Pesawat mendarat di bandara Negara Tewana dengan tepat waktu. Chelsea dan Ferdy pulang bersama hari ini.Pada saat yang sama, anggota tim Hope yang atur Chelsea juga sudah tiba di Negara Tewana dengan lancar. Selanjutnya, mereka akan menggantikan Chelsea untuk mengobati korban bencana di Negara Tewana.Saat hendak memasuki pesawat, Chelsea menerima panggilan dari Calvin. Dia sedang berkoordinasi masalah pekerjaan tim medis.“Apa Pak Ferdy lagi di sampingmu?” Tiba-tiba Calvin bertanya.Chelsea melihat Ferdy yang berdiri tidak jauh dari sisinya. “Kamu bisa katakan apa yang ingin kamu katakan. Dia nggak akan kedengaran.”“Oke, aku hanya ingin bilang, jari tangan Pak Antoni sudah mulai merespons, tapi hanya sebentar saja. Sekarang jari tangannya nggak bergerak lagi.” Calvin menghela napas. “Aku bahkan mulai curiga apa penglihatanku rabun. Tapi aku merasa nggak ada yang salah di saat pemeriksaan.”“Kenapa Kakek berbicara seperti ini? Sekarang kondisimu sangat bugar. Kamu itu pilar dalam Hop
Selama beberapa waktu ini, nama Sonia terus disorot media. Awalnya, Sonia ingin memanfaatkan ketenaran duta merek Niady Jewelry untuk menciptakan citra baru dengan kecantikan dan bakatnya. Kemudian, dia akan mengikuti beberapa acara bisnis untuk mendapatkan sorotan media dan menampilkan diri sebagai sosialita kaya. Trending topic malam hari ini adalah tentang Sonia menyumbangkan 100 miliar untuk membantu mahasiswa di daerah terpencil.Akun resmi Niady Jewelry sengaja memosting surat terima kasih tulisan tangan dari para mahasiswa di media sosial. Mereka menyebut Sonia sebagai bos yang suka berbuat baik tanpa ingin memublikasikannya. Editor akun resmi Niady Jewelry mengatakan bahwa jika tidak ada surat tulisan tangan dikirim ke studio, mungkin tidak ada yang tahu bahwa Sonia telah melakukan perbuatan baik sebesar ini. Cara mereka memamerkan kegiatan amal memang sangat hebat.Namun, warganet malah sangat kemakan berita seperti ini. Mereka semua memaki suara yang meragukan Sonia.[ Mem
“Bu Chelsea, aku sudah berhasil menyelidiki 1 karyawan yang berhubungan dengan Erma.”Kepala departemen personalia tersenyum seolah-olah ingin menagih pujian saja. Dia menyerahkan dokumen ke hadapan Chelsea. “Coba Ibu lihat data karyawan ini.”Chelsea membuka dokumen, lalu tampak foto yang sudah menguning. Wanita yang bernama Hannah ini kelihatan seperti seorang wanita yang lemah lembut. Setelah dihitung-hitung, seharusnya dia sudah berumur sekitar 60 tahun.Chelsea mengangkat kepala untuk melihat ke sisi kepala departemen. “Bagaimana kamu bisa memastikan dia memiliki hubungan dengan Erma?”“Sebelumnya aku sudah menyusun daftar nama karyawan berdasarkan tahun kerja. Awalnya aku ingin melaporkannya kepada Ibu, tapi Ibu tiba-tiba meninggalkan perusahaan. Jadi, aku terpaksa mengutus anak buahku untuk menyelidikinya.”Tadinya kepala departemen personalia merasa sangat pesimis dengan pencarian yang tak berujung ini. Siapa sangka, dia benar-benar berhasil menghubungi salah seorang karyawan d
Chelsea menoleh untuk menatap Sonia. Keningnya sedikit berkerut. Kenapa bisa bertemu dia di sini?Sonia dapat menebak pemikiran Chelsea. Ujung bibirnya melengkung ke atas. Dia berkata dengan nada bangga, “Ini pameran lukisan Hannah. Kamu saja boleh ke sini, kenapa aku nggak boleh? Kebetulan kurang 1 lukisan di rumah baruku dengan Sandy. Coba bantu aku untuk melihatnya.”Saat mendengar ucapan itu, orang yang tidak tahu apa-apa mengira kehidupan Sonia sangat bahagia. Chelsea malah sangat jelas. Dia merasa Sonia sangat polos dan juga malang.Chelsea mengangkat-angkat alisnya. “Oh? Kenapa Pak Sandy nggak datang bersamamu? Memangnya cuma kamu saja yang tinggal di rumah baru itu? Kenapa dia malah nggak perhatian?”Sonia terdiam sejenak. Rautnya kelihatan muram. “Namanya dia dengar semua ucapanku. Yang penting aku suka.”“Oh, ya?” Chelsea tersenyum.Amarah di hati Sonia seketika meluap. Saat dia hendak bersuara, tampak seorang staf menarik Chelsea. Staf itu berbisik di telinga Chelsea, “Bu C
