Saat pertama kali Joel dan Vincent bertemu dengan Malcolm, dia barulah anak kecil yang berusia 10 tahun.Malcolm yang masih kecil itu bergumul di area miskin di perbatasan. Oleh sebab itu, dapat terlihat aura sinis dan kejam di diri Malcolm yang masih kecil. Malcolm pun kelihatan sangat sadis ketika sedang berkelahi.Orang-orang di area tambang sering mengungkit nama Malcolm. Semua orang menyebutnya sebagai anak haram yang tidak memiliki orang tua.Justru karena tidak mendapat perlindungan siapa pun, Malcolm sering menjadi korban penindasan orang-orang di sana. Pernah sekali, Malcolm menghantam kepala seorang anak kecil hingga berdarah.Orang tua korban juga sangat sadis. Mereka langsung memanggil kawan-kawannya untuk menghabisi Malcolm. Saat itu, hujan sedang turun dengan deras. Malcolm digebuki hingga berbaring telungkup di atas lantai. Namun, masih bisa terlihat aura membunuh di dalam tatapannya. Saat sebuah martil hendak menghantam kepala Malcolm, Vincent dan Joel pun menghentikan
“Nggak, kok.” Chelsea refleks menyangkal. Tiba-tiba dia merasa gugup, segera menghindari tatapan Daisy. “Aku hanya lagi berpikir, seharusnya stempel resmi pengurus akan segera selesai?”Daisy mengangguk. “Seharusnya sudah hampir selesai.”Usai berbicara, terdengar suara pintu dibuka.Malcolm memasuki kamar, lalu berjalan mendekat Chelsea dengan raut datar. Dia melempar sebuah kantongan kain dan sebuah dokumen ke sisinya.Chelsea menangkapnya, lalu segera membuka dokumen itu. Dia membaca sekilas isi dokumen itu, isinya berupa aset yang dialihkan kepada Chelsea.Bagus! Vincent dan Joel membagikan aset yang cukup banyak kepada Chelsea. Selain bisnis perhiasan dan lelang yang memang sudah dimilikinya, dia juga mendapatkan aset area tambang di perbatasan dan juga perusahaan farmasi.Setelah dihitung-hitung, nilai aset Chelsea pun sudah melambung tinggi. Dia melirik Malcolm sekilas sembari tersenyum. “Terima kasih sudah repot-repot untuk antar langsung.”Raut wajah Malcolm sangat muram. “Kam
Kondisi Daisy sudah membaik. Prosedur serah terima aset juga sudah selesai. Jadi, Chelsea juga tidak perlu menetap di sini lagi.Sebelum berangkat, Chelsea terus berpesan kepada Daisy untuk hati-hati dengan cederanya. Alhasil, dia malah menjadi bahan tawaan Daisy. Jelas-jelas Chelsea lebih muda beberapa tahun daripada Daisy, Chelsea malah mengoceh layaknya seorang ibu saja.Ketika Chelsea melihat senyuman di wajah Daisy, dia baru mulai merasa tenang.Setibanya di bandara, Chelsea bertemu dengan Ferdy. Hanya saja, Chelsea juga tidak merasa terkejut. Pulau ini tidaklah besar. Jadi, tidaklah sulit bagi Ferdy untuk mencari tahu informasi jadwal penerbangannya. Chelsea juga tidak bersikap sungkan terhadapnya. “Kamu mesti bayar semua biaya perjalanan kali ini.”Ferdy tersenyum tipis. “Biasanya orang-orang hanya akan minta tumpangan mobil saja. Ini pertama kalinya aku mendengar ada yang ingin minta tumpangan pesawat.”Chelsea menjulingkan matanya. “Terserah kamu mau naik atau nggak. Kalau ka
“Kenapa kamu mesti berbuat seperti ini!” jerit Diana dengan kuat. Dia menatap Sonia dengan mata memerah. “Kenapa kamu malah mengekspos masalahku ke internet!”Sonia terbengong sejenak. “Aku … aku berbuat seperti ini juga demi kebaikanmu.”“Demi kebaikanku?” Diana tertawa sembari menangis. “Kamu mengekspos privasiku ke internet, membuat semua orang di dunia ini mentertawakanku. Sekarang kamu malah mengatakan semuanya demi kebaikanku? Sonia, selama ini aku menganggapmu sebagai teman terbaikku. Kenapa kamu memperlakukanku seperti ini? Kamu yang mencelakaiku hingga masuk rumah sakit!”Malam hari itu, Diana membaca berita di internet. Pengkhianatan oleh teman yang paling dipercayainya telah menyebabkan pukulan besar bagi Diana. Alhasil, penyakitnya kambuh lagi. Dia sempat berbaring di atas ranjang dalam keadaan kejang-kejang hingga kehilangan kesadarannya.Manajer tidak berhasil menghubungi Diana. Dia bergegas ke rumah Diana, baru mengantar Diana ke rumah sakit.Selama beberapa hari ini di
