“Nyawa Pak Antoni sudah berhasil diselamatkan. Hanya saja, berhubung otak besarnya kehilangan oksigen dalam waktu lama, kami nggak bisa memastikan kapan pasien bisa siuman.”Dokter tidak menjelaskan lagi, tetapi semua orang di tempat juga memahaminya. Antoni sedang dalam keadaan koma.Setelah keluar dari ruang IGD, Antoni pun dipindahkan ke ruang ICU. Anggota Keluarga Milano merasa bingung, seolah-olah telah kehilangan arwah mereka saja.Tiba-tiba Sandy mendorong semua kesalahan ke diri Ferdy. “Kenapa kamu nggak setuju dengan ajakan Kakek untuk pulang ke rumah! Kalau kamu ada di rumah, nggak akan terjadi masalah seperti ini!”Ferdy menatap Sandy dengan dingin, seolah-olah sedang menyaksikan pertunjukan seorang badut saja. Tatapan Ferdy penuh dengan hinaan.Sandy sungguh emosi. Dia langsung menarik kerah pakaian Ferdy. “Jangan kira aku nggak tahu … kamu menolak ajakan Kakek demi berkencan dengan Chelsea, ‘kan! Demi seorang wanita, kamu malah bisa mengesampingkan apa pun! Sekarang Kakek
Seiring dengan suara Irfan, terdengar suara letusan kembang api dari ujung telepon.Ferdy menunduk melihat jam tangannya sekilas. Sekarang sedang tepat jam 12 malam. Ferdy melewatkan kebersamaannya dengan Chelsea lagi.Lima tahun sebelumnya, Ferdy juga sedang berada di rumah sakit. Kemiripan ini membuat Ferdy merasa kaget.Selain suara kembang api, terdengar lagi suara jeritan. “Setuju! Setuju!”Kening Ferdy tampak berkerut. “Chelsea lagi ngapain?”Irfan melihat gambaran di depan mata. Dia ingin sekali menangis saat ini. “Pak Ferdy, aku akan menjawab pertanyaanmu, tapi aku harap kamu bisa menenangkan dirimu saja.” Sembari berbicara, Irfan sembari memejamkan kedua matanya. “Pak Kendrian sedang mengutarakan perasaan kepada Bu Chelsea.”Panggilan seketika terputus.Irfan hampir saja menangis saat ini. Apa-apaan ini ….Di sisi lain, Chelsea menatap Kendrian yang sedang memegang bunga segar. Tadi di bawah letusan kembang api, Kendrian menggunakan suara paling serius, bertanya pada Chelsea,
Saat Chelsea dan Irfan ke rumah sakit, mereka hanya bertemu dengan Brian saja.Setelah memahami kondisi Antoni, Chelsea pun tidak berbicara pada waktu lama. Di benaknya tak berhenti terlintas gambaran pertama kali mereka bertemu. Dia masih ingat dengan suara tawa pria tua itu ….Pria tua yang bugar itu malah sedang berbaring lemas di dalam kamar ICU. Dalam seketika, Chelsea merasa sangat sedih.Brian berjalan mendekat. Nada bicaranya terdengar serius. “Chelsea, aku tahu kamu sudah bercerai dengan Ferdy. Kamu juga nggak ada hubungan apa-apa dengan Keluarga Milano lagi. Tapi … aku nggak kepikiran orang lain yang bisa membantuku.”“Ferdy dibesarkan oleh kakek dan neneknya. Dia memang agak tertutup, nggak suka dekat dengan anggota keluarganya, tapi dia tahu kakeknya adalah orang yang paling menyayanginya.”“Ferdy bisa berkembang menjadi seperti hari ini juga karena didikan kakeknya. Kalau bukan karena kakeknya, dia juga nggak mungkin bisa menjadi presdir Grup Milano di usianya yang masih m
Ciuman yang diberikan Ferdy sangat lembut. Rasa hangat dan aroma alkohol seketika menjalar di dalam mulut. Chelsea spontan merasa kaget, tetapi dia tidak mendorong Ferdy. Cahaya matahari menyinari tubuh mereka berdua. Kehangatan itu membuat angin laut terasa sangat bersahabat.Tanpa sadar, Chelsea memejamkan matanya. Dia membiarkan jantungnya berdegup kencang. Saat napas mereka berdua mulai terengah-engah, Ferdy baru rela melepaskannya.Ferdy menunduk menatap mata Chelsea. Suaranya terdengar serak dan juga magnetis. “Kenapa kamu bisa tahu aku ada di sini?”Chelsea terbengong sejenak. Dia merasa dirinya bagai pencuri yang ketahuan sedang mencuri saja. Dia spontan hendak mendorong Ferdy. Siapa sangka, Ferdy mengulurkan tangan untuk memeluk pinggang Chelsea, memasukkannya ke dalam pelukan.Chelsea tidak bisa meronta. Dia hanya memelototi Ferdy. “Kamu sengaja, ‘kan?”Ferdy tersenyum tipis. “Awalnya aku memang merasa aku lagi mimpi. Tapi ketika menciummu, aku merasa ada yang janggal.” Reak
