Kondisi Daisy sudah membaik. Prosedur serah terima aset juga sudah selesai. Jadi, Chelsea juga tidak perlu menetap di sini lagi.Sebelum berangkat, Chelsea terus berpesan kepada Daisy untuk hati-hati dengan cederanya. Alhasil, dia malah menjadi bahan tawaan Daisy. Jelas-jelas Chelsea lebih muda beberapa tahun daripada Daisy, Chelsea malah mengoceh layaknya seorang ibu saja.Ketika Chelsea melihat senyuman di wajah Daisy, dia baru mulai merasa tenang.Setibanya di bandara, Chelsea bertemu dengan Ferdy. Hanya saja, Chelsea juga tidak merasa terkejut. Pulau ini tidaklah besar. Jadi, tidaklah sulit bagi Ferdy untuk mencari tahu informasi jadwal penerbangannya. Chelsea juga tidak bersikap sungkan terhadapnya. “Kamu mesti bayar semua biaya perjalanan kali ini.”Ferdy tersenyum tipis. “Biasanya orang-orang hanya akan minta tumpangan mobil saja. Ini pertama kalinya aku mendengar ada yang ingin minta tumpangan pesawat.”Chelsea menjulingkan matanya. “Terserah kamu mau naik atau nggak. Kalau ka
“Kenapa kamu mesti berbuat seperti ini!” jerit Diana dengan kuat. Dia menatap Sonia dengan mata memerah. “Kenapa kamu malah mengekspos masalahku ke internet!”Sonia terbengong sejenak. “Aku … aku berbuat seperti ini juga demi kebaikanmu.”“Demi kebaikanku?” Diana tertawa sembari menangis. “Kamu mengekspos privasiku ke internet, membuat semua orang di dunia ini mentertawakanku. Sekarang kamu malah mengatakan semuanya demi kebaikanku? Sonia, selama ini aku menganggapmu sebagai teman terbaikku. Kenapa kamu memperlakukanku seperti ini? Kamu yang mencelakaiku hingga masuk rumah sakit!”Malam hari itu, Diana membaca berita di internet. Pengkhianatan oleh teman yang paling dipercayainya telah menyebabkan pukulan besar bagi Diana. Alhasil, penyakitnya kambuh lagi. Dia sempat berbaring di atas ranjang dalam keadaan kejang-kejang hingga kehilangan kesadarannya.Manajer tidak berhasil menghubungi Diana. Dia bergegas ke rumah Diana, baru mengantar Diana ke rumah sakit.Selama beberapa hari ini di
Belum sempat keluar bandara, Ferdy menyadari Irfan berlari ke sisinya dengan buru-buru.“Pak Ferdy, terjadi sesuatu dengan Bu Diana. Dia ….” Kali ini, Irfan menyadari sosok Sonia yang berjalan di belakang Ferdy. Dia pun tertegun.Chelsea melepaskan kacamata hitamnya, lalu berkata dengan perlahan, “Apa yang terjadi sama dia? Aku juga ingin dengar.”Irfan melirik Ferdy sekilas. Ketika mendapatkan izin dari tatapannya, Ferdy baru melaporkan masalah, “Tadi pagi Bu Diana bunuh diri di rumah sakit. Untung saja ada suster yang kebetulan datang untuk melakukan pemeriksaan. Tim medis segera menghentikan aliran darahnya.”“Tapi ….” Raut wajah Irfan tampak muram. “Ada banyak orang di rumah sakit. Kabar aksi bunuh diri Bu Diana telah tersebar. Bahkan, ada yang mengekspos foto kejadian di rumah sakit tadi. Sekarang semua media sosial sedang heboh dengan masalah ini.”Sebelumnya dengan tidak gampangnya mereka menekan berita viral itu. Sekarang gara-gara masalah bunuh diri Diana, berita kembali viral
“Diana, ada apa denganmu? Bukannya kamu ingin bertemu sama Pak Ferdy?”Manajer melangkah maju untuk menarik selimut. Namun, Diana malah menariknya dengan lebih erat lagi. Saking eratnya, perban di pergelangan tangannya mulai berdarah.“Pergi! Aku nggak mau ketemu sama kamu!” jerit Diana dengan histeris. Samar-samar dapat terdengar suara terisak-isak juga.Tanpa perlu becermin, Diana juga tahu betapa jelek penampilannya saat ini! Mana mungkin Diana mengizinkan Ferdy melihat sisi jeleknya?Kening Ferdy tampak berkerut. Dia berkata pada manajer, “Sudahlah.”Manajer menghentikan gerakan tangannya, lalu menatap Ferdy dengan rasa bersalah. “Maaf, Pak Ferdy. Beberapa hari ini kondisi Diana nggak stabil. Dia ….” Tiba-tiba manajer menghela napas. “Semua ini juga salahku. Nggak seharusnya aku beri tahu masalah penyakit Diana kepada Sonia. Aku nggak menyangka dia orang seperti itu!”Usai mendengar, tatapan Ferdy tampak muram. “Masalah kali ini kerjaan Sonia?”“Emm.” Manajer mengangguk. “Tim kami
