Share

Bab 6. Neraka

last update Last Updated: 2024-04-02 23:48:06

"Kelihatannya ada yang senang dengan keputusan papa? Tanpa perlu susah payah bekerja, sudah bisa menikmati hasilnya! Hebat sekali!" sindir Firheith sewaktu ia mengambil pakaian di wardrobe kamarnya.

Mutia yang mulanya melamun, terduduk membelakangi Firheith di ranjang itu pun segera menoleh dan memasang senyum terbaiknya pada Firheith.

"Oh, terima kasih suamiku ter-brengsek. Tentu aku senang sekali. Memang ini yang aku mau, jadi kita impas, bukan? Setelah kamu membohongiku dengan mengambil keuntungan dari pernikahan ini."

"Dasar munafik! Wanita culas!" Firheith memelototi Mutia, terlihat sangat marah hingga kedua tangan di bawahnya praktis terkepal kuat.

"Culas? Haha!" Bukannya takut, Mutia justru semakin menghampiri Firheith.

"Sialan! Dasar pelacur! Sekarang terbukti kalau kamu itu materialistis!"

"Bukan materialistis, Fir. Tapi realistis!" sambar Mutia dengan mendongakkan dagunya ke atas, mensejajarkan pandangannya dengan Firheith.

"Kurang ajar!!" Firheith yang tak suka dibantah, seketika mencengkeram dagu Mutia dengan kuat—meluapkan emosinya.

"Fir, le-pas-kan! Akh... Sa-sakit!"

Semakin kalap, bahkan tak peduli Mutia terlihat kesakitan. Mutia yang kalah tenaga, karena tak berhasil menyingkirkan tangan Firheith. Kini terlihat mulai kesulitan bernapas.

"Apakah ka-kamu akan membunuhku?" tanya Mutia dengan suara mengecil, wajahnya bahkan telah berubah memucat.

Firheith menatap wanita itu begitu tajam. Melihat sudut mata Mutia yang menggulirkan cairan bening, dengan keringat dingin sebiji jagung di kening. Terpaksa ia melepas cengkeramannya dan mendorong Mutia dengan kasar ke atas ranjang.

"Uhukkk! Uhukkk!" Mutia terbatuk memegangi lehernya, sembari menghirup udara sebanyak mungkin.

"Dengar ini baik-baik! Jangan pernah lagi kamu membantah atau bersikap kurang ajar padaku kalau kamu tak ingin—"

"Kamu ingin menghabisi nyawaku?" tanya Mutia sedih, dengan ekspresi ketakutan melihat Firheith yang menyeringai sadis ke arahnya.

"Aku bahkan tak segan memutilasimu dan memberikan jasadmu pada serigala hutan, jika sampai kamu berani melawanku lagi!" ancam Firheith pelan, tapi membuat semua bulu kuduk Mutia berdiri.

Mutia menggelengkan kepalanya panik, memundurkan duduknya tergesa saat Firheith mendekat.

"Aaaaah! Jangan!" jerit Mutia memejamkan mata dengan tubuh gemetar, mengira Firheith akan mencekiknya.

Ternyata Mutia tak merasakan apapun. Firheith hanya menggertak. Dan demi memastikan itu, perlahan Mutia membuka mata. Tetapi ia terkejut bukan main, karena wajah Firheith berada tepat di depannya. Sangat menyeramkan bagai malaikat pencabut nyawa.

"A-apa yang mau kamu lakukan?" tanya Mutia sangat gugup, "Auw!" pekiknya saat Firheith tiba-tiba menaikkan dagunya ke atas dengan telunjuk.

"Pernikahan kita hanya sebatas kontrak. Jadi, jaga batasanmu Mutia? Kamu tidak boleh ikut campur urusanku dan jangan sampai kamu mengadukan ini semua pada papa! Atau detik itu juga...."

Sepasang netra Mutia terbelalak dengan tubuh membeku, begitu melihat Firheith yang dengan cepat menodongkan pistol di samping kepalanya.

"Doorrr!"

"Aaaaa!!" jerit Mutia histeris, berpikir kepalanya tertembus peluru dari pistol Firheith.

Tetapi Mutia merasakan dirinya masih dapat bernapas, pun ia mendengar jelas Firheith menertawainya begitu puas.

"Begitu saja takut?" remeh Firheith di sela menarik pistolnya lagi dari kepala Mutia yang membuka mata dengan pelupuk memenuh.

