โOh, begitu. Apa Tuan Ridley datang berkunjung hari ini?โ Dia bertanya acuh tak acuh.โSeharusnya iyโ Tuan Ridley!โ Harry tiba-tiba berteriak memanggil seseorang di belakang Iris dan melambaikan tangannya.Iris menegang sesaat sebelum kemudian menenangkan dirinya. Dia tidak segera berbalik tetapi memandang ke sekitar menunggu Aiden datang.Namun, Kelly sebagai sekretarisnya berbalik dan mengangguk sopan pada Aiden dan asisten pribadinya, pria berkacamata.Aiden tengah menghampiri Harry karena namanya dipanggil. Dia melirik wanita di sebelah Harry mengenakan dres hijau polos dipadu mantel abu-abu. Helm keselamatan terpasang di kepalanya.Meski wanita itu tidak berbalik, Aiden masih bisa mengenali siapa wanita itu dari punggungnya. Wanita yang di sebelahnya mengangguk hormat menguatkan asumsi Aiden.Sorot matanya berkilau memandang punggung wanita berambut cokelat itu sebelum mendekati mereka dengan wajah tanpa ekspresi. โTuan Ridley, selamat siang.โ Harry buru-buru menyapa Aiden.Aid
โOh karena dia mantan suamโapa?! Mantan suami?!โ Kelly terkejut tidak menyadari suaranya cukup keras. Tetapi, untunglah Aiden dan Harry tampak sedang berbicara hingga tidak memperhatikan mereka. Jika tidak, semua orang akan tahu hubungan Iris dan Aiden.Hanya asisten pribadi yang dibawa Aiden berjalan di samping Kelly, menatap mereka dengan tatapan ingin tahu.Iris meliriknya memberinya tatapan peringatan.Kelly menutup mulutnya dengan tatapan permintaan maaf.Dia berbisik dengan suara pelan di samping Iris hingga hanya mereka berdua yang mendengar. โNona Iris, apa Anda serius? Tuan Ridley adalah mantan suamimu?โ tanyanya menatap punggung Aiden yang berjalan di depan mereka.Iris hanya mengangguk sambil menatap lurus ke depan.Kelly menatap ke sekeliling dan memelototi asisten pribadi Aiden yang menatap mereka dengan tatapan ingin tahu.Peter tersenyum sebelum mengalihkan pandangannya ke depan.Kelly kemudian kembali berbisik dengan suara pelan pada Iris. โNona Iris, apa Presdir Ridle
โYa, memangnya kenapa jika aku mengganti nama keluargaku? Tuan Ridley, ini bukan alasan untuk bersikap kasar pada mitra bisnismu,โ tegur Iris tidak senang mencoba melepaskan cengkeraman Aiden. Namun, Aiden mencengkeram tangan Iris semakin kuat membuat Iris meringis kesakitan.โApa maumu?! Lepaskan, tanganku sakit!โ seru Iris marah.Aiden melepaskan cengkeraman Iris dan mendorongnya ke dinding. Dia menekan tubuh wanita itu ke dinding.Mata Iris melebar terkejut. Tangannya spontan menahan dada Aiden agar tidak menekan tubuhnya.โTuan Ridley, apa-apaan sikap kasarmu! Jangan berpikir karena kamu adalah mitra bisnis aku tidak akan menuntutmu!โ ancam Iris panik mendorong dada Aiden. Namun tenaganya tidak bisa dibandingkan dengan pria kekar seperti Aiden.Aiden tersenyum. Matanya yang gelap menunduk menatap Iris tajam.โMitra bisnis? Aku muak mendengarnya,โ desisnya.Iris mendongak memandang Aiden. Dia berhenti berontak dan berkata dengan datar, โLalu kenapa kamu menyetujui kesepakatan deng
