Share

Bab 63

Author: kamiya san
last update Last Updated: 2025-02-09 15:04:08

Khaisan sedang menutup telepon dan menggeret koper saat Sazlina menyusul masuk ke dalam kamar. Berhenti setelah pintu kamar kembali menutup rapat.

“Bersiaplah, kita berangkat duluan saja. Biarkan mereka menyusul!” ucapnya dengan menatap teduh pada Sazlina. Bagaimanapun memahami perasaan wanita yang sedang berusaha menahan tangisan di depannya.

“Aku ingin menunggu ibuku…,” ucap Sazlina ingin menolak.

Bimbang sangat besar yang dirasa. Bagaimana bisa telah menyanggupi untuk ikut lelaki yang sangat asing ke negeri orang? Sedang lelaki itu tidak mau menjamin bahagianya. Meski dia adalah suami nya sekalipun!

“Tadi pagi kita sudah minta restu. Ibumu justru terlihat bahagia. Jika kita belum pergi, ibumu pasti akan kecewa!” tegas Khaisan bermaksud membujuk.

“Untuk apa aku ikut…?” tanya Sazlina masih merasa ragu.

“Tentu saja sebagai bukti jika aku sudah punya istri.” Khaisan menyahut cepat tanpa beban.

“Jadi, hanya untuk dipamerkan?” Sazlina menahan sesak di dada. Berusaha ikhlas dan taba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Michio Cakra
Ya ampun ada wanita ular lagi percuma berhijab kalau omongannya nggak bisa diatur
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 64

    Total waktu penerbangan selama dua belas jam dari Surabaya yang sempat singgah di Jakarta dengan tujuan Tokyo di Bandar Udara Internasional Narita pun berakhir. Mereka sampai di malam hari dan mendekati tengah malam. Sungguh melelahkan. “Mas bawakan koperku, aku mau ke toilet.” Clara mengulurkan koper warna kuning ke dekat Khaisan dan melenggang pergi menuju arah toilet. Sazlina yang juga ingin ke toilet pun menahan diri sebab enggan bersembang lagi dengan Clara di tempat yang seharusnya berasa nyaman dan santai. “Aku buru-buru, jika ingin ke toilet lekaslah.” Khaisan bicara seolah bisa membaca ekspresi Sazlina yang menahan rasa. “Duluan saja, nanti aku menyusul.” Sazlina menolak didesak juga tidak ingin membebani. “Aku tidak mau repot jika kamu gagal menyusulku.” Khaisan berkata tegas sambil mengedar pandangan pada banyak orang di dalam bandara saat malam. “Habis ini memang tujuannya ke mana?” tanya Sazlina tenang. Merasa jika Khaisan mungkin lupa dirinya pernah sebagai pendata

    Last Updated : 2025-02-09
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 65

    Meski ingin menangis dan nelangsa, Khaisan bersikap seperti tanpa aba-aba yang kini sudah tanpa sehelai pun benang di badan, Sazlina tidak ingkar jika semua adalah inginnya yang sadar. Telah memulai dan memancing, sengaja membangunkan buaya darat untuk siuman. Demikian juga Khaisan yang sudah siaga sekarang. Tubuh tegap sempurna tak berbaju bak pawang kolam renang itu sedikit mendekat tanpa segan pada Sazlina. Dengan burung bagusnya yang tak lagi di sarang dan telah gagah mengembang siap terbang ke awang. Khaisan menatap dalam wajah Sazlina “Kamu ingin tahu, apa guna Clara?” tanyanya dengan wajah memerah dan tegang. Tatapan dalam itu membuat Sazlina jadi gentar. Bayang jika akan diperlakukan kasar mendadak mendera. Sekali lagi sebab terlanjur basah dan pasrah sebagai istri sah pun membuatnya lebih tenang. Juga menimbang jika Khaisan adalah lelaki berwawasan dan dari keluarga baik-baik yang bahkan mamanya adalah teman baik ibunya. Setidaknya dengan fakta tersebut, lelaki good look

    Last Updated : 2025-02-10
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 66