Tak sedikitpun iba di hati Firheith pada Mutia yang masih menyimpan ketakutan sampai kedua kakinya lemas seperti jelly.

Seakan tak pernah habis kebencian pria itu pada Mutia. Firheith lalu mengejek Mutia sembari berlalu ke arah pintu keluar.

"Mana kesombonganmu tadi saat melawanku? Kenapa tiba-tiba menghilang?" tanyanya sesaat, sebelum membanting pintu dengan keras.

Brakkk!

Kedua bahu Mutia berjengit, berikut gulungan air matanya yang bersusulan keluar. Menemani kesedihan wanita itu meratapi nasibnya yang malang.

"Bu... Aku ingin pulang...."

***

"Espen!" teriak Glady melengking, memanggil pelayannya itu saat berjalan menuju dapur. "Espen! Kamu tuli ya? Dasar pelayan tidak berguna!!"

"I-iya, Nyonya. Maaf, saya tadi cuci piring, jadi tidak mendengar Anda?" Espen menghampiri Glady dengan tertunduk takut.

Glady menyenggol bahunya dengan keras, lalu melewatinya. "Aku tidak peduli! Pokoknya setiap aku memanggil kamu haru datang secepat mungkin!"

"Baik Nyonya."

Pandangan Glady mengedar ke dapur dan tak sengaja melihat keberadaan Mutia yang sedang mengambil air dari kulkas.

"Hey, letakkan air itu!" larang Glady pada Mutia dengan ketus.

Air yang hampir tertelan pun seketika tersembur dari mulut Mutia karena kaget mendengar bentakan Glady yang maha dahsyat.

"Ma—"

"Jangan panggil aku Mama, karena aku bukan mamamu. Panggil aku, Nyonya!" tolaknya muak dengan mata melotot.

Mutia yang tak ingin mencari ribut, akhirnya ia mengalah. "Iya, Nyonya." Walau hatinya terasa sakit, ia tetap memasang senyum terbaiknya di depan ibu mertuanya itu.

"Ingat, ya! Di rumah ini tak ada yang gratis, jika kamu ingin makan atau minum. Kamu harus membayarnya!" peringat Glady.

Mutia sedih karena ia tak memegang uang sama sekali, karena seluruh uang gajinya mengajar sudah ia berikan pada sang ibu.

"Tapi aku belum punya uang untuk saat ini, Nyonya. Bukankah aku berhak mendapatkan fasilitas di rumah ini sebagai menantu?"

"Sampai mati pun aku tidak sudi menganggapmu sebagai menantu!!" tolak Glady mentah-mentah.

Mutia berjuang keras menahan air matanya agar tak turun mendengar hal itu. Bagaimana ini? Perutnya lapar dan ia haus sekali. Espen merasa iba tapi tak dapat berbuat banyak, karena ia pun tak berdaya.

Glady lalu mendengar bunyi perut Mutia dengan senyum mencemooh. "Kamu lapar?"

Mutia mengangguk, berpikir Glady bermurah hati dan berubah pikiran.

"Kamu boleh makan dan minum di sini setelah kami. Tapi kamu harus membayarnya dengan bekerja di sini sebagai pembantu!"

Madinah Ayyara

Kejamnya Mak lampir? Silakan yang mau nyumpahin Mak Glady, hiks

| 1
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Lavender
Gzorilla gila fir juga sekarat
goodnovel comment avatar
Farida Wati
dasar Mak lampir sama anak sama aja jahatnnya mudah2an kemu fir nanti tergila2 sama Mutia....kalau tau ada yang suka sama Mutia
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Dasar kutu kupret emak.gayung semoga kena azab disamber petir kamu mertua durjana , ....... Kasihan mumut dijadikan pembantu ,fir juga jahat dasar mafia pret ... semoga kamu tergila2 sama mumut kena jampe-jampe mumut ga bisa lepas ,kapok loh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 7. Tubuh yang Seksi