Mata Iris bergetar dan memerah. Dia menggertakkan gigi menahan air matanya mati-matian agar tidak menangis di depan Aiden. Dia pernah mencintai pria itu dan kata-katanya masih menusuk, membuat hatinya sakit. Dia benci kenyataan bahwa pria itu adalah ayah Dimitri.โMemangnya kenapa jika aku wanita yang seperti itu? Kamu menyesal sudah menikah denganku?โAiden tidak menjawab.Iris tersenyum dingin dan berkata datar, โAku juga menyesal. Mengapa aku harus bertahan denganmu dan membuat Zein menderita? Jika saat itu aku memilih meninggalkanmu dan membawa pergi Zein, putraku tidak akan meninggal karena keegoisan keluargamu yang busuk.โ Dia menatap Aiden dengan tatapan penuh kebencian. Air mata mengalir di pipinya.Aiden sesaat tertegun melihat air mata mengalir di pipi Iris. Tangannya yang mencengkeram pergelangan tangan Iris tanpa sadar melonggar.Iris mengalihkan pandangannya ke samping dan menarik tangannya dari cengkeraman Aiden. Dia menghapus air matanya kasar dan menenangkan dirinya s
Iris terdiam tidak bisa berkata-kata. Bagaimana dia bisa menelepon Aiden dan memberitahunya bahwa putra mereka merindukannya?Aiden pasti menganggapnya sudah gila, atau akan mengambil Dimitri darinya mengingat pria itu sangat menginginkan anak untuk membuat pijakannya semakin kokoh di RDY Group, pikirnya getir.โAh, telepon Daddy?โDimitri mengangguk dan menatap Iris penuh harap.Iris meringis dan merutuk dirinya dalam hati. Mengapa dia tidak mengatakan sejak awal saja kalau Aiden sudah mati hingga putranya tidak akan terus bertanya tentang ayahnya.Karena Iris sudah terlanjur berbohong, dia bisa berbohong lagi pada putranya.โTelepon Daddy .... baiklah ....โ Iris tersenyum berpura-pura mengambil ponselnya menelepon nomor Hugo dan bukan Aiden.Mata hitam Dimitri mengawasi Iris penuh harap membuatnya merasa bersalah.Dia mengalihkan tatapannya dan fokus ke panggilan telepon. Sebelum Hugo menjawab panggilannya, Iris buru-buru mematikan panggilan dan menatap putranya.โYaaah, Daddy tidak
โMengapa kamu ada di sini?!โIris tersentak dan menoleh ke samping menemukan wajah wanita paruh baya yang dikenalnya, mantan ibu mertuanya, Esme Spinet.Esme tidak sendiri, dia bersama Felicia yang memandangnya dengan ekspresi tidak senang.โIris Jessen, mengapa kamu ada di sini?!โ tanya Esme sekali lagi menatapnya tajam.Iris menarik tangannya dari cengkeraman Esme dan berhadapan dengan mantan ibu mertuanya. โMemangnya kenapa jika aku di sini?โ balas Iris tenang. Dia mengepalkan tangannya berkeringat dingin dan mencemaskan Dimitri. Iris tidak ingin putranya bertemu dengan salah satu anggota keluarga Ridley, terutama Esme yang merupakan ibu tiri Aiden. Iris masih mencurigai Esme sebagai dalang yang menyebabkan kematian Zein.โBukan apa-apa, hanya saja kamu tidak pantas ada di sini.โโApa mal atau toko ini milikmu, Nyonya Ridley, hingga kamu bisa menyebutku pantas atau tidak di sini?โ balas Iris dinginEsme menatapnya dengan mata membelalak keheranan. โWow, Iris, lama tidak bertemu
โApa?! Dia menghina wanita muda itu karena mantan pelayan bar, tapi dia sendiri dulunya โwanita panggilanโ โโBenarkah Nyonya Ridley dulu โwanita panggilanโ dan simpanan?โโAku tidak menyangka Presdir Ridley memiliki ibu tiri mantan โwanita panggilanโโWajah Esme memucat mendengar bisik-bisik yang tertuju padanya. Dia memelototi Iris penuh amarah.Bagaimana wanita itu bisa tahu tentang masa lalunya yang mati-matian ditutupinya?โKamuโberaninya kamu memfitnahku!โ Dia mengangkat tangannya untuk menampar Iris.Iris menangkap tangan yang melayang di udara sebelum Esme bisa menamparnya dan menatap dingin wanita tua itu. โSekarang kamu tahu bagaimana rasanya direndahkan? Jika kamu tidak ingin orang lain mengungkap masa lalumu, lebih baik tutup mulutmu dan sadari sendiri posisimu,โ desis Iris melempar tangan Esme.Tubuh Esme bergetar menahan amarah.โIris, kamu sudah keterlaluan! Bagaimana pun Bibi adalah ibu Aiden dan mantan mertuamu. Beraninya kamu menghina Bibi! Apa kamu tidak takut Aiden
