu pun terbuka.Terlihat Natasya merebah di tempat tidur dengan mata yang sembab. Afika lalu menutup pintu kamar tersebut dengan perlahan. Lalu ia berjalan mendekat ke arah sang sahabat. Natasya tampak kembali menitikkan air mata ketika melihat sahabat karibnya datang.Afika mengambil duduk di pinggir tempat tidur. Kemudian ia membelai rambut panjang Natasya yang sedikit berantakan di wajahnya sebab terkena air mata."Rasanya pengen mati aja gue, Fik ....""Huush! Ngomong jangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 58

    "Lo mau, relain gitu aja mereka menikah, sementara pernikahan lo sendiri hancur berantakan? Lo rela mereka bahagia dengan keluarga yang lengkap, tapi lo terpuruk sendirian? Dan lo rela anak dari perempuan itu punya ayah, sementara anak lo sendiri nggak punya??" lanjut Afika berceramah.Natasya terdiam dan tertegun dengan apa yang sang sahabat sampaikan. Apalagi ketika Afika menyenggol tentang anak di dalam kandungannya. Itu sangat menyentil hatinya. Ya, itu semua benar. Jika memang ia jadi bercerai dengan Ardian, maka semua yang dikatakan Afika itu bisa jadi benar. Tiba-tiba setitik air kembali menetes dari pelupuk mata Natasya. "Terus ... memangnya gue mesti gimana, Fiiik?" tanyanya sembari menatap sedih ke arah Afika. Bulir bening membasahi kedua pipinya lagi.Sungguh Afika juga sangat sedih melihat Natasya seperti ini. Ia juga tidak rela jika sang sahabat jatuh terpuruk. Ia teringat betapa dulu Natasya mempunyai perasaan yang dalam kepada Hendi. Namun, ketika akhirnya perasaan Tasy

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 59

    "Baik, aku telepon Naura dulu," ujar Ardian sembari bangkit dari duduknya. Ia lalu berjalan ke arah kamar hendak mengambil ponsel dan menghubungi Naura.Dari ruang tengah itu, Natasya melihat Ardian yang tengah bercakap di saluran teleponnya. Dengan gerakan perlahan dia bangkit kemudian berjalan menuju ke arah pintu unit. Tasya membuka pintu itu sedikit, sehingga tidak lagi tertutup rapat.Setelah itu, Natasya kembali ke tempat duduknya dan meraih cangkir teh yang disajikan Ardian tadi untuknya. Wanita cantik itu menyesap cairan hangat beraroma daun khas tersebut beberapa tegukan."Naura on the way kemari." Ardian melangkah mendekati Natasya dan duduk di tempatnya semula.Natasya hanya melempar sedikit senyuman yang tipis ke arah sang suami. "Oke, kita tunggu aja," sahutnya singkat.Hening ....Entah mengapa suasana terasa begitu canggung di antara dua insan yang sebenarnya masih menyimpan perasaan mereka masing-masing itu. Ya, permasalahan mereka bisa dikatakan cukup pelik hingga mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 60

    Dengan perlahan Ardian menurunkan Natasya dari atas pangkuannya. Wajah pria itu terasa memanas karena malu. Ia sedikit kesal, sebab sempat lupa daratan seperti tadi. Sampai-sampai ia juga terlupa, kalau Naura sedang dalam perjalanan menuju ke tempatnya. "Wa–wa alaikumus sallam," jawabnya gugup.Sementara itu, Natasya hanya diam. Bibirnya sedikit berkedut. 'Sebenarnya aku malu. Tapi, aku sengaja memancing Ardian. Dan pas banget waktunya. Hahaha ... lihat wajah perempuan penggoda itu. Rasakan!' Hati Natasya tertawa keras melihat kekesalan di wajah Naura karena melihat adegan yang cukup intim antara dirinya dan sang suami."Sepertinya waktu kedatanganku kurang tepat ya? Soalnya, jadi mengganggu kenyamanan kalian," cetus Naura lagi sembari mengambil duduk di sebuah sofa single di sana.Ardian lalu bangkit dari duduknya. "Maaf. Abang ambil minuman dulu. Kamu mau minum apa, Dek?" tanya pria tersebut mengalihkan pembicaraan.Sementara itu, Natasya merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26

