Share

Bab 53 - Rubik?

Author: Kharamiza
last update Last Updated: 2023-06-21 21:00:29

“Hei, gitu amat mukanya. Senyum, dong.” Dzaka menyentil hidung istrinya, lalu mencubit kedua pipinya. Dia gemes karena Kirana sedari tadi cemberut.

Kirana mencebik sebal, tapi masih fokus memasang dasi untuk Dzaka. Seperti biasa ketika suaminya akan berangkat kerja. Hingga kini, Kirana sendiri masih bingung, kenapa manusia segede suaminya tidak bisa pasang dasi sendiri? Kudunya dipasangin. Lantas, sebelum nikah siapa yang pasangin coba?

“Kalau bosan di rumah, boleh kok datang ke kantor,” ucap Dzaka dibalas Kirana dengan deheman singkat.

“Tapi kalau buat kerja aku nggak izinin,” imbuhnya lagi.

“Iya, Mas. Tapi nanti siang aku ke kantor, ya. Mau ambil barang yang masih di ruangan. Biar kalau ada yang gantiin, nggak repot beres-beres.”

Dzaka memicingkan matanya. Bersama dengan itu, Kirana sudah selesai memasang dasi sang suami.

“Barang penting emang?” Dzaka kepo. Dia menarik pinggang istrinya hingga jarak tubuh mereka terpangkas.
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 54 - Rubik dan Wanita

    Mata Kirana membola melihat benda kotak berwarna-warni itu sudah berada di tangan Dzaka. Ia hendak merebut, tetapi Dzaka menjauhkannya darinya. “Kalau lagi stres sama kerjaan, aku suka main itu, Mas, di ruangan. Tapi, sampai sekarang belum ngerti cara mainnya.”“Lagian cewek main ginian,” cetus Dzaka. Kemudian, membuang napas berat. Kirana spontan menolah, menatap Dzaka tajam. “Emang kenapa, Mas? Ada larangan cewek main rubik ya? Ayat berapa pasal berapa?”Dzaka tersenyum sumir. Dia membenamkan wajahnya di lengan Kirana. Lalu mendongak menatap wanitanya yang masih menunggu jawaban. “Nggak ada. Tapi cewek sama rubik sama-sama rumit.” Dzaka tertawa puas. Kirana mendengkus sebal. Dia refleks menginjak kaki Dzaka dan ingin beranjak dari pangkuan suaminya, tetapi Dzaka menahannya. Pelukannya erat bak tak ada niat untuk melepaskan. “Tapi, aku bisa menaklukkan rubik, kok.”Kirana memicingkan matanya tak percaya. “

    Last Updated : 2023-06-24
  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 55 - Dia Pembunuh

    “Akhirnya kau menyerah juga, Andari.” Perempuan berambut sepanjang rahang itu tersenyum licik. Tangannya sengaja dilipat di depan dada. Tatapan yang diberikan pada Andari entah sebuah tatapan iba atau mengejek.Andari menyunggingkan bibir sekilas. Lalu, menarik napas panjang. “Ya, aku mah mengalah buat kamu. Lagian, buat naon teh memperebutkan pria yang tidak cukup satu wanita?” Alisnya terangkat satu. “Danial tidak seperti yang kamu bilang, Andari. Dia setia. Dasarnya saja, kau yang tidak becus menjadi istri.” Enzy menyunggingkan bibirnya. Dia tersenyum seolah meremehkan. “Semoga saja begitu nya. Aku teh hanya mengingatkan. Danial itu pemain, Enzy. Jadi, jangan berharap banyak padanya. Takut you terluka, sama seperti denganku.”Andari menghela napas panjang. Tak berniat untuk memperpanjang obrolannya dengan Enzy. Jika terus diladeni, maka boleh jadi obrolan tak berpusat itu berbuntut panjang menjadi sebuah perdebatan. Ia kemudian mela

    Last Updated : 2023-06-29
  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 56 - Fakta Pembunuhan

