Home / Pernikahan / Istri Rahasia Sang Idol / Kemurkaan Sang Ayah

Share

Kemurkaan Sang Ayah

Author: Beientang
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“GILA! APES BANGET GUE JADI MANAGER LO, ANJIR!”

“Berisik.”

“Tour lo bakal di mulai beberapa hari lagi bego!”

“Suka-suka gue.”

“Dan liat kondisi lo. Tangan dan kaki lo sekarang malah … APES. APES GUE.”

“Bacot.”

Andre memang menyebalkan. Ia banyak bicara tetapi disatu sisi Jay sangat membutuhkannya. Siapa lagi yang bisa tahan dengan sikap Jay yang lebih banyak memiliki sifat menyebalkan daripada sifat baiknya.

Jay kembali berulah dengan mengendarai mobil ketika sedang mabuk. Jika bukan karena Ayah nya yang memiliki kuasa, mungkin sekarang berita-berita buruk sudah bertebaran baik di televisi maupun surat kabar. Pria itu terlalu sering membuat masalah.

“Lo jangan doyan mabuk-mabukan dong, Jay,” ucap Andre dengan nada lelah dan duduk di kursi sebelah ranjang. “Atau minimal telfon gue. Gue waktu itu lagi ada acara, sekarang gue nganggur. Malah kayaknya waktu nganggur gue jadi lebih banyak sekarang. Lo bener-bener bikin gue nggak punya kerjaan.”

“Gue lagi pusing.”

“Lo pusing, terus mabuk, nambah-nambah pikiran bego. Lo liat kondisi lo sekarang.”

Jay tidak sadar jika mobilnya oleng dan menabrak pembatas jalan. Sehingga kaki dan tangannya terjepit. Kini kaki dan tangannya di gips. Untuk yang bagian tangan ia juga memakai penyangga kain yang digantungan ke leher dan juga sebelah tangannya. Terdengar ribet, tetapi ini untuk kesembuhannya. Dan yang paling buruk lagi, lima hari dari sekarang Jay akan tour keluar kota. Itulah yang membuat Andre kelimpungan sekarang.

“Udah terlanjur.”

“Anjrit. Asem banget lo,” ucap Andre dengan memukul paha Jay, sehingga pria itu mengerang kesakitan.”

“Gue udah telepon istri lo.”

Jay membeku. Ia lupa jika sekarang memiliki istri yang tidak ingin ia lihat wajahnya. “Ngapain lo telfon dia? Gue bisa urus diri gue sendiri.”

“Heh … Kupret. Selama ini gue yang nyiapin kebutuhan lo. Mana ada Jay mengurus diri sendiri.”

“Terserahlah.”

“HEH! LO --”

Tiba-tiba pintu kamar rawat itu di ketuk dari luar. Jay dan Andre langsung menoleh kea rah pintu yang perlahan-lahan terbuka. Sebenarnya Andre sudah menebak siapa yang akan datang. Karena jika itu orang terdekat dari bos nya ini pasti pintu itu akan langsung terbuka.

“Assalamu’alaikum.” Suara merdu itu langsung mengisi ruangan yang hening karena menunggu sang tamu membuka pintu. “Saya izin masuk, A.”

Jay membuang pandangan. Enggan melihat perempuan yang menjadi istrinya itu, walaupun wajahnya tertutup masker, ia masih menyimpan kebenciannya. Sedangkan Andre, pria itu langsung heboh dan bertepuk tangan. Ingatkan Jay untuk merekrut pria itu sebagai penonton bayaran karena kehebohannya.

“Wa’alaikumsalam, Istri Pak Bos alias Bu Bos.”

“Ck … lebay.”

Letha membuka pintu kemudian menutupnya lagi dengan pelan. Jay enggan menyapa, jadi ia segera membuang pandangan ketika Letha sudah ada di sebelahnya.

“Kamu nggak apa-apa, A? Kenapa nggak bilang kalau kamu kecelakaan? Apa kata dokter?”

“Berisik.” Badannya sudah sangat sakit. Mendengar pertanyaan yang beruntun seperti itu hanya membuat badannya  semakin sakit, walaupun memang ia akui suara Letha itu sangat amat lembut. Tetapi tetap saja lebih baik perempuan itu diam.

Ah … sudahlah. Abaikan saja perempuan itu, karena kini sepertinya obat bius sepertinya sudah mulai hilang dari tubuhnya.