Bab terbaru

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 119 (ENDING)

    "Apa maksud omongan kamu tadi, Ya?" tanya Ardian dengan melempar tatapan setajam peluru, "kalian berduaan seperti ini di dalam kamar. Dan Naura, kamu membuka dadamu di hadapan, Arya. Apa pantas?" Lelaki itu menoleh ke arah sang istri."Ba–Bang, akuu ... aku bisa jelasin semuanya." Naura tergagap di tempatnya."Bang, aku dan Naura mau jelasin sesuatu," sela Arya. Ia lalu mencoba mendekati sang kakak.Namun, Ardian segera menjauh, ia mencoba menenangkan diri dengan menjaga jarak. Lelaki itu mendaratkan bobotnya ke atas sofa single yang ada di kamar tersebut. "Oke, jelaskan!" tegasnya.Arya dan Naura saling mencuri pandang satu sama lain. Mereka sungguh merasa salah tingkah di hadapan Ardian saat ini.Karena kedua orang itu masih saja tidak memulai omongan, kembali Ardian menyeru, "Ayo! Katanya mau menjelaskan ke Abang? Ada apa dengan kalian? Kedustaan dan tipuan apa yang sudah dilakukan kepada Abang?" sindirnya. Ia tadi sempat mencerna apa yang Arya bicarakan.Arya dan Naura terlihat ge

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 118

    "Bang, Abang udah di mana?" tanya Arya kepada Ardian."Abang udah nyampe di Banten ini, Ya. Ini lagi dalam perjalanan ke apartemen.""Oh, nggak jadi ke rumah sakit langsung?" "Abang mesti antar Tasya dan Syirisy dulu ke apartemen, Ya. Syirisy tiba-tiba demam, panas badannya. Gimana kabar Papa Lukman? Nanti abis antar mereka, Abang langsung ke rumah sakit!" "Bang ...." Arya menggantung omongannya."Iya?" "Papa Naura ... udah meninggal dunia," lanjut Arya.Deg!Kontan saja Ardian tertegun dan kaku. Lidahnya terasa kelu seketika karena mendengar berita mengejutkan itu."Kenapa, Yah?" tanya Natasya ketika melihat sang suami yang tiba-tiba terdiam begitu saja."Innalillaahi wa inna ilaihi raaji'uun," ucap Ardian dengan lirih.Natasya langsung mengernyitkan dahinya. "Papanya Naura meninggal?" tanyanya memastikan.Ardian refleks menganggukkan kepalanya. Natasya beringsut mendekati sang suami. Ia pun meraih telapak tangan Ardian yang bebas dan menggenggamnya erat. Wanita itu sangat menger

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 117

    Natasya lalu bangkit dari tempat tidur dan berdiri tegak menatap dengan sorot mata yang nanar ke arah sang suami. "Kamu dengar apa yang aku katakan, Ar!" serunya tegas. Kelopak mata Tasya terlihat sembab karena menangis semalaman, tetapi sudah tak ada air mata lagi dari sana saat ini.Wanita itu sudah tidak lagi memanggil Ardian dengan sebutan 'ayah' karena sakit hati yang mendera sejak tadi malam."Iya, Ayah dengar. Tapi, kenapa malah kamu yang minta cerai begini, Bun?" Ardian ikut berdiri, kemudian mendekati sang istri hendak meraih tangannya.Natasya menghindar. "Naura sudah mau mundur, karena dia tahu pernikahan poligami ini nggak bakal berhasil. Aku juga berpendapat sama! So, memang harus ada yang mengalah.""Mengalah apa, Bun? Kita di pernikahan poligami ini baru sebentar, 'kan? Belum juga ada setahun," kilah Ardian memprotes apa yang Natasya sampaikan."Ooh, jadi kamu menikmati pernikahan poligami ini, heh?" cibir Natasya, "laki-laki di mana-mana kayak begini ya! Senang ngoleks

