Beranda / Romansa / Istri Sewaan CEO Duda / 104. Patah Hati Cinta Pertama

Share

104. Patah Hati Cinta Pertama

Penulis: Skuka_V
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-25 13:46:02

Suara bel serta dering ponsel terus bersahutan, membangunkan Naura yang sedang terlelap tidur.

"Siapa sih!" gerutu Naura. Tangannya terus meraba kasurnya untuk mencari ponselnya yang berdering.

"Halo."

[Buka pintunya, ini aku!]

"23765."

[Sebentar.]

Klik, suara pintu terbuka terdengar jelas di telinganya. Tak lama teriakan Lala pun menggema di seluruh ruangan.

"Naura ... Naura, kamu di mana?"

Ceklek.

"Kenapa masih tidur sih!" protes Lala berjalan mendekati Naura.

Bukannya bangun Naura malah menarik selimutnya hingga menutupi kepalanya.

"Hei, bangun ada Ada Devan, Doni dan Mega di luar."

"Apa, ngapain mereka ke sini?" Naura terduduk sekaligus terkejut mendengar penuturan Lala.

"Tadi pas mereka ngajak kumpul aku bilang mau ke rumah kamu. Eh mereka juga ikutan."

Naura menghela napasnya lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

"Dasar, aneh," gerutunya

Lala lalu kembali menyambut teman-temannya yang masih berdiri di ruang tamu. "Ayo, silahkan duduk," ucapnya seperti pemili
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Sewaan CEO Duda   105. Cemburu Yang Berlebihan

    Hening, semua mata tertuju pada Arkan. Seketika tubuhnya mematung saat melihat wajah-wajah yang tiba-tiba saja muncul dari arah dapur."Mas udah pulang," ucap Naura mendekati Arkan. Dia tahu akan ada kecanggungan saat Arkan tiba-tiba saja berteriak. "Ini teman-temanku," ujar Naura. "Sapa mereka," desak Naura sembari bergumam."Hai, semua. Maaf mengejutkan kalian, bersantailah."Arkan tersenyum menyapa teman-teman Naura kecuali Devan. Entah mengapa raut wajahnya berubah seketika saat menatap pria itu."Mas ganti baju dulu ya."Naura mengangguk lalu mengikuti Arkan dari belakang. Kini hanya mereka berdua di dalam kamar."Apa yang kamu lakukan sama Devan!" hardik Arkan."Suuttt, pelan-pelan. Aku sama dia sedang bicara.""Bicara apa, tentang masa lalu kalian?""Hah, maksud Mas?"Arkan meremas rambutnya dengan kasar, cemburu lebih tepatnya menggambarkan susana hatinya saat ini."Jangan terlalu dekat dengan Devan kalau sama yang lain enggak masalah," jelasnya. "Kenapa memangnya?""Karena

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Istri Sewaan CEO Duda   106. Uang Menyelesaikan Masalah

    Tangan Naura terasa nyeri saat Arkan menggenggamnya dengan erat. Sedangkan mata Naura terpaku pada sosok wanita yang berdiri di depannya. Dengan santainya dia masuk— berada di lift yang sama dengan Naura dan Arkan. "Ehm, marketingku sudah mengirimkan email harga furniture. Mohon untuk di tindak lanjuti," ujar Liona mengawali percakapan.Sudut mata Naura melirik ke arah Arkan yang seolah tak bereaksi dengan apa yang di katakan Liona. Apa dia hanya pura-pura?"Bagian purchasingku mungkin sedang memeriksa," jawab Arkan tak terduga.Naura seketika menoleh ke arah suaminya dan Liona bergantian. Tak lama pintu lift terbuka Naura keluar lebih dulu di susul Arkan mengikutinya dari belakang. "Bagian purchasingku mungkin sedang memeriksa," ucap Naura seolah mengejek ucapan Arkan sebelumnya. "Nanti kita bicara di kantor saja ya, soalnya ada istriku. Harusnya jawab aja seperti itu."Arkan berdecak, dia sadar betul jika saat ini Naura sedang terbakar cemburu. "Tunggu, kenapa Mas enggak bilang