โSilakan ikuti saya, Nona.โIris melirik Felicia dan Esme untuk terakhir kalinya sebelum menyusul staf toko ke kasir. Iris menghela napas lega karena Esme dan Felicia tidak melihat Dimitri. Dia segera mencari putranya.Orang-orang di sekitar yang menonton juga mulai bubar. โApa-apaan perempuan murahan itu!โ Esme sangat marah.Dia menoleh memelototi Felicia. โApa maksud kata-kata Iris? Kerja sama apa yang dia maksud?!โFelicia terlihat meringis dan berkata dengan hati-hati, โBibi, aku lupa memberitahumu. Iris adalah Direktur Utama WLT Group. Baru-baru ini RDY Group dan WLT Group bekerja sama untuk proyek taman bermain Big Island.โWajah Esme terkejut dan memucat.โApa kamu bilang?! Dia Direktur Utama WLT Group? Bagaimana wanita murahan itu bisa jadi Direktur?!โ desisnya tidak percaya.โAku juga tidak ingin percaya. Siapa yang menyangka mantan pelayan bar bisa menjadi direktur utama. Mungkin dia menjual tubuhnya atau menjadi wanita simpanan pria dari keluarga Wallington? Wanita pemanja
Mereka pun telah selesai makan malam bersama. Lily dan Candra melangkah menuju ke arah ruang tamu. Sementara itu Aurelio sudah terlelap di kamarnya. Candra sengaja menemani putra tunggal Hugo hingga ia terlelap agar dirinya bisa pergi meninggalkan Aurelio tanpa merasa terbebani oleh rasa bersalah, karena sang putra tak ingin melepaskannya. โCandra apakah kamu yakin tetap balik hotel malam ini? Sudah larut malam Candra, apa tidak sebaiknya besok pagi-pagi sekali kamu kembali ke hotel. Kurasa belum terlambat jika kamu memang akan kembali besok ke Italia.โ Ucap Lily seraya melangkah di sisi Candra. โSekali lagi aku minta maaf Bibi Lily. Aku harus kembali malam ini ke hotel, jika aku harus menginap malam ini di sini dan kembali pagi harinya ke hotel, rasanya aku tak punya banyak waktu untuk berberes-beres barang-barangku yang berada di hotel, karena besok pagi aku harus segera berangkat ke Italia.โ Jelas Candra menanggapi tawaran dari nyonya Wallington. โYa sudah. Jika memang demikian,
Lily mengerucutkan bibirnya melihat sikap dingin Hugo. Dia menatap Candra dan menepuk lengannya menenangkan.โJangan berkecil hati. Hugo selalu seperti ini.โCandra mengangguk, dia tidak mengambil sikap dingin Hugo, apalagi setelah mendengar kata-kata Aurelio bahwa Hugo menyimpan foto dirinya.Lily menyruh pelayan menyiapkan camilan ringan dan menghabiskan waktu mengobrol bersama Candra dan bermain dengan Aurelio.Sepanjang hari itu Hugo tidak turun dan berada di ruang kerjanya. Entah dia sengaja untuk menghindari Candra atau pria itu memang seperti itu. Candra tidak terlalu memikirkannya. Dia menikmati bermain dengan Aurelio. Candra tampak bahagia ia menikmati kebersamaannya bersama Aurelio di rumah Hugo Wallington. Meskipun Hugo terlihat cuek tak mengacuhkannya, namun Candra tidak mempedulikannya.Ia justru semakin akrab dan dekat dengan putra tunggal CEO berwajah tampan tersebut.Lily menyukai Candra, setelah melihat ketika Candra begitu pintar mengambil hati cucunya. Ini peluang te