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 116

    Ardian berteriak memanggil. Ia langsung bangkit dan kelabakan mengejar Natasya.Arya yang melihat hal itu pun segera mengejar kakak lelakinya.Sampai di lift, Ardian tak sempat masuk ke dalam karena Natasya lekas menutup pintunya."Bang, sudahlah. Biar aja dulu Tasya pulang!" bujuk Arya kepada sang kakak."Natasya mesti paham maksud Abang!" seru Ardian sambil terus menekan tombol lift agar segera terbuka.Tak lama kemudian pintu ruang kecil itu pun terbuka. Lelaki itu segera masuk dan Arya pun turut ke dalamnya.Arya melihat ke arah sang kakak dengan perasaan yang tidak menentu. Ingin sekali ia mendesak agar Ardian segera menceraikan Naura supaya tidak ada lagi penghalang baginya untuk mendekati kekasih hatinya itu.Sesampai di lantai bawah, lift berdenting, lantas terbuka lebar.Dengan cepat Ardian berlari hendak menuju ke parkiran mobil. Arya berjalan mengekorinya.Akan tetapi, sekali lagi, Ardian terlambat. Natasya sudah membawa kendaraan roda empat itu keluar dari gerbang area par

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 115

    "Maksud kamu apa, Dek? Kok, tiba-tiba minta cerai?" Ardian menautkan kedua alisnya dan memicingkan mata menatap heran ke arah sang istri muda.Natasya terkesiap. Ia melebarkan bola mata sebab begitu kaget dengan apa yang baru saja dipinta oleh Naura kepada sang suami. 'Beneran ini? Ada apa? Masak cuma gara-gara Ardian sakit dan telat nyamperin, dia langsung minta cerai??' tanyanya dalam hati.Sementara Arya yang sudah mengetahui rencana itu memilih diam dan menunduk. Ia menyerahkan semua keputusan kepada Naura. Ia bersyukur akhirnya bisa punya kesempatan untuk bersatu dengan sang kekasih hati. Apalagi setelah tahu Arga adalah darah dagingnya sendiri, ia merasa sangat bahagia."A–ku rasa nggak bisa lagi menjalankan pernikahan poligami ini, Bang. Aku nggak sanggup. Lebih baik aku mundur," imbuh Naura tanpa mau melihat wajah Ardian.Ardian menoleh ke arah sang mertua yang seakan membuang muka juga di pembaringannya. Lalu bergiliran ia menoleh ke arah Natasya dan juga Arya. Lelaki itu sea

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 114

    "Ayo, Bun!" seru Ardian kepada Natasya yang ada di belakangnya.Natasya menghela napas lelah. Ia melajukan langkah menyusul sang suami yang sudah berada di lift hotel.Ya, Ardian terbangun pukul setengah 12 malam. Ia baru teringat kalau malam ini dirinya mesti bersama Naura. Ia khawatir kalau Naura kecewa kalau ia tidak datang. Karena jatah Naura berada di kota itu tinggal dua malam saja. Malam ini, dan malam besok. Tentu saja lelaki itu merasa bersalah jika sampai tidak menunaikan kewajibannya. Padahal sudah jauh-jauh Naura berangkat ke kota Pontianak.Sementara Natasya, tadinya ia telah menjelaskan kepada sang suami kalau ia sudah menelepon Naura. Akan tetapi, Ardian yang masih sakit itu tetap berkeras mau mendatangi istri mudanya karena rasa tanggungjawab. Tadinya Natasya marah karena Ardian keras kepala. Namun, akhirnya ia kasihan melihat sang suami yang lemas karena sudah sakit, mesti ditambah pula berdebat dengannya. Akhirnya Natasya mengizinkan sang suami pergi dengan syarat

