Abia memandangi langit-langit ruang rawatnya kosong. Dia sebenarnya tahu, Keanu menunggunya di luar sana. Tapi, ia juga sudah berpesan untuk jangan membiarkan siapapun masuk ke ruangannya kepada perawat dan penjaga di luar.Jadi, sampai sekarang perempuan itu masih sendirian. Abia tidak ingin bertemu siapapun untuk saat ini. Dia tidak bisa."Aku seharusnya tidak bekerja terlalu keras. Aku sudah membunuhnya. Aku sudah membunuh anakku sendiri," gumam perempuan itu masih saja menyalahkan diri sendiri.Abia tidak mempedulikan panggilan Keanu yang sedari tadi terus memanggilnya dari luar. Dia hanya ingin sendirian sekarang."Ini bukan salah Mas Arya, ini salahku. Ini jelas salahku karena tidak bisa menjaga anakku sendiri. Aku memang tidak pantas memiliki anak," cerca Abia yang kali ini mulai menangis lagi.Sudah sekitar tiga hari Abia dirawat di sini. Sejak kemarin, sebenarnya ada Neo juga yang menunggunya di luar. Sayangnya, perempuan itu tidak tahu dan tidak mau mendengar apa pun.Neo ya
Awalnya, Arya tidak pernah tahu pengaruh Neo akan sebesar ini. Tapi, begitu mendapati Abia kali ini memasuki rumahnya dengan digendong Keanu, pria itu tersenyum senang."Kau pulang?" tanya Arya memastikan yang hanya dibalas Abia dengan pelengosan malas.Menyadari situasi tidak menyenangkan antara kedua pasangan yang masih berstatus suami istri itu, Keanu melirik pada Neo. Bocah yang tampak tersenyum tak kalah lebar dari Ayahnya itu lah yang menjadi alasan terbesar Abia untuk pulang ke sini tadi."Hei, sekarang Biya-mu sudah pulang. Jadi sekarang kau bisa menurut saat disuruh mandi, kan? Cepat mandi sana!" usir Keanu yang dibalas Neo dengan anggukan semangat."Siap, Om! Tapi, jangan biarkan Biya kabur dan pergi lagi, ya? Sekarang kan dia sudah pulang," jawab bocah sipit itu sambil menyengir lebar membuat matanya tidak terlihat.Abia terkekeh geli melihat kelakuan sang putra. "Aku tidak tahu dia akan sesenang itu hanya karena kepulanganku," gumam Abia sambil memandangi punggung Neo yang
"Makanlah yang banyak! Kau harus lebih gemuk sedikit. Biya tidak bisa melihatmu kurus begini," titah Abia tegas yang diangguki Neo semangat.Bocah itu memakan nasi gorengnya sambil menyengir lebar. Terlihat terlalu tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan di raut wajah juga pancaran matanya."Nasi goreng Biya ternyata selalu enak. Aku sangat menyukainya. Aku pasti makan yang banyak asal Biya yang masak," puji bocah sipit itu yang dibalas Abia dengan senyuman.Pagi ini, Abia kembali ke rutinitas awalnya. Perempuan itu memasak sarapan untuk Neo dan Arya."Kau tahu? Pagi saat kau menghilang dari rumah, dia panik mencarimu. Neo tidak ingin makan, tapi begitu melihat sisa nasi goreng buatanmu sebelumnya, dia makan dengan nasi goreng yang sudah hampir kering itu." Arya bercerita yang seketika membuat Abia dan Neo diam."Aku ingat, malam itu Biya memintaku untuk makan nasi gorengnya Biya. Tapi aku menolak karena mengantuk. Aku tidak tahu itu adalah nasi goreng terakhir yang Biya masakkan untukk
Begitu terbangun pukul dua malam, Arya sudah tidak menemukan Abia di sisi ranjangnya. Padahal, dia ingat betul semalam sang istri berada dalam pelukannya sebelum pria itu tertidur."Dia ke mana?" tanya Arya bingung dan sedikit panik.Arya bangkit dan mengecek ke kamar mandi, tapi perempuan itu tidak ada di sana. Begitu mengecek ke balkon kamar, Abia juga tidak ada di sana.Dengan panik, Arya berlari keluar kamar. Belum sampai menuruni tangga, pemandangan Abia yang tengah memegang secangkir kopi sambil duduk termenung di ruang tengah membuat Arya tanpa sadar menghela napas lega."Aku terlalu paranoid. Kukira dia akan kabur dariku lagi," gumam Arya sambil terkekeh. Merasa geli dengan kebodohan juga sikapnya yang tidak seperti biasa.Sebelumnya, Arya bukan orang seperti ini. Dia tidak kenal takut. Pria itu tidak bisa dikendalikan siapapun. Tidak, setelah Abia hadir di hidupnya.Perempuan itu mengerikan. Sungguh. Hanya dengan tidak melihatnya sehari saja, Arya merasa kehilangan kendali at