โTidak kok nyonya. Aku tidak memikirkan apapun, dan aku baik-baik saja kok nyonya,โ ucapnya kembali berbohong menutupi jika sesungguhnya pikirannya justru melayang ke arah Hugo berada.โCandra. Aku minta maaf, jika selama ini sikapku sudah sangat keterlaluan padamu. Aku sadar, seharusnya aku tak memperlakukanmu seperti itu, hingga akhirnya kamu pergi meninggalkan putraku Hugo. Aku berharap kamu bisa memaafkanku Candra, meskipun aku akui kesalahanku mungkin sudah terlalu besar terhadapmu.โCandra tak menyangka, jika nyonya Wallington bisa berkata demikian padanya. Mengakui kesalahannya dan meminta maaf atas kesalahan yang pernah ia lakukan terhadap Candra.Candra menyentuh tangan nyonya Wallington, seraya menganggukkan kepalanya pelan. Candra tersenyum begitu juga dengan nyonya Wallington.โIya nyonya. Aku sudah memaafkanmu nyonya, jauh sebelum nyonya minta maaf padaku,โ jawab Candra seketika membuat nyonya Wallington berbinar-binar wajahnya.โSungguhkah? Kamu memaafkanku Candra..? Kam
"Ya, ibu bantu cari pengasuh yang lebih kompenten.โโKamu tidak butuh pengasuh untuk Aurelio, tapi seorang ibu untuk anakmu,โ ujar Lily melirik Hugo dengan hati-hati.โIbu ....โ Hugo menatap ibunya tidak suka topik itu di bahas lagi.โKamu tidak berniat mencari ibu untuk Aurelio? Apa karena kamu tidak bisa melupakan Candra?โHugo terdiam, pikirannya kembali memikirkan Candra. Wanita itu memperlakukan Aurelio dengan baik saat itu dan dia pula yang menemukan putranya.Hugo menggelengkan kepala mengusir bayangan gadis itu dan berpura-pura mengetik sesuatu di laptop. "Aku sibuk, tolong tinggalkan aku, Bu.โLily mendesah pasrah dan meninggalkan Hugo untuk mengurus pekerjaannya.....Beberapa hari kemudian sejak pertemuannya dengan Paman Hugo, Candra masih tidak memiliki keberanian mencari pria itu.Gadis berparas manis itu, bolak-balik tak jelas dan gelisah di ruang tamu kamar hotelnya seolah-olah mengukur ruang luas di kamar hotel tempat ia menginap selama berada di kota tersebut. Pikira
Candra merasa sedih atas sikap Hugo Wallington bersikap dingin dan mengabaikannya. Dia meninggalkan taman hiburan dan kembali ke hotel tempat dia menginap. Candra gelisah terus memikirkan pertemuannya dengan Hugo. Dia berusaha menahan diri untuk tidak mencari tahu tentang pria itu selama lima tahun sejak dia meninggalkannya. Pada akhirnya dia tidak bisa menahan keinginannya dan menelepon seorang asisten yang mengurus semua keperluannya. Dia menyuruh asistennya mencari tahu tentang Hugo selama lima tahun ini. Setelah itu Candra menunggu informasi dari asistennya semalaman. Beberapa jam kemudian asistennya datang ke kamar hotelnya. โBagaimana, Vivi?โ Candra bertanya gelisah meraih tangan wanita itu. โNona muda, Tuan Wallington tidak pernah menikah, tapi dia memiliki seorang anak yang sampai saat ini masih dia sembunyikan dari mata publik. Ibu dari anak itu, mantan pelacur Tuan Wallington meninggal saat melahirkan.โ Mata Candra melebar, jantung berdegup kencang merasa senang karena
โKamu tidak usah takut dengan kakak. Kakak tidak jahat kok, jadi adik kecil jangan menangis lagi ya. Tenang saja, Kakak akan bantuin kamu kok.โ Candra terus mengajak anak kecil tersebut berbicara, meskipun ia tetap bungkam tak mau bicara sepatah kata pun.โAyo sini..! Ikut dengan kakak. Kita cari keberadaan orang tua kamu ya,โ ujar Candra mengulurkan tangannya pada anak kecil itu.Anak itu seolah mengerti dan menghapus air matanya. dia mengulurkan tangan kecilnya meraih tangan wanita di depannya.Candra tersenyum hangat meremas tangan kecilnya. Dia pun menggendong dan mengajaknya menuju ke arah ruangan bagian informasi. Candra berpikir jika anak tersebut adalah anak hilang, mungkin dengan bantuan bagian informasi dapat mempertemukan kembali anak kecil yang terpisah dari orang tuanya bisa berkumpul lagi dengan keluarganya.Anak kecil tersebut saat ini berada dalam gendongan Candra tidak menangis dan memeluk leher Candra saat dibawa masuk ke pusat informasi taman hiburan.Candra mendeka
