Beranda / Romansa / Istri Sewaan CEO Duda / 112. Lingerie Hitam

Share

112. Lingerie Hitam

Penulis: Skuka_V
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-03 15:05:59

Dengan malu-malu Naura membuka pintu kamar mandi setelah dia mengganti lingerie hitam yang sebelumnya dia gunakan.

Ditatapnya Arkan yang masih tidur padahal matahari sudah mulai meninggi. "Bangunin jangan ya, tapi kalau enggak di bangunin dia kan harus kerja," batinnya.

Namun, sedetik kemudian Naura menggoyangkan tubuh Arkan. "Mas, bangun."

"Hm, sebentar lagi." Arkan hanya bergumam tanpa membuka matanya. Dia menarik selimut hingga menutupi kepalanya seolah tak ingin di ganggu.

Perlahan Naura naik ke atas ranjang— memeluk Arkan dari belakang. Dengan santainya tangan Naura menyusuri tubuh suaminya hingga berakhir di intinya yang sudah menegang karena memang waktunya ereksi.

"Sayang ... Eugh!"

Naura terus membuat milik Arkan menegang meski sang empunya sudah menggeliat menikmati sentuhannya.

"Mas, enggak kangen sama aku?"

"Hm."

"Mas enggak mau olah raga pagi?"

Arkan tak bergeming, hal itu cukup membuat Naura kesal karena tak mendapatkan respon yang baik. "Argh, menyebalkan."

Saat Naur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Sewaan CEO Duda   113. Perselingkuhan Naura dan Devan

    Dengan cepat Arkan mendekati Liona lalu melihat ke arah lift mencari Devan. "Di mana dia?" desis Arkan."Dia sudah pergi, tadi cuma titip ini saat aku papasan sama dia," ucap Liona menunjukkan paper bag yang ada di tangannya. Arkan merebut paper bag yang ada di tangan Liona dengan kasar lalu membuka isinya. Tak bisa di pungkiri jika Naura begitu takut saat Arkan melihat isi paper bag pemberian Devan. "Mati aku. Aku mohon semoga bukan barang yang aneh-aneh," batinnya sembari memejamkan mata."Baju," ujar Arkan sembari mengerutkan dahinya. Hal itu rupanya tak lepas dari mata Liona. Sudut bibirnya terangkat melihat kemarahan yang tercetak di wajah Arkan. Seketika Naura membuka matanya. "I-itu, baju ...." Naura mendekat lalu mengambil baju yang ada di tangan suaminya itu. "Ah, ini baju kelompok."Naura bernafas lega karena baju pemberian Devan hanya baju kelompok yang sudah mereka desain sebelumnya.Arkan mendelik lalu masuk ke dalam tanpa mempedulikan Naura dan Liona yang masih berad

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • Istri Sewaan CEO Duda   114. Aku Ingin Cerai!

    Arkan memijat pelipisnya sembari mengamati satu persatu foto yang ada di depannya. Jelas foto tersebut bukan rekayasa apa lagi Arkan sudah memanggil ahlinya untuk memeriksa foto tersebut."Mengapa dia melakukan ini, pantas saat aku di Bali dia enggak pernah menghubungiku. Apa ini alasan yang sebenarnya?"Jam menunjukkan pukul sepuluh malam, Arkan ragu untuk pulang ke rumah karena memang otaknya masih di penuhi dengan perselingkuhan Naura dan Devan.Lagi dan lagi wanitanya di rebut oleh pria lain. "Kali ini aku enggak akan pernah membuat hatiku terluka lagi."Arkan beranjak dari kursi— keluar dari kantornya yang sudah gelap. Keesokan paginya, Naura meregangkan otot tubuhnya saat dia membuka mata. Tak sengaja, tangannya menyentuh kasur yang kosong."Kemana Mas Arkan, apa dia enggak pulang semalam?"Naura pun memeriksa ponselnya takut suaminya menghubungi saat dia sedang tertidur. Namun, bukannya pesan atau telepon dari Arkan, melainkan pesan dari Devan.[Devan : Hari ini aku jemput kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05
  • Istri Sewaan CEO Duda   115. Surat Gugatan Perceraian