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • Istri Sewaan CEO Duda   107. Pertemuan Tak Sengaja

    Wajah tampan dengan setelan jas berwarna hitam membuat Naura terus mengagumi wajah pria yang ada di hadapannya. "Kenapa aku baru sadar kalau suamiku ganteng?"Sudut bibir Arkan terangkat mendengar ucapan istrinya itu. Dia pun berbalik— berdiri tepat di depan Naura.Seolah mengerti Naura memasangkan dasi di kemeja Arkan. "Mas bisa kan jangan pakai jas?"Arkan mengerutkan dahinya. "Kenapa?""Di mataku saja Mas terlihat ganteng apa lagi di mata cewek lain," gerutu Naura dengan mencebikkan bibirnya.Pletak!Naura memegangi dahinya yang terkena sentil. "Dengar, hati Mas cuma buat kamu.""Iya, tapi cewek sekarang itu pada nggak tau diri. Mereka nggak peduli cowok yang dia dekati itu udah punya istri apa nggak, di Pepet terus."Tangan Arkan menangkup kedua pipinya istrinya. "Angkat telepon serta balas dengan cepat pesan dari Mas, 24/7. Oke?""Emangnya Mas nggak kerja sampe 24 jam?" Arkan menghela napasnya, lalu berpaling. Namun, Naura menahan tangan Arkan. "Iya, Sayang."Ting-tong!Semua ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • Istri Sewaan CEO Duda   108. Pertengkaran Adelia dan Liona

    Sepersekian detik Arkan memalingkan wajahnya saat melihat Adelia berdiri di depannya. Sungguh dunia begitu sempit, saat wanita itu kabur dari Jakarta dan malah di pertemukan di Bali."Sepertinya wajahmu tak asing," sela Rendi menatap wajah Adelia."Benarkah, apa kalian pernah bertemu?" Kini Reza yang penasaran karena dia tahu pria seperti apa Rendi. "Entahlah sepertinya aku pernah melihat dia tapi aku lupa di mana," jawab Rendi melirik ke arah Arkan.Sedangkan Arkan hanya diam tak ingin menyapa kakak dari istrinya sendiri. "Aku pesan latte.""Aku bir.""Baik, ada yang lain?" tanya Adelia memastikan. "Dua bir," ujar Reza.Setelah mencatat pesanannya Adelia pun berlalu meninggalkan meja mereka. Sesekali dia melirik ke arah Arkan yang seolah tak peduli kepadanya. "Sial, dia mengacuhkan aku," desisnya. "Hei, kamu sedang buat apa?" Gina tiba-tiba saja muncul dari dapur. Adelia hanya mengacung gelas tanpa menjawab ucapan rekan kerjanya itu. "Wah, temen-temennya Pak Reza ya.""Kamu kenal

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-29
  • Istri Sewaan CEO Duda   109. Kerja Sama Adelia dan Naura

    Hening Reza hanya tersenyum melihat wajah Liona yang begitu kusut setelah bertengkar dengan Adelia."Kenapa kamu malah senyum sih, seneng lihat aku seperti ini!" kesal Liona.Reza menggeser botol air mineral ke hadapan Liona. "Aku tak menyangka Adelia akan sekasar itu sama kamu. Apa lagi Naura. Aku tak bisa membayangkan kalau sampai dia tahu suaminya kembali di dekati mantan istrinya."Liona memutar bola matanya, jengah mendengar ocehan Reza. "Sebenarnya kamu itu di pihakku atau wanita itu?"Reza menyandarkan punggungnya ke kursi. "Jelas aku mendukung dia. Aku enggak mau pernikahan sahabatku gagal untuk ke sekian kalinya.""Apa kamu pikir hanya dia yang menderita. Aku juga!"Reza berdecak. "Sadarlah, nikmati kesendirianmu dan hiduplah dengan damai. Mulai sekarang aku nggak akan membantumu lagi karena wanitaku pasti marah. Kamu tau sendirikan seperti apa kekasihku kalau marah."Liona beranjak dari kursi. "Aku akan menuntut wanita itu dengan kasus penganiayaan.""Jangan seperti itu, dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-30
  • Istri Sewaan CEO Duda   110. Perjodohan Yang Tak Semestinya

