Sekelompok orang berjalan ke dalam ruangan. Setelah pelayan mengantar buah-buahan dan alkohol, pelayan pun meninggalkan ruangan dengan menutup pintu dengan rapat.Suasana di dalam ruangan menjadi hening dalam seketika.Vincent duluan mencari topik pembicaraan. Dia membahas masalah betapa gembiranya ketika mereka bermain golf dengan Ferdy beberapa saat lalu.“Kamu malah merahasiakan dari kami. Setelah kami pulang, kami baru tahu ternyata kamu adalah presdir dari Grup Milano!”Ferdy mengangguk dengan perlahan. “Kalau dibandingkan dengan prestasi kalian berdua, masalahku ini nggak pantas untuk diungkit.”Joel menimpali, “Kamu terlalu merendah!”Saat mendengar pembicaraan mereka, Malcolm pun mengangkat-angkat alisnya. “Ferdy datang jauh-jauh ke sini, seharusnya bukan demi main golf saja, ‘kan?”Ferdy menatap ke sisi Malcolm. “Aku datang ke sini juga demi bertemu denganmu. Waktu itu, kamu setuju untuk kerja sama denganku, tapi kamu malah mencelakai keluargaku. Apa kamu nggak berencana menje
Malcolm tidak berniat untuk melihat sekilas pun. Tenaga tangan yang mencekik leher Chelsea semakin kuat lagi. Namun, Chelsea masih saja melihat matanya dengan tatapan tegas.Saat Chelsea hampir kehilangan napasnya, Chelsea tiba-tiba terbayang …. Sepertinya ketika kecil dulu, Chelsea pernah melihat Malcolm mengemut lolipop.Joel menjerit, “Cukup! Apa kamu ingin membunuh di hadapan kami?”Kali ini, Malcolm baru melepaskan tangannya. Raut wajahnya kelihatan muram.Joel membaca sekilas dokumen di tas Chelsea. Isinya adalah nama klien yang berhubungan dengan Hope selama beberapa tahun ini, serta keuntungan Hope dan Soraya Jewelry selama beberapa tahun ini.Masalah uang bukanlah masalah penting. Hal yang paling penting adalah masalah koneksi. Sekarang nama Hope sudah terkenal di ranah internasional. Mereka pun banyak berhubungan dengan orang-orang kalangan atas.Dengan adanya sumber koneksi ini, sepertinya Zenith bisa berkembang semakin tinggi di bawah kepemimpinan Chelsea.Vincent dan Joel
Setelah itu, Chelsea menyuruh pelayan untuk mengambilkan kotak P3K. Dia turun tangan sendiri untuk menjahit luka Ferdy.Chelsea mengoleskan obat bius. Jadi, Ferdy juga tidak merasa sakit. Dia membiarkan Chelsea menjahit lukanya sembari membaca berita di dalam ponselnya.Semua seperti yang dikatakan Chelsea. Saat ini, berita yang berhubungan dengan Chelsea sedang tersebar luas di internet.Dimulai dari berita 70% keuntungan yang diraup dari rilisan produk baru di akhir tahun Soraya Jewelry disumbangkan kepada Finansial Angel. Disusul, beberapa perintis Finansial Angel mengadakan acara tahunan, mengundang semua wanita karier yang pernah mendapat donasi dari Finansial Angel untuk berbagi kisah sukses mereka.Acara itu akan diliput dengan sistem siaran langsung. Dengan demikian, semua orang bisa membuktikan bahwa ada banyak wanita berhasil mengubah nasib mereka dengan bantuan Finansial Angel!Saat ini, suara pujian terhadap Chelsea tak berhenti terdengar. Namanya sedang sangat viral saat i
Di dalam video, tampak sekujur tubuh Daisy dilumuri dengan darah. Dia sedang diikat di ujung kapal pelesir. Ombak kencang mengikuti embusan kuat angin menerjang ke tubuh Daisy. Air laut yang asin itu meresap ke dalam luka Daisy. Dia pasti kesakitan setengah mati!Sepertinya selain Malcolm, tidak ada orang lain di dunia ini yang pernah memikirkan cara penyiksaan sadis seperti ini!Saat perjalanan ke dermaga, Chelsea terus menggertakkan giginya lantaran merasa gusar.Chelsea menaiki kapal pelesir. Dia benar-benar dapat melihat darah telah membasahi tubuh Daisy. Kali ini, Chelsea tidak sanggup menahan amarahnya lagi.Baru saja Chelsea hendak melangkah maju, dia pun dihalangi oleh beberapa pria berpakaian hitam.“Malcolm! Kalau kamu berani, kamu lawan aku saja! Aku yang ingin menjatuhkanmu! Semuanya nggak ada hubungannya dengan Kak Daisy!” jerit Chelsea dengan histeris. Dia tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya.Malcolm mengangkat gelas alkoholnya sembari tersenyum. Dia seolah-olah