    "Apa kamu serius dengan ucapanmu Arkan. Bukannya kamu begitu mencintai Naura?" desak Sinta.Arkan mengusap wajahnya dengan kasar. "Mamah tau alasan aku menceraikan Liona? Kali ini Naura juga melakukan hal yang sama."Sinta menggelengkan kepalanya. "Enggak, Naura enggak mungkin melakukan hal serendah itu. Mamah tau Naura, dia wanita baik-baik, dia juga mencintaimu Arkan.""Dia selingkuh Mah, Naura selingkuh dengan teman kampusnya.""Apa kamu melihat sendiri, apa kamu menyaksikan sendiri pengkhianatan yang Naura lakukan? Kalau itu hanya asumsimu saja sebaiknya cari tahu dulu."Brak!Arkan melempar semua foto ke atas meja. "Aku sudah mencari tahu tentang foto itu dan itu asli. Apa Mamah masih percaya dia wanita baik.""Dari mana kamu mendapatkan foto ini?" Sinta begitu penasaran dengan bukti yang Arkan keluarkan."Mamah enggak perlu tau dari mana foto itu berasal yang pasti selama ini aku selalu mengawasi Naura dan hari ini dia menunjukkan sendiri se-pelacur apa dia dengan pergi bersama

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06
  • Istri Sewaan CEO Duda   116. Perselingkuhan?

    Tubuh Naura terasa lemas, dia tak sanggup berdiri bahkan mengambil ponsel yang sedari tadi berdering pun enggan.Nama Lala, Devan saling bersautan di ponselnya sedangkan empunya perlahan berbaring di atas lantai sembari menangis. Dada Naura terasa sesak, merasakan sakitnya di ceraikan tanpa tau penyebabnya.Perlahan Naura bangun, dia segera mengambil kunci mobil lalu pergi ke rumah mertuanya. Tak terasa lima belas menit perjalanan akhirnya Naura sampai di halaman kediaman mertuanya. Di tekannya bel, menunggu seseorang membukakan pintu. Sepuluh menit menunggu, terdengar seseorang membuka kunci.Ceklek."Bi Sarmi, Mamah ada di rumah?""Ibu enggak ada di rumah Bu, lagi ke Surabaya jenguk Pak Teddi.""Oh, kalau Mas Arkan ada?"Wanita itu menggeleng lalu menjawab, "Enggak ada Bu, udah lama Pak Arkan enggak ke sini."Raut wajah kecewa pun di tunjukan Naura. "Kalau begitu aku pulang ya. Makasih Bi."Setelah berpamitan Naura masuk ke dalam mobilnya menjauh dari kediaman orang tua Arkan."Apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-07
  • Istri Sewaan CEO Duda   117. Kehamilan Naura

    Suara sirine ambulan menggema sepanjang perjalanan ke rumah sakit. Tubuh Naura terasa lemah, sampai ia tak sanggup membuka mata. Sayup terdengar suara Lala yang terus memanggil namanya, terus menggoyangkan tubuh Naura agar dia bangun. Namun, Naura tak bereaksi atau mungkin dia sedang sekarat?"Pak cepat Pak, teman saya keburu mati!" Lala terus berteriak ke supir agar segera mengantar mereka ke rumah sakit. Tak berapa lama, mobil ambulan itu pun berhenti di depan ruang UGD. Beberapa perawat sudah menanti kedatangan mereka dan bersiap membawa Naura ke dalam. "Dok, saya mohon selamatkan teman saya.""Saya akan melakukan sebisa saya dan sebaik mungkin."Lala tertunduk lesu sekaligus panik melihat keadaan Naura yang begitu lemah. Dokter pun terlihat mulai memeriksa sedangkan perawat memasangkan infus di tangannya.Panik, Lala berniat menghubungi Arkan. Namun, dia kembali ingat akan pesan Naura terakhir saat dia masih dalam keadaan sadar. 'Jangan beritahu siapapun.'"Apa yang terjadi den