    Pasangan suami istri itu spontan menoleh ke arah sumber suara. Di sana, sudah ada Bunda Andari yang berdiri menatap mereka dengan tatapan mengintimidasi. Ya, semenjak pulang dari pengadilan agama, Andari memilih menginap di rumah putranya. Supaya sekejap lupa dengan duka lara hatinya. Berhubung, di rumah sang putra juga ada Wulan, sahabatnya yang mungkin saja bisa menghiburnya.Perlahan, Andari melangkah mendekati Dzaka dan Kirana yang sama-sama terdiam. Sesekali, Kirana melirik suaminya seolah ikut meminta penjelasan. “Saha yang pembunuh, Dzaka?” tanya Andari sekali lagi. Kali ini, nada suaranya melemah tetapi penuh penekanan. “Apa kamu teh punya rahasia?”Dzaka masih diam. Tatapannya tak lepas dari sang bunda. Sesekali ia meneguk ludah dalam-dalam. “Apa kamu teh tau penyebab kematian Randy?” Andari bertanya lagi, tetapi Dzaka tak kunjung menggubris.“Jujur sama Bunda, Dzaka,” lirih Andari. Matanya mulai berkaca-kaca. Kirana beralih merangkul sang mertua yang tampak berusaha mengu

    Last Updated : 2023-06-30
  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 57 - Perkara Wartawan

    “Aku hanya tidak mau kamu kenapa-napa, Clarissa. Apa yang kamu lakukan ini nekat tau nggak sih?” Fikri mengusap wajahnya dengan kasar. Setelah diperintahkan Dzaka untuk mencari tahu pada Clarissa dalang keladi berita yang tersebar ke media, Fikri langsung berangkat menuju apartemen Clarissa. Dan ternyata benar, Clarissa adalah dalang dari berita itu. Dia yang mulai speak up menggunakan akun dark, sehingga banyak yang menanggapi dan bahkan memuat berita satu tahun lalu yang menurut mereka memang terdapat sebuah kejanggalan. Nyaris semua pihak mendukung Clarissa sebagai korban. Meskipun, sebenarnya mereka tidak tahu siapa di balik akun dark yang berani bicara ke media. Banyak juga yang menyayangkan kasus itu tak diusut tuntas. Padahal, kita semua tahu bahwa kejadian itu terjadi di rooftop perusahaan furniture ternama.Dari sana, bahkan banyak pihak yang menduga bahwa Randy tewas bukan bunuh diri, tetapi dibunuh oleh orang penting di per

    Last Updated : 2023-07-01
  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 58 - Rencana Danial

    “Apa menurut Tuan, kita masih bisa membawa perusahaan mendapat award tahun ini?” tanya Fikri. Sekilas, ia menengok ke arah Dzaka yang sedari tadi fokus memandang lalu-lalang orang-orang dari dalam mobil.Sebuah helaan napas dikeluarkan Dzaka sebagai jawaban. Fokusnya masih memandang halaman kantor. Di sana, sudah ada beberapa polisi yang diketahui akan kembali menyelediki kejanggalan kasus pembunuhan satu tahun lalu.“Sekarang, aku tidak memikirkan award lagi, Fik. Menjaga citra perusahaan jauh lebih penting,” jawab Dzaka tanpa menoleh. “Kita hanya perlu cari bukti dari kasus itu. Tapi ....”Dzaka menunduk. Raut wajahnya berubah datar. “Kenapa, Tuan?”“Aku memang membenci Danial karena kelakuannya. Dia menyakiti hati bunda, dia pembunuh, ia merusak mental seseorang, tapi bagaimana mungkin aku menjebloskan orang tuaku sendiri ke dalam penjara? Bagaimanapun juga, Danial adalah papaku, Fikri. Papa kandung,” ujarnya. Cahaya dari manik matany

    Last Updated : 2023-07-02
  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 59 - Mencari Bukti - 1

    “Jika benar kau yang berani mengungkit kasus itu ke lagi, awas saja Clarissa. Hidupmu akan semakin tidak tenang. Anak stres, anak yang malang.”Danial merenggangkan tangannya, ia bersandar pada kursi kayu dan meletakkan kepalanya hingga menghadap langsung ke langit. Hamparan langit biru dapat ia lihat dari sana. Beberapa burung berkicau dan beterbangan di angkasa. Sesekali, mata Danial terpejam, diikuti dengan seutas senyum tipis dan licik penuh dendam. “Sayang, ini kopi susunya sudah jadi,” kata Enzy yang sontak saja membuyarkannya dari lamunan. Danial mengubah posisinya menjadi duduk tegak. Ia menyambut secangkir kopi susu bikinan istri yang diakui dinikahi karena harta. “Terima kasih, Sayang,” ucap Danial seraya tersenyum manis. Dia mulai menyesap minuman berkafein itu. Rasa kopi susu yang diminum saat ini memang tak seenak kopi susu bikinan Andari. Namun, sayangnya karena ia sudah tidak lagi bisa menikmati kopi susu bikinan wanita

