Beranda / Romansa / Istri Presdir yang Berkuasa / Pertemuan dengan Teman Lama

Share

Pertemuan dengan Teman Lama

Penulis: Queen Moon
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-13 14:41:03

Sekelompok orang tampak berdebat di depan sebuah pintu ganda ruang VVIP restoran untuk pertemuan makan malam.

“Nona Kelly, apa yang harus kita lakukan?! Tuan Muda hilang!” Seorang pria yang terlihat seperti pengawal bertanya cemas pada wanita di sebelahnya.

“Kamu masih berani bertanya?! Tuan Muda hilang karena kelalaianmu! Jika Nona Wallington tahu, kamu yang akan dipecat!” bentak wanita yang dipanggil Nona Kelly.

Pengawal itu menggaruk kepalanya tampak bersalah.

“Saya hanya menoleh sesaat, mungkin hanya tiga menit untuk berbicara dengan pelayan restoran. Saya tidak menyangka Tuan Muda begitu lihai menyelinap pergi,” ujarnya tampak menyesal. “Haruskah kita melapor pada Nona Wallington?” lanjutnya kemudian cemas.

Sebelum Kelly membalas si pengawal, terdengar suara seseorang yang menanggapi dari belakang mereka. “Apa yang harus dilaporkan padaku?” 

Semua orang langsung berbalik ke belakang. Seorang wanita cantik dan anggun keluar dari ruang VVIP tersebut. Dia mengenakan gaun biru lembut sebatas lutut dengan blazer putih menutupi  bahunya.

Wanita itu mengerutkan kening menatap sekretaris dan pengawalnya. “Kenapa kalian begitu ribut? Sebentar lagi pihak Houre Corporation akan tiba,” tegurnya tegas.

Kelly meringis dan menunduk di depan wanita itu. “Maaf Nona Iris, Tuan Muda Dimitri hilang.”

Ekspresi wanita itu langsung berubah. “Apa?! Bagaimana Dimi bisa hilang?!” suaranya naik satu oktaf.

Si pengawal maju dengan ekspresi bersalah. “Semua salah saya, Nona. Saya sesaat mengalihkan pandangan untuk berbicara dengan pelayan, tetapi saya tidak sadar Tuan Muda sudah menyelinap pergi.”

Iris ingin marah namun ia terlalu cemas. Dia tidak ada waktu untuk menyalahkan kelalaian pengawal dan sekretarisnya. Kepala Iris dipenuhi dengan kecemasan tentang putranya yang hilang. “Sudah berapa lama Dimi hilang? Kenapa kalian baru melapor padaku?!”

“Sudah lewat sepuluh menit, Nona.”

“Sepuluh menit?! Dan kalian masih di sini?! Kenapa kalian tidak pergi ke petugas keamanan dan mencari Dimi?!”

“Harry sudah pergi ke bagian keamanan untuk memeriksa rekaman CCTV. Kita mungkin akan menemukan Tuan Muda Kecil sebentar lagi,” balas Kelly. “Nona Iris, bagaimana jika Anda tetap di dalam dan kami akan mencari Tuan Muda Dimitri? Pihak Houre Corporation akan segera tiba.”

Iris mengambil tasnya dari dalam ruang VVIP dan berjalan meninggalkan ruang VVIP tersebut. “Aku tidak akan tenang sebelum Dimi ditemukan. Pihak Houre Corporation bisa menunggu, tapi Dimi tidak! Bagaimana kalau ada orang yang berniat jahat padanya dan menculik Dimi-ku?!” balas Iris cemas berjalan cepat di lorong restoran. Sekretaris dan pengawal mengikutinya di belakang.

Iris tidak akan pernah bisa tenang jika sesuatu terjadi pada putra satu-satunya itu.

Kelly ingin membalas kalau itu tidak mungkin. Siapa yang berani menculik cucu berharga keluarga Wallington? Mereka pasti cari mati. Namun, Kelly tidak berani mengatakan hal tersebut di depan Iris karena dia tahu Direktur adalah ibu yang super protektif terhadap putranya. 