    Dada Mutia diringkus sesaknya buih bening menandai kedua netranya, hatinya pias. Tidak menyangka jika ibu mertuanya tega mengatakan itu.Tetapi Mutia tidak punya pilihan, selain menyetujui Glady untuk menjadi pembantu di rumah mewah itu daripada ia mati kelaparan. Lagi pula tugasnya sebagai menantu keluarga Lander memang harus berbakti, bukan? Meski statusnya hanya istri sebatas kontrak selama sebulan—lalu bercerai dari Firheith jika terbukti tidak hamil. Semoga saja begitu. Masalah hotel crousant berbalik menjadi miliknya nanti setelah bercerai, Mutia tidak terlalu berharap yang penting ia terbebas dari Firheith yang ternyata sangat berbahaya, kejam dan licik. “Di mana Mutia? Kenapa ia tidak ikut sarapan bersama kita, pagi ini?”Pertanyaan itu ditujukan Gabriel pada Firheith yang sibuk sendiri, karena ia tak melihat Mutia sejak tadi hingga selesai makan. “Mutia di dapur membantu Espen beberes. Padahal aku sudah melarangnya dan menyuruhnya beristirahat, tapi dasar kampungan yang t

    Last Updated : 2024-04-03
  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 8. Tiba-tiba Perhatian

    Bagian dari Mutia yang empuk, sulit untuk Firheith abaikan. Jari Firheith mengusapnya lembut, dengan kedua bola matanya ikut mengintip pada gundukan Mutia yang terhimpit di balik handuk. Glek! Firheith berjuang keras menyeret ludahnya, di saat tubuhnya mendadak panas dingin. Tidak berbeda jauh dari Mutia yang merasa wangi sabun di tubuhnya berubah lain.“Aku seperti mencium parfum pria? Tunggu... Ini mirip parfum si...,” gumamnya di sela kepalanya yang pening. Demi menepis dugaan, Mutia perlahan membuka mata. Dan alangkah terkejutnya Mutia, wajah Firheith berada tepat di depannya. Memandanginya begitu lekat. Bahkan baru sadar jika tubuhnya menjadi ringan, Firheith menggendongnya. “Tu-turunkan aku, Fir!” Mutia panik, sialnya tak sanggup memberontak karena tubuhnya begitu lemas. Mengusir anggapan Mutia yang bukan-bukan. Firheith seketika mengubah sikapnya menjadi galak. “Jangan cerewet! Kamu kira aku bakal memperkosamu lagi? Sorry, kalau mimpi jangan ketinggian! Karena aku tidak ak

    Last Updated : 2024-04-04
  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 9. Ancaman

    Detak jantung Mutia berdentum sangat cepat ketika Firheith semakin merapatkan duduk. Mungkin saking kerasnya, sampai Firheith dapat mendengar itu. "Apa yang sebenarnya terjadi padaku?" jawab Mutia gugup seraya menepikan duduknya semakin ke pinggir ranjang. Bersiap kabur ke luar seandainya Firheith akan mencelakainya lagi. "Hmm, jangan berbelit-belit. Aku tidak suka!" sahut Firheith dingin. Dilema menelan Mutia, baru saja Mutia akan menjawab. Tiba-tiba sosok Glady muncul di ambang pintu setelah mengetuk dan dipersilakan Firheith masuk ke dalam kamar. "Mama tidak mengganggu kalian, bukan?" Bibir Glady tersenyum pada Mutia hanya saat Firheith melihat. Tetapi setelah Firheith menarik wajah, mata Glady langsung melotot pada Mutia dengan tatapan seolah mengulitinya hidup-hidup. Kalau begini, tak ada gunanya Mutia mengaku karena Firheith pasti tak percaya dan menganggap Mutia telah memfitnah ibu kandungnya. "Tidak, Ma. Duduk saja," kata Firheith tak terganggu kedatangan Glady, lain hal

    Last Updated : 2024-04-05
  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 10. Merasa Bersalah

    Teringat ancaman Glady membuat Mutia ketakutan setiap saat, tak hanya kerap melamun tapi juga mulai tak betah tinggal di rumah mewah itu dan ingin kembali pulang ke Indonesia. Hidup Mutia tak ubahnya seperti di neraka, saat Glady sengaja mempekerjakannya secara rodi ketika Gabriel dan Firheith jarang berada di rumah belakangan ini. “MUTIA!”Bentakan sekeras alarm gempa bawah tanah seketika menjingkatkan tubuh kurus Mutia yang sedang mengelap kaca, sampai lap nya terpental ke lantai. Dengan langkah tergesa agak sempoyongan, Mutia hadir dihadapan Glady yang berkacak pinggang. “Ikut Espen belanja bulanan ke swalayan! Di rumah semua bahan makanan habis. Tapi ingat, setelah belanja langsung pulang dan serahkan nota pembeliannya!” perintah Glady dengan sarkas.“Ba-baik, Nyonya,” sahut Mutia patuh, tangannya gemetar menerima catatan belanja dan kartu debit beserta pinnya. Glady mendorong kening Mutia dengan jari. “Awas! Jika kamu ketahuan menguntit uang di kartu debit, aku tidak segan m