Saat Chelsea hendak bertanya lebih lanjut, tiba-tiba ada suara ketuk pintu dari luar sana.Hannah tersadar dari bengongnya. Dia hampir saja menjatuhkan cangkir teh di samping tangannya. Percikan teh itu mengenai punggung tangannya. Tangannya sedikit gemetar lantaran merasa kepanasan.Hannah spontan menarik tisu untuk mengusap tangannya. Dia menatap Chelsea, lalu segera menjelaskan, “Bu Chelsea, mungkin kamu salah cari orang. Anaknya Erma telah meninggal tak lama setelah dia dilahirkan karena demam tinggi.”“Aku yang menemaninya untuk mengantar anaknya ke rumah sakit. Anaknya malah sudah kehilangan napasnya sebelum diobati. Erma nggak bisa menerima kenyataan ini. Dia membiarkan jasad anaknya menemaninya hingga membusuk, baru aku menemaninya untuk mengkremasi anaknya. Kamu pasti salah cari orang.” Hannah merasa sangat yakin.Suara ketuk pintu masih terdengar. Chelsea menatap Hannah dalam beberapa saat. Dia juga tidak tahu harus berkata apa lagi.Ini adalah pertama kalinya Chelsea bertemu
Sonia tidak memiliki suasana hati untuk menjalin hubungan dengan Hannah lagi. Dia segera meninggalkan pameran.Saat perjalanan pulang, tiba-tiba muncul sebuah pemikiran di benak Sonia. Dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Sandy.Baru saja panggilan diangkat, suara Sandy bagai telah membangunkan Sonia dari mimpinya saja. Aura dingin seketika menyerang. Dia spontan mematikan panggilannya.Sekujur tubuh Sonia gemetar. Tangan yang memegang setir dilepaskan. Tiba-tiba mobil menyimpang. Mobil di belakang tidak sempat menghindar, langsung menabrak mobil Sonia.Pada saat ini, Sonia segera menginjak pedal rem. Tubuhnya seketika menghantam setir mobil. Dia masih merasa linglung.Pengemudi dari mobil belakang menuruni mobil, lalu mengetuk jendela mobil. “Gimana cara kamu nyetir mobil? Kalau kamu ingin belok, kenapa kamu nggak nyalain lampu sen? Kamu ….”Seiring dengan jendela mobil diturunkan, Sonia menatap pengemudi mobil dengan raut datar. “Apa 6 juta cukup? Berikan nomor rekeningmu, bi
Malam harinya, Chelsea duduk bersila di atas ranjang sembari terbengong menatap kartu nama di depannya. Ucapan Hannah di siang hari tadi tak berhenti mengitari benak Chelsea. Pemikiran yang awalnya jernih malah dikacaukan oleh Hannah. Saat Chelsea merasa sakit kepala, tiba-tiba ponsel yang diletakkan di samping berdering. Dia pun tersadar dari lamunannya.Ketika melihat nama Ferdy di atas layar ponsel, Chelsea menghela napas lega. Dia mengangkat ponselnya sembari bersandar di kepala ranjang.“Ada urusan apa mencariku?” Saat ini, Chelsea bagai sebuah bola yang mengempis saja. Suaranya terdengar lemas.“Emm?” Ferdy bertanya, “Ada masalah apa?”“Tadi aku pergi menemui teman lama Erma. Dia beri tahu aku, putranya Erma sudah meninggal sejak dulu.” Chelsea menekan keningnya. “Aku sudah menyelidiki masalah ini dalam waktu lama. Pada akhirnya, aku malah diberi tahu bahwa aku salah sasaran. Semua kerja kerasku selama ini sia-sia, dong.”Ferdy terdiam sesaat, lalu membalas, “Mungkin kamu nggak
Berdasarkan alamat yang diberikan Hannah, Chelsea menemukan sebuah kedai teh yang tersembunyi di dalam gang. Dia membuka tirai pintu, lalu mengendus aroma wangi teh di dalamnya. Sekarang sedang musim hujan, aroma wangi itu membuat suasana hati terasa sangat nyaman.Di bawah arahan pelayan, Chelsea dibawa ke luar ruangan VIP yang direservasi Hannah. Pelayan meninggalkan tempat. Chelsea mengetuk pintu, lalu memasuki ruangan.Saat ini, Hannah baru saja selesai menuang teh. Dia mengangkat kepalanya menatap ke sisi Chelsea. “Kamu datang tepat pada waktunya. Aku kira kamu akan terlambat karena hujan.”“Aku berangkatnya agak cepat. Sebagai seorang junior, mana mungkin aku enak hati membiarkan seorang senior menunggu lama?”Chelsea duduk di hadapan Hannah, lalu mengambil cangkir teh dengan kedua tangannya. Setelah itu, dia berterima kasih dengan suara lembut.“Kamu nggak usah merasa kaku.” Hannah tersenyum. “Dipikir-pikir, dulu aku itu karyawannya Soraya Jewelry. Sementara, kamu itu cucunya bo