Home / Rumah Tangga / Istri Rahasia Sang Idol / Pernikahan yang (Tidak) Diinginkan

Share

Pernikahan yang (Tidak) Diinginkan

Author: Beientang
last update Last Updated: 2024-07-29 21:40:03

Dunia Letha runtuh seketika. Sosok yang selama ini menjadi panutannya. Sosok yang selalu menjaganya dari kecil hingga sekarang telah tiada. Kepada siapa dirinya sekarang harus berbakti? Kepada siapa sekarang jika ia memerlukan pelukan untuk menghadapi dunia yang sangat kejam ini? Ia belum sempat membanggakan Umi dan Abi. Ia belum sempat mengatakan bahwa ia sangat menyayangi mereka. Apa yang harus Letha lakukan sekarang?

            Beberapa saat setelah Letha sampai di rumahsakit dengan tampilan seadanya dan sangat berantakan, ia mendapat kabar bahwa Umi nya pun ikut menyusul Abi pergi. Informasi itu Letha dapatkan dari suster yang barusaja  keluar dari kamar di mana Umi sedang berjuang.

            Ketika membuka pintu, ia langsung menghambur ke arah Umi yang sudah ditutup selimut putih sampai kepala.

            “Umi, kenapa Umi ninggalin Teteh sendiri? Kenapa Umi tega?” tanya nya dengan air mata yang terus mengalir. “Abi ninggalin aku, kenapa sekarang Umi juga ninggalin aku sendirian? Umi udah nggak sayang sama aku? Teteh minta maaf kalau sering buat Umi marah. Maafin Teteh, Umi. Umi tolong bangun.”

            Letha tahu bahwa dirinya salah karena sudah mempertanyakan takdir yang datang dari Yang Maha Kuasa. Ia hanya tidak bisa mengontrol hatinya yang sakit. Dengan sangat perlahan ia membuka penutup wajah Umi nya. Wajah tenang dan bercahaya itu terluka. Bagian pipi serta dahinya tampak kemerahan. Bagian rambut Umi yang kini tanpa hijab terdapat banyak bekas darah. Ia sungguh tidak bisa membayangkan seberapa sakitnya Umi sekarang.

            Letha mengusap kepala Umi dengan pelan. Ia buka sedikit masker yang menutupi sebagian wajah Letha, lalu mendekatkan bibirnya pada telinga Umi nya itu. Walaupun sesedih apapun, ia tidak bisa melawan takdir Tuhan. Sesungguhnya semua yang ada di dunia ini merupakan ujian, kehidupan kekal abadi adalah kelak di akhirat. Ia harus mengikhlaskan Umi dan Abi pergi, agar beliau tidak kesulitan. Letha mengambil nafas sejenak. Berulangkali ia mengucapkan istigfar.

            “Umi … aku sayang banget sama, Umi. Aku akan hidup dengan baik walaupun tanpa Umi dan Abi. Umi dan Abi pergilah dengan tenang. Tunggu aku di sana. Semoga kita bisa berkumpul di Surga bersama orang-orang soleh. Aku akan selalu mendo’akan Umi dan Abi.”

            Setelah itu, tubuh letha melemah dan terkulai di sisi ranjang Umi nya. Ia tidak sadarkan diri akibat kelelahan serta menahan kesedihan yang hinggap dihati. Letha bahkan tidak menyadari jika sedari tadi ada sosok yang berdiri disebelah ranjang Umi nya, yang kemudian segera menekan tombol yang ada di atas ranjang untuk memanggil perawat.

            Sosok itu kemudian mengusap kepala Letha yang terkulai lemah di pahanya. Lalu dengan pelan dan bergumam, “maaf.”

***

            “Nak, kamu udah sadar?” tanya sosok tadi yang tidak sempat terlihat oleh Letha ketika di kamar Umi nya.

            Letha bangun dengan perlahan sambil memegang kepalanya yang pusing. “Bu Jihan …”

            Jihan segera mengambil air minum yang ada di atas nakas kemudian menyerahkan minum itu ke tangan Letha. “Minum dulu, Nak.”

            Tanpa bantahan Letha meminum air putih itu. Tidak lama kemudian air matanya kembali turun dipipi. Ia kembali mengingat Umi dan Abi nya. Jihan lalu mengambil gelas yang di pegang Letha kemudian menyimpannya di atas nakas.

            “Maafkan saya, Nak Letha,” ucap Jihan. Ia menarik wanita malang ini kepelukanannya. Isakan yang datang dari mulutnya tanpa sadar membuat Jihan berkaca-kaca. Tak lama, Jihan merasakan lengan kurus itu membalas pelukannya.

            “Saya sekarang sendirian,” ucap Letha. Pikirannya sudah kacau. Ia bahkan tidak merasa aneh dan tidak mempertanyakan kenapa Jihan berada di rumah sakit dan sekarang memeluknya dengan hangat.