    Last Updated : 2024-04-06
  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 11. Mengecek CCTV

    Tubuh Mutia sampai membentur dada pria itu. Dada kokoh saat jemari Mutia tidak sengaja terkait di antara kulit dan kancing kemeja Firheith yang terbuka. Rambut halus yang menyebar di dada Firheith membuatnya terlihat semakin macho. Seksi dan maskulin yang begitu menggoda. Tapi Mutia tidak sedang tergoda, hanya saja ia mengagumi pria itu yang ternyata tampan jika dilihat dari dekat. “Fir, lepaskan tanganmu dari pinggangku, tolong?” Tumben sekali Mutia memintanya dengan lembut, tidak seperti biasanya suka memberontak. Suaranya yang rendah, sungguh terdengar sensual hingga Firheith harus berdeham beberapa kali mengenyahkan pikiran liarnya tentang bibir mungil Mutia yang menggairahkan. “Apa kamu mau dihukum sekarang?” Selain manik tembaganya menjerat mata jernih Mutia, telapak tangan Firheith juga mencengkeram pinggang Mutia. Tubuh keduanya benar-benar sangat dekat. Mutia sampai bisa merasakan napas hangat Fiheith yang memburu di wajahnya yang dingin.Mutia menggerutu di dalam hati.

    Last Updated : 2024-04-07
  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 12. Polos Tapi Berbahaya

    “Boleh kan?” ulang Mutia karena Firheith belum memberi jawaban, sedangkan ia butuh secepatnya. “Sebentar.” Firheith menyela, Mutia mengangguk sabar ketika pria itu meraih kopi yang baru saja ia buatkan atas permintaannya waktu lalu, sebagai imbalan telah berbuat baik yang entah Firheith tak paham maksudnya. Mutia tidak akan terang-terangan mengaku kalau terkait pembelaan Firheith padanya atau makanan yang diberi. Itu akan menghancurkan hubungan Firheith dan mamanya, Mutia tidak terlalu egois tentang itu. "Kopi buatanmu lumayan." Tentu Firheith juga tabu bicara jujur untuk memuji, bisa turun harga dirinya nanti. "Kenapa kamu bisa tahu selera kopiku? Padahal aku belum pernah mengatakan. Apakah mama atau Espen yang memberitahumu?" Mutia tak besar kepala, namun senyumannya yang sempat terlirik terlihat cukup manis. "Terima kasih, mungkin hanya kebetulan," sanggah Mutia dengan memperhatikan pria itu. Firheith menyeruput kopi hitam buatan Mutia yang terasa enak itu lagi, perpaduan gula

    Last Updated : 2024-04-08
  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 13. Hatinya Tersengat

    "Baiklah."Mutia bergegas menarik dirinya berpindah ke bagian depan. Pegangan pintu mobil dibukanya lalu duduk di samping Firheith yang mengemudi. Dengan buru-buru Mutia memasang sabuk pengamannya, karena tidak ingin membuat Firheith marah kalaua sampai pria itu terlambat ke kantor. Apalagi dirinya yang jangan sampai memberi kesan negatif di hari pertamanya mengajar. "Aku sudah memasang sabuk pengamanku. Kita bisa berangkat sekarang." Mutia memberitahu Firheith yang sedang mengutak-atik ponsel. Tanpa membalasnya, Firheith langsung mengemudikan mobilnya ke luar dari kediaman mewah Lander menuju jalanan. Keduanya saling diam tanpa ada yang bicara sepanjang perjalanan, Mutia memang tak tahu harus memulai topik apa. Begitupun Firheith yang sosoknya tiba-tiba berubah cool dan tak banyak bicara semenjak menikah. Padahal setahu Mutia, dulu saat Firheith bertemu Richard. Keduanya sangat konyol dan suka bercanda, apalagi membahas soal wanita. Firheith lah yang paling interaktif, tapi sekar

    Last Updated : 2024-04-09
  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 14. Posesif

