Waktu berlalu dengan cepat. Produk baru akhir tahun Soraya Jewelry sudah dirilis. Saat ini, Chelsea baru menyadari keesokan harinya sudah tanggal 31 Desember.Keesokan harinya, Olivia menghubungi Chelsea di pagi hari. Dia mengingatkan Chelsea untuk datang tepat waktu.Selesai menerima panggilan, Chelsea masih merasa ragu. Kemudian, tampak Timothy memasuki kamar dengan mengambil setelan jas kecil.“Mama, gimana kalau aku pakai ini saja?” tanya Timothy dengan serius.Chelsea penasaran. “Ngapain kamu berpakaian seformal ini?”Timothy pun tersenyum. “Bi Olivia juga mengundangku. Dia ingin aku dan Mama pergi ke acara pesta malam Tahun Baru.”“Emm?” Kali ini, Chelsea dapat merasakan ada yang aneh. Olivia bahkan tidak melepaskan Timothy. Dia berjongkok, lalu menatap mata Timothy. “Kamu jujur sama Mama. Apa Bibi Olivia beri tahu kamu sesuatu yang nggak diketahui Mama?”Timothy merasa bingung. “Apa yang nggak diketahui Mama?”Chelsea terdiam membisu. Jika Chelsea tahu, apa namanya dia tidak men
Olivia dapat melihat nama di atas layar ponsel Chelsea. Reaksi pertama Olivia adalah langsung menghalangi Chelsea untuk mengangkat panggilan.“Chels, kamu sudah janji akan merayakan Tahun Baru bersamaku. Kamu nggak boleh ingkar janji, ya!”Chelsea menatap Olivia beberapa saat. Dia membiarkan ponselnya berdering.Olivia semakin gugup saja. Dia merasa dering ponsel Chelsea sangat mengganggu.“Sebenarnya, Ferdy juga ajak aku ketemuan malam ini.” Chelsea menurunkan ponselnya dengan perlahan. “Dia bilang dia ingin jelaskan kata-kata yang nggak sempat dia katakan waktu itu.”Olivia merasa syok. Apa? Kebetulan sekali? Ferdy juga berencana untuk mengutarakan perasaannya di malam Tahun Baru?“Gimana dengan kamu?” Olivia berusaha untuk mencari tahu. “Bagaimana pemikiranmu?”“Berhubung ucapan itu nggak sempat untuk dikatakan, aku rasa dia nggak usah mengatakannya lagi.”Hingga hari ini, Chelsea baru memikirkannya dengan jelas dan sudah membuat keputusan. Berhubung Chelsea sudah melewatkannya, tid
Diana spontan terbengong. “Bukan … apa yang aku katakan itu kenyataan. Tiba-tiba Kakek ingin memancing di malam hari. Aku pun kembali ke rumah untuk mengambil perlengkapan memancing. Saat aku kembali, Kakek pun sudah jatuh ke dalam danau ….”“Apa ada kebetulan seperti ini? Keamanan vila sangat terjaga. Selain kamu dan Kakek, nggak ada orang lain di tepi danau. Jangan-jangan Ayah terpeleset dan jatuh sendiri ke danau?”Vera berjalan maju. Tanpa berpikir panjang, dia langsung mendorong kesalahan ke diri Diana. Dia sungguh takut anggota Keluarga Milano lainnya akan menyalahkan mereka berdua.“Diana, biasanya Ayah memperlakukanmu dengan sangat baik. Bukannya hanya masalah membatalkan pernikahan? Apa perlu kamu bersikap sadis?”“Sudahlah, jangan sembarangan bicara lagi.” Brian masih bisa berpikir dengan rasional. Dia menatap Diana dengan mengerutkan keningnya. “Tapi, nggak seharusnya kamu meninggalkan Ayah sendirian di tepi danau. Kalau terjadi apa-apa dengan Ayah, kamu mesti tanggung jawab
“Nyawa Pak Antoni sudah berhasil diselamatkan. Hanya saja, berhubung otak besarnya kehilangan oksigen dalam waktu lama, kami nggak bisa memastikan kapan pasien bisa siuman.”Dokter tidak menjelaskan lagi, tetapi semua orang di tempat juga memahaminya. Antoni sedang dalam keadaan koma.Setelah keluar dari ruang IGD, Antoni pun dipindahkan ke ruang ICU. Anggota Keluarga Milano merasa bingung, seolah-olah telah kehilangan arwah mereka saja.Tiba-tiba Sandy mendorong semua kesalahan ke diri Ferdy. “Kenapa kamu nggak setuju dengan ajakan Kakek untuk pulang ke rumah! Kalau kamu ada di rumah, nggak akan terjadi masalah seperti ini!”Ferdy menatap Sandy dengan dingin, seolah-olah sedang menyaksikan pertunjukan seorang badut saja. Tatapan Ferdy penuh dengan hinaan.Sandy sungguh emosi. Dia langsung menarik kerah pakaian Ferdy. “Jangan kira aku nggak tahu … kamu menolak ajakan Kakek demi berkencan dengan Chelsea, ‘kan! Demi seorang wanita, kamu malah bisa mengesampingkan apa pun! Sekarang Kakek