    Last Updated : 2023-07-03
  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 60 - Ngidam Sate

    Dzaka dan Fikri saling berpandangan sekejap. Ternyata, menemui Pak Abdul tidak semudah yang dibayangkan. Dia jarang di rumah.“Memang Pak Abdul kerja apa dan di mana kalau boleh tau, Bu?” tanya Dzaka sekadar untuk mengorek informasi. “Kerja di ladang orang, Den. Tapi, kadang kalau pemiliknya ingin cepat selesai, Bapak sering nginap di rumah sawah.”Dzaka manggut-manggut paham. “Kalau begitu, kami titip pesan saja ke Ibu. Nanti kalau Pak Abdul sudah pulang, tolong dibalingin kalau Dzaka mencarinya ya. Besok atau lusa kami akan ke sini lagi. Soalnya mau menunggu, tapi kami juga masih ada urusan. Mohon ya, Bu,” ujar Dzaka penuh permohonan. “Baik, Den.”Setelah salam dan berpamitan, Dzaka dan Fikri langsung kembali ke mobil. Mereka akan bertolak ke tujuan kedua. Hampir sejam mereka dalam perjalanan hingga mobil kembali berhenti di sebuah kediaman sederhana. Tampak sepi, tapi bangunannya terlihat banyak perubahan dari sat

    Last Updated : 2023-07-03
  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 61 - Rela?

    Kirana yang masih berada di kamar sesekali menoleh ke arah jam dinding. Sudah sekitar dua puluh menit suaminya pergi, tapi dia belum pulang juga.Padahal cuma cari sate doang, di dekat rumah juga ada, gumam Kirana. Ia menghela napas berat. Sebab, sudah mulai bosan menunggu, ia memilih beranjak dari duduknya. Kemudian, keluar kamar. Mungkin akan lebih baik menunggu suaminya di bawah saja. Perlahan, ia melangkah menuruni anak tangga. Hingga sampai di tangga terakhir, asisten rumah tangganya menghampiri. “Loh, Non, jam segini keluar kamar. Emang Tuan Dzaka belum pulang kerja?” tanya Bi Marni yang tampak melihat ke arah jam dinding. “Udah, Bi. Tapi keluar lagi buat beli sate. Dede bayi lagi kepengen makan sate soalnya,” jawabnya sembari tertawa cengengesan dan mengelus perut.“Owalah.” Bi Marni manggut-manggut paham. “Kalau gitu, Bibi tinggal ke belakang dulu ya, Non.”Kirana mengangguk mengiyakan. Bersamaan dengan itu,

    Last Updated : 2023-07-04

Latest chapter

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   END

    Pelan, Kirana membuka mata sembari menggeliat meregangkan otot-otot tubuhnya. Walau matanya masih berat terbuka, ia meraih ponsel untuk melihat jam. Sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi.Sekilas ia menoleh ke samping. Memandangi wajah suaminya yang masih tidur nyenyak dengan dengkuran halus di dekat telinganya. Tangan kekarnya pun berada di atas perut Kirana.“Sayang, bangun. Sudah subuh,” bisik Kirana. Ia menyentuh pipi suaminya. Lantas, menarik menarik pelan hidung mancung Dzaka. Tak butuh waktu lama, Dzaka bergerak karena merasa terganggu, tapi masih enggan membuka mata. Dia tetap betah pada posisinya. Justru meringkuk seolah mencari kehangatan di sisi istrinya dengan mengeratkan pelukan. “Hei ... sudah subuh, Mas. Bangun, yuk.” Lagi, Kirana menyentuh lengan suaminya. Sesekali, mencubit daging yang terasa keras itu. “Biar seperti ini dulu sebentar, Sayang. Aku masih mau menikmati waktu sama kamu. Kalau Baby Dzakir bangun, yang

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 122 - Baby Dzakir

    Baru saja, sepasang kaki Dzaka menjejaki teras, tetapi langkahnya seketika terhenti. Tubuhnya seolah beku di tempat manakala memikirkan Kirana yang tengah hamil. Perasaan bersalah pun menyeruak di hatinya. Mengingat, tadi ia tak sengaja membentak sang istri karena tengah dikuasi amarah yang hendak membalas dendam atas kematian papanya. Padahal, sejatinya balas dendam tak pernah ada dalam kamus kehidupan seorang Dzaka Hakeem.Rasa takut seolah sengaja mencekiknya. Isi kepalanya pun kian berkelana ke masa lampau, saat-saat di mana ia harus kehilangan calon buah hati karena keteledorannya sendiri.Dia tak mau, kehilangan kembali. Sungguh, ia tidak rela. Sebuah helaan napas berat terdengar darinya sembari mengingat kembali pesan-pesan Danial tadi malam. Dzaka menggeleng pelan, menyadari diri telah sangat berlebihan menyingkapi kehilangan yang mencekam batinnya. Detik kemudian, ia kembali melangkah. Bukan untuk melanjutkan misi, melainkan k

