Jantung Iris menegang. Dia menggenggam tangan Dimitri erat. Matanya membelalak menatap wajah cantik wanita di depannya.
Felicia tersenyum dan menatap Iris anggun. “Wah, sungguh kebetulan sekali bertemu denganmu.” Kemudian menyilangkan tangannya di depan dada dan menatap Iris dari atas sampai bawah. Matanya berkilat melihat penampilan Iris lebih baik daripada enam tahun yang lalu.
Mata Felicia sangat jeli melihat gaun, tas dan aksesoris yang dikenakan Iris berasal dari brand eksklusif yang hanya bisa dikenakan orang-orang kelas atas.
Iris tidak jauh berbeda dengan seorang wanita yang hidup terawat dari keluarga kaya. Penampilannya bukan lagi gadis miskin dan seorang pelayan bar seperti tujuh tahun yang lalu.
Senyum di wajah Felicia tampak aneh dan merendahkan. “Lama tidak bertemu, Iris. Sepertinya kamu hidup dengan sangat baik. Perubahan nasib yang luar biasa dari seorang pelayan bar dan wanita yang bercerai,” lanjutnya tersenyum lembut, namun suaranya terdengar menghina.
Kelly terlihat tersinggung mendengar kalimat terakhir wanita sinis ini. “Maaf, Anda siapa? Apa Anda mengenal Nona Iris? Tapi, beraninya Anda menyebut Nona Iris pelayan bar!” wanita di depannya ini terlihat lembut dan anggun, namun hatinya sangat busuk. Kelly merutuk dalam hati.
Felicia mengalihkan pandangannya pada wanita di sebelah Iris dan memiringkan kepalanya. “Apa yang aku katakan salah? Iris dan aku berteman dulu saat dia masih menikah dengan bosku,” ujarnya tersenyum melirik Iris.
“Kamu—“
“Kelly.” Iris melirik Kelly mengisyaratkannya untuk diam, sebelum menenangkan diri dan menatap wanita di depannya dengan tenang. Dia tidak peduli dengan penghinaan Felicia. Iris tidak ingin bertengkar saat ini dengan Felicia.
“Felicia, lama tidak bertemu. Kamu tampak berubah dan tidak munafik seperti dulu,” ujar Iris datar. Setelah Felicia mengungkap wajah aslinya, Iris tidak akan memperlakukannya dengan hormat dan segan seperti dulu.
Felicia tersenyum acuh tak acuh dan melipat tangannya di depan dada sambil mengangkat dagu angkuh. “Ya, setiap orang pasti berubah, begitu pun dengan aku dan Aiden.” Lalu ia melirik Iris dengan tatapan provokatif dan mengusap lehernya dengan gerakan disengaja, memperlihatkan sebuah cincin bertakhta berlian di jari manis. “Seperti yang kamu lihat, aku dan Aiden sudah bertunangan.”
Iris sesaat membeku menatap cincin di jari manis Felicia. Dia pikir hatinya sudah melupakan Aiden, namun mengapa hatinya terasa tertusuk mendengar kata-kata Felicia?
Felicia tersenyum melihat wajah Iris tampak memucat dan merasa puas dalam hati. “Sudah enam tahun, kuharap kamu sudah melupakan Aiden. Bagaimana pun masa lalu hanya masa lalu. Sebagai kenalan lama, aku harap kamu bisa hadir di pesta pernikahan kami kelak dan memberkati kami,” ujarnya tersenyum manis pada Iris.
Iris mengepalkan tangannya tanpa sadar. Wajahnya masih pucat.
Felicia dan Aiden akan menikah?
Hati Iris terasa tertusuk dan tidak nyaman.
“Mommy, sakit ....”
Cekalannya di tangan Dimitri membuat Iris tersadar dan menunduk. Dia melihat putranya, Dimitri, menatap Iris dengan mata besarnya yang khawatir. Kemudian Iris menyadarinya tangannya menggenggam erat tangan mungil Dimitri, dan langsung melonggarkan cengkeramannya dengan cemas.