“Jangan durhaka sama istri, Bos. Kualat lo. Mau di kutuk jadi kodok lo.”

“Pak Andre makasih karena sudah menjaga dan mengabari saya.”

“BAPAK?!”

“Mampus,” ucap Jay di sela-sela rasa sakitnya. Ia sudah tidak enak tidur sedari tadi. “Cocok.”

“Sial – Eh … maksudnya jangan panggil gue Bapak, Letha. Gue belum jadi Bapak-Bapak. Nanti kalau si bos punya anak, baru gue izinin dia panggil gue Bapak.”

“Jijik.”

“Diem lo, kupret. Lo nggak di ajak,” ucap Andre. Kemudian ia memperhatikan Jay yang sedari tadi terus berpindah posisi. “Kenapa lo? Sakit? Syukurin.”

“Sialan.”

“Aa, Kenapa? Sakit badannya? Saya panggil dokter ya?” tanya Letha dengan wajah panic.

“Jangan sok peduli lo sama gue,” jawab Jay. Ia tidak peduli pada perempuan itu karena jika berhubungan dengan Letha hidupnya akan terus sial seperti sekarang. “Panggilin dokter, Dre.”

“Ogah. Ada istri lo.” Andre sedang bersikap kurang ajar sekarang. Awas saja jika ia sudah pulih, Jay akan menghadiahi pukulan cinta. “Ayo … Letha, silakan diurus suaminya.”

“Sialan. Gue potong gaji lo.”

“Bodo amat. Gue mau jadi penonton keromantisan suamu-istri baru.” Andre kemudian duduk di sofa ruang VVIP itu dengan santai ketika dokter datang. Tadi Letha langsung menekan tombol yang ada di atas ranjang ketika Jay dan Andre sedang berdebat.

“Sepertinya obat bius tadi sudah habis. Saya akan menyuntikan obat Pereda sakit supaya Pak Jay bisa tidur.”

Setelah disuntik dan dokter pergi kantuk mulai merasuki Jay. Matanya mulai sayu dan tertidur. Tetapi mulutnya masih bisa mnegucapkan sesuatu pada Letha.

“Lo jangan pura-pura baik sama gue. Gue benci lo.”

***

Letha masuk kembali ke ruang rawat Jay, setelah tadi dipanggil oleh dokter untuk membahas tentang apa yang harus dilakukan pada perawatan tangan dan kaki Jay yang masih di gips. Ia melihat laki-laki itu sedang kesulitan untuk memasukan makanan ke mulutnya dengan tangan kiri. Andre sudah pergi pagi-pagi tadi karena ada urusan terkait jadwal tour Jay.

“Biar saya suapi, A,” ucap Letha ketika sudah sampai di sebelah ranjang Jay.

“Nggak.”

Namun yang terjadi malah makanan yang ada di sendok itu meluncur dengan mulus di baju yang di kenakan Jay. Sontak umpatan langsung terdengar memenuhi ruangan itu.

“Ayo, A. Saya bantu. Izinkan saya untuk mengabdi padamu sebagai istri,” ucap Letha langsung mengambil sendok yang tadi di pegang oleh tangan kiri Jay. “Nanti saya bereskan. Aa harus minum obat setelah ini.”

Jay hanya bisa merotasikan bola matanya. Letha duduk di ranjang dan kemudian mulai menyendokan nasi beserta lauk pauk nya. “Ayo, A. Buka mulutnya.”

Mungkin karena tidak ada pilihan akhirnya Jay membuka mulutnya dan mengunyah dengan pelan. “Gue mau minum.”

Letha segera mengambil minum yang ada di nakas dan menyerahkannya pada Jay. Setelah itu kembali menyimpannya dan kembali menyuapi suaminya itu.

“Kata dokter Aa harus istirahat dulu. Tangan dan kaki Aa tidak boleh banyak di gerakan untuk sementara.”

Letha mengatakan pada Jay tentang perkembangan yang tadi ia dengar dari dokter. Tetapi respon yang ia dapat hanya tatapan tajam dari pria itu. Entah  kesalahan apa yang Letha ucapkan. Tetapi, sepertinya ia tidak mengatakan sesuatu yang buruk.

“Say -- ”

Tiba-tiba pintu di buka dengan sangat kencang sehingga menimbulakan suara yang memekakan telinga. Letha bahkan langsung beristigfar.

“Kali ini apa yang kamu lakukan, Jericho? Kenapa kamu hanya bisa berulah saja?!”