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 113

    "Ma–Mama ...?" lirih Naura masih tampak terperanjat dengan kedatangan sang ibu. Tiba-tiba Arga menangis kencang. Bayi lelaki itu terkejut dengan suara keras dari Sufia. "Ya Allah, Nauraaa! Aryaaa! Kenapa kalian melakukan perbuatan setan ini ...?!" pekik Sufia lagi. Arya tampak bingung sekaligus kelabakan karena di depan ada Sufia yang marah-marah, dan di sebelahnya Arga yang terus menangis kencang. Sementara dirinya masih dalam keadaan naked di balik selimut bersama Naura. "Mama Naura, i–ini nggak seperti yang Mama Naura pikirkan," ujar Arya gugup. Ia meraih celananya yang terserak di sana, dan dengan terburu-buru ia berusaha mengenakannya lagi. "Nauraaa ... Mama nggak nyangka bisa kejadian hal seperti ini lagiii? Otak kalian ke mana?!!" bentak Sufia dengan linangan air mata serta tatapan yang nanar. Arya yang sudah mengenakan kembali celananya, dengan cepat mendatangi Arga, lantas meraih bayi kecil itu. "Cup cup cup, diam, Sayang ...." Naura tertunduk dalam sembari terus

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 112

    Akan tetapi, dua detik kemudian ponselnya berdering. Itu nomor Ardian lagi. Namun, itu sebuah panggilan video, bukan suara."Tuuuh, lo liat! Ardian tidur dan dia memang lagi sakit ... biar lo percaya ...." Suara Natasya terdengar lirih dan geram sambil men-zoom gambar di kamera ponsel itu mengarah ke pembaringan Ardian. Lelaki itu terlihat meringkuk di dalam selimut. Sepertinya Tasya mengambil video dari luar kamarnya. Memang ia sengaja mengambil gambar dari jarak jauh agar jangan sampai Ardian terganggu karena mendengar suaranya yang sedang bicara dengan Naura.Naura menekan kedua rahangnya dengan keras. "Sudah, 'kan? Lo udah percaya sama gue sekarang? Sorry, ini bikin lo kecewa. Bye!" Kembali Natasya memutuskan sambungan telepon mereka."Aaaaaarrrgh ...!!!" Naura melempar ponselnya ke tempat tidur.Dengan gerakan cepat wanita itu mengambil kimono lingerie-nya, lantas mengenakannya. Kemudian ia melangkah lebar keluar kamar dan menggedor kamar Arga.Brak! Brak! Brak!Tidak butuh wak

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 111

    "Dek, Arya cuma bilang dia minta masakin sama kamu," tukas Ardian menjelaskan sembari menatap lekat ke arah sang istri muda. Ia juga heran dengan Naura yang seakan tengah melantur dan tidak fokus terhadap pertanyaan Arya.Dahi Naura terlihat mengernyit kencang. Ia berusaha mencerna maksud suaminya."Yaaa, kalau nggak mau masakin aku juga nggak apa-apa. Nggak perlu ngegas juga," ucap Arya cuek. Ia lanjut mengunyah makanannya."Kamu kenapa, Nak? Memangnya kamu pikir Arya bicara apa tadi?" tanya Sufia heran.Bola mata Naura berlari ke sana kemari. Ia juga bingung mengapa pendengaran dan pikirannya jadi ke mana-mana. Sungguh, dia tadi menyangka kalau Arya membicarakan masa lalu mereka berdua di hadapan semua orang dan tentu saja dia mau membantahnya."Hmm, aku udah kenyang. Makasih banyak Tasya dan Bik Jum udah masak makanan yang enak banget siang ini. Tadi aku benar-benar lapar karena dari tadi malam belum sempat menyentuh makanan apa pun," tutur Ardian mengalihkan bahasan. Lelaki itu m

DMCA.com Protection Status