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Istri Sewaan CEO Duda   118. Jangan Pernah Menyesal

    Suara troli menggema di koridor, tanda perawat dan dokter datang untuk memeriksa keadaan pasien. Dia pun menoleh ke arah pintu dan mendapati tiga perawat serta satu dokter umum."Selamat pagi," sapa Dokter ketika masuk ke ruangan Naura. Dokter itu pun memeriksa keadaan Naura. "Kesehatan Bu Naura sudah cukup membaik, hari ini sudah di perbolehkan untuk pulang. Tapi sebelum itu lebih baik konsultasi ke dokter kandungan untuk memeriksa kesehatan janin lebih lanjut," jelas dokter. "Terima kasih, dok.""Sama-sama, Bu. Nanti tolong wali-nya ke ruang administrasi untuk menyelesaikan prosedur sebelum keluar dari sini," ucap dokter serta perawat yang menemani.Miris memang, disaat orang lain sakit di temani orang-orang terdekat. Naura hanya sendiri, bahkan dia tidak memberi tahu keadaannya saat ini kepada orang tuanya.Ceklek"Maaf aku telat, dokter udah ke sini?" tanya Lala dengan napas terengah-engah."Udah, hari ini aku sudah di bolehin pulang. Oh ya, tolong selesaikan administrasi-nya ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-10
  • Istri Sewaan CEO Duda   119. Membenci Arkan

    Derap langkah terdengar begitu nyaring ketika Naura dan Lala berlari bersama di koridor menuju ke kelas mereka."Naura, pelan-pelan. Inget kamu kan lagi ha—" Belum sempat Lala melanjutkan ucapannya Naura sudah lebih dulu membekap mulutnya. Dengan napas terengah-engah Naura berucap, "Tutup mulutmu, jangan sampai orang di sini tahu kalau aku hamil." Lala mengangguk cepat, keduanya kembali berlari ke kelas. Untungnya dosen yang mengajar tidak datang, jadi Naura dan Lala bisa leluasa masuk ke dalam kelas dan beristirahat beberapa saat sebelum kelas di mulai."Aku dengar kalau saat skripsi kita hamil akan di permudah proses sidangnya.""Benarkah?" Lala mengangguk. "Makanya, untuk apa kamu merahasiakan kehamilanmu kalau itu bisa menguntungkan masa depanmu. Lagi pula kamu kan sudah nikah, jadi orang juga enggak berpikir yang bukan-bukan."Jika di pikir lagi apa yang di katakan Lala benar, namun tetap saja menuju skripsi masih membutuhkan beberapa bulan lagi. Notif pesan masuk di ponsel N

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-11
  • Istri Sewaan CEO Duda   120. Rekan Kerja Atau Selingkuhan?

    Semalaman Naura memikirkan penawaran Teddi. Meski dia memberikan penawaran yang begitu menggiurkan, namun dia harus menyelesaikan kuliahnya dan tak ingin terus menerus membebani mantan mertuanya itu."Aku enggak boleh menerima bantuan Papah lagi, apa lagi sekarang aku sudah bukan menantunya lagi," gumam Naura. Dia pun mengambil ponselnya berniat mengirimkan pesan ke Teddi. Namun, saat ingat kebaikannya, Naura pun berniat menemui Teddi secara langsung."Naura, ini ada surat," ucap Lala."Surat apa?""Di sini sih tulisannya dari pengadilan," tutur Lala memberikan surat yang dia ambil di kotak surat.Naura membuka surat tersebut, di bacanya setiap kalimat yang tertera di atas kertas. "Surat panggilan ternyata," tutur Naura."Surat panggilan apa?" Lala merebut kertas yang ada di tangan Naura. "Panggilan sidang. Kamu mau datang?"Entah pikiran Naura masih kacau, apa lagi sebelumnya pengacara Arkan meminta Naura untuk tidak datang ke pengadilan. "Bukannya ini hanya mediasi, kenapa kamu en