Ini sudah tengah malam, tapi rumah keluarga Soraya terang benderang.Di dalam kamar, Chelsea Soraya sedang mengenakan gaun pengantin dan duduk di depan meja rias.Dia meletakkan wedding veil putih di atas kepalanya dengan lembut, untuk menutupi bekas luka mengerikan di wajah kirinya, supaya membuatnya lebih enak dipandang.Hari ini seharusnya hari bahagia bagi Chelsea, karena dia akan menjadi menantu keluarga Milano.Terdengar suara di menyebalkan di depan pintu, “Ma, anak desa itu jelek sekali. Memangnya keluarga Milano akan menerimanya?”“Bagaimana kalau kamu menikah dengan pria buta itu?”Shania mengerutkan kening dan berkata, “Nggak! Ferdy Milano sudah nggak berguna dan nggak bisa apa-apa lagi setelah menjadi buta. Aku nggak mau masa depanku hancur di tangannya!”Ferdy bukan hanya buta, tapi juga berpenyakitan. Pria itu pasti akan mati muda. Dia tidak ingin menjanda di usia muda!“Kamu ....” Johanna baru saja hendak mengatakan sesuatu ketika pintu di depannya terbuka.Chelsea melan
Mendengar perkataan Ferdy, Chelsea tersenyum dan berkata, “Kamu mau menghina orang, tapi menghina diri sendiri juga. Kejam sekali pada diri sendiri.”“Kamu ....” Ferdy mengerutkan kening dan berkata, “Radi Mulyana terlilit hutang, jadi menjual putrinya sendiri untuk membayar hutang. Kamu bukannya membencinya, malah mendukungnya. Kamu ini sebenarnya sebodoh apa?”“Kudengar dia punya hutang sebanyak 200 miliar pada keluarga Milano. Aku benar-benar nggak menyangka diriku ini bernilai setinggi itu.”erharga.”Chelsea berjalan mengitari kekacauan di lantai dan berjalan ke arah Ferdy sambil tersenyum cerah. “Jadi, menurut Pak Ferdy, aku hanyalah barang. Kalau kamu mau mengembalikan aku, kamu harus bilang pada penjualnya. Apa gunanya menindasku?”“Kamu ….” Ferdy merasa dadanya sakit karena terlalu marah, bisa membayangkan ekspresi bangga di wajah wanita itu saat ini.Selagi pria itu masih terdiam, Chelsea mulai mengatakan hal penting yang ingin dia katakan, “Sebenarnya, aku bukan Shania. Nama
Keesokan harinya, Ferdy terbangun karena suara berisik. Dia membuka matanya dengan kening berkerut.Harinya masih penuh kegelapan seperti biasanya. Dia sudah lama tidak menantikan apa-apa.Dia terhuyung-huyung turun dari tempat tidur, dan rasa sakit di bagian belakang lehernya mengingatkannya bahwa apa yang terjadi tadi malam bukanlah mimpi.Dia menggertakkan giginya. Berani-beraninya wanita itu memukulnya sekeras itu! Cari mati!“Keluarga Mulyana memang besar sekali nyalinya, bisa-bisanya mengirim wanita jelek seperti ini untuk dijadikan menantu keluarga Milano! Mereka pikir aku sudah tua, jadi nggak bisa lihat!”“Seseorang, siapa pun, antar wanita ini pulang! Katakan pada keluarga Mulyana, kalau mereka nggak melunasi utang mereka, aku akan membunuh mereka semua!”Pintu kaca balkon tidak ditutup, sehingga suara yang berasal dari halaman terdengar sampai ke kamar.Sepertinya Anissa sudah mengetahui bahwa keluarga Mulyana mengirimkan “pengganti yang kualitasnya lebih rendah” untuk menik
Setelah kembali ke kamar, Chelsea berjalan ke arah Ferdy. Wajahnya sudah tidak terlihat menderita seperti tadi.“Terima kasih, Pak Ferdy, karena sudah membantuku.”Sebelum Chelsea bisa bereaksi, sebuah tangan besar mencengkeram lehernya dan menekannya ke dinding.Chelsea tidak meronta dan memandang Ferdy dengan penuh minat.“Pak Ferdy, sudah memikirkannya, ya? Kapan kita mau urus buku nikah?”Ferdy bertanya dengan tajam, “Sebenarnya kamu mau apa?”Dia sangat waspada terhadap siapa pun yang masuk ke hidupnya. Terlebih lagi, intuisinya memberitahunya bahwa wanita ini tidak gampang dihadapi.“Kalau kamu nggak mengatakan yang sebenarnya, aku bisa membuatmu menghilang dari dunia ini tanpa ada yang menyadarinya.”Chelsea tahu dia sudah membuat seekor harimau marah, tapi dia tidak merasa takut sama sekali.Dia mengangkat tangannya dan menyentuh alis Ferdy dan berkata, “Kalau aku bilang, asalkan kamu setuju untuk mengurus buku nikah denganku, aku bisa menyembuhkan matamu, apa kamu tertarik?”