***

TO BE CONTINUE

Related chapters

  • Istri Rahasia Sang Idol   Istri Tidak Diakui

    Letha tidak tahu ada masalah apa antara Jay dan juga Ayahnya. Tetapi jika di lihat sekilas, ternyata Ayah mertua Letha itu memiliki perangai yang sangat tegas dan keras. Itu semua terlihat ketika Ayah mertunya langsung menampar pipi dari anaknya sendiri tanpa melihat kondisi pria itu. Letha bahkan langsung berdiri dari duduknya.“Setelah berhasil membunuh, sekarang siapa lagi yang jadi korbannya, Jericho?” tanya Kevin –Ayah Jericho- sambil menatap Jay dengan tatapan tajam yang membuat Letha merinding. “Kenapa kamu jadi pria yang suka mabuk-mabukan? Sudah bosan hidup kamu?”“Lalu kenapa kalau aku bosan hidup? Bukannya Ayah bahagia? Aku nggak akan nyusahin Ayah.”“Siapa yang mengajarkan kamu untuk berkata kurang ajar seperti itu, Jericho?”Letha bingung harus bagaimana di situasi seperti ini. Keringat dingin sudah membasahi seluruh tubuhnya. Ia ingin memberitahu ayah mertuanya jika ini bukan saatnya untuk berdebat, bahkan Jay saja sudah kesulitan bergerak. Letha juga ingin memberitahu J

  • Istri Rahasia Sang Idol   Bertemu Masa Lalu

    “Kenapa Aa memperkenalkan saya sebagai manager?” tanya Letha ketika mereka sudah sampai di hotel. Andre sedang pergi untuk mengurus acara nanti. “Terus gue harus bilang kalau lo itu istri gue? Lo harus tahu dimana posisi lo, Amaletha. Gue nggak pernah setuju untuk nikah sama lo. Ingat itu.” Jay beranjak tertatih dengan kruk yang ia sisipkan di tangannya. Kemudian berbaring dan melempar kruk tadi dengan sembarangan. “Gue mau tidur. Terserah lo mau tidur dimana.” “Tapi, A, kamu belum minum obat. Ini udah sore.” “Jangan ganggu gue,” ucap Jay yang langsung menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal yang tampak hangat. Amaletha hanya berdiri di ruang besar itu dengan pikiran penuh. Entah akan seperti apa pernikahannya ini. Suaminya sendiri tidak mengakui dirinya. Lalu sekarang apa yang harus Letha lakukan? Bolehkah ia menganggap bahwa tidak ada orang yang menyayanginya sekarang? Kepada siapa ia harus mengadu selain sang pemilik segala sesuatu yang ada di langit dan di bum

  • Istri Rahasia Sang Idol   Kehilangan Kehormatan

    Suara dentam music merasuk indra pendengaran. Hilir mudik orang-orang dengan tubuh sempoyongan tampak tidak mengganggu, mereka tampak menikmati apapun yang ada di hadapannya. Lampu berpedar kerlap-kerlip menikmati alunan music yang menghentak. Ditengah-tengah sana, puluhan orang melompat-lompat sekaligus menggerakan badan menikmati dentuman-dentuman suara, kecuali pria berpakaian hitam yang tidak pernah berhenti meneguk cairan berwarna kuning di gelas yang berada di tangannya. Akal sehatnya mulai hilang. Ia bahkan tidak menyadari efek yang akan terjadi akibat ulahnya kali ini. Tangan itu kembali mengambil botol dan menuangkan isinya ke dalam gelas. Ia kembali meneguknya dengan rakus. “BANGSAT!” umpat seseorang langsung duduk di sebelah mejanya sembari memukul kepala pria itu dengan berkas. Ia bahkan melupakan fakta jika yang di pukul tadi adalah orang yang memberinya uang. “Jay Bangsat Orlando lo bener-bener. Ya Tuhan …” Ya, pria itu adalah Jay. Pria yang sudah kehilangan akal seha