“Baik, Nona, aku akan menelepon Harry untuk memastikan apakah dia sudah menemukan Tuan Muda Kecil atau belum.”

“Cepat telepon dia!” balas Iris tak sabar mempercepat langkahnya. “Ini sudah lewat tiga belas menit. Dimi mungkin masih belum berjalan terlalu jauh. Cari dia!”

“Baik, Nona!” Kelly dengan cepat menelepon Harry sementara yang lain mencari Dimi.

Tak lama kemudian Kelly memberitahu Iris setelah menelepon Harry. “Nona, Tuan Muda terlihat masuk ke toilet pria lantai satu beberapa menit yang lalu dan belum keluar.”

Iris menghembuskan napas lega.

“Ayo, cepat ke toilet!” Iris bergegas ke toilet lantai satu restoran bersama dengan sekretaris dan pengawalnya.

“Nona, itu Tuan Muda Kecil!” seru Kelly melihat seorang pria baru saja keluar dengan seorang anak laki-laki kecil mengenakan setelan berwarna abu-abu dan dasi kupu-kupu merah.

Iris mendadak berhenti. Jantung wanita itu berdegup kencang. Matanya melebar melihat ke arah pria yang menggenggam tangan putranya. Tatapan Iris turun melihat putranya tampak ceria berbicara dengan pria itu. Detak jantungnya serasa berhenti. Wajahnya memucat.

Sudah enam tahun sejak dia meninggalkan pria itu. Tetapi, wajahnya tampak tidak pernah berubah.

Bagaimana dia ada di sini?!

Bagaimana mereka bisa bertemu ....

“Tuan Muda Kecil!” panggil Kelly bergegas ke arah pria itu dan Dimitri.

Iris spontan bersembunyi di balik tembok sebelum pria itu melihatnya. Iris bersandar di tembok sambil memegang dadanya yang berdebar kencang. Matanya memanas. Dia tidak siap bertemu lagi dengan Aiden. Rasa sakit kehilangan putra pertamanya, penghinaan dan tuduhan Aiden tidak pernah bisa Iris lupakan.

“Tuan Muda Kecil!” Kelly bergegas dan berlutut di depan Dimitri untuk memeriksanya dan memeluknya.

“Tuan Muda Kecil, kamu baik-baik saja? Kamu menakuti kakak setengah mati!”

Aiden melirik wanita yang memeluk Dimitri. “Apa kamu mengenalnya?” Aiden bertanya pada Dimitri.

“Bibi Kelly, dia sekretaris Mommy,” balas Dimitri acuh tak acuh.

Kelly mendongak menatap Aiden. Dia baru menyadari Dimitri tidak sendirian. Dimitri bersama pria asing yang teramat tampan. Kelly terpesona melihat wajah tampan Aiden. Mata gelap pria itu dingin dan acuh tak acuh balas menatap Kelly dengan tatapan menilai.

Meskipun sudah melihat banyak pria tampan, Kelly tetap terpesona pada pria di depannya ini. Bahkan paman Dimitri tidak bisa dibandingkan dengan wajah tampan pria itu!

“Bibi, air liurmu keluar!” seru Dimitri.

Kelly tersentak dan buru-buru mengusap bibirnya. Dia menyadari ditipu oleh Dimitri.

Dimitri tertawa terbahak-bahak menertawakan Kelly. “Bibi, kamu hampir ngiler!”

Kelly malu ingin memukul Dimitri karena menggodanya. Namun, dia tidak kehilangan akal sehat dan tetap waspada pada Aiden. 

Dia berdiri menggenggam tangan Dimitri dan berhadapan dengan Aiden. “Tuan, Anda siapa? Bagaimana Anda bisa bersama Dimitri?”

Dimitri bukan anak kecil biasa. Dia cucu tertua dari keluarga Wallington yang berkuasa dan kaya di Negara S. Jika pria ini berniat buruk untuk membawa Dimitri, Kelly tidak akan segan menangkapnya.

“Aku tidak berniat buruk pada anak itu. Kalian, orang dewasa seharusnya lebih perhatian pada anak-anak,” balas Aiden acuh tak acuh, tak peduli dengan Kelly dan pengawalnya. 

