Share

BAB 31. Amarah Sang Cucu Tertua

"Wirya, tolong sampaikan permintaan maaf saya kepada Adnan. Saya butuh waktu untuk menenangkan diri di tempat yang jauh dari orang-orang yang saya kenal. Satu minggu saja. Ah, tidak. Paling lama satu bulan. Tolong jangan cari saya. Saya akan pergi bersama Andaru.

"Dan lewat surat ini, saya sekaligus ingin menyampaikan pengunduran diri saya dari Putra Kencana. Saya lampirkan beberapa kandidat yang cocok untuk menggantikan saya sebagai sekretaris."

Surat yang amat sangat singkat itu Wirya temukan di meja kerjanya pada Senin malam, saat pria itu kembali ke kantor untuk mengambil berkas yang tertinggal.

"Kami sempat membicarakan soal pekerjaan sampai pukul delapan tadi, Pak Adnan."

"Kamu sudah mendatangi rumahnya?" desak Adnan.

Saat Wirya mengabarkan tentang calon istrinya yang kabur, Adnan membombardir nomor ponsel wanita itu dengan deretan pesan tertulis dan pesan suara yang hanya centang satu. Alias tidak terkirim. Adnan juga menelepon berkali-kali, tetapi tidak tersambung.

"Sudah
naftalenee

Lah, Suri kok minggat??? Nyusahin Adnan aja😌 Kira-kira bakal dibiarin aja atau dicariin sama Adnan nanti??? 😝 Menurutku sih bakal dicariin. Ya gimana ya, udah bucin akut si Bapak🙂 Kalian yang main sosmed bisa follow akunku ya guys^^ IG: naftalenee twit: naftalenee_ FB: Nafta Thank you~~~

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status