            “Kamu tidak akan sendirian, Nak.” Letha segera mengurai pelukannya. Jihan mengusap wajah Letha dengan hati-hati. “Cacar kamu masih belum sembuh?”

            Letha mengangguk dengan pelan. “Bu Jihan kenapa bisa ada disini? Bu Jihan tindak salah apa-apa. Semua sudah takdir yang Maha Kuasa.”

            Jihan menarik nafas dengan pelan. Ia sedang bersiap menyiapkan diri? Apa yang akan ia ungkapkan bukan persoalan mudah untuk Letha. “Maafkan saya yang tidak bisa mendidik anak saya dengan baik.”

            Air mata mulai kembali turun di mata indah Letha. Lagi-lagi kenyataan menamparnya dengan keras. Benarkah pria itu yang sudah tega menabrak kedua orangtuanya? Apa pria itu sengaja menabrak orangtuanya karena ia tidak menyambutnya dengan baik? Pikiran-pikiran buruk itu langsung masuk ke dalam otaknya tanpa bisa dihentikan.

            Jihan memegang tangan Letha yang sekarang sangat dingin. “Jericho sedang mabuk berat saat berkendara. Ia pulang dari club subuh tadi tanpa supir dan manager nya. Jika saya tahu, saya akan menjemputnya dan memarahinya. Tapi, itu semua hanya angan-angan saya, karena kini anak saya juga sedang di rawat di sini dengan luka ringan. Maafkan saya, Nak Letha.”

            Letha hanya terdiam membisu. Otaknya seakan penuh. Ia tidak tahu harus seperti apa merespon segala kenyataan yang datang tumpang-tindih di kepala. Ia pun bertanya-tanya, apakah pertemuannya dengan orang itu adalah sebuah kutukan?

            Dengan suara lirih, Letha beertanya, “kenapa dari sekian banyak orang disana harus Umi dan Abi yang kena musibah ini?”

            Sungguh ini merupakan pertanyaan bodoh, tetapi Letha tidak bisa menahannya. Hatinya teramat sakit tak tertahankan. Membayangkan dirinya harus hidup sendiri setelah ini tanpa Umi dan Abi sungguh sangat menyakitkan.

            “Istigfar, Nak Letha. Ini semua sudah menjadi takdir Yang Maha Kuasa. Saya sungguh minta maaf.” Jihan kembali memeluk Letha dan mengusap punggungnya. Kini Jihan tidak bisa menahan laju air matanya. “Saya teramat sangat minta maaf atas perbuatan anak saya. Jericho akan bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya. Umi mu sudah menitipkan kamu pada saya, Letha. Hanya cara ini yang saya punya untuk menjaga kamu.”

***

            “Dasar anak kurang ajar. Apa yang kamu lakukan, Jericho? Pulang dalam keadaan mabuk berat dan menjadi pembunuh?!”

            Jericho baru sadar dari pingsan dengan sekujur tubuh sakit dan pegal-pegal. Selang infus masih terpasang ditangan kiri nya. Di bagian dahi terdapat luka dan sekarang sudah di tutup oleh perban. Ia tidak mengingat apapun kecuali ia yang menaiki mobil dengan keadaan mabuk. Ia pikir dirinya masih sanggup mengendarai mobil. Tetapi Ayah dan Mami nya mengatakan bahwa ia telah menabrak sepasang suami-istri yang sedang berkendara dan kini keduanya meninggal.

            “Aku tidak sadar, Yah.”

            Sebuah suara keras menggema diseluruh ruangan yang sepi itu. Kevin –Ayah Jay- menampar pipi anaknya dengan sangat keras sehingga wajah Jay menoleh ke sebelah kiri.

            “Tentu saja kamu tidak sadar, Jericho. Orang gila mana yang sudah banyak minum dan masih dalam keadaan sadar.” Jay memandang Ayahnya dengan sangat tajam. Sedari dulu Ayahnya memang sangat keras pada Jay. “Kamu tahu? Berapa banyak uang yang sudah Ayah keluarkan untuk membungkam media atas kejadian ini? Kamu ingin karir mu rusak?” tanya Kevin sambil  menunjuk wajah Jay. “Ayah tahu kamu tidak pernah mementingkan urusan karir mu, tetapi yang kamu lakukan hari ini akan merusak karir Ayah juga, Jericho. Jadi semua yang Ayah lakukan hari ini kamu bayar dengan cara bertanggung jawab pada putri pasangan itu.”