"M-mas ... MAS ARYA!" Arya berteriak histeris begitu mendapati tubuh suaminya yang terkapar di sisi trotoar.Kendaraan-kendaraan juga orang di sekitar sana menghentikan langkah. Melihat kecelakaan di sana, mereka berlari mendekat dan mengerumuni Arya.Abia bangkit berdiri dan berlari menuju suaminya yang ada di sana. Karena kaki yang gemetar karena panik dan masih terkejut, tubuh Abia jatuh tersungkur.Keanu yang melihatnya segera mengejar dan membantu perempuan itu berdiri. Tapi, Abia segera menepis tangan pria itu dan berlari lagi."Mas!" panggil Abia yang kini tidak bisa mengontrol tangisnya begitu sampai di tengah kerumunan. Perempuan itu segera memangku kepala suaminya di paha.Roknya kontan terasa basah oleh darah yang masih mengalir deras. Abia meraba tengkuk pria itu kemudian mendapati bercak darah memenuhi telapak tangannya."KENAPA KALIAN HANYA MRNONTON SAJA, SIALAN?! LAKUKAN APA SAJA! SELAMATKAN SUAMIKU!" teriak Abia frustasi sambil menangis begitu mendapati orang-orang han
Abia melirik pada jam dinding yang menunjukkan pukul enam pagi. Dia tidak tidur sejak semalam. Entah karena mengkhawatirkan kondisi sang suami, juga pengakuan terlalu blak-blakkan Keanu tentang perasaannya.Dia merasa linglung. Semua terasa terlalu mengejutkan. Seingat Abia, Keanu bilang sudah tidak mencintainya sejak dia masih tinggal bersama Arya tujuh bulan lalu. Tapi, kenapa sekarang pria itu mengaku masih mencintainya begini? Dengan wajah serius dan raut terluka yang mendadak membuat Abia merasa bersalah.Selama ini, Keanu selalu jadi tempat berpulang juga muara ceritanya ketika sikap Arya membuatnya sakit hati. Pria itu selalu menerima keluh kesah Abia, sampai ia lupa bahwa Keanu bukan orang yang begitu.Dia tidak suka direpotkan, tidak juga suka mendengar cerita orang lain. Tapi untuk Abia, pria itu mau melakukan semuanya. Kenapa Abia begitu bodoh sampai tidak menyadarinya?Drrt ... Drrt ... Drrrt ....Dering ponsel di atas nakas membuat lamunan Abia buyar. Perempuan itu sege
Arya memandangi Abia yang sedari tadi terus mondar-mandir melakukan banyak hal. Perempuan itu tampak tidak bisa diam. Seolah jika duduk barang sejenak, dia akan kehilangan sesuatu."Apa kau tidak bisa duduk dulu sebentar? Itu bisa dilakukan nanti," tegur Arya begitu mendapati perempuan itu kali ini sedang membuka laptop dan mengerjakan pekerjaan yang seharusnya dilakukan Arya.Ya, sejak Arya dirawat di sini enam hari yang lalu, perempuan itu lah yang mengambil alih pekerjaan sang suami. Mulai dari pekerjaan di kantor, sampai pekerjaan di rumah. Entah itu mengurus Star Group, bahkan sampai mengantar Neo berangkat sekolah. Saat malam pun, Abia tidak pernah bisa tidur nyenyak. Setiap Arya terbangun karena sakit di kepala juga kakinya yang kambuh di tengah malam, dia lah yang akan paling sibuk mengurus sang suami tanpa berniat meninggalkan Arya tidur lagi.Arya sering protes dan menegur perempuan itu untuk istirahat saja. Tapi, Abia tetaplah Abia. Si makhluk keras kepala juga satu-satuny
"Kau sudah makan siang? Kenapa lama sekali baru kembali?" tanya Arya sedikit kesal begitu melihat sang istri masuk ke ruangan. Sudah sekitar satu jam perempuan itu pergi dengan alasan mencari makan siang.Biasanya, Abia bahkan membawa makanannya ke ruang rawat Arya dan memakannya di sini. Tumben sekali dia memakannya langsung."Aku tadi makan dengan seseorang," jawab Abia sambil duduk di sofa sudut ruangan."Dengan siapa?" tanya Arya penasaran."Ada. Kau tidak perlu tahu," jawab Abia sambil mengeluarkan ponsel dan mulai mengecek kalender guna memastikan sesuatu."Kau makan dengan pria? Apa maksudmu Keanu? Kalian bertemu diam-diam di luar agar aku tidak tahu?" tanya Arya lagi beruntun. Matanya menyorot sang istri penuh selidik.Abia mendelik tajam. Merasa kegiatannya terganggu sekaligus marah dituduh begitu."Apa kepalamu hanya dipenuhi dengan hal-hal buruk tentangku? Apa aku terlihat seperti tukang selingkuh di matamu?" tanya Abia balik dengan nada menuntut."Tidak. Bukan begitu! Aku