    Riuh suara para mahasiswa yang sedang berkumpul di aula. Hanya Naura yang diam, tak memperhatikan orang-orang di sekitarnya.Entah mengapa kepalanya terlalu berisik memikirkan tentang suaminya yang saat ini sedang bersama mantan istrinya di Bali."Na, diem aja. Ayo, kita jalan!"Lala menarik tangan Naura membawanya pergi dari aula. "Kita mau kemana?""Jalan-jalanlah." Naura mengerutkan dahinya. "Kamu nggak denger tadi di bubarin?""Oh ya. Aku nggak dengar."Lala menghentikan langkahnya. "Telinganya jalan-jalan terus sih!""Hai, Naura, Lala," sapa Devan dan Doni yang tiba-tiba saja muncul di hadapan keduanya."Hai," jawab mereka berdua kompak. Devan melirik ke arah Naura. "Kalau kalian sedang senggang, mau enggak ikut ke apartemen baruku?""Wah, kamu beli apartemen?" tanya Lala bersemangat. Devan mengangguk, "Aku ikut, Naura juga pasti mau ikut kan!"Naura menyunggingkan senyum palsunya. Seolah dia setuju dengan ucapan sahabatnya itu.Devan pun tersenyum, "Kalian bawa mobil?""Naura b

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-31
  • Istri Sewaan CEO Duda   111. Hal Kecil Namun Berkesan

    Mata Naura tak lepas dari Devan yang juga menatapnya. Seketika atmosfer di sekitar menjadi dingin"Nggak."Devan tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Naura. "Aku hanya bercanda kenapa kamu jadi seserius itu," ucapnya. Wajah pucat Mega pun sesaat berubah menjadi tersenyum melihat Devan tertawa. Padahal awalnya dia pikir Devan benar-benar menyukai temannya itu ternyata hanya candaan. "Astaga Sayang, aku pikir kalian berdua memang memiliki hubungan ternyata hanya bercanda," ungkap Mega. Berbeda dengan Naura, dia yakin jika ucapan Devan begitu serius. Hanya saja Naura memberinya jawaban yang mungkin membuatnya malu."Apa kamu serius menyukai Devan?" tanya Naura saat Mega berhenti tertawa.Mega pun mengangguk lalu menjawab, "Iya, aku mencintainya. Bukannya kita sangat cocok?""Hm, kalian sangat cocok yang satu humoris yang satu garing," jawab Naura.Tak lama terdengar bel berbunyi. Devan beranjak dari kursi menghampiri tamu yang datang. "Kenapa kalian berdua lama sekali?""Beli piz

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01
  • Istri Sewaan CEO Duda   112. Lingerie Hitam

    Dengan malu-malu Naura membuka pintu kamar mandi setelah dia mengganti lingerie hitam yang sebelumnya dia gunakan. Ditatapnya Arkan yang masih tidur padahal matahari sudah mulai meninggi. "Bangunin jangan ya, tapi kalau enggak di bangunin dia kan harus kerja," batinnya. Namun, sedetik kemudian Naura menggoyangkan tubuh Arkan. "Mas, bangun.""Hm, sebentar lagi." Arkan hanya bergumam tanpa membuka matanya. Dia menarik selimut hingga menutupi kepalanya seolah tak ingin di ganggu. Perlahan Naura naik ke atas ranjang— memeluk Arkan dari belakang. Dengan santainya tangan Naura menyusuri tubuh suaminya hingga berakhir di intinya yang sudah menegang karena memang waktunya ereksi."Sayang ... Eugh!"Naura terus membuat milik Arkan menegang meski sang empunya sudah menggeliat menikmati sentuhannya."Mas, enggak kangen sama aku?""Hm.""Mas enggak mau olah raga pagi?"Arkan tak bergeming, hal itu cukup membuat Naura kesal karena tak mendapatkan respon yang baik. "Argh, menyebalkan."Saat Naur