            Jericho memandang wajah Kevin dengan tatapan terluka. Sedari dulu ia memang selalu merasa jika Sang Ayah tidak mencintainya. Ia selalu berusaha melakukan yang terbaik, tetapi Ayah tidak pernah mengungkapkan kebanggaan terhadap Jericho. Pernah suatu ketika ia mengikuti lomba basket di sekolah, tetapi saat ia meminta Kevin untuk menontonnya, selalu sibuk yang dikatakan Kevin. Jericho bahkan sempat bertanya-tanya, apakah dirinya ini benar anak Kevin? Karena sekalipun tidak pernah Jericho memuji atas prestasi yang sudah didapatkan. Jika saja wajahnya bukan copy-an dari Kevin, mungkin ia akan mempercayainya dan langsung pergi dari rumah.

            “Apa yang harus aku lakukan?” tanya Jay dengan tatapan tajam dan nyalang kepada Kevin. Ia menahan diri agar tidak memukul wajah marah Sang Ayah. “Apa yang harus aku lakukan untuk membayar semua jasa yang Ayah lakukan untuk ku?”

            Jika ditanya apa yang ia rasakan, hatinya teramat sesak. Jika bisa, ia juga  ingin menangis dan memohon kepada Ayah nya untuk sekali saja memeluknya dan mengatakan jika ia bangga pada Kevin. Kenapa sangat sulit sekali membuat Ayahnya terkesan? Kenapa Ayah nya selalu jahat pada dirinya?

            “Nikahi wanita itu.” Jericho mematung. “Ibu nya sudah berpesan pada Mami mu untuk menjaga anak semata wayangnya. Satu-satunya cara adalah dengan menikahinya. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya di Jakarta, dan sekarang ia sendirian disini. Kamu harus menikahinya dan bertanggung jawab.”

            “Kenapa harus dengan menikah, Yah?”

            “Karena kamu yang membuatnya menjadi yatim-piatu.”

            “Tapi--”

            “Seperti yang Ayah bilang, kamu harus membayar apa yang sudah Ayah lakukan karena ulahmu. Lakukan semuanya besok, Ayah akan mengatur semuanya.”

            Jericho tidak memiliki kuasa untuk menolak dan membantah apapun yang sudah di katakan oleh Kevin. Tapi, ia masih memiliki kesempatan untuk berkompromi. Ia tidak ingin menikah sekarang dengan orang yang bahkan tidak ia cintai dan kenal sama sekali.

“Baiklah … tapi aku ingin pernikahan ini di rahasiakan. Aku tidak ingin pernikahan ini diketahui oleh siapapun selain keluarga yang melihat ijab-qobul nanti.”

“Ayah tidak peduli tentang semua itu. Jadi bicarakan semuanya dengan Mami mu saja.” Kevin melihat jam yang ada di pergelangan tangannya. “Ayah harus pergi sekarang. Jangan membuat ulah lagi Jericho. Ingat itu.”

Jericho memandang pintu yang tertutup itu dengan amarah yang bercokol dalam hati. Lantas kemudian ia mengumpat dengan kencang. Setelahnya ia membaringkan tubuhnya di atas ranjang rumah sakit. Sebelah tangan yang tidak tertutup infus ia gunakan untuk menutup matanya yang tampak sudah berair. Ia tidak sudi menangis di depan Kevin. Ia akan menelan kesakitannya sendiri.

***

“Saya terima nikah dan kawinnya Bahiyya Amaletha Jasmine bin Yusuf Rahmadi dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan emas seberat dua puluh gram di bayar tunai.”

Setelah para saksi mengucapkan hamdalah dan berdo’a bersama akhirnya Letha telah resmi menjadi istri dari Jericho Orlando. Entah apa yang terjadi pada hidupnya sekarang. Ia tidak tahu. Semuanya terasa mimpi. Kehilangan orangtua dan kini menikah dengan sosok yang bahkan tidak di kenalnya sama sekali.

Setelah pertemuan Letha dengan Jihan di rumah sakit dan menemaninya sampai ke tempat peristirahatan terakhir Umi dan Abi, ia baru diberitahu tentang tanggung jawab yang akan dilakukan oleh Jay selaku anak dari Jihan, yaitu dengan cara menikah. Ia sudah berkali-kali menolak, tetapi setelah Jihan membahas tentang Umi yang menitipkannya pada Jihan, dan berbagai pertimbangan akhirnya Letha berada di sini. Memakai baju serta hijab putih dan juga masker karena cacarnya masih belum sembuh.

Bukan seperti ini pernikahan impiannya. Ia ingin menikah dengan seseorang yang dicintainya, bukan dengan sosok yang matanya menyorot Letha dengan penuh kebencian juga amarah. Bahkan sebelum melangsungkan pernikahan pria itu sudah melontarkan kata-kata kasar padanya.

“Jangan pernah lo nunjukin wajah lo itu di hadapan gue. Ingat itu. Lebih baik lo tutup terus wajah lo supaya gue nggak tambah muak. Gue nggak pernah sudi menikah sama lo. Semua yang terjadi sekarang hanya akan terjadi sementara. Jadi, lo jangan berharap lebih.”