    Khaisan berjalan cepat sebab penasaran. Perempuan berhijab serta bergamis panjang itu turun tangga dengan langkah cepat dan kini menuju ruang makan yang sama tujuan dengannya. Siapa? Clara… ah, bisa jadi, mungkin gadis itu belum mandi. Mengingat hanya dia di rumah ini yang tergerak hati untuk menutup diri dengan busana syar'i meski tidak jarang ditanggalkan. Tetapi, Clara dari mana? Bukankah kamarnya di ujung? Namun, siapa sosok pembuat penasaran itu segera terjawab saat Khaisan menarik kursi di meja makan dan menghadap perempuan itu. Sazlina…! “Akan ke mana kamu, Saz?” tanya Khaisan tidak tahan membungkam. Merasa heran dengan penampilan Sazlina yang tidak seperti biasanya. “Tidak ke mana-mana. Aku hanya ingin menutup aurat dan berbaju layak sebagai muslimah. Meski… ilmu agamaku tidak sedalam palung dan hanyalah sebatas parit.” Sazlina menyahut cepat dengan ekspresi yang biasa. Seolah kejadian menyakitkan dalam kamar mandi dengan Khaisan tidak pernah terjadi. “Siapa yang tidak b

    Last Updated : 2025-02-10
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 67

    Sazlina membiarkan diri terus dipelluk oleh lelaki yang sedang menatap heran padanya. Tangan Sazlina dapat merasa detak jantung yang laju di dadda Khaisan. Mungkin lelaki itu masih merasa terkejut dan panik saat menangkap dirinya yang hampir terjengkang. “Saz…,” ucap Khaisan sambil menatap dalam mata coklat milik wanita yang mematung di pelukan. “Iya, ada apa? Kenapa tidak fokus dan buru-buru hingga menabrak? Padahal aku sudah menepi…,” tanya Sazlina sambil bergerak dengan menepuk-nepuk lembut jas biru tua di dadaa Khaisan. Tidak ingin debaran hatinya yang kencang dirasa oleh lelaki yang rapat memeluknya. “Mereka semua sedang menunggu di taman. Kenapa kamu jadi seperti ini?” tanya Khaisan yang masih urung mengalihkan tatapan pada wajah Sazlina.“Jadi seperti ini bagaimana? Apa kamu masih merasa malu untuk membawaku ke taman? Aku sudah ke salon, kuharap aku tidak akan membuatmu malu lagi. Apa aku tidak….”“Cantik. Kamu terlihat cantik dan memesona, Saz. Terima kasih.” Khaisan memoto

    Last Updated : 2025-02-11
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 68

    Khaisan telah sedikit membungkuk satu kali pada orang-orang di meja. Mereka adalah orangnya Daishin sebagai para staff pengurus agensi model dan tour guide milik adik sepupu jauhnya itu. Sazlina sedang menyambut hadirnya dengan tatapan bersalah. “Selamat, Mas! Nggak nyangka tiba-tiba menikah …!” sambut lelaki tampan yang berdiri di samping Sazlina. Kali ini mereka tak saling angguk atau saling bungkuk, tetapi Khaisan dan Daishin telah bersalam tangan. “Kalian seperti sudah saling kenal?” tanya Khaisan tidak ingin menutup rasa ingin tahunya. Daishin telah menjauh lagi setelah berjabatan. “Tentu saja, Mas. Istrimu itu ternyata Sazlin! Perempuan Indonesia mahal yang pernah aku ceritakan waktu itu!” Daishin bicara sungguh-sungguh. Khaisan tampak terkejut. “Benarkah? Seingatku, kamu tidak pernah mengatakan tentang perempuan mahal di agensimu. Namun, aku tidak lupa kamu pernah cerita memiliki anggota wanita yang jual mahal. Jadi wanita itu istriku-kah, Daishin?” Khaisan berbicara dan

    Last Updated : 2025-02-11
  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 69

    Khaisan menyipit mata pada Sazlina tetapi dengan sorot tajam. Tidak membalas senyum Sazlina yang mengandung ejekan padanya. “Seharusnya kamu sudah gendut dengan perut buncit! Bisa-bisanya makan ngebut seperti itu,” cela Khaisan untuk membalas ekspresi Sazlina yang remeh padanya. “Berapa tahun usiamu, tiga puluh tujuh tahun… selama itu tinggal di Jepang? Ternyata kalah cepat makan pakai sumpit denganku? Ha… ha…!” Tawa Sazlina lepas dan tidak dibuat-buat. Kontras dengan ekspresi Khaisan yang kaku. “Aku lahir di Indonesia. PAUD, TK dan SD pun di Surabaya. Bukan puluhan tahun di sini, usiaku juga belum tiga tujuh, Sazlina!” protes keras Khaisan. “Eleeeh, gak perlu protes, sudah di hujung tiga enam, bentar lagi pun tiga tujuh, buat apa ditutup-tutupi. Kalo udah tua sih, tua aja! Ha… ha…,” ucap Sazlina mengejek. Tawanya justru kian cekikikan. Khaisan membungkam tanpa senyum. “Aku malahan suka dibilang usia tiga puluh meski nyatanya di hitungan bulan masih jauh. Di usia tiga puluh, itu