  • Istri Rahasia Sang Idol   Kesakitan Letha

    Letha berdiam diri di bawah shower kamar mandi yang baru saja ia booking dengan bantuan Andre. Ia akan berterimakasih nanti pada pria itu. Dengan hati yang nyaris tak berbentuk, ia menggosok tubuh yang meninggalkan banyak tanda, tanpa memperdulikan jika nanti tubuhnya lecet atau bahkan mengeluarkan darah. Tidak ada yang lebih sakit selain hati nya yang rapuh. Air mata tidak pernah berhenti mengalir dari matanya. Jay telah merenggut semuanya. Kehidupan serta kehormatannya. Ketika malam mengerikan itu terjadi, Letha segera mengganti seprai yang terdapat darah miliknya dan memakaikan Jay pakaian. Karena sebenci dan setakut apapun dia pada Jay, pria itu tetap suaminya. Setelah selsai, Letha pergi membawa barang-barang pribadinya. “Umi … Abi … Apa yang harus aku lakukan?” lirihnya menangisi nasib malang yang menimpanya. “Dia tidak memperlakukan aku dengan baik. Aku ingin ikut Umi dan Abi.” Ia terduduk di dinginnya lantai kamar mandi dengan air yang tidak pernah berhenti menyembur dari sh

  • Istri Rahasia Sang Idol   Perang Dingin

    Letha memandang hiruk pikuk kota yang bergerak cepat mengikuti laju mobil yang di naikinya. Sama seperti apa yang dilihatnya sekilas, ia pun ingin melupakan sesuatu yang terjadi pada malam itu. Namun sayang, pikirnya menolak untuk lupa.Kini baik Jay maupun Letha dikelilingi kesunyian. Dulu, kesunyian yang datang tidak sesepi ini. Namun kini kesunyian itu tampak mencekam. Letha duduk sendiri di kursi paling belakang sedangkan Jay duduk bersama dengan Andre di sebelahnya. Mereka sedang menuju salahsatu butik dengan Jay yang merupakan brand ambassador sebelum mereka pulang ke tanah air malam nanti. Dan ini merupakan acara Jay terakhir sebelum hiatus. Walaupun dirinya harus membayar denda akibat kontrak yang tidak terpenuhi. Tetapi tidak mengurangi harta Orlando group.“Ini cuma perasaan gue atau lo berdua beneran lagi berantem?” tanya Andre tanpa menyadari suasana yang sedang panas-panasnya.“Perasaan lo aja.”Andre mengangguk-anggukan kepala dengan khidmat seakan mengerti. Kemudian meno

  • Istri Rahasia Sang Idol   Trauma

    Letha duduk di sebelah panggung berbentuk persegi panjang. Andre tidak ada disana karena mungkin marah pada suaminya itu. Kepala Letha masih terasa sakit dengan hati remuk redam dengan segala hal yang terjadi pada dirinya.Jay berdiri di sana dengan gagah. Tatapan marah dan kata-kata kasarnya seakan hilang di telan bumi. Disana hanya ada Jay yang murah senyum dan humoris. Jay yang beberapa kali dapat membuat satu studio ini tertawa dengan senang. Bukan Jay yang tadi yang membuat Letha menangis dengan sedih.“Hey …”“Astagfirulloh ....”“Eh … sorry sorry. Gue ngagetin lo ya? Ini gue bawa minum,” ucap Andre sembari menyodorkan air mineral ke arahnya. Kemudian duduk di kursi yang ada di sebelah Letha. Letha pun segera mengambil minum itu. “Gue nggak nyangka Bos bisa sekasar itu sama lo. Lo sebenernya ada masalah apa sama bos?”Letha hanya menggeleng pelan dan memusatkan pandangannya pada Jay yang sudah memandangnya dengan tajam di atas sana. Kini apa yang sudah aku lakukan? Batin Letha b

  • Istri Rahasia Sang Idol   Kemarahan Jay dan Ketakutan Letha

    “Lo ngapain sih, Bos? Kok bisa pingsan gini? Terus tangannya kok bisa kesiram air panas? KDRT ya lo?” Jay yang sudah menahan diri dari tadi segera menginjak kaki Andre. Pria itu tidak berhenti ceramah dari awal masuk dan melihat Letha yang terbaring tidak sadarkan diri di kamarnya. “ASEM … SAKIT, BOS.” “Mulut lo minta di tutup permanen,” ucap Jay tanpa peduli pelototan Andre dan menutup mulutnya dengan tangan. “Lo udah telfon dokter kan?” “Udeh, lagi di jalan mungkin. Lo nggak usah khawatir.” Jay segera memandang Andre dan berujar, “siapa yang khawatir?” “Lo lah!” “Biasa aja.” “Halah … sok-sok an biasa aja padahal khawatir.” “Jangan sampai gue beneran panggil dokter ya.” Andre tanpa sadar menepuk pelan pundak Jay yang masih di bebat oleh perban. Hingga tanpa sadar Jay mengaduh kesakitan. “Heh … kenapa lo?” tanya Andre langsung. Sej