Sejak Sonia mendirikan studio, dia melakukan perekrutan secara besar-besaran. Tak hanya merebut karyawan Soraya Jewelry, dia juga merampas banyak karyawan unggul dari Quentin Jewelry.Beberapa saat lalu, studio baru saja resmi merilis aksesoris. Meski produk itu hanya dijual secara daring, dengan desain cantik dan harga yang lebih rendah dari pasaran, penjualan tergolong sangat bagus.Sonia pernah mengatakan akan membuat merek perhiasan nasional berkualitas bagus dengan harga terjangkau. Pernyataan ini juga menuai respons positif dari banyak konsumen. Jika seperti ini terus, pasti akan mempengaruhi penjualan produk baru merek lain di awal tahun.“Berkualitas bagus dengan harga terjangkau?” Chelsea mengulangi kata tersebut. Senyuman di wajahnya seketika merekah.Sepertinya Sonia bisa bersikap semena-mena karena berpikir dirinya memiliki sokongan dana dari bisnis tambang itu!Seluruh bulu kuduk Andre seketika merinding ketika mendengar ucapan itu. Dari pengalamannya berhubungan dengan Ch
“Timothy, kamu nggak ngerti masalah orang dewasa. Kamu makan dulu. Nanti ….”“Nggak mau!” Timothy menepis tangan Chelsea, lalu menatapnya dengan raut keras kepala. “Aku sudah bilang aku nggak suka cowok jahat itu. Kenapa kamu nggak dengar apa kataku! Atas dasar apa, anak kecil hanya boleh dengar apa kata orang dewasa?”Di hadapan Kendrian, Chelsea sungguh merasa malu. Dia berusaha menurunkan egonya, kemudian berkata, “Kalau kamu nggak mau makan, kamu nggak usah makan.”Usai berbicara, Chelsea berpesan pada Melvin, “Bawa Timothy kembali ke kamar.”Melvin merasa sangat gugup. Dia langsung menggandeng tangan Timothy.Jangankan Chelsea, bahkan Melvin juga merasa sangat canggung sekarang. Saat membawa pergi Timothy, masih terlihat ekspresi kesal di wajah anak kecil ini.Kepala Chelsea sungguh terasa sakit. Dia kembali melihat ke sisi Kendrian, lalu tersenyum getir. “Maaf, ya.”Kendrian melihat ke sisi tangga, kemudian membalas dengan suara kecil, “Sudah seharusnya kamu cari kesempatan untuk
Manajer Diana, Stella, membawa Chelsea ke samping mobil van. “Diana lagi sendirian di dalam. Kamu masuk sana. Aku akan berjaga di depan.”Selama 2 hari ini, awak media bagai orang gila saja terus menyorot Diana. Saat keluar dari rumah sakit, mereka juga mesti putar banyak arah baru bisa terbebas dari kejaran awak media.Stella masih merasa trauma. Dia sungguh takut akan timbul masalah baru lagi.Ketika melihat sikap gugup Stella, Chelsea bisa menebak bagaimana situasi mereka saat ini. Sepertinya selama beberapa waktu ini, mereka sudah hampir gila karena dikejar oleh reporter.Chelsea masuk ke dalam mobil. Pencahayaan di dalam mobil cukup gelap. Raut Diana yang pucat pasi itu kelihatan sangat muram.Chelsea sungguh terkejut. “Kamu ….”Diana menggeleng. “Aku baik-baik saja.” Demi menyakinkan jawabannya, Diana bahkan memaksakan dirinya untuk tersenyum.Kening Chelsea tampak berkerut. Dia sungguh tidak menyangka putri kesayangan Keluarga Kamran akan berubah menjadi seperti sekarang ini.Ka
Di dalam kamar pasien, Diana baru saja menyelesaikan sarapannya. Raut wajahnya kelihatan lebih bagus dari sebelumnya.Stella berkata dengan tersenyum, “Sepertinya kali ini kamu benar-benar telah melepaskan beban di hatimu.”“Emm, setelah ngobrol sama Chelsea semalam, aku pun merasa lebih lega.”Kebetulan pada saat ini, Sonia memasuki kamar. Dia dapat mendengar percakapan Diana dengan manajernya dengan sangat jelas.Alhasil, amarah Sonia pun membara. “Ternyata semua ini diajari oleh Chelsea! Diana, apa kamu bodoh? Apa kamu nggak bisa bedain mana musuh mana teman?”“Aku sangat sadar sekarang.” Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajah Diana. “Setelah jatuh sakit kali ini, aku dapat melihat dengan jelas sebenarnya siapa yang iblis! Aku merasa pantas untuk mengalami semua ini.”“Kamu ….” Sonia sungguh merasa kesal. “Pikiran kamu sudah dicuci oleh Chelsea! Aku sudah bilang sebelumnya, aku melakukannya demi kebaikanmu. Jelas-jelas efeknya sangat bagus, kamu ….”“Aku nggak sanggup terima kebai
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me