    Last Updated : 2025-02-12
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 70

    Akhirnya semua tamu undangan dan kerabat habis berpamitan. Kembali ke tempat tinggal yang domisili mereka pun menyebar. Beberapa dari Osaka, Kyoto, Hiroshima, Nagoya dan paling banyak adalah domisili di Tokyo. “Alhamdulillah, akhirnya…,” ucap Hana terlihat lega dengan penuh senyum lebar. Dirinya yang hendak duduk sebentar tiba-tiba berdiri. “Hei… Khaisan!” serunya pada anak lelaki yang baru berbalik dan akan berjalan pergi. “Mau ke mana kamu?! Ini Sazlina, kenapa nggak digandeng lagi heh?!” Hana sengaja berseru. Samuel, suaminya yang sudah pergi ke mushola di pojok taman, berhenti di teras mushola dan memperhatikan. Waktu sudah masuk adzan maghrib. Dari jauh pun berkumandang dari Masjid Tokyo Camii yang alunan adzan-nya kebetulan menjangkau area perumahan. “Khaisan…!” tegur Hana lagi. Sebab Khaisan hanya berdiri diam dengan tatapan datar tanpa ekspresi. “Aku buru-buru, Ma! Ingin ngambil sarung sama peci, Papa ngajak jamaah!” Khaisan menyahut tegas. Sambil melirik sekilas pada Sa

    Last Updated : 2025-02-12
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 71

    Khaisan yang menatap datar saat Sazlina mengajak bermesraan, kini wajah tampannya berpaling. Duduk mematung tanpa mengusir gadis di pangkuan untuk turun. Membiarkan tangan lembut itu mengalung di leher dan mereka sangat dekat. Tangan halus itu tidak lagi sangat dingin, justru seperti mengalirkn hawa panas. “Dingin sekali. Apa tidak bisa membalas memeluk…,” keluh Sazlina lirih dan sengaja memancing. Berharap ada sikap balasan yang sama hangatnya. Tetapi... Khaisan tidak merespon yang kini justru menjauhkan diri dengan menumpu tangan ke belakang di ranjang. Hingga Sazlina sedikit jadi ketarik. “Kalo ingin bicara, segera saja dimulai. Sepertinya Mas Kha memang tidak tertarik untuk bermesra denganku…,” usik Sazlina mengeluh. Merasa hampa diabaikan. “Aku ingin bilang, seharusnya aku berpikir lagi untuk menikahi wanita sepertimu. Tetapi semua sudah terlanjur.” Khaisan tiba-tiba bicara. Bernada serius dengan tatapan tegas. Sazlina jadi merasa gugup dan gentar. "Apa menyesal?" tanya Sazl

    Last Updated : 2025-02-13

Latest chapter

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 164

    Osara berdebar waswas saat Daishin membawanya masuk kamar. Tetapi, sejurus kemudian terhibur dangan setumpuk kado yang ditunjuk lelaki itu padanya. “Punya siapa?” tanya Osara dengan mata berbinar. Wajah cerahnya terlihat lebih cantik saat berekspresi gembira. Daishin merasa itu adalah moment langka yang terlihat pada gadis itu. “Punya kita lah, Osa,” sahut Daishin sambil berpaling dan memindahkan kado-kado itu ke ranjang. “Ayo lekas kita buka!” seru Daishin. Osara merasa bingung saat pria berbodi atletis itu dengan santai naik ke atas ranjang. Tidak akanlah hanya demi kado-kado dirinya mengikuti. Tetapi rasanya memang penasaran, meskipun pernikahan mereka bukan berdasar suka cita. Setidaknya, menghargai pemberian mereka pun bukan salah. Namun …. “Bukalah sendiri, Shin, kutunggu di luar saja. Jika ada yang sekiranya bagus untukku, berikan padaku!” Osara bicara dan kemudian berbalik. Ingin keluar saja, rasanya kikuk bersama lelaki yang sudah bergelar suami dalam satu kamar. Ha

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 163

    Mobil keluarga iringan pengantin baru berjajar di depan pagar. Mereka benar benar memantau hingga kedua orang yang baru menikah itu masuk ke dalam rumah. Masih mujur tidak digiring juga ke dalam satu kamar. Keluarga besar Mama Hana dan Papa Handy baru tenang untuk undur diri saat mereka sudah ditelan daun pintu rumah baru. “Sekarang sudah menikah. Papa Handy pun sudah aman. Di hotel saja kau kabur-kabur. Sekarang tinggal di rumah, mungkin lebih mudah untukmu pergi-pergi.” Daishin baru mengunci pintu rumah pemberian papanya. Membiarkan kunci itu menggantung di kusen. Berbicara datar pada Osara dengan sungguh-sungguh. Gadis itu berdiri diam di belakangnya. “Kenapa tidak bilang, Sazlina Hanum sudah menikah, bahkan dengan sepupumu sendiri. Kamu mencintai istri orang?” tanya Osara yang benar-benar ingin tahu. Abai dengan sindiran Daishin. Dalam diam, lelaki itu melewatinya. Menuju sofa dan menghempaskan diri di atasnya. Mengedarkan pandangan pada ruang sekeliling. Terasa lapang dan sega