  • Istri Rahasia Sang Idol   Mengejar Masa Lalu

    Letha benar-benar tidak keluar kamar. Bahkan ketika ia mendengar ketukan dan suara Jay yang marah diikuti dengan suara Andre. Ia pikir dirinya tidak akan membuka mata lagi ketika waktu menujukan pukul tiga subuh. Ia segera mengambil wudhu dan seperti saran dokter ia tidak membasuh tangannya dengan air, ia hanya mengusapnya saja. Tuhan selalu memberikan kemudahan dalam beribadah jika sedang dalam kesulitan. Setelah menunaikan ibadah shalat wajibnya, Letha merasa haus. Dengan masih menggunakan mukena putihnya dan tak lupa memakai masker ia memutar kunci pintu dengan pelan. Dalam hati pun ia berdo’a, semoga dirinya tidak harus bertemu dengan Jay. Ia harap Jay sudah terlelap tidur di kamarnya. Dengan mengucap basmallah, Letha keluar dari kamar. Ruang tamu itu tampak remang. Hanya ada sedikit cahaya lampu dari lampu di nakas. Ia berjalan menuju dapur yang gelap. Tanpa menyalakan lampu, ia mengambil air dan menuangkannya dengan pelan ke dalam gelas, kemud

Latest chapter

  • Istri Rahasia Sang Idol   Mengejar Masa Lalu

    Letha benar-benar tidak keluar kamar. Bahkan ketika ia mendengar ketukan dan suara Jay yang marah diikuti dengan suara Andre. Ia pikir dirinya tidak akan membuka mata lagi ketika waktu menujukan pukul tiga subuh. Ia segera mengambil wudhu dan seperti saran dokter ia tidak membasuh tangannya dengan air, ia hanya mengusapnya saja. Tuhan selalu memberikan kemudahan dalam beribadah jika sedang dalam kesulitan. Setelah menunaikan ibadah shalat wajibnya, Letha merasa haus. Dengan masih menggunakan mukena putihnya dan tak lupa memakai masker ia memutar kunci pintu dengan pelan. Dalam hati pun ia berdo’a, semoga dirinya tidak harus bertemu dengan Jay. Ia harap Jay sudah terlelap tidur di kamarnya. Dengan mengucap basmallah, Letha keluar dari kamar. Ruang tamu itu tampak remang. Hanya ada sedikit cahaya lampu dari lampu di nakas. Ia berjalan menuju dapur yang gelap. Tanpa menyalakan lampu, ia mengambil air dan menuangkannya dengan pelan ke dalam gelas, kemud

  • Istri Rahasia Sang Idol   Kemarahan Jay dan Ketakutan Letha

    “Lo ngapain sih, Bos? Kok bisa pingsan gini? Terus tangannya kok bisa kesiram air panas? KDRT ya lo?” Jay yang sudah menahan diri dari tadi segera menginjak kaki Andre. Pria itu tidak berhenti ceramah dari awal masuk dan melihat Letha yang terbaring tidak sadarkan diri di kamarnya. “ASEM … SAKIT, BOS.” “Mulut lo minta di tutup permanen,” ucap Jay tanpa peduli pelototan Andre dan menutup mulutnya dengan tangan. “Lo udah telfon dokter kan?” “Udeh, lagi di jalan mungkin. Lo nggak usah khawatir.” Jay segera memandang Andre dan berujar, “siapa yang khawatir?” “Lo lah!” “Biasa aja.” “Halah … sok-sok an biasa aja padahal khawatir.” “Jangan sampai gue beneran panggil dokter ya.” Andre tanpa sadar menepuk pelan pundak Jay yang masih di bebat oleh perban. Hingga tanpa sadar Jay mengaduh kesakitan. “Heh … kenapa lo?” tanya Andre langsung. Sej