“Maaf, Sayang, di mana yang sakit?” ujarnya sambil memeriksa tangan kecil Dimitri. Dia seolah melupakan berita pernikahan Felicia dan Aiden.
Dimitri mengecut bibirnya mengeluh. “Mommy, siapa Bibi jelek itu? Apa dia membuat Mommy marah?” matanya menyipit menatap tajam ke arah Felicia.
“Mommy? Dia anakmu?” Felicia bertanya heran melihat ke arah Dimitri.
Iris tersadar, Felicia tidak seharusnya melihat Dimitri. Dia menegakkan tubuhnya dan menutupi Dimitri di belakangnya. “Ya, dia anakku,” balasnya acuh tak acuh mencoba terlihat tenang.
Felicia mengerutkan keningnya menatap Iris dan bertanya, “Kamu sudah menikah?”
“Menurutmu?”
Felicia menyeringai sinis. “Tidak heran, kamu pasti menikahi pria kaya. Aku penasaran bagaimana wanita miskin bisa berubah menjadi seperti seorang wanita kaya dan terawat. Kamu akhirnya menemukan pria kaya lain setelah bercerai dengan Aiden.”
Dia menggelengkan kepalanya lalu melirik Dimitri yang bersembunyi di belakang Iris. “Anakmu seperti berusia lima tahun. Iris, jangan bilang kamu langsung menikah setelah bercerai dengan Aiden?” dia menatap Iris tak percaya. “Kamu masih wanita penggali harta rupanya. Aiden pasti benar-benar menyesal menikah denganmu,” ujar Felicia lagi-lagi dengan kesinisannya.
Kelly dan pengawal Iris yang lain tampak tidak senang dengan ucapan Felicia, namun mereka tidak berani berbicara sebelum Iris memerintahkan mereka.
Sebaliknya, Iris terlihat tenang dengan senyumannya dan berkata acuh tak acuh, “Teruslah berkata sesukamu. Aku tidak akan meladenimu.” Lalu Iris menatap Kelly dan pengawalnya yang lain. “Ayo pergi.”
Felicia menghadang jalan Iris sebelum dia pergi.
“Apa yang Anda lakukan? Minggir! Jangan menghalangi Nona Iris!” Kelly yang maju menegur Felicia.
“Nona Iris? Kamu benar-benar ingin diperlakukan seperti gadis dari keluarga terhormat,” dengus Felicia pada Iris. “Iris, tak peduli bagaimana pun kamu bekerja keras untuk sampai di status ini, meskipun aku yakin kamu mnggunakan cara murahan, tapi tetap tidak akan mengubah status kelahiranmu yang rendah,” lanjutnya menatap Iris dari atas ke bawah dengan pandangan merendahkan.
Iris tersenyum.
“A-apa? Kamu tersenyum? Kamu merasa bangga karena berhasil mencapai status ini dengan cara murahan?” Felicia mengerutkan keningnya menatap tak suka pada Iris.
“Sekali lagi, Anda siapa? Apa Anda tahu siapa Nona Iris?! Sejak tadi Anda terus memprovokasi Nona kami!” Kelly benar-benar tidak sabar ingin mendorong wanita itu.
“Tentu saja aku tahu karena kami saling mengenal,” cibir Felicia menatap Iris sebelum melanjutkan kalimatnya dengan nada mengejek, “kamu tidak berharap aku akan memperlakukanmu dengan hormat seperti orang-orangmu, bukan? Apa mereka tahu asal usulmu dulu?”
Felicia tidak pernah berpikir Iris akan berasal dari keluarga yang berkuasa ataupun luar biasa. Baginya orang miskin tanpa latar belakang keluarga seperti Iris, bisa mencapai status ini dengan menikahi orang kaya atau menjual dirinya menjadi simpanan pria tua.