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03

Bab terbaru

  • Istri Sewaan CEO Duda   157. Akhir Yang Bahagia

    Satu bulan berlalu hubungan Naura dan Arkan semakin erat. Meski harus menjalani hubungan long distance relationship, tak menghalangi rasa cinta Arkan untuk anak dan istrinya."Pagi, Sayang."Perlahan Naura membuka mata saat mendengar suara bariton berbisik di telinganya."Kapan kamu datang?""Lima menit yang lalu. Aku rindu memeluk tubuhmu, Sayang."Seketika Naura membuka matanya. "Axel, di mana dia?"Arkan mengeratkan pelukannya. "Dia di bawah sama Papah dan Bu Dila.""Oh." Naura hanya ber-oh-ria lalu menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. "Kamu mau ke mana?""Mau buat sarapan," jawab Naura mengikat rambutnya. Namun, Arkan menarik tubuh Naura hingga tergeletak di atas kasurnya. "Aku masih kangen, diam di sini sebentar saja."Naura lalu membiarkan Arkan untuk memeluknya beberapa saat sampai dia puas meluapkan rasa rindunya."PAPA ...." teriak Axel."Tuh anaknya manggil, sana samperin."Arkan menghela napasnya lalu mencium bibir Naura dengan lembut. "Ku menginginkanmu Sayang." Tanga

  • Istri Sewaan CEO Duda   156. Menikah Rasa Pacaran

    Suara gemercik air membangunkan Naura dari tidurnya. Dia lalu mengibas selimut yang menutupi tubuhnya dan— "Argh." Naura berteriak histeris saat melihat tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang pun. "Apa yang terjadi, di mana bajuku?" gerutu Naura. Tak lama dia mendengar suara seseorang membuka pintu. Naura pun segera menutup tubuhnya dengan selimut berpura-pura tidur untuk melihat siapa orang yang keluar dari kamar mandi. Sedikit demi sedikit Naura membuka matanya dan mendapati Arkan yang sedang memakai pakaiannya setelah mandi. "Arkan, jadi aku tidur dengan dia. Tunggu, kenapa aku bisa bersama Arkan?" batinnya. Naura mencoba mengingat kembali apa yang terjadi di klub semalam. Ingatannya mulai berputar seperti sebuah rekaman dan berakhir saat dia mencium Arkan. Naura begitu menikmati ciuman itu hingga membuatnya tak ingin melepaskan sedetik pun kesempatan itu. "Aku mencintaimu, Naura." "Aku juga mencintaimu, Arkan," ucap Naura dengan sadar hingga membuat wajahnya bers

  • Istri Sewaan CEO Duda   155. Aku Mencintaimu, Arkan

    Dentuman musik mengalun begitu kencang hingga memekikkan telinga. Namun, hal itu malah menarik atmosfer di sekitar membuat orang-orang yang berada di dalam klub ikut terhanyut dengan irama musik yang dibawakan oleh seorang DJ. "Naura, ayo turun!" ajak Sela saat mereka memasuki klub malam. "Kamu aja aku tunggu di bar ya." "Jangan di bar kita cari meja saja," ujar Sela. Matanya melihat ke sekeliling mencari tempat yang kosong. Namun, sayang tidak ada tempat kosong. Hampir semua meja terisi penuh oleh orang-orang yang sedang menikmati malam panjang mereka. "Tunggu, bukankah itu Arkan. Kita ikut di meja dia saja." Naura mencekal tangan Sela, tapi wanita itu terus berjalan meninggalkannya begitu saja. Mau tidak mau Naura pun mengikuti Sela hingga berhenti tepat di depan meja Arkan. "Hai, Arkan. Sendiri aja nih, boleh gabung?" Arkan mendelik, tanpa bicara dia bergeser tanda jika dia mempersilahkan mereka untuk duduk bersama dengannya. "Terima kasih, aku titip Naura dulu ya. B

