Share

113. Memori yang Utuh

Melihat Alice meringis kesakitan, Lucas bergegas memegangi lengannya. "Alice, kau baik-baik saja?"

Akan tetapi, sang wanita menolak sentuhannya. "Tidak!"

Alice menjauh. Karena keseimbangannya terganggu, ia cepat-cepat berpegangan pada meja. Sambil tertunduk, ia mengatur napas.

"Matikan .... Cepat matikan!"

Bukannya menurut, Lucas malah terjebak dalam dilema. Ia tidak tahu harus tetap pada rencana atau mementingkan keselamatan Alice.

Sadar dirinya tidak bisa mengandalkan Lucas, Alice pun meraih ponsel. Namun, melihat bagaimana Elizabeth mendorongnya hingga terjatuh, kepalanya bertambah pusing.

"Aaargh ...."

"Alice?"

Lagi-lagi, Alice mengangkat tangan, mengisyaratkan Lucas agar tidak menyentuhnya. Matanya kini terpejam erat. Bibirnya meringis.

Malangnya, pusing dalam kepalanya malah bertambah parah. Samar-samar, suara lain mulai terdengar.

"Kalau tahu akan jadi begini, aku seharusnya tidak menghentikanmu saat akan melompat di jembatan. Biar saja kau hanyut di sungai sebagai or
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yanti Aching
moga alice baik2 saja dan tau kalo semua ini akal akalan gisella
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status