Tidak ada pria dengan latar belakang bergengsi dan terhormat bersedia menikahi wanita seperti Iris. Mereka akan memilih orang-orang yang setara dengan status dan latar belakang keluarga mereka. Felicia memandang rendah orang-orang seperti Iris yang memanjat status sosial.
“Anda sangat tidak sopan. Apa Anda tahu Nona Iris dari keluarga Walling—“
“Kelly, cukup. Tidak perlu menanggapi orang seperti dia. Aku yakin Nona Felicia tidak akan peduli dengan orang-orang berstatus ‘rendahan’ seperti kita,” kata Iris tenang.
Sudut bibirnya tertarik menatap Felicia tenang. Orang-orang seperti Felicia hanya memandang orang berdasarkan status dan akan mengubah wajah mereka dengan cepat. Dulu, wanita ini bersikap sopan dan hormat pada Iris saat dirinya masih menjadi istri Aiden. Itu juga karena statusnya sebagai Nyonya Ridley. Setelah bercerai dengan Aiden, dia mengungkap wajah aslinya.
Iris menggelengkan kepala tidak menanggapi orang-orang seperti Felicia. Bagaimana dulu dia bisa berpikir jika Felicia adalah wanita yang anggun dan bermartabat. Wanita itu hanya orang bermuka dua.
Iris sudah sering berinteraksi dengan orang-orang munafik seperti Felicia dan itu melelahkan. Dia juga tidak ingin berurusan dengan orang-orang dari masa lalunya.
“Lupakan saja, ayo kita pergi.” Iris menggenggam tangan Dimitri berjalan melewati Felicia diikuti Kelly dan pengawal-pengawalnya.
Felicia berbalik menatap rombongan Iris tajam. Matanya melirik Dimitri dengan kening berkerut. Dia merasa wajah anak itu agak familier. “Sebenarnya dengan siapa dia menikah hingga berubah 180 derajat,” gumamnya kesal.
Telepon Felicia berdering mengalihkan perhatiannya. Dia menatap ponsel dan melihat Aiden yang menelepon, kekesalannya langsung menghilang. Dia tersenyum melupakan pertemuannya dengan Iris lalu mengangkat panggilan telepon itu.
“Halo Aiden.”
Iris memandang wajah damai putranya yang tidur nyenyak. Dia tersenyum mengusap wajah Dimitri. Menatap wajah putranya mengingatkan wanita itu pada seseorang yang seharusnya sudah terlupakan.Namun, pertemuan malam ini membuka kembali kenangan enam tahun yang lalu.Iris tersenyum sedih meraih tangan mungil Dimitri dan mencium punggung tangan putranya yang kecil. Baginya, Dimitri adalah keajaiban yang dikirim Tuhan di tengah titik terendah hidupnya setelah kehilangan anak dan seorang ayah yang berharga.“Aku dengar pertemuan dengan Houre Corporation dibatalkan. Apa yang terjadi?”Iris mengalihkan pandangannya dan menatap seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan berpakaian kasual tengah bersandar di daun pintu sambil menyilangkan tangannya di depan dada. Di bawah cahaya lampu, wajah wanita itu hampir terlihat mirip dengan wajah Iris. Dia berusia awal lima puluhan tahun, namun tidak ada kerutan di wajahnya yang membuat wanita paruh baya itu terlihat lebih muda sepuluh tah