  • Istri Rahasia Sang Idol   Trauma

    Letha duduk di sebelah panggung berbentuk persegi panjang. Andre tidak ada disana karena mungkin marah pada suaminya itu. Kepala Letha masih terasa sakit dengan hati remuk redam dengan segala hal yang terjadi pada dirinya.Jay berdiri di sana dengan gagah. Tatapan marah dan kata-kata kasarnya seakan hilang di telan bumi. Disana hanya ada Jay yang murah senyum dan humoris. Jay yang beberapa kali dapat membuat satu studio ini tertawa dengan senang. Bukan Jay yang tadi yang membuat Letha menangis dengan sedih.“Hey …”“Astagfirulloh ....”“Eh … sorry sorry. Gue ngagetin lo ya? Ini gue bawa minum,” ucap Andre sembari menyodorkan air mineral ke arahnya. Kemudian duduk di kursi yang ada di sebelah Letha. Letha pun segera mengambil minum itu. “Gue nggak nyangka Bos bisa sekasar itu sama lo. Lo sebenernya ada masalah apa sama bos?”Letha hanya menggeleng pelan dan memusatkan pandangannya pada Jay yang sudah memandangnya dengan tajam di atas sana. Kini apa yang sudah aku lakukan? Batin Letha b

  • Istri Rahasia Sang Idol   Perang Dingin

    Letha memandang hiruk pikuk kota yang bergerak cepat mengikuti laju mobil yang di naikinya. Sama seperti apa yang dilihatnya sekilas, ia pun ingin melupakan sesuatu yang terjadi pada malam itu. Namun sayang, pikirnya menolak untuk lupa.Kini baik Jay maupun Letha dikelilingi kesunyian. Dulu, kesunyian yang datang tidak sesepi ini. Namun kini kesunyian itu tampak mencekam. Letha duduk sendiri di kursi paling belakang sedangkan Jay duduk bersama dengan Andre di sebelahnya. Mereka sedang menuju salahsatu butik dengan Jay yang merupakan brand ambassador sebelum mereka pulang ke tanah air malam nanti. Dan ini merupakan acara Jay terakhir sebelum hiatus. Walaupun dirinya harus membayar denda akibat kontrak yang tidak terpenuhi. Tetapi tidak mengurangi harta Orlando group.“Ini cuma perasaan gue atau lo berdua beneran lagi berantem?” tanya Andre tanpa menyadari suasana yang sedang panas-panasnya.“Perasaan lo aja.”Andre mengangguk-anggukan kepala dengan khidmat seakan mengerti. Kemudian meno

  • Istri Rahasia Sang Idol   Kesakitan Letha

    Letha berdiam diri di bawah shower kamar mandi yang baru saja ia booking dengan bantuan Andre. Ia akan berterimakasih nanti pada pria itu. Dengan hati yang nyaris tak berbentuk, ia menggosok tubuh yang meninggalkan banyak tanda, tanpa memperdulikan jika nanti tubuhnya lecet atau bahkan mengeluarkan darah. Tidak ada yang lebih sakit selain hati nya yang rapuh. Air mata tidak pernah berhenti mengalir dari matanya. Jay telah merenggut semuanya. Kehidupan serta kehormatannya. Ketika malam mengerikan itu terjadi, Letha segera mengganti seprai yang terdapat darah miliknya dan memakaikan Jay pakaian. Karena sebenci dan setakut apapun dia pada Jay, pria itu tetap suaminya. Setelah selsai, Letha pergi membawa barang-barang pribadinya. “Umi … Abi … Apa yang harus aku lakukan?” lirihnya menangisi nasib malang yang menimpanya. “Dia tidak memperlakukan aku dengan baik. Aku ingin ikut Umi dan Abi.” Ia terduduk di dinginnya lantai kamar mandi dengan air yang tidak pernah berhenti menyembur dari sh

  • Istri Rahasia Sang Idol   Kehilangan Kehormatan

    Suara dentam music merasuk indra pendengaran. Hilir mudik orang-orang dengan tubuh sempoyongan tampak tidak mengganggu, mereka tampak menikmati apapun yang ada di hadapannya. Lampu berpedar kerlap-kerlip menikmati alunan music yang menghentak. Ditengah-tengah sana, puluhan orang melompat-lompat sekaligus menggerakan badan menikmati dentuman-dentuman suara, kecuali pria berpakaian hitam yang tidak pernah berhenti meneguk cairan berwarna kuning di gelas yang berada di tangannya. Akal sehatnya mulai hilang. Ia bahkan tidak menyadari efek yang akan terjadi akibat ulahnya kali ini. Tangan itu kembali mengambil botol dan menuangkan isinya ke dalam gelas. Ia kembali meneguknya dengan rakus. “BANGSAT!” umpat seseorang langsung duduk di sebelah mejanya sembari memukul kepala pria itu dengan berkas. Ia bahkan melupakan fakta jika yang di pukul tadi adalah orang yang memberinya uang. “Jay Bangsat Orlando lo bener-bener. Ya Tuhan …” Ya, pria itu adalah Jay. Pria yang sudah kehilangan akal seha

