Share

Kau Juga Salah

Abia duduk di bawah ranjang dekat nakas sambil memeluk lutut. Sesekali, perempuan itu menghela napas berat. Kepalanya bersandar pada samping ranjang sambil memandangi langit-langit kamar.

Dia benar-benar bingung sekarang. Jika sampai Arya tidak ingin mengakui anak ini, Abia harus bagaimana? Apa dia pergi dari sini saja?

Tapi, Neo bagaimana? Mana mungkin Abia bisa meninggalkan bocah itu? Meski hanya anak tiri, Abia sudah sangat menyayangi Neo seperti putranya sendiri.

"Biyaaa!" Neo memanggil sambil masuk ke kamar sang Mama.

Bocah sipit itu tampak mengucek matanya dengan rambut berantakan. Neo baru bangun dari tidur siangnya.

"Ada apa, Neo? Kau lapar?" tanya Abia sambil mendongak menatap putranya yang kini berdiri di depan.

"Kenapa Biya duduk di lantai? Dingin, Biya. Kata Daddy, Biya bisa sakit." Neo malah menegur sambil menarik lengan Abia agar berdiri.

Perempuan itu tersenyum. "Maaf, Biya hanya bosan berbaring di atas ranjang," jawab Abia sambil bangkit dan duduk di sisi ranjang.

Neo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status