Iris dan Aiden membeku saling menatap satu sama lain selama beberapa saat.Aiden tidak bisa mengalihkan pandangan dari wanita di depannya dan hampir tidak bisa mengenali mantan istrinya ini.Penampilan Iris sangat jauh berbeda dengan sosok dirinya enam tahun yang lalu. Saat ini, Iris terlihat glamor dan menjadi lebih cantik seperti dua orang yang berbeda.Felicia gelisah dan menggertakkan gigi menginterupsi mereka. “Iris, lama tidak bertemu, mengapa kamu ada di sini? Apa kamu salah masuk ruangan?” Felicia menyapa Iris dengan ramah seakan mereka baru bertemu setelah sekian lama. Dia kemudian mengalihkan pandangan pada pelayan di sebelah Iris dan menegurnya, “Apa yang kamu lakukan membiarkan orang lain salah masuk ruangan dan mengganggu pertemuan penting?”Interupsi Felicia memutuskan pandangan Iris dan Aiden.Aiden mengalihkan pandangannya dan berdeham. Wajahnya kembali dingin dan acuh tak acuh. Tidak mengatakan sepatah kata pun dan membiarkan Felicia menangani situasi canggung yang me
Iris mencengkeram berkas di tangannya. Setelah beberapa saat dan menenangkan diri, dia tersenyum profesional menatap semua orang.“Tentu saja kita harus bekerja sama, mengapa tidak? Kami sudah mengatur pertemuan ini berbulan-bulan dengan Houre Corporation. Dengan RDY Group mengambil alih tentu akan membuat nilai proyek ini lebih menguntungkan.”Iris berdiri dan mengulurkan tangannya pada Aiden. “Tuan Ridley, senang bisa bekerja sama dengan Anda.”Aiden menatapnya intens selama beberapa saat sebelum kemudian berdiri menyambut jabatan tangan Iris. “Tentu, semoga Anda bisa bertahan, Nona Wallington,” balasnya sedikit meremas tangan Iris.Iris mengerutkan kening dan menarik tangannya.“Omong-omong ....” Iris menatap Felicia sebelum mengalihkan pandangannya pada Aiden. “Selamat atas pertunangan kalian. Kuharap kamu akan mengundangku hadir di pernikahanmu dengan Nona Hills.”Wajah Felicia berubah pucat.“Pertunangan? Apa maksudmu?” balas Aiden mengerutkan keningnya.“Tentu saja pertunanganm
Jika itu dari keluarga Ridley, Aiden tidak melepaskan mereka karena sudah membunuh putranya.Esme atau Alice adalah orang yang mengatur urusan di kediaman Ridley.Dia tidak akan melepaskan orang-orang itu! Akan tetapi ....Aiden menatap punggung Iris dingin.Dia tidak akan melupakan perselingkuhan Iris enam tahun yang lalu.....Di gedung WLT Group, kantor Direktur.Iris mengetuk-ngetuk pulpen ke meja kerja dan menatap laptop di depannya. Tetapi, perhatiannya tidak terkonsentrasi pada laptop di depannya.Pikiran Iris berkelana pada pertemuan terakhirnya dengan Felicia beberapa waktu lalu.Aiden dan Felicia sudah meninggalkan Negara S tanpa penundaan.Iris mencoba untuk tidak memikirkan hal itu namun, kata-kata Felicia membekas di kepalanya.Iris tidak akan bisa berdamai jika kematian putranya bukan karena alergi kacang semata, tetapi sudah diatur oleh seseorang. Apa kesalahan putranya? Dia hanya anak kecil yang baru berusia satu tahun dan tidak mengerti masalah orang dewasa.Bagaima
“Lalu bagaimana dengan Aiden Ridley? Bagaimana jika dia tahu tentang Dimitri?”Iris terdiam sesaat sebelum menjawab dengan wajah kaku.“Aku tidak bisa selamanya memisahkan mereka. Tetapi, bahkan jika Aiden tahu tentang Dimitri, dia tidak akan bisa mengambil Dimitri dariku. Aku bukan lagi Iris yang lemah dan pengecut seperti enam tahun lalu,” balas Iris tegas menoleh menatap Hugo memohon.“Jadi, Hugo, tolong bantu aku berbicara dengan ibuku. Ibuku tidak akan melepaskan Dimitri pergi ke mana pun. Meskipun aku ibu kandung Dimitri, aku tidak bisa melawan ibuku. Dimitri sudah seperti harta berharga yang akan mewarisi WLT Group bagi ibuku,” ujarnya tersenyum kecut.Dimitri adalah anak laki-laki yang didambakan Lilian di keluarga Wallington. Selama dua generasi keluarga Wallington hanya memiliki wanita sebagai pewaris WLT Group hingga membuat mereka diremehkan oleh kerabat yang juga merupakan pemegang saham di WLT Group.Dimitri akan menjadi tonggak perusahaan bagi Lilian hingga dia memperla