    "Terima kasih banyak sudah repot-repot mengantar pulang, Mr. Janssen," ujar Mutia setelah Adam membukakan pintu mobil untuknya. Berkatnya, Mutia tidak perlu berjalan kaki dan kehujanan. "Sama-sama Miss Mutia. Tolong… Lain kali, jangan pernah sungkan." Adam menjeda napas pelan, lalu menatap Niel yang masih terlelap di bangku belakang kemudi. "Niel mau sekolah lagi itu saja sudah membuat saya sangat bahagia."Bagi Adam, Mutia seperti malaikat yang dikirim Tuhan di waktu yang tepat untuk menyelesaikan kesulitannya. "Itu sudah kewajiban saya sebagai guru, Sir," sahut Mutia merendah. "Anda benar. Namun, sepengetahuan saya. Anak kecil itu bisa membedakan mana orang yang benar-benar tulus dan tidak, Miss Mutia?" ungkap Adam kagum. Mutia tidak hanya cantik di luar namun juga cantik dari dalam. Mutia lagi-lagi hanya tersenyum menanggapi pujian Janssen. Sementara itu gurat Adam mendadak murung ketika terkenang mendiang istrinya, Tishya. "Anda bisa saja, Sir. Oia, saya—""Saya tidak menyangk

    Last Updated : 2024-04-10

Latest chapter

  • Istri Seksi Sang Casanova   Ending

    Berkaca dari masalahnya, dan bagaimana perilaku Firheith sebelumnya. Mutia yang gampang terprovokasi oleh Jerome kini tak menggubris suaminya itu yang terus memanggil. "Lajukan mobilnya, Jer!" suruh Mutia bersikeras. Bukankah ini kemauannya? Lalu kenapa Jerome pura-pura bingung? "Tapi kan, kita akan ke kantor polisi Mutia?" "Lain kali saja, Jer!" jawab Mutia ketus sembari mengalihkan perhatiannya dari Firheith yang mengetuk kaca mobil sebelahnya duduk. Jerome menarik sudut bibirnya, merasa senang melihat Firheith mengemis-ngemis seperti itu dendamnya sedikit terbalaskan. ‘Kau pikir merebut kepunyaan orang lain akan membuatmu aman, Fir? Tidak! Sudah waktunya aku mengambil Mutia dan anak kalian di rahim Mutia? Sungguh, aku tak sudi! Aku akan mencari cara untuk melenyapkannya!’ batin Jerome berniat buruk. Sementara itu, Firheith tak pantang menyerah. Dia ingat tujuannya dan setelah tahu Gabriel tak bersalah, Firheith semakin percaya diri menemui istrinya itu. "Buka kaca jendelanya

  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 72

    Gabriel langsung keluar dari mobil pasca berhenti. Situasi jalanan yang ramai membuat Gabriel yang buru-buru harus berhati-hati menyebrang. "Pak, tunggu!" Gabriel memanggil seseorang yang dikenalinya dengan pakaian compang-camping. "Berhenti! Tolong berhenti sebentar saya ingin bicara!" Sayangnya orang itu sekalipun tak menggubris Gabriel. Sopir keheranan dengan yang dilakukan Gabriel lalu menahan senyum. "Dia pergi sejauh ini hanya ingin mencari orang gila? Pakai bahasa Inggris lagi? Mana dia mengerti? Ada-ada saja kelakuan bule zaman sekarang." Tanpa sopir itu tahu, sebenarnya orang yang dianggap tak waras itu mengerti perkataan Gabriel. Bahkan mengenalnya tapi berpura-pura sebaliknya. "Aku harus cepat pergi sebelum Gabriel menemuiku," kata orang itu berjalan dengan cepat saat Gabriel mengikutinya dari belakang. "Goddamn it! Dia memang Ekadanta, walau rambutnya menggimbal, wajah dan tubuhnya burik seperti pakaiannya itu? Ck, gila!" gumam Gabriel mengatainya, "Apa tujuan dia beg