Belum sempat keluar bandara, Ferdy menyadari Irfan berlari ke sisinya dengan buru-buru.“Pak Ferdy, terjadi sesuatu dengan Bu Diana. Dia ….” Kali ini, Irfan menyadari sosok Sonia yang berjalan di belakang Ferdy. Dia pun tertegun.Chelsea melepaskan kacamata hitamnya, lalu berkata dengan perlahan, “Apa yang terjadi sama dia? Aku juga ingin dengar.”Irfan melirik Ferdy sekilas. Ketika mendapatkan izin dari tatapannya, Ferdy baru melaporkan masalah, “Tadi pagi Bu Diana bunuh diri di rumah sakit. Untung saja ada suster yang kebetulan datang untuk melakukan pemeriksaan. Tim medis segera menghentikan aliran darahnya.”“Tapi ….” Raut wajah Irfan tampak muram. “Ada banyak orang di rumah sakit. Kabar aksi bunuh diri Bu Diana telah tersebar. Bahkan, ada yang mengekspos foto kejadian di rumah sakit tadi. Sekarang semua media sosial sedang heboh dengan masalah ini.”Sebelumnya dengan tidak gampangnya mereka menekan berita viral itu. Sekarang gara-gara masalah bunuh diri Diana, berita kembali viral
“Diana, ada apa denganmu? Bukannya kamu ingin bertemu sama Pak Ferdy?”Manajer melangkah maju untuk menarik selimut. Namun, Diana malah menariknya dengan lebih erat lagi. Saking eratnya, perban di pergelangan tangannya mulai berdarah.“Pergi! Aku nggak mau ketemu sama kamu!” jerit Diana dengan histeris. Samar-samar dapat terdengar suara terisak-isak juga.Tanpa perlu becermin, Diana juga tahu betapa jelek penampilannya saat ini! Mana mungkin Diana mengizinkan Ferdy melihat sisi jeleknya?Kening Ferdy tampak berkerut. Dia berkata pada manajer, “Sudahlah.”Manajer menghentikan gerakan tangannya, lalu menatap Ferdy dengan rasa bersalah. “Maaf, Pak Ferdy. Beberapa hari ini kondisi Diana nggak stabil. Dia ….” Tiba-tiba manajer menghela napas. “Semua ini juga salahku. Nggak seharusnya aku beri tahu masalah penyakit Diana kepada Sonia. Aku nggak menyangka dia orang seperti itu!”Usai mendengar, tatapan Ferdy tampak muram. “Masalah kali ini kerjaan Sonia?”“Emm.” Manajer mengangguk. “Tim kami
Sejak Sonia mendirikan studio, dia melakukan perekrutan secara besar-besaran. Tak hanya merebut karyawan Soraya Jewelry, dia juga merampas banyak karyawan unggul dari Quentin Jewelry.Beberapa saat lalu, studio baru saja resmi merilis aksesoris. Meski produk itu hanya dijual secara daring, dengan desain cantik dan harga yang lebih rendah dari pasaran, penjualan tergolong sangat bagus.Sonia pernah mengatakan akan membuat merek perhiasan nasional berkualitas bagus dengan harga terjangkau. Pernyataan ini juga menuai respons positif dari banyak konsumen. Jika seperti ini terus, pasti akan mempengaruhi penjualan produk baru merek lain di awal tahun.“Berkualitas bagus dengan harga terjangkau?” Chelsea mengulangi kata tersebut. Senyuman di wajahnya seketika merekah.Sepertinya Sonia bisa bersikap semena-mena karena berpikir dirinya memiliki sokongan dana dari bisnis tambang itu!Seluruh bulu kuduk Andre seketika merinding ketika mendengar ucapan itu. Dari pengalamannya berhubungan dengan Ch
“Timothy, kamu nggak ngerti masalah orang dewasa. Kamu makan dulu. Nanti ….”“Nggak mau!” Timothy menepis tangan Chelsea, lalu menatapnya dengan raut keras kepala. “Aku sudah bilang aku nggak suka cowok jahat itu. Kenapa kamu nggak dengar apa kataku! Atas dasar apa, anak kecil hanya boleh dengar apa kata orang dewasa?”Di hadapan Kendrian, Chelsea sungguh merasa malu. Dia berusaha menurunkan egonya, kemudian berkata, “Kalau kamu nggak mau makan, kamu nggak usah makan.”Usai berbicara, Chelsea berpesan pada Melvin, “Bawa Timothy kembali ke kamar.”Melvin merasa sangat gugup. Dia langsung menggandeng tangan Timothy.Jangankan Chelsea, bahkan Melvin juga merasa sangat canggung sekarang. Saat membawa pergi Timothy, masih terlihat ekspresi kesal di wajah anak kecil ini.Kepala Chelsea sungguh terasa sakit. Dia kembali melihat ke sisi Kendrian, lalu tersenyum getir. “Maaf, ya.”Kendrian melihat ke sisi tangga, kemudian membalas dengan suara kecil, “Sudah seharusnya kamu cari kesempatan untuk