Pada akhirnya, Malcolm menyerahkan Daisy kepada Chelsea.Sebelum Daisy kehilangan kesadarannya, dia samar-samar melihat bayangan tubuh Malcolm yang sedang menjauh.Sudah belasan tahun lamanya Daisy mengikuti Malcolm. Pada akhirnya, Daisy malah merasa dirinya bagai sampah yang dibuang Malcolm saja. Dia bahkan tidak sekali pun menoleh untuk melirik Daisy.Pada saat itu, hati Daisy sungguh terasa lara. Dia sungguh kehilangan semangat hidupnya.Hari ini adalah hari ketiga Daisy kehilangan kesadarannya. Saat ini, Chelsea baru selesai menyuntik obat ke tubuh Daisy. Ketika melihat Daisy mulai melebarkan kedua matanya, dia langsung tersenyum. “Kak Daisy, akhirnya kamu bangun!”Daisy kelihatan sangat lemas. Tatapannya ketika menatap Chelsea kelihatan linglung.“Kita lagi di rumah lelang. Kamu sudah beberapa hari di sini. Lukamu cukup parah, perlu istirahat penuh dalam beberapa saat ini. Kalau nggak, luka di tubuhmu akan terbuka, takutnya malah akan meninggalkan bekas,” jelas Chelsea dengan suar
Sopir mengantar Chelsea ke depan sebuah kedai teh. Pada saat ini, ada seorang pelayan yang berjalan mendekat untuk membawa Chelsea ke dalam.Di dalam ruangan, tercium semerbak daun teh dan juga bunga. Aromanya sungguh wangi. Chelsea pun terpikat oleh aroma wangi itu. Setelah menciumnya, rasa penat di hatinya seketika berkurang.Chelsea berjalan ke hadapan Joel dan Vincent, lalu berkata dengan tersenyum, “Kalian berdua memang pintar dalam memilih tempat.”“Sepertinya dulu kamu hanya sibuk dengan masalah rumah lelang saja, makanya kamu nggak tahu ada tempat sebagus ini?” Sambil berbicara, Vincent menyuruh Chelsea untuk duduk. “Sini cicipi dulu teh yang dipesan Joel.”Chelsea menyilangkan kakinya duduk di atas tatami. Dia melihat Joel menuangkan teh dengan tenang. Ketika bersama kedua pria licik ini, Chelsea tidak boleh menurunkan kewaspadaannya.Joel bisa merasakannya. Saat dia meletakkan cangkir teh di hadapan Chelsea, dia pun berkata, “Sekarang kamu juga adalah salah satu pengurus di Z
Saat pertama kali Joel dan Vincent bertemu dengan Malcolm, dia barulah anak kecil yang berusia 10 tahun.Malcolm yang masih kecil itu bergumul di area miskin di perbatasan. Oleh sebab itu, dapat terlihat aura sinis dan kejam di diri Malcolm yang masih kecil. Malcolm pun kelihatan sangat sadis ketika sedang berkelahi.Orang-orang di area tambang sering mengungkit nama Malcolm. Semua orang menyebutnya sebagai anak haram yang tidak memiliki orang tua.Justru karena tidak mendapat perlindungan siapa pun, Malcolm sering menjadi korban penindasan orang-orang di sana. Pernah sekali, Malcolm menghantam kepala seorang anak kecil hingga berdarah.Orang tua korban juga sangat sadis. Mereka langsung memanggil kawan-kawannya untuk menghabisi Malcolm. Saat itu, hujan sedang turun dengan deras. Malcolm digebuki hingga berbaring telungkup di atas lantai. Namun, masih bisa terlihat aura membunuh di dalam tatapannya. Saat sebuah martil hendak menghantam kepala Malcolm, Vincent dan Joel pun menghentikan
“Nggak, kok.” Chelsea refleks menyangkal. Tiba-tiba dia merasa gugup, segera menghindari tatapan Daisy. “Aku hanya lagi berpikir, seharusnya stempel resmi pengurus akan segera selesai?”Daisy mengangguk. “Seharusnya sudah hampir selesai.”Usai berbicara, terdengar suara pintu dibuka.Malcolm memasuki kamar, lalu berjalan mendekat Chelsea dengan raut datar. Dia melempar sebuah kantongan kain dan sebuah dokumen ke sisinya.Chelsea menangkapnya, lalu segera membuka dokumen itu. Dia membaca sekilas isi dokumen itu, isinya berupa aset yang dialihkan kepada Chelsea.Bagus! Vincent dan Joel membagikan aset yang cukup banyak kepada Chelsea. Selain bisnis perhiasan dan lelang yang memang sudah dimilikinya, dia juga mendapatkan aset area tambang di perbatasan dan juga perusahaan farmasi.Setelah dihitung-hitung, nilai aset Chelsea pun sudah melambung tinggi. Dia melirik Malcolm sekilas sembari tersenyum. “Terima kasih sudah repot-repot untuk antar langsung.”Raut wajah Malcolm sangat muram. “Kam
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me