Aiden penasaran dengan ibu anak lucu ini, tetapi ia tidak melihat sosok seorang ibu yang kehilangan putra di antara orang-orang di depannya ini. Entah mengapa, Aiden merasa agak kecewa lalu ia mengalihkan pandangannya pada Dimitri. 

Aiden tersenyum dan mengusap kepala Dimitri. “Sampai jumpa lagi, Little Boy.” 

Aiden berbalik pergi meninggalkan toilet. Ekspresi wajahnya kembali dingin seolah dia tidak pernah tersenyum.

“Apa-apaan pria itu, dingin sekali. Dia bahkan tidak tersenyum padaku,” gerutu Kelly merasa dianggap tak kasat mata oleh Aiden.

“Bibi, siapa yang mau tertarik padamu ... weee ....” Dimitri menjulurkan lidahnya pada Kelly.

“Kamu bocah kecil, ibumu sangat mencemaskanmu!”

“Mommy di mana?”

Sementara itu, Iris bersembunyi di balik tembok pembatas toilet pria dan wanita ketika Aiden lewat meninggalkan toilet. Dia segera bergegas menghampiri putranya. “Dimi!”

Dimitri menoleh dan tersenyum menghampiri ibunya.

“Mommy!” dia memeluk paha Iris. “Mommy, aku bertemu pria tampan dan keren—“

“Dimitri, harus berapa kali mommy bilang jangan pergi ke mana-mana sendirian!” Iris cemas dan marah karena Aiden bertemu dengan Dimitri, lalu memarahi putranya. Tanpa dia sadari sudah membentak Dimitri.

Mata Dimitri membelalak dan berkaca-kaca. Kemungkinan terkejut dibentak Iris untuk pertama kalinya.

“Nona, ini bukan salah Tuan Muda. Saya yang lalai membiarkan Tuan Muda pergi sendiri. Mungkin terburu-buru ingin pergi ke toilet.” Pengawalnya merasa bersalah dan buru-buru menenangkan Iris agar tidak memerahi Dimitri.

“Maaf Mommy, aku tidak akan melakukannya lagi,” bisik Dimitri pelan. Matanya yang besar memerah tampak akan menangis.

Iris merasa bersalah dan memeluk Dimitri. “Maaf Sayang, mommy hanya cemas dan takut kamu hilang.” Setelah menenangkan putranya, Iris bangkit menggenggam tangan Dimitri erat. “Ayo kita pulang.”

“Tapi Nona, bagaimana pertemuan dengan pihak Houre Corporation?” tanya Kelly.

“Beritahu mereka kita minta maaf tidak bisa bertemu malam ini dan atur pertemuan di hari lain,” balas Iris tergesa-gesa. Dia tidak ingin berlama-lama di sini setelah melihat Aiden.

“Baik Nona.”

Mereka kemudian meninggalkan toilet pria. 

“Oh, Iris, apa kabar?” Iris berhenti di depan pintu masuk toilet saat berpapasan dengan wanita yang paling tidak ingin dia temui. 

“Felicia," dia berbisik tegang.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
enining salwareihan
Sangat bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Wajah Familier

    Jantung Iris menegang. Dia menggenggam tangan Dimitri erat. Matanya membelalak menatap wajah cantik wanita di depannya.Felicia tersenyum dan menatap Iris anggun. “Wah, sungguh kebetulan sekali bertemu denganmu.” Kemudian menyilangkan tangannya di depan dada dan menatap Iris dari atas sampai bawah. Matanya berkilat melihat penampilan Iris lebih baik daripada enam tahun yang lalu.Mata Felicia sangat jeli melihat gaun, tas dan aksesoris yang dikenakan Iris berasal dari brand eksklusif yang hanya bisa dikenakan orang-orang kelas atas.Iris tidak jauh berbeda dengan seorang wanita yang hidup terawat dari keluarga kaya. Penampilannya bukan lagi gadis miskin dan seorang pelayan bar seperti tujuh tahun yang lalu.Senyum di wajah Felicia tampak aneh dan merendahkan. “Lama tidak bertemu, Iris. Sepertinya kamu hidup dengan sangat baik. Perubahan nasib yang luar biasa dari seorang pelayan bar dan wanita yang bercerai,” lanjutnya tersenyum lembut, namun suaranya terdengar menghina.Kelly terliha

