Share

Biya Sedang Marah

“Kau sudah sadar?” Pertanyaan dengan nada luar biasa lega itu menyapa indra pendengaran Abia.

Perempuan itu mengerjapkan mata pelan. Mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina. Seketika, rasa nyeri menghinggapi kepala dan perut bagian bawahnya. Membuat Abia meringis dan merintih kesakitan.

“Apa kau kesakitan? Sebentar, akan segera kupanggilkan Dokter,” jelas pria itu yang diangguki Abia pasrah.

Beberapa saat kemudian, seorang dokter cantik yang sudah sangat Abia kenali memeriksa keadaan Abia. Saat Dokter Cintya meraba bagian perutnya, barulah perempuan itu tersadar sesuatu. Abia kontan meraba perutnya sendiri guna memastikan.

“K-kenapa perutku jadi rata? Apa aku sudah melahirkan? Lalu ... mana putraku, Cintya?” tanya Abia beruntun.

Cintya kebingungan harus menjawab apa. Jadi, meminta bantuan Arya untuk menjelaskan kepada perempuan itu adalah yang terbaik.

“Mas, mana bayiku? Aku pasti sudah melahirkan? Kenapa sepupumu itu tidak mau mengatakan apa pun? Apa kau yang membuang anak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status