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12

Bab terbaru

  • Istri Sewaan CEO Duda   157. Akhir Yang Bahagia

    Satu bulan berlalu hubungan Naura dan Arkan semakin erat. Meski harus menjalani hubungan long distance relationship, tak menghalangi rasa cinta Arkan untuk anak dan istrinya."Pagi, Sayang."Perlahan Naura membuka mata saat mendengar suara bariton berbisik di telinganya."Kapan kamu datang?""Lima menit yang lalu. Aku rindu memeluk tubuhmu, Sayang."Seketika Naura membuka matanya. "Axel, di mana dia?"Arkan mengeratkan pelukannya. "Dia di bawah sama Papah dan Bu Dila.""Oh." Naura hanya ber-oh-ria lalu menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. "Kamu mau ke mana?""Mau buat sarapan," jawab Naura mengikat rambutnya. Namun, Arkan menarik tubuh Naura hingga tergeletak di atas kasurnya. "Aku masih kangen, diam di sini sebentar saja."Naura lalu membiarkan Arkan untuk memeluknya beberapa saat sampai dia puas meluapkan rasa rindunya."PAPA ...." teriak Axel."Tuh anaknya manggil, sana samperin."Arkan menghela napasnya lalu mencium bibir Naura dengan lembut. "Ku menginginkanmu Sayang." Tanga

  • Istri Sewaan CEO Duda   156. Menikah Rasa Pacaran

    Suara gemercik air membangunkan Naura dari tidurnya. Dia lalu mengibas selimut yang menutupi tubuhnya dan— "Argh." Naura berteriak histeris saat melihat tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang pun. "Apa yang terjadi, di mana bajuku?" gerutu Naura. Tak lama dia mendengar suara seseorang membuka pintu. Naura pun segera menutup tubuhnya dengan selimut berpura-pura tidur untuk melihat siapa orang yang keluar dari kamar mandi. Sedikit demi sedikit Naura membuka matanya dan mendapati Arkan yang sedang memakai pakaiannya setelah mandi. "Arkan, jadi aku tidur dengan dia. Tunggu, kenapa aku bisa bersama Arkan?" batinnya. Naura mencoba mengingat kembali apa yang terjadi di klub semalam. Ingatannya mulai berputar seperti sebuah rekaman dan berakhir saat dia mencium Arkan. Naura begitu menikmati ciuman itu hingga membuatnya tak ingin melepaskan sedetik pun kesempatan itu. "Aku mencintaimu, Naura." "Aku juga mencintaimu, Arkan," ucap Naura dengan sadar hingga membuat wajahnya bers

  • Istri Sewaan CEO Duda   155. Aku Mencintaimu, Arkan

    Dentuman musik mengalun begitu kencang hingga memekikkan telinga. Namun, hal itu malah menarik atmosfer di sekitar membuat orang-orang yang berada di dalam klub ikut terhanyut dengan irama musik yang dibawakan oleh seorang DJ. "Naura, ayo turun!" ajak Sela saat mereka memasuki klub malam. "Kamu aja aku tunggu di bar ya." "Jangan di bar kita cari meja saja," ujar Sela. Matanya melihat ke sekeliling mencari tempat yang kosong. Namun, sayang tidak ada tempat kosong. Hampir semua meja terisi penuh oleh orang-orang yang sedang menikmati malam panjang mereka. "Tunggu, bukankah itu Arkan. Kita ikut di meja dia saja." Naura mencekal tangan Sela, tapi wanita itu terus berjalan meninggalkannya begitu saja. Mau tidak mau Naura pun mengikuti Sela hingga berhenti tepat di depan meja Arkan. "Hai, Arkan. Sendiri aja nih, boleh gabung?" Arkan mendelik, tanpa bicara dia bergeser tanda jika dia mempersilahkan mereka untuk duduk bersama dengannya. "Terima kasih, aku titip Naura dulu ya. B