Lima tahun kemudian.Langit biru cerah dan angin bertiup lembut. Taman hiburan tampak hidup dan meriah.Gadis itu memandang langit musim panas dan memejamkan mata menikmati sinar matahari bersinar cukup cerah.Dia cantik berada di usia muda 25 tahun, kecantikannya mekar dengan indah. Jejak naif dan polos seorang gadis memudar dengan kecantikan wanita dewasa. Dia menarik perhatian beberapa pria yang lewat.Candra memuka mata, memperlihat matanya yang cerah dan cemerlang, namun menyimpan jejak kesedihan.Lima tahun telah berlalu, kota ini tak begitu banyak perubahannya. Kerinduannya begitu besar terhadap kota ini, begitu banyak kenangan yang tak mudah dilupakan di sini. Candra telah kembali ke kota di mana dulu ia memiliki story dan kenangan yang begitu membekas untuk dirinya.Bagaimana kabarnya kamu paman Hugo?Pasti saat ini dia sudah bahagia menikah dengan perempuan itu.Candra mendesah. Tak ada gunanya lagi mengingat semuanya jika saat ini paman Hugo sudah menjadi milik perempua
Candra tidak menjawab, dia menatap bibir tipis Hugo sebelum menundukkan kepala mencium bibirnya. Ciumannya agak grogi dan gugup. Hugo merasa terkejut. Sudah lama sekali Candra tidak mengambil inisitif menciumnya. Tapi dia tidak membalas ciuman Candra dan menahan keinginannya untuk melumat bibirnya menggoda. Dia harus memberinya pelajaran hari ini. Merasa Hugo tidak membalas ciumannya membuat Candra agak cemas dan malu. Tapi Hugo tidak mendoronya. Candra agak berani memperdalam ciumannya, bibir menghisap bibir bawah pria itu dan menyapu lidahnya di sepanjang bibir Hugo. Hugo mengerang pelan dalam bibirnya, tangannya mencengkeram pinggang ramping gadis itu. Candra semakin berani menyelipkan lidahnya menggoda bibir Hugo, tanganya mengusap-ngusap dada pria itu dengan gerakan menggodanya. Pinggulnya mengosok pangkal paha Hugo, menggoda โjuniorโ pria itu. Napas Hugo semakin dalam, dia mengcengkeram pinggang gadis itu semakin erat. Salah satu tangannya meremas pantat Candra di balik cel
โTidak,โ balas Candra serak dan menundukkan kepala agar Hugo tidak melihat dia menangis.โBenarkah?โ Hugo meraih dagu gadis agar mendongak menatapnya. Dia melihat mata Candra berkaca-kaca dan basah. โKamu menangis? Mengapa kamu menangis?โ tanyanya dengan kening berkerut.Candra menggelengkan kepala. โTidak, aku hanya mengantuk kok.โCandra mengusap matanya dan berpura-pura menguap. โAku tidak tidur nyenyak semalam dan bangun pagi-pagi sekali untuk membuat bubur.โHugo menatapnya lekat-lekat seolah mencari kebohongan dari mata gadis itu.Candra menguap hingga air matanya keluar. โAku mengantuk. Bangunkan aku jika makan malam sudah selesai ....โ Lalu dia dengan hati-hati memeluk pinggang Hugo agar menekan luka di perutnya dan bersandar di dada Hugo. Matanya terpenjam, dalam hitungan beberapa menit, dia sudah tertidur.Hugo mengamati gadis yang tertidur itu dan mendesah memeluk kepalanya di dadanya. Dia mencium kepala Candra dan memejamkan mata mencoba untuk tidur.Satu jam kemudian, Hug