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 121 - Kehilangan yang Mencekam

    Tatapan tajam itu berubah jadi sayu. Seakan di dalam sana terdapat sebuah penyesalan yang tak berujung. Terlebih, butiran bening juga tampak menghiasai pipi yang berisi kini tinggal sedikit daging terlapisi kulit. Tenaga yang kuat juga seolah sudah terkikis. Pria itu berbaring sangat lemah laksana tiada lagi ada daya untuk bergerak lebih banyak. “Maafkan atas semua kesalahan Papa pada kalian,” ucapnya lagi disertai dengan isak pilu mencekam. “Papa sangat jahat,” imbuhnya sembari menghapus air mata. Sesekali tersenyum masam. “Kami teh sudah memaafkan kamu, Danial.” Bunda Andari angkat bicara. Ekspresinya cukup tenang bak terpancar ketulusan yang tak pernah pupus.Dzaka dan Sekar pun ikut mengangguk sekadar memberi keyakinan pada sang papa. Sesaat, Dzaka membungkuk dan menyangga badan dengan kedua tangan di ranjang Danial.“Apa perlu aku mengambil tindakan untuk pelaku penganiayaan Papa?” tanya Dzaka. Terlihat jelas d

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 120 - Maafkan Papa, Nak!

    Tangan Dzaka dan Kirana saling bertaut menyusuri koridor bangunan berdinding mayoritas putih itu. Cemas dan panik menghiasi wajah keduanya, bersama derap langkah memburu. Sampai di depan sebuah ruangan, sudah ada dua orang berkostum penjaga lapas baru saja selesai mengobrol dengan dokter. “Apa yang sebenarnya terjadi dengan Papa saya, Pak?” tanya Dzaka setelah sang dokter berlalu.Dua pria itu saling berpandangan sebentar.“Mohon maaf, Pak Dzaka. Sebenarnya Pak Danial sering mendapatkan tindak kekerasan dari penghuni lapas lain,” ungkap Pria bertopi hitam itu. “Beberapa penghuni lapas tau kasus Pak Danial sehingga dipenjara. Mereka tak terima dengan Pak Danial yang terlibat dalam kasus pelecehan dan perselingkuhan. Menurut mereka, tindakan itu sama sekali tak bermoral.”Dari ekspresinya, Dzaka terlihat kaget dengan pernyataan pria itu. Selama ini, tak ada tanda-tanda kekerasan ketika dia menjenguk Danial. Papanya pun seakan-akan terliha

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 119 - Papa?

    Kirana menarik napas panjang barang tiga kali. Dalam genggamannya terdapat sebuah testpack yang sengaja belum dilihat hasilnya setelah melakukan pengecekan beberapa saat lalu.Jantungnya pun berpacu dalam kecepatan tinggi, bersama perasaan was-was yang ikut serta menyeruak membuatnya bimbang akan hasil tes kehamilannya yang pertama kali pasca keguguran.Sepulang dari puncak, Kirana kerap merasa cepat lelah dan sedikit mual. Jadwal tamu bulanannya pun bahkan sudah lewat sepekan. Hal itu membuatnya penasaran sehingga memutuskan untuk membeli testpack tanpa sepengetahuan Dzaka. Ia juga tak pernah mengatakan pada suaminya tentang keadaannya akhir-akhir ini. Kirana tak mau Dzaka terlalu berharap dan akhirnya kecewa jika hasilnya tak sesuai harapan. Pelan, Kirana membuka genggaman. Ia langsung bisa melihat testpack itu sudah memiliki garis dua. Artinya, dia positif?Kirana menutup mulut, lantas tersenyum senang dalam diam. Detik kemudian, ia

