Keesokan harinya, Chelsea turun tangan untuk memeriksa Antoni. Dia juga sudah mengatur peralatan medis dan obat-obatan. Semuanya dilakukan demi mencegah terjadinya sesuatu terhadap Antoni di saat perjalanan.Semua orang merasa sangat tegang atas masalah pemindahan rumah sakit, terutama dokter utama yang menangani Antoni. Sebenarnya dokter ingin mengatakan sesuatu. Namun ketika melihat Chelsea yang sedang sibuk, pada akhirnya dia mengurungkan niatnya.Dokter juga tidak berdaya. Sebelumnya Brian juga sudah memberitahunya. Berhubung anggota keluarga pasien bersikeras ingin memindahkan pasien ke rumah sakit lain, dia sebagai dokter juga tidak bisa berkata lain. Apalagi, rumah sakit yang akan ditempati Antoni adalah Hope yang terkenal akan teknik pengobatannya.Tak peduli dari segi peralatan medis maupun kemampuan dokter, semuanya bertaraf internasional. Bisa jadi, kondisi Antoni akan semakin membaik nantinya.Pada saat ini, Chelsea keluar kamar ICU. Dia berjalan ke hadapan Brian, lalu berk
Pihak polisi membawa sopir penyebab kecelakaan ke kantor polisi untuk melakukan interogasi lebih lanjut. Namun, sopir itu sangatlah keras kepala. Dia hanya mengatakan semua itu ulah dirinya sendiri. Dia juga terima jika dirinya dijebloskan ke penjara.Malam harinya, dari hasil pengujian darah, diketahui bahwa sopir mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. Dia pun langsung ditahan.Keesokan harinya, polisi melaporkan hasil pemeriksaan kepada Brian.Selesai mengangkat telepon, anggota Keluarga Milano yang lain langsung mengerumuni Brian.Damian mengomelinya, “Apa kamu gila? Kamu tiba-tiba memindahkan Ayah ke rumah sakit lain. Seandainya Ayah benar-benar ada di ambulans itu, apa kamu sanggup menanggung akibatnya?”“Kalian ayah dan anak memang ada-ada saja. Satunya bikin Ayah emosi hingga tenggelam. Satunya lagi, bersikeras ingin memindahkan Ayah ke rumah sakit lain. Apa kalian nggak ingin membiarkan Ayah hidup lebih lama lagi!”Ketika melihat Damian hendak memukul Brian, Frank langsung mena
Brian yang tertangkap basah itu hanya bisa menceritakan semuanya kepada Ferdy.Tak disangka, raut wajah Ferdy tampak muram. “Apa kamu pernah kepikiran jika masalah ini nggak berjalan sesuai rencana, Chelsea juga akan terlibat dalam masalah ini?”Brian merasa bersalah. Dia tidak berani menatap mata Ferdy, melainkan hanya berkata dengan suara kecil, “Selain Chelsea, aku benar-benar nggak tahu harus minta tolong sama siapa lagi …. Untung saja aku mencarinya kali ini. Dulu, dia itu anggota Zenith. Dia paling paham dengan cara kerja Zenith ….”“Sepertinya kamu masih nggak mengerti maksudku.” Sorot mata dingin Ferdy menghentikan ucapan Brian. “Apa pun ceritanya, masalah Keluarga Milano seharusnya diatasi oleh kita sendiri. Kamu ….”“Aku tahu kamu khawatir dengan keselamatan Chelsea. Kamu nggak ingin merepotkannya.”Ketika mendengar ucapan Brian, Ferdy terdiam sejenak, baru membalas, “Bagus kalau kamu tahu.”“Ferdy, kalau kamu masih peduli dengan Chelsea, jangan lewatkan dia.” Brian berpapasa
Masalah Keluarga Milano tergolong sudah selesai.Chelsea meluangkan sedikit waktunya untuk mengatur pekerjaan Soraya Jewelry. Untung saja sudah menjelang akhir tahun, pekerjaan pun tidak tersisa banyak lagi.Pekerjaan penting juga sudah diserahkan Chelsea kepada Bella. Dia berulang kali mengingatkan Bella untuk mesti mengunggah berita tepat waktu. Alangkah baiknya jika Bella bisa meningkatkan popularitasnya. Setelah semuanya selesai diatur, Chelsea memutuskan untuk pergi lebih awal 3 hari ke Zenith. Sebelum pergi, Chelsea juga sempat mengobrol banyak dengan Timothy.Tak disangka, bocah ini sudah terbiasa dengan Chelsea yang akan tiba-tiba dinas. Dia sungguh mirip dengan orang dewasa saja, malah menepuk-nepuk pundak Chelsea sembari berkata, “Mama, kamu bisa lakukan pekerjaanmu dengan tenang. Aku akan menjamu Paman Ardi dan yang lain.”Chelsea sungguh kehabisan kata-kata. Dia memasukkan Timothy ke dalam pelukannya. “Mama sudah cukup gembira jika kamu bisa menjaga dirimu dengan baik.”Se