  • Istri Sewaan CEO Duda   154. Cemburu Buta

    Deburan ombak mengalihkan perhatian Naura dari Roni dan Sela yang sedang berbincang. Padahal meeting sudah berakhir dan mereka berdua masih asik bersama."Ini." Naura menoleh ke samping saat Raka memberikan kopi untuknya. "Makasih.""Sama-sama."Naura kembali menoleh ke arah Sela dan Roni, tapi mereka sudah tidak ada di sana. "Ke mana mereka pergi?""Siapa? Oh Pak Roni dan Bu Sela, paling ke hotel.""Hah, kok bisa secepat itu?"Raka tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi terkejut Naura. "Kamu tenang saja mereka sedang melihat lokasi untuk penempatan barang-barang.""Oh," ujar Naura bernapas lega. Naura pun memilih berteduh di bawah pohon yang rindang lalu menurunkan bokongnya di atas pasir. "Menurutmu bagaimana Bu Sela dan Pak Roni?""Maksudnya?"Raka tersenyum lalu menjawab, "Aku sudah lama ikut kerja dengan Pak Roni, aku tau dia tertarik pada Bosmu.""Oh, aku pikir Pak Roni bukan tipe pria idaman Bu Sela. Apa lagi usia mereka terpaut jauh, aku nggak yakin hubungan mereka akan b

  • Istri Sewaan CEO Duda   153. Kecemburuan Sela

    Setelah pertemuan Sela dan Arkan, wanita itu terus mendiamkan Naura seolah kesal kepada.Naura pun tidak tahu harus melakukan apa karena Sela terus memalingkan wajahnya."Sebentar lagi kita sampai, apa kamu akan terus bersikap seperti itu?"Sela mendelik dan hanya menggerakkan tubuhnya seolah tak memperdulikan Naura. Kesal, Naura pun menginjak rem hingga tubuh Sela terhuyung ke depan. "Argh ... Kamu gila, apa kamu ingin aku mati?""Lihat kamu masih hidup dan berteriak dengan kencang."Sela mendelik, dengan anggunnya dia merapihkan rambutnya. "Aku kesal karena kamu nggak ngasih tahu aku kalau Arkan ada di sini.""Aku juga nggak tahu kalau dia datang ke sini. Lagi pula baru tadi pagi aku ketemu sama dia. Tunggu, kenapa kamu sekesal ini sama aku. Apa kamu masih mengharapkan dia?""Hah, yang benar saja. Mana mungkin aku mau sama duda apa lagi bekas karyawanku," cibirnya.Naura berdecak kembali mengendarai mobilnya. "Berhenti berbohong buktinya kamu kesal saat melihat aku dan Arkan bersa

  • Istri Sewaan CEO Duda   152. Ciuman Membuat Hati Berdesir

    Deburan ombak mengalun indah menemani Naura yang sedang menikmati kopi di pagi buta. Dia sama sekali tak bisa tidur nyenyak saat berada jauh dari putra semata wayangnya.Tok,tok."Permisi, room service."Naura menoleh ke arah pintu lalu beranjak dari kursinya.CeklekNaura terkejut melihat staf hotel membawakan sarapan ke kamarnya. "Maaf aku nggak pesan, mungkin salah kamar."Staf tersebut melihat kartu untuk memastikan jika mereka tidak salah kamar. "Dengan Ibu Naura kamar 210""Iya aku Naura, tapi aku nggak pesan," tutur Naura mencoba menjelaskan. Tak lama ponsel Naura berdering terlihat nama Arkan di sana. "Halo."[Selamat menikmati sarapannya.]"Apa, jadi kamu yang kirim makanan ini. Dari mana kamu tahu aku ada di hotel ini?"[Selamat menikmati, Sayang.]Arkan mematikan panggilannya sepihak. Mau tidak mau Naura pun mempersilahkan staf untuk masuk dan menyajikan makanan pesanan Arkan.Sudut bibir Naura terangkat saat melihat makanan pesanan Arkan. Tak lupa dia mengabadikan momen