Letha juga ingin sosok yang menjadi suaminya itu menyentuh kepalanya dan merapalkan do’a dan kemudian shalat Sunnah bersama.

Umi, kenapa harus menitipkan aku pada Bu Jihan? Batinnya berbisik.

Dengan tangan dingin dan gemetar, ia mengasongkan tangannya pada Jay untuk memasangkan cincin kawin di jari manisnya. Letha selalu menjaga supaya tidak bersentuhan dengan yang bukan muhrim nya. Tapi, kini Jay adalah suami sekaligus imamnya, dan artinya Jay sekarang termasuk dalam muhrimnya.

Cincin itu sangat indah. Bentuknya sederhana dengan design mirip dengan mahkota. Kemudian dihiasi dengan permata kecil yang berkilauan. Sayangnya hari ini, baik Letha maupun Jay bukan seorang pasangan Putri dan Pangeran. Mereka menikah karena keadaan. 

Letha pun menyambut tangan Jay dan kemudian mencium tangan pria itu dengan khidmat. Ia merapalakan do’a dalam hati. “Ya Allah … pemilik semua yang ada di langit maupun bumi. Semoga yang hamba pilih sekarang untuk menjadi imam, bisa membimbing hamba menuju Surga-Mu. Jadikanlah kami keluarga sakinnah, mawaddah, dan warohmah.” Karena sesulit apapun kelak ujian yang ada, Surga nya kini ada di suaminya. Untuk itu, ia akan berusaha sebaik mungkin berbakti pada Jericho Orlando, suaminya.

TO BE CONTINUE

Related chapters

  • Istri Rahasia Sang Idol   Kejadian Terulang Lagi

    Letha terdiam membisu bersama Jay yang sedari tadi memejamkan mata dan menyumpal telinganya dengan airpods. Entah apa yang pria itu dengarkan karena ia pun tidak ingin menganggu. Sudah cukup dirinya di benci dan sedari tadi di hadiahi tatapan tajam, ia tidak ingin semakin membuat hari-hari orang di dekatnya kacau.Mereka sekarang sedang menuju ke penthouse milik Jay berada di salahsatu property milik keluarganya atau sekarang bisakah Letha bilang milik ayah mertuanya? Dengan membayangkannya saja sudah membuat ia merinding. Apalagi dengan posisi menantu yang tidak diinginkan.“Ingat baik-baik ini. Gue nggak akan pernah sudi menganggap lo sebagai istri gue. Jadi jaga batasan-batasan lo.”Letha hanya bisa membuang nafas lelah. Ia sudah diingatkan dengan posisinya. Mereka tidak akan pernah bisa berkompromi bukan? Jadi ia akan mengikhaskan nya saja.“Pak, kita sudah sampai,” ucap supir yang sedari tadi membisu. Dengan situasi seperti ini, mustahil jika sang supir tidak mengetahui situasi m

    Last Updated : 2024-07-29
  • Istri Rahasia Sang Idol   Kemurkaan Sang Ayah

    “GILA! APES BANGET GUE JADI MANAGER LO, ANJIR!”“Berisik.”“Tour lo bakal di mulai beberapa hari lagi bego!”“Suka-suka gue.”“Dan liat kondisi lo. Tangan dan kaki lo sekarang malah … APES. APES GUE.”“Bacot.”Andre memang menyebalkan. Ia banyak bicara tetapi disatu sisi Jay sangat membutuhkannya. Siapa lagi yang bisa tahan dengan sikap Jay yang lebih banyak memiliki sifat menyebalkan daripada sifat baiknya.Jay kembali berulah dengan mengendarai mobil ketika sedang mabuk. Jika bukan karena Ayah nya yang memiliki kuasa, mungkin sekarang berita-berita buruk sudah bertebaran baik di televisi maupun surat kabar. Pria itu terlalu sering membuat masalah.“Lo jangan doyan mabuk-mabukan dong, Jay,” ucap Andre dengan nada lelah dan duduk di kursi sebelah ranjang. “Atau minimal telfon gue. Gue waktu itu lagi ada acara, sekarang gue nganggur. Malah kayaknya waktu nganggur gue jadi lebih banyak sekarang. Lo bener-bener bikin gue nggak punya kerjaan.”“Gue lagi pusing.”“Lo pusing, terus mabuk, n