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-17
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Keluarga Wallington

    Iris memandang wajah damai putranya yang tidur nyenyak. Dia tersenyum mengusap wajah Dimitri. Menatap wajah putranya mengingatkan wanita itu pada seseorang yang seharusnya sudah terlupakan.Namun, pertemuan malam ini membuka kembali kenangan enam tahun yang lalu.Iris tersenyum sedih meraih tangan mungil Dimitri dan mencium punggung tangan putranya yang kecil. Baginya, Dimitri adalah keajaiban yang dikirim Tuhan di tengah titik terendah hidupnya setelah kehilangan anak dan seorang ayah yang berharga.“Aku dengar pertemuan dengan Houre Corporation dibatalkan. Apa yang terjadi?”Iris mengalihkan pandangannya dan menatap seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan berpakaian kasual tengah bersandar di daun pintu sambil menyilangkan tangannya di depan dada. Di bawah cahaya lampu, wajah wanita itu hampir terlihat mirip dengan wajah Iris. Dia berusia awal lima puluhan tahun, namun tidak ada kerutan di wajahnya yang membuat wanita paruh baya itu terlihat lebih muda sepuluh tah

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Mantan Suami

    Iris dan Aiden membeku saling menatap satu sama lain selama beberapa saat.Aiden tidak bisa mengalihkan pandangan dari wanita di depannya dan hampir tidak bisa mengenali mantan istrinya ini.Penampilan Iris sangat jauh berbeda dengan sosok dirinya enam tahun yang lalu. Saat ini, Iris terlihat glamor dan menjadi lebih cantik seperti dua orang yang berbeda.Felicia gelisah dan menggertakkan gigi menginterupsi mereka. “Iris, lama tidak bertemu, mengapa kamu ada di sini? Apa kamu salah masuk ruangan?” Felicia menyapa Iris dengan ramah seakan mereka baru bertemu setelah sekian lama. Dia kemudian mengalihkan pandangan pada pelayan di sebelah Iris dan menegurnya, “Apa yang kamu lakukan membiarkan orang lain salah masuk ruangan dan mengganggu pertemuan penting?”Interupsi Felicia memutuskan pandangan Iris dan Aiden.Aiden mengalihkan pandangannya dan berdeham. Wajahnya kembali dingin dan acuh tak acuh. Tidak mengatakan sepatah kata pun dan membiarkan Felicia menangani situasi canggung yang me

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Fakta dibalik Kematian Zein

    Iris mencengkeram berkas di tangannya. Setelah beberapa saat dan menenangkan diri, dia tersenyum profesional menatap semua orang.“Tentu saja kita harus bekerja sama, mengapa tidak? Kami sudah mengatur pertemuan ini berbulan-bulan dengan Houre Corporation. Dengan RDY Group mengambil alih tentu akan membuat nilai proyek ini lebih menguntungkan.”Iris berdiri dan mengulurkan tangannya pada Aiden. “Tuan Ridley, senang bisa bekerja sama dengan Anda.”Aiden menatapnya intens selama beberapa saat sebelum kemudian berdiri menyambut jabatan tangan Iris. “Tentu, semoga Anda bisa bertahan, Nona Wallington,” balasnya sedikit meremas tangan Iris.Iris mengerutkan kening dan menarik tangannya.“Omong-omong ....” Iris menatap Felicia sebelum mengalihkan pandangannya pada Aiden. “Selamat atas pertunangan kalian. Kuharap kamu akan mengundangku hadir di pernikahanmu dengan Nona Hills.”Wajah Felicia berubah pucat.“Pertunangan? Apa maksudmu?” balas Aiden mengerutkan keningnya.“Tentu saja pertunanganm