  • Istri Sewaan CEO Duda   151. Liburan Sambil Bekerja

    Naura merapihkan beberapa pakaian ke dalam koper. Tak lupa dia pun memasukkan beberapa berkas ke dalam tasnya."Sudah di masukkan semua? Awas nanti ada yang ketinggalan!" ucap Dila sambil mengajak Axel bermain."Sepertinya sudah beres semua. Bu, aku titip Axel beberapa hari ya.""Iya, kamu tenang saja. Ibu akan menjaga Axel dengan baik, lagi pula Pak Teddi juga ada pasti dia membantu Ibu menjaga Axel."Naura tersenyum lalu beranjak dari lantai. "Aku siap-siap dulu."Seolah mengerti, Dila mengajak Axel untuk keluar dari kamar Naura.Tok, tok."Permisi."Dila menuruni anak tangga lalu menghampiri tamu yang baru saja datang."Siapa Bi?" tanya Dila saat dia berjalan ke arahnya."Itu Bu, temennya Bu Naura," jawabnya."Oh Sela. Tolong buatkan minuman buat Sela ya." Dila pun menghampiri Sela yang sedang duduk di sofa. "Eh, Sela.""Tante, hai Axel," sapa Sela saat melihat Axel tersenyum menatapnya.Mereka pun duduk bersampingan sambil bermain dengan Axel. "Acaranya mendadak ya?" selidik Dila.

  • Istri Sewaan CEO Duda   150. Buket Bunga Untuk Naura

    Suara bising di sekitar tak mengalihkan perhatian Naura dari berkas yang ada di hadapannya. Brak!Hening seketika, semua yang ada di ruang meeting diam menatap ke arah Naura. "Ini kenapa bisa beda?"Naura menggeser berkas yang ada di depannya. "Laporan keuangan ganti, salah tuh! Teliti dulu sebelum di kirim. Ini lagi, bukannya klien kita minta ganti kursi, kenapa masih ditulis kursi dengan merek yang sama?""Ma-maaf Bu, tapi Bu Sela sudah setuju dengan merek itu," jelas Kevin.Seketika Naura menoleh ke arah Sela. "Apa, aku nggak tau ya. Kevin, kamu benar-benar ya, harusnya kamu bilang kalau barangnya di ganti, aku kan nggak tahu."Sela langsung menggeser kursinya mendekati Naura seolah menyerang Kevin."Ta-tapi Bu Se—"Mata Sela hampir saja keluar memelototi Kevin bahkan mulutnya berkomat-kamit seolah menyuruhnya tutup mulut."Bereskan semuanya, kerjakan dengan baik dan teliti. Baiklah, meeting kita tutup, selamat siang."Naura keluar dari ruang meeting di ikuti Sela di belakang. Wan

  • Istri Sewaan CEO Duda   148. Berakhirnya Kesalahpahaman

    Hening, seketika Naura tak mendengar suara apapun kecuali detak jantungnya yang begitu cepat.Mata Naura terpaku pada wajah pria yang selalu membuat hatinya berdesir. "Papa," teriak Axel berjalan ke arah mereka.Refleks Arkan melepaskan tangannya dari pinggang Naura. "Sayang." Axel berlari memeluk Arkan dengan erat. "Ayo, kita cari makan," sambung Arkan meninggalkan Naura yang masih mematung. Sorak dari para tamu undangan pun kembali riuh saat Adelia bersiap melempar buket bunga yang dia pegang. "Naura, sini!" panggil Adelia. Dengan enggan Naura pun ikut ke kerumunan yang bersiap menerima buket bunga. Semua bersiap hanya Naura yang diam dan ikut berdiri dengan kerumunan."Satu, dua, tiga."Buket itu pun melayang ke arah Naura, tapi seketika tubuhnya terhuyung ke depan saat seseorang mendorongnya dari belakang. "Argh," ucap Naura terkejut. Namun, dengan cepat pria itu menarik tangan Naura hingga menyentuh tubuhnya. "Woa, selamat Bro!" teriak Reza mengalihkan perhatian semua yang

DMCA.com Protection Status