    Last Updated : 2024-07-29
  • Istri Rahasia Sang Idol   Istri Tidak Diakui

    Letha tidak tahu ada masalah apa antara Jay dan juga Ayahnya. Tetapi jika di lihat sekilas, ternyata Ayah mertua Letha itu memiliki perangai yang sangat tegas dan keras. Itu semua terlihat ketika Ayah mertunya langsung menampar pipi dari anaknya sendiri tanpa melihat kondisi pria itu. Letha bahkan langsung berdiri dari duduknya.“Setelah berhasil membunuh, sekarang siapa lagi yang jadi korbannya, Jericho?” tanya Kevin –Ayah Jericho- sambil menatap Jay dengan tatapan tajam yang membuat Letha merinding. “Kenapa kamu jadi pria yang suka mabuk-mabukan? Sudah bosan hidup kamu?”“Lalu kenapa kalau aku bosan hidup? Bukannya Ayah bahagia? Aku nggak akan nyusahin Ayah.”“Siapa yang mengajarkan kamu untuk berkata kurang ajar seperti itu, Jericho?”Letha bingung harus bagaimana di situasi seperti ini. Keringat dingin sudah membasahi seluruh tubuhnya. Ia ingin memberitahu ayah mertuanya jika ini bukan saatnya untuk berdebat, bahkan Jay saja sudah kesulitan bergerak. Letha juga ingin memberitahu J

    Last Updated : 2024-07-29
  • Istri Rahasia Sang Idol   Bertemu Masa Lalu

    “Kenapa Aa memperkenalkan saya sebagai manager?” tanya Letha ketika mereka sudah sampai di hotel. Andre sedang pergi untuk mengurus acara nanti. “Terus gue harus bilang kalau lo itu istri gue? Lo harus tahu dimana posisi lo, Amaletha. Gue nggak pernah setuju untuk nikah sama lo. Ingat itu.” Jay beranjak tertatih dengan kruk yang ia sisipkan di tangannya. Kemudian berbaring dan melempar kruk tadi dengan sembarangan. “Gue mau tidur. Terserah lo mau tidur dimana.” “Tapi, A, kamu belum minum obat. Ini udah sore.” “Jangan ganggu gue,” ucap Jay yang langsung menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal yang tampak hangat. Amaletha hanya berdiri di ruang besar itu dengan pikiran penuh. Entah akan seperti apa pernikahannya ini. Suaminya sendiri tidak mengakui dirinya. Lalu sekarang apa yang harus Letha lakukan? Bolehkah ia menganggap bahwa tidak ada orang yang menyayanginya sekarang? Kepada siapa ia harus mengadu selain sang pemilik segala sesuatu yang ada di langit dan di bum

    Last Updated : 2024-08-30
  • Istri Rahasia Sang Idol   Kehilangan Kehormatan

    Suara dentam music merasuk indra pendengaran. Hilir mudik orang-orang dengan tubuh sempoyongan tampak tidak mengganggu, mereka tampak menikmati apapun yang ada di hadapannya. Lampu berpedar kerlap-kerlip menikmati alunan music yang menghentak. Ditengah-tengah sana, puluhan orang melompat-lompat sekaligus menggerakan badan menikmati dentuman-dentuman suara, kecuali pria berpakaian hitam yang tidak pernah berhenti meneguk cairan berwarna kuning di gelas yang berada di tangannya. Akal sehatnya mulai hilang. Ia bahkan tidak menyadari efek yang akan terjadi akibat ulahnya kali ini. Tangan itu kembali mengambil botol dan menuangkan isinya ke dalam gelas. Ia kembali meneguknya dengan rakus. “BANGSAT!” umpat seseorang langsung duduk di sebelah mejanya sembari memukul kepala pria itu dengan berkas. Ia bahkan melupakan fakta jika yang di pukul tadi adalah orang yang memberinya uang. “Jay Bangsat Orlando lo bener-bener. Ya Tuhan …” Ya, pria itu adalah Jay. Pria yang sudah kehilangan akal seha

    Last Updated : 2024-08-31
  • Istri Rahasia Sang Idol   Kesakitan Letha

    Letha berdiam diri di bawah shower kamar mandi yang baru saja ia booking dengan bantuan Andre. Ia akan berterimakasih nanti pada pria itu. Dengan hati yang nyaris tak berbentuk, ia menggosok tubuh yang meninggalkan banyak tanda, tanpa memperdulikan jika nanti tubuhnya lecet atau bahkan mengeluarkan darah. Tidak ada yang lebih sakit selain hati nya yang rapuh. Air mata tidak pernah berhenti mengalir dari matanya. Jay telah merenggut semuanya. Kehidupan serta kehormatannya. Ketika malam mengerikan itu terjadi, Letha segera mengganti seprai yang terdapat darah miliknya dan memakaikan Jay pakaian. Karena sebenci dan setakut apapun dia pada Jay, pria itu tetap suaminya. Setelah selsai, Letha pergi membawa barang-barang pribadinya. “Umi … Abi … Apa yang harus aku lakukan?” lirihnya menangisi nasib malang yang menimpanya. “Dia tidak memperlakukan aku dengan baik. Aku ingin ikut Umi dan Abi.” Ia terduduk di dinginnya lantai kamar mandi dengan air yang tidak pernah berhenti menyembur dari sh