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 162

    Tok Tok TokDaishin baru saja keluar dari kamar mandi. Hanya dengan memakai handuk baju, segera dibukanya pintu. Hati penuh tanya pun terjawab. “Ma…,” sapanya pada wanita anggun di depan pintu. Segera disalami dan disungkemnya. “Mana calonmu, Shin? Sudah dirias? Kenapa kalian satu kamar?” tanya wanita di depan pintu dengn pandangan menelisik. Tak lain adalah Mama Hana yang selalu baik dan perhatian. Namun, bukan main tegas sikapnya. “Di ruang perawatan dan terapi, Ma. Kami sekamar tapi nggak ngapa-ngapain. Dia suka kabur. Aku pusing.” Daishin berbicara sambil lebih lebar lagi membuka pintu. Memersilakan tamu masuk, tetapi Mama Hana lebih memilih terus berdiri di depan pintu. “Kamu jangan suka maksa-maksa, Shin. Papamu sudah cerita segalanya kenapa kalian disuruh harus nikah. Meski nanti kalo kalian udah sah, dia istrimu, jangan dipaksa ya, Shin. Cukup sekali saja waktu itu kamu maksanya. Kalo kamu ingin making love, usaha dulu, jangan tiba-tiba maksa. Nanti dia kabur lagi. Terus,

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 161

    Rasa lapar melilit membuat Osara terjaga dini hari. Mendapati dirinya sudah di ranjang dan aromanya terasa asing, buru-buru bangun dan bangkit berdiri. Meski lampu dimatikan dan suasana gelap. Remang-remang pun masih samar terlihat. Segera disadari bahwa kini di kamar Daishin. Tetapi di mana lelaki pemilik kamar? Tidak mungkin chek in ke kamar lain agar menghindari tidur di kamar yang sama. Bukankah dia kata sedang menghemat? Tapi, Daishin bukanlah pria melarat.... Oh, samar terlihat tubuh panjang membujur di sofa. Jadi Daishin tidur di sana, bukankah semalam justru dirinya yang di sofa?Osara tidak bisa lagi menahan lapar. Lampu tidur dia nyalakan agar lebih terang meskipun temaram. Mencari ponselnya di dalam koper demi membuat pesanan makan. Tidak lupa dia cantumkan nomor kamar dan lantai kamar di posisi terbarunya. Dia melakukannya sendiri, selain enggan merepotkan, segan… juga mulai merasa simpati pada Daishin. Ucapannya semalam bukan sekadar isapan jempol belaka. Saat hal meng

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 160

    Tahu jika pengawal itu wanita, Osara seketika pergi tanpa basa basi. Ternyata dirinya salah prediksi. Selain pengawal itu kuat sekali, kunci pintu kamarnya lupa tidak dibawa. Sebab telah dia simpan di dalam koper. Mengakui jika dirinya memang konyol dan tidak berpikir panjang sebelumnya. “Kenapa, kamu lupa gak bawa kunci? Pihak hotel sudah kusuruh blokir kunci kamarmu. Kau pikir aku bodoh?” tanya Daishin dingin. Masih berdiri di pintu kamar hingga Osara diseret kembali oleh pengawal sewaannya. Pergilah. Tugasmu hari ini selesai. Besok kembalilah.” Daishin berpesan pada pengawal yang terus mengenakan face mask. Dia mengangguk. “Permisi,” pamitnya kemudian.“Memangnya kita satu kamar? Kamu gak takut dosa?” sambar Osara coba merongrong dengan tidak sabar. “Kamu pikir satu kamar mau ngapain? Apa diam-diam kamu sudah membayangkan akan aku tiduri?” tanya Daishin dingin. Membuat Osara penuh prasangka. Antara memang iya dan kemungkinan kecil tidak. Daishin susah dipercaya! “Bicara itu ya