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 118 - Perkara Merelakan

    “Sayang, aku dengar di Villa sekitar sini, ada acara pertunangan owner-nya 2R Cafe.”Kirana yang menyandarkan dagu di bahu suaminya, lantas menoleh memandang wajah Dzaka sekilas. Ah, lebih tepatnya ia memperhatikan cambang sang suami yang tampak semakin panjang. “Oh, ya? Rey atau Raya?” tanya Kirana penasaran. “Gak tau. Mau liat?” Mata Kirana terpejam sebentar, merasakan sejuknya udara perkebunan teh yang menyapu wajahnya. “Kita gak diundang. Datang tanpa diundang, namanya tamu tak diundang.” “Ngintip aja, kamu kan doyan ngintip.” Dzaka terkekeh, bersama dengan Kirana yang mencubit perutnya. Mereka diam beberapa saat. Sama-sama merasakan angin pagi Puncak menyapa. Pandangan Dzaka pun menyapu ke segala arah. Pemandangan yang cukup indah, tetapi seseorang yang tengah memeluk pinggangnya sembari bersandar di bahu tak kala indah, baginya. “Kenapa liatin terus? Baru tau suamimu punya kegantengan spek

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 117 - Sirna Ditelan Kenyataan

    “Din, tunggu!” Fikri menarik paksa lengan Dina yang hendak berlari menghindarinya. Mereka sekarang berada di samping Villa, jalan menuju perkebunan teh. “Apa lagi? Bukankah kemarin sudah cukup jelas jawabanku atas lamaran Mas Fikri?” tanya Dina. Bola matanya yang semula menatap Fikri langsung, seolah dialihkan ke arah lain. Jujur, ia tak sanggup melihat mata Fikri lebih lama lagi. Dia takut, hatinya goyah dan terus menerus berharap tanpa kepastian. Di sudut lain, seseorang tengah mengintip dari balik tembok. Tadinya, ia ingin jalan-jalan. Merasakan udara pagi di perkebunan teh, tetapi drama cinta yang tak sengaja dilihat membuatnya menghentikan langkah. Lantas, memilih diam di pojokan. “Ngapain di situ, Sayang?” Sang suami yang tiba-tiba datang menoel pinggangnya. Membuatnya terlonjak, hampir berteriak. Tetapi, ia justru mendorong tubuh suaminya ke tembok agar tak menyelonong begitu saja. Kirana meletakkan jari telunjuk di

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 116 - Bunga - Bunga Cinta yang Gugur

    Detik demi detik, Dzaka memutar tubuh dan menarik sang istri ke dalam pelukannya. Ia mengusap punggung Kirana sambil membisikkan kata-kata cinta.“Tiup lilinnya ... tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga ... sekarang juga!”Perlahan, Kirana melepaskan diri dari rengkuhan Dzaka. Sekilas, ia menghapus air mata yang membuat wajahnya basah. Sepersekian detik kemudian, dia meniup lilin disertai dengan tepukan gemuruh.“Ada yang mau disampaikan, Nona?” tanya Fikri. “Untuk suaminya, mungkin.”Fikri menyodorkan mic yang kemudian disambut Kirana.Helaan napas pelan terdengar dari mic saat Kirana hendak berbicara. Ia tersenyum, lantas memejamkan mata sebentar. “Eum ... masyaAllah terima kasih banyak teman-teman semuanya. Sungguh, aku terharu banget karena bertambahnya usia tahun ini diberi kesempatan berada di lingkaran orang-orang hebat.” Kirana meneguk ludah, sembari mengusap pipi yang masih terasa basah.Saat jiwa dan pera

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 115 - Kejutan Birthday

    Pukul 10 pagi. Acara dibuka langsung oleh sang direktur, sekaligus memberi sedikit wejangan atau mengingatkan agar selalu menjaga citra perusahaan selama beraktivitas di puncak. Dia juga mengutarakan harapannya agar Family Gathering ini bisa berdampak dengan terjalinnya tali persaudaraan yang baik dalam perusahaan. Terlebih, Fam-Gath ini bisa menjadi wadah bagi karyawan lebih dekat pada pimpinannya.Beberapa rangkaian lomba yang dikhususkan antardivisi juga dilaksanakan untuk mengisi waktu dengan keseruan bersama. Masing-masing divisi mengirimkan peserta terbaiknya untuk unjuk kebolehan di depan petinggi sampai pemilik perusahaan. Keseruan dan kehebohan terus tercipta di tiap menit hingga jam berganti, bersama dengan matahari yang mulai condong ke Barat. Kegiatan yang dilombakan pun beragam. Ada lomba dance yang wajib menggunakan lagu dari daerah di Indonesia, lomba yel-yel menggunakan kostum seunik mungkin, lomba memasukkan pulpen dalam botol,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status