  • Istri Rahasia Sang Idol   Bertemu Masa Lalu

    “Kenapa Aa memperkenalkan saya sebagai manager?” tanya Letha ketika mereka sudah sampai di hotel. Andre sedang pergi untuk mengurus acara nanti. “Terus gue harus bilang kalau lo itu istri gue? Lo harus tahu dimana posisi lo, Amaletha. Gue nggak pernah setuju untuk nikah sama lo. Ingat itu.” Jay beranjak tertatih dengan kruk yang ia sisipkan di tangannya. Kemudian berbaring dan melempar kruk tadi dengan sembarangan. “Gue mau tidur. Terserah lo mau tidur dimana.” “Tapi, A, kamu belum minum obat. Ini udah sore.” “Jangan ganggu gue,” ucap Jay yang langsung menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal yang tampak hangat. Amaletha hanya berdiri di ruang besar itu dengan pikiran penuh. Entah akan seperti apa pernikahannya ini. Suaminya sendiri tidak mengakui dirinya. Lalu sekarang apa yang harus Letha lakukan? Bolehkah ia menganggap bahwa tidak ada orang yang menyayanginya sekarang? Kepada siapa ia harus mengadu selain sang pemilik segala sesuatu yang ada di langit dan di bum

  • Istri Rahasia Sang Idol   Istri Tidak Diakui

    Letha tidak tahu ada masalah apa antara Jay dan juga Ayahnya. Tetapi jika di lihat sekilas, ternyata Ayah mertua Letha itu memiliki perangai yang sangat tegas dan keras. Itu semua terlihat ketika Ayah mertunya langsung menampar pipi dari anaknya sendiri tanpa melihat kondisi pria itu. Letha bahkan langsung berdiri dari duduknya.“Setelah berhasil membunuh, sekarang siapa lagi yang jadi korbannya, Jericho?” tanya Kevin –Ayah Jericho- sambil menatap Jay dengan tatapan tajam yang membuat Letha merinding. “Kenapa kamu jadi pria yang suka mabuk-mabukan? Sudah bosan hidup kamu?”“Lalu kenapa kalau aku bosan hidup? Bukannya Ayah bahagia? Aku nggak akan nyusahin Ayah.”“Siapa yang mengajarkan kamu untuk berkata kurang ajar seperti itu, Jericho?”Letha bingung harus bagaimana di situasi seperti ini. Keringat dingin sudah membasahi seluruh tubuhnya. Ia ingin memberitahu ayah mertuanya jika ini bukan saatnya untuk berdebat, bahkan Jay saja sudah kesulitan bergerak. Letha juga ingin memberitahu J

  • Istri Rahasia Sang Idol   Kemurkaan Sang Ayah

    “GILA! APES BANGET GUE JADI MANAGER LO, ANJIR!”“Berisik.”“Tour lo bakal di mulai beberapa hari lagi bego!”“Suka-suka gue.”“Dan liat kondisi lo. Tangan dan kaki lo sekarang malah … APES. APES GUE.”“Bacot.”Andre memang menyebalkan. Ia banyak bicara tetapi disatu sisi Jay sangat membutuhkannya. Siapa lagi yang bisa tahan dengan sikap Jay yang lebih banyak memiliki sifat menyebalkan daripada sifat baiknya.Jay kembali berulah dengan mengendarai mobil ketika sedang mabuk. Jika bukan karena Ayah nya yang memiliki kuasa, mungkin sekarang berita-berita buruk sudah bertebaran baik di televisi maupun surat kabar. Pria itu terlalu sering membuat masalah.“Lo jangan doyan mabuk-mabukan dong, Jay,” ucap Andre dengan nada lelah dan duduk di kursi sebelah ranjang. “Atau minimal telfon gue. Gue waktu itu lagi ada acara, sekarang gue nganggur. Malah kayaknya waktu nganggur gue jadi lebih banyak sekarang. Lo bener-bener bikin gue nggak punya kerjaan.”“Gue lagi pusing.”“Lo pusing, terus mabuk, n

DMCA.com Protection Status