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Hugo Wallington

    Jika itu dari keluarga Ridley, Aiden tidak melepaskan mereka karena sudah membunuh putranya.Esme atau Alice adalah orang yang mengatur urusan di kediaman Ridley.Dia tidak akan melepaskan orang-orang itu! Akan tetapi ....Aiden menatap punggung Iris dingin.Dia tidak akan melupakan perselingkuhan Iris enam tahun yang lalu.....Di gedung WLT Group, kantor Direktur.Iris mengetuk-ngetuk pulpen ke meja kerja dan menatap laptop di depannya. Tetapi, perhatiannya tidak terkonsentrasi pada laptop di depannya.Pikiran Iris berkelana pada pertemuan terakhirnya dengan Felicia beberapa waktu lalu.Aiden dan Felicia sudah meninggalkan Negara S tanpa penundaan.Iris mencoba untuk tidak memikirkan hal itu namun, kata-kata Felicia membekas di kepalanya.Iris tidak akan bisa berdamai jika kematian putranya bukan karena alergi kacang semata, tetapi sudah diatur oleh seseorang. Apa kesalahan putranya? Dia hanya anak kecil yang baru berusia satu tahun dan tidak mengerti masalah orang dewasa.Bagaima

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Kembali ke York City

    “Lalu bagaimana dengan Aiden Ridley? Bagaimana jika dia tahu tentang Dimitri?”Iris terdiam sesaat sebelum menjawab dengan wajah kaku.“Aku tidak bisa selamanya memisahkan mereka. Tetapi, bahkan jika Aiden tahu tentang Dimitri, dia tidak akan bisa mengambil Dimitri dariku. Aku bukan lagi Iris yang lemah dan pengecut seperti enam tahun lalu,” balas Iris tegas menoleh menatap Hugo memohon.“Jadi, Hugo, tolong bantu aku berbicara dengan ibuku. Ibuku tidak akan melepaskan Dimitri pergi ke mana pun. Meskipun aku ibu kandung Dimitri, aku tidak bisa melawan ibuku. Dimitri sudah seperti harta berharga yang akan mewarisi WLT Group bagi ibuku,” ujarnya tersenyum kecut.Dimitri adalah anak laki-laki yang didambakan Lilian di keluarga Wallington. Selama dua generasi keluarga Wallington hanya memiliki wanita sebagai pewaris WLT Group hingga membuat mereka diremehkan oleh kerabat yang juga merupakan pemegang saham di WLT Group.Dimitri akan menjadi tonggak perusahaan bagi Lilian hingga dia memperla

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Tak Berkutik

    Iris tak berkutik menghadapi pertanyaan putranya.Dia menggertakkan gigi dalam hati. Apa Lilian sengaja melakukan ini padanya karena Iris membawa Dimitri meninggalkan Negara S?“Mommy, di mana Daddy? Aku ingin bertemu Daddy.” Dimitri menarik lengan baju Iris meminta perhatiannya.Iris menatap putranya lemah. “Dimi, dengarkan mommy, jangan mencari Daddy lagi, okey?”Dimitri mengerutkan bibirnya cemberut dan sedih. “Mengapa? Apa Daddy tidak suka dengan Dimitri?”Iris tidak sanggup melihat ekspresi Dimitri dan buru-buru menenangkannya. “Tentu saja tidak. Daddy yang paling menyukai Dimi.”Iris menampar mulutnya. Kata-katanya hanya membuat masalah pada dirinya sendiri. Namun, dia tidak bisa menarik kembali kata-katanya setelah melihat mata Dimitri berbinar bahagia.“Benarkah? Daddy paling menyukai Dimitri?”Iris meringis tetapi tetap menganggukkan kepalanya.“Ya, selama Dimi berperilaku baik dan tidak membuat masalah, Dimi bisa bertemu Daddy.”“Sungguh? Mommy tidak berbohong, 'kan?” Iris

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-25
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Proyek Big Island