  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 71

    Sejurus kemudian mobil telah sampai di rumah Mutia. Kedua jantung Ayah dan putranya itu berdebar kencang padahal hanya melihat depan rumah itu. "Kita turun, Fir!" suruh Gabriel duluan tanpa menunggu dibukakan sopir. Firheith menyusulnya. Gabriel berdiri di tepi jalan, mengatur napas dan nyalinya sebelum menemui istri dari mendiang temannya. Rumah itu tampak sepi dan pintunya tertutup rapat. Mungkinkah penghuninya keluar? Dan tak ada siapapun di dalam! "Pa."Gabriel menoleh pada Firheith. Seakan tahu arti tatapan putranya, Gabriel langsung menjawab, "Ketuklah pintunya."Firheith mengangguk. Hanya dengan sekali ketukan, seorang wanita paruh baya menggunakan kebaya putih membuka pintu. "Siapa?" tanya Ida sebelum pintunya terbuka dengan lebar. Firheith dan Gabriel sesaat bertukar pandangan. "Saya, Bu." "Fi-Fir??"Tubuh Ida tersentak dan membeku melihat Firheith di hadapannya tiba-tiba. "Maafkan saya, Bu." Gegas Firheith merendahkan diri dengan memegangi tangan Ida. "Saya tidak be

  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 70.

    "Kau yakin dengan keputusanmu bercerai dari Fir, Muti?" tanya Ida pada putrinya yang beranjak ke ruang tamu menemui Jerome siang itu. Ida sengaja menemui Mutia di kamar dan membahas topik itu sebelum Mutia keluar. Tapi Mutia tetap kukuh bercerai, bahkan kedatangan Jerome bermaksud untuk menemani putrinya ke kantor polisi membuka kembali laporan kematian Ekadanta yang sudah ditutup sejak lama. "Keputusan Mutia sudah benar, Bu Ida." Jerome menyahut ketika Mutia terlihat berjalan ke arah ruang tamu. Pandangan Ida dan Mutia tersapu ke Jerome yang bangkit dari duduk. Menyapa Ida dengan anggukan dan senyuman. Tapi entah kenapa dari awal bertemu Jerome, Ida tak begitu menyukainya walau pria itu bersikap ramah? "Maaf Nak Jerome, ini urusan keluarga kami. Tolong jangan ikut campur," ucap Ida sopan.Tapi Mutia yang tak enak dengan Jerome, karena ibunya yang terlalu sarkas. Lalu membisikkan sesuatu pada ibunya, "Bu, jangan begitu. Jerome ke sini niatnya baik.""Iya, Bu. Tolong maafkan saya

  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 69.

    Firheith teralihkan suara Celine yang begitu geger. Kini ia sendiri pun dapat melihat Glady berdiri tegak di depannya setelah lama lumpuh, sehingga pria itu refleks menjatuhkan ponselnya ke lantai. “Ma.”Sepasang mata Glady basah memandangi putranya, tangannya menggapai wajah Firheith yang bergeming sebelum ia peluk. “Tolong dengarkan mama kali ini, Sayang. Percaya mama, kalau papamu tidak membunuh ayahnya Mutia? Tolong jangan salah paham, ya?” bisik Glady coba membujuk. Sontak Firheith melepas tangan Glady dari tubuhnya. Dan tanpa berkata apapun Firheith sedikit menjauhi ibunya itu, hingga Glady merasa cemas karena ia melihat ketidak percayaan Firheith dari tatapannya yang lesu. “Jika papa terbukti membunuh Tuan Ekadanta, silakan kau bunuh papa,” ucap Gabriel tiba-tiba mengejutkan keluarganya.Celine syok dan hampir terhuyung lalu Adam merangkulnya. “Kau baik-baik saja, Celine?” tanya Adam khawatir. Hubungan keduanya kini membaik lantaran Celine berhasil memenangkan hati duda

  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 68. Sebuah Keajaiban

    Sebelumnya….“Mutia, tolong dengarkan aku sebentar?”Wanita itu tampak menghela napas, mulanya dia tak ingin mengangkat ponselnya yang terus berdering jika bukan Ida—ibunya. Sayangnya yang malah dia dengar pertama kali adalah suara Jerome, pria yang masih kerabatnya dan menyukai Mutia namun dia tolak. “Kenapa kau masih menggangguku Jer? Sudah kukatakan, lupakan aku karena aku sudah menikah.”Takut Mutia memutus telepon, Jerome yang berstatus pengacara itu pun mengatakan sesuatu yang membuat Mutia syok. “Aku tahu siapa yang membunuh Paman Ekadanta.”Hening, Mutia coba mengatur napasnya dan jantungnya yang berubah cepat.“Siapa?”Dengan suara lirih Jerome mengatakan sesuatu yang mengejutkan. “Pembunuh ayahmu adalah Tuan Gabriel!”Kedua bola mata Mutia Aurora terbelalak, tubuhnya bahkan sedikit terdorong ke dinding mendengar itu. Lalu dengan logikanya Mutia berusaha mencerna ketegangan yang menguasainya, dia tersenyum kaku sambil menggeleng.“Tidak mungkin, Papa Gabriel itu orang