    Last Updated : 2024-09-01
  • Istri Rahasia Sang Idol   Perang Dingin

    Letha memandang hiruk pikuk kota yang bergerak cepat mengikuti laju mobil yang di naikinya. Sama seperti apa yang dilihatnya sekilas, ia pun ingin melupakan sesuatu yang terjadi pada malam itu. Namun sayang, pikirnya menolak untuk lupa.Kini baik Jay maupun Letha dikelilingi kesunyian. Dulu, kesunyian yang datang tidak sesepi ini. Namun kini kesunyian itu tampak mencekam. Letha duduk sendiri di kursi paling belakang sedangkan Jay duduk bersama dengan Andre di sebelahnya. Mereka sedang menuju salahsatu butik dengan Jay yang merupakan brand ambassador sebelum mereka pulang ke tanah air malam nanti. Dan ini merupakan acara Jay terakhir sebelum hiatus. Walaupun dirinya harus membayar denda akibat kontrak yang tidak terpenuhi. Tetapi tidak mengurangi harta Orlando group.“Ini cuma perasaan gue atau lo berdua beneran lagi berantem?” tanya Andre tanpa menyadari suasana yang sedang panas-panasnya.“Perasaan lo aja.”Andre mengangguk-anggukan kepala dengan khidmat seakan mengerti. Kemudian meno

    Last Updated : 2024-09-02
  • Istri Rahasia Sang Idol   Trauma

    Letha duduk di sebelah panggung berbentuk persegi panjang. Andre tidak ada disana karena mungkin marah pada suaminya itu. Kepala Letha masih terasa sakit dengan hati remuk redam dengan segala hal yang terjadi pada dirinya.Jay berdiri di sana dengan gagah. Tatapan marah dan kata-kata kasarnya seakan hilang di telan bumi. Disana hanya ada Jay yang murah senyum dan humoris. Jay yang beberapa kali dapat membuat satu studio ini tertawa dengan senang. Bukan Jay yang tadi yang membuat Letha menangis dengan sedih.“Hey …”“Astagfirulloh ....”“Eh … sorry sorry. Gue ngagetin lo ya? Ini gue bawa minum,” ucap Andre sembari menyodorkan air mineral ke arahnya. Kemudian duduk di kursi yang ada di sebelah Letha. Letha pun segera mengambil minum itu. “Gue nggak nyangka Bos bisa sekasar itu sama lo. Lo sebenernya ada masalah apa sama bos?”Letha hanya menggeleng pelan dan memusatkan pandangannya pada Jay yang sudah memandangnya dengan tajam di atas sana. Kini apa yang sudah aku lakukan? Batin Letha b

    Last Updated : 2024-09-28

Latest chapter

  • Istri Rahasia Sang Idol   Mengejar Masa Lalu

    Letha benar-benar tidak keluar kamar. Bahkan ketika ia mendengar ketukan dan suara Jay yang marah diikuti dengan suara Andre. Ia pikir dirinya tidak akan membuka mata lagi ketika waktu menujukan pukul tiga subuh. Ia segera mengambil wudhu dan seperti saran dokter ia tidak membasuh tangannya dengan air, ia hanya mengusapnya saja. Tuhan selalu memberikan kemudahan dalam beribadah jika sedang dalam kesulitan. Setelah menunaikan ibadah shalat wajibnya, Letha merasa haus. Dengan masih menggunakan mukena putihnya dan tak lupa memakai masker ia memutar kunci pintu dengan pelan. Dalam hati pun ia berdo’a, semoga dirinya tidak harus bertemu dengan Jay. Ia harap Jay sudah terlelap tidur di kamarnya. Dengan mengucap basmallah, Letha keluar dari kamar. Ruang tamu itu tampak remang. Hanya ada sedikit cahaya lampu dari lampu di nakas. Ia berjalan menuju dapur yang gelap. Tanpa menyalakan lampu, ia mengambil air dan menuangkannya dengan pelan ke dalam gelas, kemud

  • Istri Rahasia Sang Idol   Kemarahan Jay dan Ketakutan Letha

    “Lo ngapain sih, Bos? Kok bisa pingsan gini? Terus tangannya kok bisa kesiram air panas? KDRT ya lo?” Jay yang sudah menahan diri dari tadi segera menginjak kaki Andre. Pria itu tidak berhenti ceramah dari awal masuk dan melihat Letha yang terbaring tidak sadarkan diri di kamarnya. “ASEM … SAKIT, BOS.” “Mulut lo minta di tutup permanen,” ucap Jay tanpa peduli pelototan Andre dan menutup mulutnya dengan tangan. “Lo udah telfon dokter kan?” “Udeh, lagi di jalan mungkin. Lo nggak usah khawatir.” Jay segera memandang Andre dan berujar, “siapa yang khawatir?” “Lo lah!” “Biasa aja.” “Halah … sok-sok an biasa aja padahal khawatir.” “Jangan sampai gue beneran panggil dokter ya.” Andre tanpa sadar menepuk pelan pundak Jay yang masih di bebat oleh perban. Hingga tanpa sadar Jay mengaduh kesakitan. “Heh … kenapa lo?” tanya Andre langsung. Sej