  • Istri Sewaan CEO Duda   154. Cemburu Buta

    Deburan ombak mengalihkan perhatian Naura dari Roni dan Sela yang sedang berbincang. Padahal meeting sudah berakhir dan mereka berdua masih asik bersama."Ini." Naura menoleh ke samping saat Raka memberikan kopi untuknya. "Makasih.""Sama-sama."Naura kembali menoleh ke arah Sela dan Roni, tapi mereka sudah tidak ada di sana. "Ke mana mereka pergi?""Siapa? Oh Pak Roni dan Bu Sela, paling ke hotel.""Hah, kok bisa secepat itu?"Raka tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi terkejut Naura. "Kamu tenang saja mereka sedang melihat lokasi untuk penempatan barang-barang.""Oh," ujar Naura bernapas lega. Naura pun memilih berteduh di bawah pohon yang rindang lalu menurunkan bokongnya di atas pasir. "Menurutmu bagaimana Bu Sela dan Pak Roni?""Maksudnya?"Raka tersenyum lalu menjawab, "Aku sudah lama ikut kerja dengan Pak Roni, aku tau dia tertarik pada Bosmu.""Oh, aku pikir Pak Roni bukan tipe pria idaman Bu Sela. Apa lagi usia mereka terpaut jauh, aku nggak yakin hubungan mereka akan b

  • Istri Sewaan CEO Duda   153. Kecemburuan Sela

    Setelah pertemuan Sela dan Arkan, wanita itu terus mendiamkan Naura seolah kesal kepada.Naura pun tidak tahu harus melakukan apa karena Sela terus memalingkan wajahnya."Sebentar lagi kita sampai, apa kamu akan terus bersikap seperti itu?"Sela mendelik dan hanya menggerakkan tubuhnya seolah tak memperdulikan Naura. Kesal, Naura pun menginjak rem hingga tubuh Sela terhuyung ke depan. "Argh ... Kamu gila, apa kamu ingin aku mati?""Lihat kamu masih hidup dan berteriak dengan kencang."Sela mendelik, dengan anggunnya dia merapihkan rambutnya. "Aku kesal karena kamu nggak ngasih tahu aku kalau Arkan ada di sini.""Aku juga nggak tahu kalau dia datang ke sini. Lagi pula baru tadi pagi aku ketemu sama dia. Tunggu, kenapa kamu sekesal ini sama aku. Apa kamu masih mengharapkan dia?""Hah, yang benar saja. Mana mungkin aku mau sama duda apa lagi bekas karyawanku," cibirnya.Naura berdecak kembali mengendarai mobilnya. "Berhenti berbohong buktinya kamu kesal saat melihat aku dan Arkan bersa

  • Istri Sewaan CEO Duda   152. Ciuman Membuat Hati Berdesir

    Deburan ombak mengalun indah menemani Naura yang sedang menikmati kopi di pagi buta. Dia sama sekali tak bisa tidur nyenyak saat berada jauh dari putra semata wayangnya.Tok,tok."Permisi, room service."Naura menoleh ke arah pintu lalu beranjak dari kursinya.CeklekNaura terkejut melihat staf hotel membawakan sarapan ke kamarnya. "Maaf aku nggak pesan, mungkin salah kamar."Staf tersebut melihat kartu untuk memastikan jika mereka tidak salah kamar. "Dengan Ibu Naura kamar 210""Iya aku Naura, tapi aku nggak pesan," tutur Naura mencoba menjelaskan. Tak lama ponsel Naura berdering terlihat nama Arkan di sana. "Halo."[Selamat menikmati sarapannya.]"Apa, jadi kamu yang kirim makanan ini. Dari mana kamu tahu aku ada di hotel ini?"[Selamat menikmati, Sayang.]Arkan mematikan panggilannya sepihak. Mau tidak mau Naura pun mempersilahkan staf untuk masuk dan menyajikan makanan pesanan Arkan.Sudut bibir Naura terangkat saat melihat makanan pesanan Arkan. Tak lupa dia mengabadikan momen