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 159

    Selepas Isya, semua syarat administrasi pernikahan sudah siap. Pernikahan sakral dengan persiapan kecil itu tidak banyak yang akan hadir. Beberapa teman dekat Daishin yang beragama islam serta keluarga sendiri saja yang diundang. Tidak terkecuali keluarga Mama Hana dan Khaisan. Taksi yang ditunggu telah merapat di luar pagar Masjid Changi. Daishin menunggu hingga dua orang keluar dari dalam. Mereka adalah Daehan dan Shanumi. Baru melakukan penerbangan dari bumi Malaysia di Kuala Lumpur ke bumi Jepang di Narita, Tokyo. Daishin dan Daehan saling melempar salam, berjabat tangan dan berangkulan. Tidak menyangka yang beberapa hari lalu mengalami hal gila bersama di negara jiran Malaysia, kini bertemu di negara jiran juga dengan suasana jauh beda. “Pengantin Pengganti-kah kau ini, Shin?” Daehan menggoda bersama Shanumi yang tersenyum dengan ekspresi lucu. Merasa heran dengan jalan pernikahan Daishin yang instant. Bukan hanya dia, bahkan mereka bertiga pun seperti punya nasib tak berbeda.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 158

    Menyadari yang dirinya memang sangatlah kekanakan. Merasa puas membuat seorang lelaki lebih kerepotan sebab ulahnya. Namun, tidak menyangka hingga disewa juga seorang lelaki pengawal. Daishin benar-benar sedang repot! “Lepaslah, aku jalan sendiri. Lebay!” Osara berjalan lebih cepat sambil mengibaskan tangannya. Kerudung yang lupa tidak dipakai lagi membuat rambutnya berkilau ditimpa cahaya lampu hotel. Pipi yang sudah mulus dan sedikit berisi terus memerah sebab menahan seribu perasaan. Hingga proses perawatan yang orang teraphist sedang melulur punggung, kedua mata kembali menangis. Posisi nyaman yang membuat merasa sedikit leluasa hingga tumpah ruah air matanya. Bukan tidak bersyukur dengan apa yang Tuhan telah berikan. Bukan tidak merasa beruntung, mendapat orang tua begitu baik dan sangat berpikir demi kebaikan masa depan serta harga dirinya. Bahkan seorang Papa Handy rela memberikan putranya untuk bertanggung jawab seketika tanpa berpikir panjang. Seharusnya Osara hanya perl

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 157

    Tok Tok TokDaishin melempar sajadah ke ranjang. Ashar empat rakaat pukul tiga lebih tujuh belas menit sore untuk hari ini, baru saja ditunaikan. Menuju pintu buru-buru sebab ini adalah ketukan heboh yang sudah ke lima kalinya! Ceklerk“Ada apa?” tanyanya dalam bahasa Jepang. Daishin mendapati petugas hotel dengan seragam berlainan dari yang biasa servis di kamar. “Nona Osara tidak ada di kamar. Padahal ini jadwal perawatan badan.” Salah satu pegawai itu menyahut. Daishin berkernyit dahi dengan dua alis bertaut. Menduga Osara boring berdiam di kamar dan pergi keluar demi refreshing. Sebab semua kebutuhan untuk bertahan hidup, Daishin tidak lupa mendatangkannya ke kamar. Bahkan juga beberapa katalog serta situs resmi dengan kanal hotel untuk berbelanja apa pun yang diinginkan. “Oke.Tunggu hingga satu jam ke depan. Jika belum kembali, mintalah untuk melihat CCTV. Pukul berapa terakhir dia keluar kamar.” Daishin menyahut tegas dan berusaha terlihat tenang. “Siap, Tuan. Kabar terbar

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 156

    Memang lelaki, konon … meski tidak memakai hati, tetapi napsu dan hasrat terus menyala panas melebihi bara api. Begitu pun Daishin. Rasa kesal dengan niat sekadar menggoda, pada akhirnya seperti lupa diri. Mengakui jika tampilan Osara terlalu membuat lena yang akan menyeretnya hingga seperti gila. Benar-benar lupa dengan batasan bahwa gadis itu masih berstatus saudara baginya. Juga abai pada aturan hingga dirinya mulai membuat lagi dosa besar.Tap (Lampu kamar mandi menyala) Tap (Lampu meja di samping ranjang menyala) Tap (Lampu di depan pintu menyala) Seperti lepas posisi jantung di dadanya. Kondisi gelap gulita berubah terang benderang. Cahaya silau seperti menusuk dalam di mata Daishin yang redup. Sesaat.... Sebab rasa tertusuk dan silau oleh lampu, terganti dengan pemandangan memabukkan dari Osara yang hampir telanjangg sebab ulahnya. Hasrat dalam jiwa kembali menggelegak hingga ke ubun di kepala. Namun…. “Maafkan aku, Osa!” ucap Daishin setelah terkesiap dengan kedua mata

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status