    Iris sudah tinggal di York City selama beberapa hari dan berdiam diri di vilanya. Dia tidak ingin keberadaannya di kota ini diketahui siapa pun.Duduk di meja kerjanya, Iris mengusap rambutnya kasar membaca hasil penyelidikan detektif swasta yang disewanya.Iris telah menyewa detektif swasta untuk menyelidiki kediaman Ridley dan mencari tahu kematian putranya enam tahun yang lalu. Ia tidak menyelidiki kediaman Ridley secara mencolok karena takut akan diketahui oleh orang-orang di kediaman Ridley, terutama Esme dan Aiden.Iris hanya mengingat beberapa wajah pelayan yang membantunya di dapur kala itu saat membuat kue untuk Zein. Akan tetapi, enam tahun sejak kematian Zein dan Iris meninggalkan kediaman Ridley, Esme telah mengganti beberapa pelayan yang pada saat itu bekerja di sana. Iris tidak bisa menemukan pelayan itu untuk dimintai keterangan mereka.Penyelidikan Iris hanya menemui jalan buntu.Tok, tok, tok.“Nona Iris, ini saya.” Pintu ruang kerja Iris diketuk dari luar.Iris mend

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-25

Bab terbaru

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Akhir

    Mereka pun telah selesai makan malam bersama. Lily dan Candra melangkah menuju ke arah ruang tamu. Sementara itu Aurelio sudah terlelap di kamarnya. Candra sengaja menemani putra tunggal Hugo hingga ia terlelap agar dirinya bisa pergi meninggalkan Aurelio tanpa merasa terbebani oleh rasa bersalah, karena sang putra tak ingin melepaskannya. “Candra apakah kamu yakin tetap balik hotel malam ini? Sudah larut malam Candra, apa tidak sebaiknya besok pagi-pagi sekali kamu kembali ke hotel. Kurasa belum terlambat jika kamu memang akan kembali besok ke Italia.” Ucap Lily seraya melangkah di sisi Candra. “Sekali lagi aku minta maaf Bibi Lily. Aku harus kembali malam ini ke hotel, jika aku harus menginap malam ini di sini dan kembali pagi harinya ke hotel, rasanya aku tak punya banyak waktu untuk berberes-beres barang-barangku yang berada di hotel, karena besok pagi aku harus segera berangkat ke Italia.” Jelas Candra menanggapi tawaran dari nyonya Wallington. “Ya sudah. Jika memang demikian,

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Makan Malam Bersama

    Lily mengerucutkan bibirnya melihat sikap dingin Hugo. Dia menatap Candra dan menepuk lengannya menenangkan.“Jangan berkecil hati. Hugo selalu seperti ini.”Candra mengangguk, dia tidak mengambil sikap dingin Hugo, apalagi setelah mendengar kata-kata Aurelio bahwa Hugo menyimpan foto dirinya.Lily menyruh pelayan menyiapkan camilan ringan dan menghabiskan waktu mengobrol bersama Candra dan bermain dengan Aurelio.Sepanjang hari itu Hugo tidak turun dan berada di ruang kerjanya. Entah dia sengaja untuk menghindari Candra atau pria itu memang seperti itu. Candra tidak terlalu memikirkannya. Dia menikmati bermain dengan Aurelio. Candra tampak bahagia ia menikmati kebersamaannya bersama Aurelio di rumah Hugo Wallington. Meskipun Hugo terlihat cuek tak mengacuhkannya, namun Candra tidak mempedulikannya.Ia justru semakin akrab dan dekat dengan putra tunggal CEO berwajah tampan tersebut.Lily menyukai Candra, setelah melihat ketika Candra begitu pintar mengambil hati cucunya. Ini peluang te

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Bertamu di Kediaman Keluarga Wallington