  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 67. Meninggalkannya Tiba-tiba

    Firheith mendorong tubuh tak berbusana Mutia di bawahnya. Setiap lekuk tubuhnya tak luput menjadi sasaran pria itu memanjakan lidahnya. "Ough, Fir. Hati-hati di bagian perut!" Mutia menahan dada bidang suaminya ketika Firheith tampak agresif. "Sayang, anggap ini babymoon kita? Ayolah, aku sudah tidak tahan! Berdekatan denganmu selalu membuat pusat diriku tegang." Firheith menggoda Mutia dengan meraba bagian dalam wanita itu. Mutia menggeliat resah dan menggigit bibir, kenikmatan akibat Firheit membuatnya basah. "Kau suka, humm?" "Ahh, iya...," sahut Mutia dengan wajah yang sayu. Firheith memang ahli meningkatkan gairahnya. Melihat ketergantungan Mutia. Suaminya mengulum senyum, perut buncit Mutia lalu diusapnya. Namun bukan dengan tangan melainkan kecupannya yang hangat. "Baby imut, biarkan kedua orang tuamu bersenang-senang ya. Tolong pengertian dan kerjasamanya?" bisik Firheith dengan lembut di perut Mutia, karena jambang Firheith romantisme itu

  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 66. Tulusnya Cinta

    “Kita sudah sampai, Baby.” Firheith berujar setelah menggandeng tangan Mutia keluar dari mobil hingga ke tempat tujuan. Sebelumnya Firheith juga mengatakan, jika mereka telah tiba. Namun untuk sampai, butuh menaiki mobil terlebih dulu. “Tapi penutup mataku—”Perkataan Mutia terhenti, saat perlahan-lahan Mutia dapat merasakan kain penutup matanya ditarik oleh Firheith dan terlepas. Bibir Mutia membuncahkan senyum, Firheith pun mendekatkan bibirnya ke daun telinga Mutia. “Coba buka matamu sekarang, Baby.”Mutia mengangguk, kelopak matanya dibuka hati-hati. Agak buram karena terlalu lama tertutup. Akan tetapi saat matanya terbuka sepenuhnya. Mimiknya yang masam berubah ceria. “Kremlin Moskow?” “Yeap.” Firheith yang berdiri di belakang Mutia, lalu melingkatkan kedua tangan di perut istrinya tersebut. “Apa kau suka?”Tak disangka, Mutia menoleh dan menghadiahi Firheith sebuah ciuman yang menggetarkan. “Oh, Honey. Ternyata… Ini kejutan yang kau rahasiakan dariku sejak di Brussel. A

  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 65. Tutup Matamu dan Biarkan Aku Mengendalikanmu

    Setelah sarapan bersama di restoran Hotel Crousant pagi itu dengan mesra saling menyuapi dan bersenda gurau, Firheith berniat memberi kejutan untuk Mutia yang baru diangkatnya ke atas pangkuan."Kejutan apa honey?" tanya Mutia menatap Firheith, kali ini suaminya tampak segar dan seksi. Dalam balutan kemeja hitam, membentuk tubuhnya yang proporsional dengan dua kancing terbuka—memperlihatkan dada bidangnya.“Tapi kau harus menutup matamu dengan kain ini.” Firheith mengeluarkan kain warna hitam yang baru saja dimintanya dari Toni.Mutia terperangah. “A-aku harus menutup mataku?” ulangnya lagi dengan nada tak percaya, “Kejutan seperti apa yang akan kau berikan? Wow! Ini pasti sangat menakjubkan.”Firheith tak menjawabnya namun tersenyum. Menunjukkan kain hitam panjang yang berada di telapak tangannya itu, sebagai isyarat permohonan dan Mutia pun mengangguk pertanda setuju.“Baiklah…” Firheith lalu memasangkan kain itu menutupi mata istrinya dan menali nya di belakang kepala, “Selesai.”K

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status