  • Istri Rahasia Sang Idol   Trauma

    Letha duduk di sebelah panggung berbentuk persegi panjang. Andre tidak ada disana karena mungkin marah pada suaminya itu. Kepala Letha masih terasa sakit dengan hati remuk redam dengan segala hal yang terjadi pada dirinya.Jay berdiri di sana dengan gagah. Tatapan marah dan kata-kata kasarnya seakan hilang di telan bumi. Disana hanya ada Jay yang murah senyum dan humoris. Jay yang beberapa kali dapat membuat satu studio ini tertawa dengan senang. Bukan Jay yang tadi yang membuat Letha menangis dengan sedih.“Hey …”“Astagfirulloh ....”“Eh … sorry sorry. Gue ngagetin lo ya? Ini gue bawa minum,” ucap Andre sembari menyodorkan air mineral ke arahnya. Kemudian duduk di kursi yang ada di sebelah Letha. Letha pun segera mengambil minum itu. “Gue nggak nyangka Bos bisa sekasar itu sama lo. Lo sebenernya ada masalah apa sama bos?”Letha hanya menggeleng pelan dan memusatkan pandangannya pada Jay yang sudah memandangnya dengan tajam di atas sana. Kini apa yang sudah aku lakukan? Batin Letha b

  • Istri Rahasia Sang Idol   Perang Dingin

    Letha memandang hiruk pikuk kota yang bergerak cepat mengikuti laju mobil yang di naikinya. Sama seperti apa yang dilihatnya sekilas, ia pun ingin melupakan sesuatu yang terjadi pada malam itu. Namun sayang, pikirnya menolak untuk lupa.Kini baik Jay maupun Letha dikelilingi kesunyian. Dulu, kesunyian yang datang tidak sesepi ini. Namun kini kesunyian itu tampak mencekam. Letha duduk sendiri di kursi paling belakang sedangkan Jay duduk bersama dengan Andre di sebelahnya. Mereka sedang menuju salahsatu butik dengan Jay yang merupakan brand ambassador sebelum mereka pulang ke tanah air malam nanti. Dan ini merupakan acara Jay terakhir sebelum hiatus. Walaupun dirinya harus membayar denda akibat kontrak yang tidak terpenuhi. Tetapi tidak mengurangi harta Orlando group.“Ini cuma perasaan gue atau lo berdua beneran lagi berantem?” tanya Andre tanpa menyadari suasana yang sedang panas-panasnya.“Perasaan lo aja.”Andre mengangguk-anggukan kepala dengan khidmat seakan mengerti. Kemudian meno

  • Istri Rahasia Sang Idol   Kesakitan Letha

    Letha berdiam diri di bawah shower kamar mandi yang baru saja ia booking dengan bantuan Andre. Ia akan berterimakasih nanti pada pria itu. Dengan hati yang nyaris tak berbentuk, ia menggosok tubuh yang meninggalkan banyak tanda, tanpa memperdulikan jika nanti tubuhnya lecet atau bahkan mengeluarkan darah. Tidak ada yang lebih sakit selain hati nya yang rapuh. Air mata tidak pernah berhenti mengalir dari matanya. Jay telah merenggut semuanya. Kehidupan serta kehormatannya. Ketika malam mengerikan itu terjadi, Letha segera mengganti seprai yang terdapat darah miliknya dan memakaikan Jay pakaian. Karena sebenci dan setakut apapun dia pada Jay, pria itu tetap suaminya. Setelah selsai, Letha pergi membawa barang-barang pribadinya. “Umi … Abi … Apa yang harus aku lakukan?” lirihnya menangisi nasib malang yang menimpanya. “Dia tidak memperlakukan aku dengan baik. Aku ingin ikut Umi dan Abi.” Ia terduduk di dinginnya lantai kamar mandi dengan air yang tidak pernah berhenti menyembur dari sh