    “Tidak kok nyonya. Aku tidak memikirkan apapun, dan aku baik-baik saja kok nyonya,” ucapnya kembali berbohong menutupi jika sesungguhnya pikirannya justru melayang ke arah Hugo berada.“Candra. Aku minta maaf, jika selama ini sikapku sudah sangat keterlaluan padamu. Aku sadar, seharusnya aku tak memperlakukanmu seperti itu, hingga akhirnya kamu pergi meninggalkan putraku Hugo. Aku berharap kamu bisa memaafkanku Candra, meskipun aku akui kesalahanku mungkin sudah terlalu besar terhadapmu.”Candra tak menyangka, jika nyonya Wallington bisa berkata demikian padanya. Mengakui kesalahannya dan meminta maaf atas kesalahan yang pernah ia lakukan terhadap Candra.Candra menyentuh tangan nyonya Wallington, seraya menganggukkan kepalanya pelan. Candra tersenyum begitu juga dengan nyonya Wallington.“Iya nyonya. Aku sudah memaafkanmu nyonya, jauh sebelum nyonya minta maaf padaku,” jawab Candra seketika membuat nyonya Wallington berbinar-binar wajahnya.“Sungguhkah? Kamu memaafkanku Candra..? Kam

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Bertemu Lily

    "Ya, ibu bantu cari pengasuh yang lebih kompenten.”“Kamu tidak butuh pengasuh untuk Aurelio, tapi seorang ibu untuk anakmu,” ujar Lily melirik Hugo dengan hati-hati.“Ibu ....” Hugo menatap ibunya tidak suka topik itu di bahas lagi.“Kamu tidak berniat mencari ibu untuk Aurelio? Apa karena kamu tidak bisa melupakan Candra?”Hugo terdiam, pikirannya kembali memikirkan Candra. Wanita itu memperlakukan Aurelio dengan baik saat itu dan dia pula yang menemukan putranya.Hugo menggelengkan kepala mengusir bayangan gadis itu dan berpura-pura mengetik sesuatu di laptop. "Aku sibuk, tolong tinggalkan aku, Bu.”Lily mendesah pasrah dan meninggalkan Hugo untuk mengurus pekerjaannya.....Beberapa hari kemudian sejak pertemuannya dengan Paman Hugo, Candra masih tidak memiliki keberanian mencari pria itu.Gadis berparas manis itu, bolak-balik tak jelas dan gelisah di ruang tamu kamar hotelnya seolah-olah mengukur ruang luas di kamar hotel tempat ia menginap selama berada di kota tersebut. Pikira

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Pernikahan yang Batal

    Candra merasa sedih atas sikap Hugo Wallington bersikap dingin dan mengabaikannya. Dia meninggalkan taman hiburan dan kembali ke hotel tempat dia menginap. Candra gelisah terus memikirkan pertemuannya dengan Hugo. Dia berusaha menahan diri untuk tidak mencari tahu tentang pria itu selama lima tahun sejak dia meninggalkannya. Pada akhirnya dia tidak bisa menahan keinginannya dan menelepon seorang asisten yang mengurus semua keperluannya. Dia menyuruh asistennya mencari tahu tentang Hugo selama lima tahun ini. Setelah itu Candra menunggu informasi dari asistennya semalaman. Beberapa jam kemudian asistennya datang ke kamar hotelnya. “Bagaimana, Vivi?” Candra bertanya gelisah meraih tangan wanita itu. “Nona muda, Tuan Wallington tidak pernah menikah, tapi dia memiliki seorang anak yang sampai saat ini masih dia sembunyikan dari mata publik. Ibu dari anak itu, mantan pelacur Tuan Wallington meninggal saat melahirkan.” Mata Candra melebar, jantung berdegup kencang merasa senang karena

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Bertemu Lagi dengan Soerang Kenalan Lama

    “Kamu tidak usah takut dengan kakak. Kakak tidak jahat kok, jadi adik kecil jangan menangis lagi ya. Tenang saja, Kakak akan bantuin kamu kok.” Candra terus mengajak anak kecil tersebut berbicara, meskipun ia tetap bungkam tak mau bicara sepatah kata pun.“Ayo sini..! Ikut dengan kakak. Kita cari keberadaan orang tua kamu ya,” ujar Candra mengulurkan tangannya pada anak kecil itu.Anak itu seolah mengerti dan menghapus air matanya. dia mengulurkan tangan kecilnya meraih tangan wanita di depannya.Candra tersenyum hangat meremas tangan kecilnya. Dia pun menggendong dan mengajaknya menuju ke arah ruangan bagian informasi. Candra berpikir jika anak tersebut adalah anak hilang, mungkin dengan bantuan bagian informasi dapat mempertemukan kembali anak kecil yang terpisah dari orang tuanya bisa berkumpul lagi dengan keluarganya.Anak kecil tersebut saat ini berada dalam gendongan Candra tidak menangis dan memeluk leher Candra saat dibawa masuk ke pusat informasi taman hiburan.Candra mendeka