  • Istri Sewaan CEO Duda   151. Liburan Sambil Bekerja

    Naura merapihkan beberapa pakaian ke dalam koper. Tak lupa dia pun memasukkan beberapa berkas ke dalam tasnya."Sudah di masukkan semua? Awas nanti ada yang ketinggalan!" ucap Dila sambil mengajak Axel bermain."Sepertinya sudah beres semua. Bu, aku titip Axel beberapa hari ya.""Iya, kamu tenang saja. Ibu akan menjaga Axel dengan baik, lagi pula Pak Teddi juga ada pasti dia membantu Ibu menjaga Axel."Naura tersenyum lalu beranjak dari lantai. "Aku siap-siap dulu."Seolah mengerti, Dila mengajak Axel untuk keluar dari kamar Naura.Tok, tok."Permisi."Dila menuruni anak tangga lalu menghampiri tamu yang baru saja datang."Siapa Bi?" tanya Dila saat dia berjalan ke arahnya."Itu Bu, temennya Bu Naura," jawabnya."Oh Sela. Tolong buatkan minuman buat Sela ya." Dila pun menghampiri Sela yang sedang duduk di sofa. "Eh, Sela.""Tante, hai Axel," sapa Sela saat melihat Axel tersenyum menatapnya.Mereka pun duduk bersampingan sambil bermain dengan Axel. "Acaranya mendadak ya?" selidik Dila.

  • Istri Sewaan CEO Duda   150. Buket Bunga Untuk Naura

    Suara bising di sekitar tak mengalihkan perhatian Naura dari berkas yang ada di hadapannya. Brak!Hening seketika, semua yang ada di ruang meeting diam menatap ke arah Naura. "Ini kenapa bisa beda?"Naura menggeser berkas yang ada di depannya. "Laporan keuangan ganti, salah tuh! Teliti dulu sebelum di kirim. Ini lagi, bukannya klien kita minta ganti kursi, kenapa masih ditulis kursi dengan merek yang sama?""Ma-maaf Bu, tapi Bu Sela sudah setuju dengan merek itu," jelas Kevin.Seketika Naura menoleh ke arah Sela. "Apa, aku nggak tau ya. Kevin, kamu benar-benar ya, harusnya kamu bilang kalau barangnya di ganti, aku kan nggak tahu."Sela langsung menggeser kursinya mendekati Naura seolah menyerang Kevin."Ta-tapi Bu Se—"Mata Sela hampir saja keluar memelototi Kevin bahkan mulutnya berkomat-kamit seolah menyuruhnya tutup mulut."Bereskan semuanya, kerjakan dengan baik dan teliti. Baiklah, meeting kita tutup, selamat siang."Naura keluar dari ruang meeting di ikuti Sela di belakang. Wan

  • Istri Sewaan CEO Duda   148. Berakhirnya Kesalahpahaman

    Hening, seketika Naura tak mendengar suara apapun kecuali detak jantungnya yang begitu cepat.Mata Naura terpaku pada wajah pria yang selalu membuat hatinya berdesir. "Papa," teriak Axel berjalan ke arah mereka.Refleks Arkan melepaskan tangannya dari pinggang Naura. "Sayang." Axel berlari memeluk Arkan dengan erat. "Ayo, kita cari makan," sambung Arkan meninggalkan Naura yang masih mematung. Sorak dari para tamu undangan pun kembali riuh saat Adelia bersiap melempar buket bunga yang dia pegang. "Naura, sini!" panggil Adelia. Dengan enggan Naura pun ikut ke kerumunan yang bersiap menerima buket bunga. Semua bersiap hanya Naura yang diam dan ikut berdiri dengan kerumunan."Satu, dua, tiga."Buket itu pun melayang ke arah Naura, tapi seketika tubuhnya terhuyung ke depan saat seseorang mendorongnya dari belakang. "Argh," ucap Naura terkejut. Namun, dengan cepat pria itu menarik tangan Naura hingga menyentuh tubuhnya. "Woa, selamat Bro!" teriak Reza mengalihkan perhatian semua yang

DMCA.com Protection Status