  • Istri Rahasia Sang Idol   Kehilangan Kehormatan

    Suara dentam music merasuk indra pendengaran. Hilir mudik orang-orang dengan tubuh sempoyongan tampak tidak mengganggu, mereka tampak menikmati apapun yang ada di hadapannya. Lampu berpedar kerlap-kerlip menikmati alunan music yang menghentak. Ditengah-tengah sana, puluhan orang melompat-lompat sekaligus menggerakan badan menikmati dentuman-dentuman suara, kecuali pria berpakaian hitam yang tidak pernah berhenti meneguk cairan berwarna kuning di gelas yang berada di tangannya. Akal sehatnya mulai hilang. Ia bahkan tidak menyadari efek yang akan terjadi akibat ulahnya kali ini. Tangan itu kembali mengambil botol dan menuangkan isinya ke dalam gelas. Ia kembali meneguknya dengan rakus. “BANGSAT!” umpat seseorang langsung duduk di sebelah mejanya sembari memukul kepala pria itu dengan berkas. Ia bahkan melupakan fakta jika yang di pukul tadi adalah orang yang memberinya uang. “Jay Bangsat Orlando lo bener-bener. Ya Tuhan …” Ya, pria itu adalah Jay. Pria yang sudah kehilangan akal seha

  • Istri Rahasia Sang Idol   Bertemu Masa Lalu

    “Kenapa Aa memperkenalkan saya sebagai manager?” tanya Letha ketika mereka sudah sampai di hotel. Andre sedang pergi untuk mengurus acara nanti. “Terus gue harus bilang kalau lo itu istri gue? Lo harus tahu dimana posisi lo, Amaletha. Gue nggak pernah setuju untuk nikah sama lo. Ingat itu.” Jay beranjak tertatih dengan kruk yang ia sisipkan di tangannya. Kemudian berbaring dan melempar kruk tadi dengan sembarangan. “Gue mau tidur. Terserah lo mau tidur dimana.” “Tapi, A, kamu belum minum obat. Ini udah sore.” “Jangan ganggu gue,” ucap Jay yang langsung menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal yang tampak hangat. Amaletha hanya berdiri di ruang besar itu dengan pikiran penuh. Entah akan seperti apa pernikahannya ini. Suaminya sendiri tidak mengakui dirinya. Lalu sekarang apa yang harus Letha lakukan? Bolehkah ia menganggap bahwa tidak ada orang yang menyayanginya sekarang? Kepada siapa ia harus mengadu selain sang pemilik segala sesuatu yang ada di langit dan di bum

  • Istri Rahasia Sang Idol   Istri Tidak Diakui

    Letha tidak tahu ada masalah apa antara Jay dan juga Ayahnya. Tetapi jika di lihat sekilas, ternyata Ayah mertua Letha itu memiliki perangai yang sangat tegas dan keras. Itu semua terlihat ketika Ayah mertunya langsung menampar pipi dari anaknya sendiri tanpa melihat kondisi pria itu. Letha bahkan langsung berdiri dari duduknya.“Setelah berhasil membunuh, sekarang siapa lagi yang jadi korbannya, Jericho?” tanya Kevin –Ayah Jericho- sambil menatap Jay dengan tatapan tajam yang membuat Letha merinding. “Kenapa kamu jadi pria yang suka mabuk-mabukan? Sudah bosan hidup kamu?”“Lalu kenapa kalau aku bosan hidup? Bukannya Ayah bahagia? Aku nggak akan nyusahin Ayah.”“Siapa yang mengajarkan kamu untuk berkata kurang ajar seperti itu, Jericho?”Letha bingung harus bagaimana di situasi seperti ini. Keringat dingin sudah membasahi seluruh tubuhnya. Ia ingin memberitahu ayah mertuanya jika ini bukan saatnya untuk berdebat, bahkan Jay saja sudah kesulitan bergerak. Letha juga ingin memberitahu J

  • Istri Rahasia Sang Idol   Kemurkaan Sang Ayah

    “GILA! APES BANGET GUE JADI MANAGER LO, ANJIR!”“Berisik.”“Tour lo bakal di mulai beberapa hari lagi bego!”“Suka-suka gue.”“Dan liat kondisi lo. Tangan dan kaki lo sekarang malah … APES. APES GUE.”“Bacot.”Andre memang menyebalkan. Ia banyak bicara tetapi disatu sisi Jay sangat membutuhkannya. Siapa lagi yang bisa tahan dengan sikap Jay yang lebih banyak memiliki sifat menyebalkan daripada sifat baiknya.Jay kembali berulah dengan mengendarai mobil ketika sedang mabuk. Jika bukan karena Ayah nya yang memiliki kuasa, mungkin sekarang berita-berita buruk sudah bertebaran baik di televisi maupun surat kabar. Pria itu terlalu sering membuat masalah.“Lo jangan doyan mabuk-mabukan dong, Jay,” ucap Andre dengan nada lelah dan duduk di kursi sebelah ranjang. “Atau minimal telfon gue. Gue waktu itu lagi ada acara, sekarang gue nganggur. Malah kayaknya waktu nganggur gue jadi lebih banyak sekarang. Lo bener-bener bikin gue nggak punya kerjaan.”“Gue lagi pusing.”“Lo pusing, terus mabuk, n

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status