Iris tak berkutik menghadapi pertanyaan putranya.Dia menggertakkan gigi dalam hati. Apa Lilian sengaja melakukan ini padanya karena Iris membawa Dimitri meninggalkan Negara S?“Mommy, di mana Daddy? Aku ingin bertemu Daddy.” Dimitri menarik lengan baju Iris meminta perhatiannya.Iris menatap putranya lemah. “Dimi, dengarkan mommy, jangan mencari Daddy lagi, okey?”Dimitri mengerutkan bibirnya cemberut dan sedih. “Mengapa? Apa Daddy tidak suka dengan Dimitri?”Iris tidak sanggup melihat ekspresi Dimitri dan buru-buru menenangkannya. “Tentu saja tidak. Daddy yang paling menyukai Dimi.”Iris menampar mulutnya. Kata-katanya hanya membuat masalah pada dirinya sendiri. Namun, dia tidak bisa menarik kembali kata-katanya setelah melihat mata Dimitri berbinar bahagia.“Benarkah? Daddy paling menyukai Dimitri?”Iris meringis tetapi tetap menganggukkan kepalanya.“Ya, selama Dimi berperilaku baik dan tidak membuat masalah, Dimi bisa bertemu Daddy.”“Sungguh? Mommy tidak berbohong, 'kan?” Iris
Iris sudah tinggal di York City selama beberapa hari dan berdiam diri di vilanya. Dia tidak ingin keberadaannya di kota ini diketahui siapa pun.Duduk di meja kerjanya, Iris mengusap rambutnya kasar membaca hasil penyelidikan detektif swasta yang disewanya.Iris telah menyewa detektif swasta untuk menyelidiki kediaman Ridley dan mencari tahu kematian putranya enam tahun yang lalu. Ia tidak menyelidiki kediaman Ridley secara mencolok karena takut akan diketahui oleh orang-orang di kediaman Ridley, terutama Esme dan Aiden.Iris hanya mengingat beberapa wajah pelayan yang membantunya di dapur kala itu saat membuat kue untuk Zein. Akan tetapi, enam tahun sejak kematian Zein dan Iris meninggalkan kediaman Ridley, Esme telah mengganti beberapa pelayan yang pada saat itu bekerja di sana. Iris tidak bisa menemukan pelayan itu untuk dimintai keterangan mereka.Penyelidikan Iris hanya menemui jalan buntu.Tok, tok, tok.“Nona Iris, ini saya.” Pintu ruang kerja Iris diketuk dari luar.Iris mend
“Oh, begitu. Apa Tuan Ridley datang berkunjung hari ini?” Dia bertanya acuh tak acuh.“Seharusnya iy— Tuan Ridley!” Harry tiba-tiba berteriak memanggil seseorang di belakang Iris dan melambaikan tangannya.Iris menegang sesaat sebelum kemudian menenangkan dirinya. Dia tidak segera berbalik tetapi memandang ke sekitar menunggu Aiden datang.Namun, Kelly sebagai sekretarisnya berbalik dan mengangguk sopan pada Aiden dan asisten pribadinya, pria berkacamata.Aiden tengah menghampiri Harry karena namanya dipanggil. Dia melirik wanita di sebelah Harry mengenakan dres hijau polos dipadu mantel abu-abu. Helm keselamatan terpasang di kepalanya.Meski wanita itu tidak berbalik, Aiden masih bisa mengenali siapa wanita itu dari punggungnya. Wanita yang di sebelahnya mengangguk hormat menguatkan asumsi Aiden.Sorot matanya berkilau memandang punggung wanita berambut cokelat itu sebelum mendekati mereka dengan wajah tanpa ekspresi. “Tuan Ridley, selamat siang.” Harry buru-buru menyapa Aiden.Aid