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Lima tahun kemudian

    Lima tahun kemudian.Langit biru cerah dan angin bertiup lembut. Taman hiburan tampak hidup dan meriah.Gadis itu memandang langit musim panas dan memejamkan mata menikmati sinar matahari bersinar cukup cerah.Dia cantik berada di usia muda 25 tahun, kecantikannya mekar dengan indah. Jejak naif dan polos seorang gadis memudar dengan kecantikan wanita dewasa. Dia menarik perhatian beberapa pria yang lewat.Candra memuka mata, memperlihat matanya yang cerah dan cemerlang, namun menyimpan jejak kesedihan.Lima tahun telah berlalu, kota ini tak begitu banyak perubahannya. Kerinduannya begitu besar terhadap kota ini, begitu banyak kenangan yang tak mudah dilupakan di sini. Candra telah kembali ke kota di mana dulu ia memiliki story dan kenangan yang begitu membekas untuk dirinya.Bagaimana kabarnya kamu paman Hugo?Pasti saat ini dia sudah bahagia menikah dengan perempuan itu.Candra mendesah. Tak ada gunanya lagi mengingat semuanya jika saat ini paman Hugo sudah menjadi milik perempua

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Selamat Tinggal

    Candra tidak menjawab, dia menatap bibir tipis Hugo sebelum menundukkan kepala mencium bibirnya. Ciumannya agak grogi dan gugup. Hugo merasa terkejut. Sudah lama sekali Candra tidak mengambil inisitif menciumnya. Tapi dia tidak membalas ciuman Candra dan menahan keinginannya untuk melumat bibirnya menggoda. Dia harus memberinya pelajaran hari ini. Merasa Hugo tidak membalas ciumannya membuat Candra agak cemas dan malu. Tapi Hugo tidak mendoronya. Candra agak berani memperdalam ciumannya, bibir menghisap bibir bawah pria itu dan menyapu lidahnya di sepanjang bibir Hugo. Hugo mengerang pelan dalam bibirnya, tangannya mencengkeram pinggang ramping gadis itu. Candra semakin berani menyelipkan lidahnya menggoda bibir Hugo, tanganya mengusap-ngusap dada pria itu dengan gerakan menggodanya. Pinggulnya mengosok pangkal paha Hugo, menggoda ‘junior’ pria itu. Napas Hugo semakin dalam, dia mengcengkeram pinggang gadis itu semakin erat. Salah satu tangannya meremas pantat Candra di balik cel

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Waktu Terakhir

    “Tidak,” balas Candra serak dan menundukkan kepala agar Hugo tidak melihat dia menangis.“Benarkah?” Hugo meraih dagu gadis agar mendongak menatapnya. Dia melihat mata Candra berkaca-kaca dan basah. “Kamu menangis? Mengapa kamu menangis?” tanyanya dengan kening berkerut.Candra menggelengkan kepala. “Tidak, aku hanya mengantuk kok.”Candra mengusap matanya dan berpura-pura menguap. “Aku tidak tidur nyenyak semalam dan bangun pagi-pagi sekali untuk membuat bubur.”Hugo menatapnya lekat-lekat seolah mencari kebohongan dari mata gadis itu.Candra menguap hingga air matanya keluar. “Aku mengantuk. Bangunkan aku jika makan malam sudah selesai ....” Lalu dia dengan hati-hati memeluk pinggang Hugo agar menekan luka di perutnya dan bersandar di dada Hugo. Matanya terpenjam, dalam hitungan beberapa menit, dia sudah tertidur.Hugo mengamati gadis yang tertidur itu dan mendesah memeluk kepalanya di dadanya. Dia mencium kepala Candra dan memejamkan mata mencoba untuk tidur.Satu jam kemudian, Hug

DMCA.com Protection Status