Seiring dengan suara Irfan, terdengar suara letusan kembang api dari ujung telepon.Ferdy menunduk melihat jam tangannya sekilas. Sekarang sedang tepat jam 12 malam. Ferdy melewatkan kebersamaannya dengan Chelsea lagi.Lima tahun sebelumnya, Ferdy juga sedang berada di rumah sakit. Kemiripan ini membuat Ferdy merasa kaget.Selain suara kembang api, terdengar lagi suara jeritan. “Setuju! Setuju!”Kening Ferdy tampak berkerut. “Chelsea lagi ngapain?”Irfan melihat gambaran di depan mata. Dia ingin sekali menangis saat ini. “Pak Ferdy, aku akan menjawab pertanyaanmu, tapi aku harap kamu bisa menenangkan dirimu saja.” Sembari berbicara, Irfan sembari memejamkan kedua matanya. “Pak Kendrian sedang mengutarakan perasaan kepada Bu Chelsea.”Panggilan seketika terputus.Irfan hampir saja menangis saat ini. Apa-apaan ini ….Di sisi lain, Chelsea menatap Kendrian yang sedang memegang bunga segar. Tadi di bawah letusan kembang api, Kendrian menggunakan suara paling serius, bertanya pada Chelsea,
Saat Chelsea dan Irfan ke rumah sakit, mereka hanya bertemu dengan Brian saja.Setelah memahami kondisi Antoni, Chelsea pun tidak berbicara pada waktu lama. Di benaknya tak berhenti terlintas gambaran pertama kali mereka bertemu. Dia masih ingat dengan suara tawa pria tua itu ….Pria tua yang bugar itu malah sedang berbaring lemas di dalam kamar ICU. Dalam seketika, Chelsea merasa sangat sedih.Brian berjalan mendekat. Nada bicaranya terdengar serius. “Chelsea, aku tahu kamu sudah bercerai dengan Ferdy. Kamu juga nggak ada hubungan apa-apa dengan Keluarga Milano lagi. Tapi … aku nggak kepikiran orang lain yang bisa membantuku.”“Ferdy dibesarkan oleh kakek dan neneknya. Dia memang agak tertutup, nggak suka dekat dengan anggota keluarganya, tapi dia tahu kakeknya adalah orang yang paling menyayanginya.”“Ferdy bisa berkembang menjadi seperti hari ini juga karena didikan kakeknya. Kalau bukan karena kakeknya, dia juga nggak mungkin bisa menjadi presdir Grup Milano di usianya yang masih m
Ciuman yang diberikan Ferdy sangat lembut. Rasa hangat dan aroma alkohol seketika menjalar di dalam mulut. Chelsea spontan merasa kaget, tetapi dia tidak mendorong Ferdy. Cahaya matahari menyinari tubuh mereka berdua. Kehangatan itu membuat angin laut terasa sangat bersahabat.Tanpa sadar, Chelsea memejamkan matanya. Dia membiarkan jantungnya berdegup kencang. Saat napas mereka berdua mulai terengah-engah, Ferdy baru rela melepaskannya.Ferdy menunduk menatap mata Chelsea. Suaranya terdengar serak dan juga magnetis. “Kenapa kamu bisa tahu aku ada di sini?”Chelsea terbengong sejenak. Dia merasa dirinya bagai pencuri yang ketahuan sedang mencuri saja. Dia spontan hendak mendorong Ferdy. Siapa sangka, Ferdy mengulurkan tangan untuk memeluk pinggang Chelsea, memasukkannya ke dalam pelukan.Chelsea tidak bisa meronta. Dia hanya memelototi Ferdy. “Kamu sengaja, ‘kan?”Ferdy tersenyum tipis. “Awalnya aku memang merasa aku lagi mimpi. Tapi ketika menciummu, aku merasa ada yang janggal.” Reak
Ini sudah tengah malam, tapi rumah keluarga Soraya terang benderang.Di dalam kamar, Chelsea Soraya sedang mengenakan gaun pengantin dan duduk di depan meja rias.Dia meletakkan wedding veil putih di atas kepalanya dengan lembut, untuk menutupi bekas luka mengerikan di wajah kirinya, supaya membuatnya lebih enak dipandang.Hari ini seharusnya hari bahagia bagi Chelsea, karena dia akan menjadi menantu keluarga Milano.Terdengar suara di menyebalkan di depan pintu, “Ma, anak desa itu jelek sekali. Memangnya keluarga Milano akan menerimanya?”“Bagaimana kalau kamu menikah dengan pria buta itu?”Shania mengerutkan kening dan berkata, “Nggak! Ferdy Milano sudah nggak berguna dan nggak bisa apa-apa lagi setelah menjadi buta. Aku nggak mau masa depanku hancur di tangannya!”Ferdy bukan hanya buta, tapi juga berpenyakitan. Pria itu pasti akan mati muda. Dia tidak ingin menjanda di usia muda!“Kamu ....” Johanna baru saja hendak mengatakan sesuatu ketika pintu di depannya terbuka.Chelsea melan