Chelsea tidak menyetujui permintaan Ferdy. Dia menarik kopernya, lalu memelototi Ferdy dengan gusar.“Kamu itu orang luar. Kamu nggak berhak untuk mengikuti acara tahunan Zenith. Jangan menambah masalah!”Setelah melontarkan ucapan itu, Chelsea membawa Daisy untuk meninggalkan tempat.Begitu memasuki mobil, baru saja Daisy hendak menanyakan masalah Ferdy, malah terdengar pertanyaan Chelsea. “Pak Joel dan Pak Vincent sudah sampai?”Daisy tertegun sejenak, lalu mengangguk. “Semuanya sudah di hotel. Hanya saja, hotel sudah direservasi semuanya. Penjagaan anggota Zenith sangat ketat. Sepertinya kamu nggak akan bisa masuk.”“Kalau nggak bisa masuk, ya aku tunggu sampai mereka keluar.” Chelsea bersandar di bangku dengan santai. “Dengan karakter Pak Joel dan Pak Vincent, mana mungkin mereka tahan untuk dikurung di dalam sana?”…Sesuai dugaan, pada keesokan sorenya, Daisy memberi tahu Chelsea kabar mereka berdua hendak pergi bermain golf.Chelsea pun pergi ke alamat yang diberikan Daisy. Dia
Ferdy memalingkan kepalanya untuk menatap Chelsea. “Aku lagi bantu kamu.”Chelsea sungguh gusar. “Aku nggak butuh bantuanmu.”“Kalau begitu, aku pergi sekarang?”“Kamu ….” Chelsea menariknya dengan kuat, lalu melanjutkan dengan geram, “Kamu jangan nggak tahu batasan, ya!”Padahal tidak seharusnya Ferdy menampakkan diri. Sekarang setelah menampakkan diri, dia malah hendak pergi. Bukannya malah akan menimbulkan rasa curiga di hati Vincent dan Joel?Ferdy merasa gembira untuk bercanda dengan Chelsea. “Aku sudah menyelidiki mereka. Aku tahu mereka suka main golf di saat berkumpul. Itulah alasannya aku mereservasi satu lapangan hari ini.”“Untuk apa kamu menyelidiki mereka? Kamu ….”“Aku sudah bilang tadi. Aku lagi membantumu.”Tatapan panas yang dilayangkan Ferdy membuat Chelsea merasa tidak leluasa. Dia memalingkan wajahnya, lalu bergumam dengan kesal, “Aku nggak butuh bantuanmu. Kamu juga jangan ikut campur dalam masalahku.”Namun, Ferdy berlagak tidak mendengarnya. Dia segera mengejar l
Di sisi lain, Chelsea sedang menarik Ferdy. Dia bertanya dengan kening berkerut, “Untuk apa kamu ikut acara tahunan Zenith?”Ferdy menatap Chelsea di hadapannya. “Kamu mau aku jawab berapa kali lagi?”“Jadi, kamu mau aku peringati berapa kali lagi?” Kali ini, Chelsea sungguh merasa marah. “Kamu kira Zenith itu tempat apa? Apa kamu tahu ada siapa-siapa saja di dalam sana? Bahkan kedua pria tua yang kamu temui tadi itu juga licik sekali!”“Meskipun acara tahunan itu adalah sebuah jebakan, kalau kamu boleh pergi, berarti aku juga boleh.” Tidak ada perubahan dari raut wajah Ferdy. “Lagi pula, aku melakukannya juga bukan murni demi kamu. Zenith telah mencelakai Kakek. Aku nggak akan biarkan masalah ini berlalu begitu saja.”“Tapi ….” Chelsea merasa ragu. “Aku bisa bantu kamu untuk minta penjelasan atas masalah itu, kamu ….”Ferdy tersenyum tipis. “Aku malah minta bantuan dari seorang wanita. Sepertinya aku terlalu pengecut?”Chelsea memelototinya. “Oke, silakan saja kalau kamu mau ke sana.
Sekelompok orang berjalan ke dalam ruangan. Setelah pelayan mengantar buah-buahan dan alkohol, pelayan pun meninggalkan ruangan dengan menutup pintu dengan rapat.Suasana di dalam ruangan menjadi hening dalam seketika.Vincent duluan mencari topik pembicaraan. Dia membahas masalah betapa gembiranya ketika mereka bermain golf dengan Ferdy beberapa saat lalu.“Kamu malah merahasiakan dari kami. Setelah kami pulang, kami baru tahu ternyata kamu adalah presdir dari Grup Milano!”Ferdy mengangguk dengan perlahan. “Kalau dibandingkan dengan prestasi kalian berdua, masalahku ini nggak pantas untuk diungkit.”Joel menimpali, “Kamu terlalu merendah!”Saat mendengar pembicaraan mereka, Malcolm pun mengangkat-angkat alisnya. “Ferdy datang jauh-jauh ke sini, seharusnya bukan demi main golf saja, ‘kan?”Ferdy menatap ke sisi Malcolm. “Aku datang ke sini juga demi bertemu denganmu. Waktu itu, kamu setuju untuk kerja sama denganku, tapi kamu malah mencelakai keluargaku. Apa kamu nggak berencana menje
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me