“Timothy, kamu nggak ngerti masalah orang dewasa. Kamu makan dulu. Nanti ….”“Nggak mau!” Timothy menepis tangan Chelsea, lalu menatapnya dengan raut keras kepala. “Aku sudah bilang aku nggak suka cowok jahat itu. Kenapa kamu nggak dengar apa kataku! Atas dasar apa, anak kecil hanya boleh dengar apa kata orang dewasa?”Di hadapan Kendrian, Chelsea sungguh merasa malu. Dia berusaha menurunkan egonya, kemudian berkata, “Kalau kamu nggak mau makan, kamu nggak usah makan.”Usai berbicara, Chelsea berpesan pada Melvin, “Bawa Timothy kembali ke kamar.”Melvin merasa sangat gugup. Dia langsung menggandeng tangan Timothy.Jangankan Chelsea, bahkan Melvin juga merasa sangat canggung sekarang. Saat membawa pergi Timothy, masih terlihat ekspresi kesal di wajah anak kecil ini.Kepala Chelsea sungguh terasa sakit. Dia kembali melihat ke sisi Kendrian, lalu tersenyum getir. “Maaf, ya.”Kendrian melihat ke sisi tangga, kemudian membalas dengan suara kecil, “Sudah seharusnya kamu cari kesempatan untuk
Manajer Diana, Stella, membawa Chelsea ke samping mobil van. “Diana lagi sendirian di dalam. Kamu masuk sana. Aku akan berjaga di depan.”Selama 2 hari ini, awak media bagai orang gila saja terus menyorot Diana. Saat keluar dari rumah sakit, mereka juga mesti putar banyak arah baru bisa terbebas dari kejaran awak media.Stella masih merasa trauma. Dia sungguh takut akan timbul masalah baru lagi.Ketika melihat sikap gugup Stella, Chelsea bisa menebak bagaimana situasi mereka saat ini. Sepertinya selama beberapa waktu ini, mereka sudah hampir gila karena dikejar oleh reporter.Chelsea masuk ke dalam mobil. Pencahayaan di dalam mobil cukup gelap. Raut Diana yang pucat pasi itu kelihatan sangat muram.Chelsea sungguh terkejut. “Kamu ….”Diana menggeleng. “Aku baik-baik saja.” Demi menyakinkan jawabannya, Diana bahkan memaksakan dirinya untuk tersenyum.Kening Chelsea tampak berkerut. Dia sungguh tidak menyangka putri kesayangan Keluarga Kamran akan berubah menjadi seperti sekarang ini.Ka
Di dalam kamar pasien, Diana baru saja menyelesaikan sarapannya. Raut wajahnya kelihatan lebih bagus dari sebelumnya.Stella berkata dengan tersenyum, “Sepertinya kali ini kamu benar-benar telah melepaskan beban di hatimu.”“Emm, setelah ngobrol sama Chelsea semalam, aku pun merasa lebih lega.”Kebetulan pada saat ini, Sonia memasuki kamar. Dia dapat mendengar percakapan Diana dengan manajernya dengan sangat jelas.Alhasil, amarah Sonia pun membara. “Ternyata semua ini diajari oleh Chelsea! Diana, apa kamu bodoh? Apa kamu nggak bisa bedain mana musuh mana teman?”“Aku sangat sadar sekarang.” Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajah Diana. “Setelah jatuh sakit kali ini, aku dapat melihat dengan jelas sebenarnya siapa yang iblis! Aku merasa pantas untuk mengalami semua ini.”“Kamu ….” Sonia sungguh merasa kesal. “Pikiran kamu sudah dicuci oleh Chelsea! Aku sudah bilang sebelumnya, aku melakukannya demi kebaikanmu. Jelas-jelas efeknya sangat bagus, kamu ….”“Aku nggak sanggup terima kebai
Di satu sisi, pekerjaan di area tambang perbatasan berhenti. Di sisi lain, ada banyak pre-order dari konsumen. Sonia sungguh tidak menyangka studio yang selama ini dijalankannya dengan lancar akan bertemu dengan masalah yang begitu serius!Dalam hari itu, Sonia mengadakan 3 rapat mendadak sekaligus. Para karyawan serempak beranggapan, berhubung studio baru didirikan, mereka tidak boleh menghilangkan rasa percaya dari konsumen, yang mananya akan berdampak terhadap reputasi studio.Setelah berdiskusi, pada akhirnya mereka menetapkan cara penyelesaian. Mereka akan mencari distributor permata dari dalam negeri untuk menyelesaikan masa-masa sukar ini. Kemudian, setelah Hari Raya nanti, Sonia baru akan pergi ke perbatasan untuk mencari tahu kondisi di sana.Namun, cara penyelesaian ini membutuhkan dana yang sangat besar. Itu berarti modal dasar penjualan mereka otomatis akan meningkat. Bisnis yang tadinya hanya meraup sedikit keuntungan pun menjadi merugi.Ketika melihat tatapan ragu para ka
Sonia memberi tahu isi rapat tadi siang kepada Sandy. Setelah ucapan selesai dilontarkan, Sandy langsung bertanya dengan suara ketus, “Kamu masih mau minta uang?”Kali ini, Sonia menunduk, tidak berani menatapnya. “Emm … sekarang sudah menjelang Hari Raya, distributor permata di dalam negeri sudah nggak bisa menyuplai lagi. Berhubung pesanan kita tergolong mendesak, terpaksa kita mesti ….”Ketika menyadari amarah di hati Sandy meluap, Sonia segera mengubah kata-katanya. “Tapi kamu jangan khawatir. Asalkan kita bisa melewati kesulitan kali ini, dan selesai aku berdiskusi dengan bos baru, kita pasti bisa mendapatkan uang kita kembali.”“Kamu tahu sendiri betapa bagusnya orderan produk baru kita. Itu berarti merek kita cukup terkenal di luar sana ….”“Cukup!” Sandy tidak ingin mendengar lagi. Dia juga sudah dikenyangkan oleh emosi. Jadi, dia pun merasa mual ketika melihat masakan di depan mata. “Aku hanya bisa kasih kamu 2 miliar saja. Jangan harap kamu bisa meminta lebih.”Usai berbicara
“Nggak, dong.” Chelsea bersandar di dahan pintu, lalu menatap ke sisi Ferdy. “Setelah Hari Raya nanti, Sonia pasti akan pergi ke perbatasan. Pada saat itu, aku akan beri dia pelajaran ….”Sambil berbicara, Chelsea mengangkat-angkat alisnya. Tatapannya seketika berkilauan. “Gimana kalau aku bantu kamu pancing dia?”“Emm?” Fokus Ferdy hanya tertuju pada senyuman di wajah wanita itu. Dia tidak mendengar percakapan Chelsea dengan saksama.“Ada Sandy di belakang Sonia. Kalau terjadi apa-apa dengan Sonia, orang pertama yang bakal dia cari pasti adalah Sandy.” Chelsea terdiam sejenak. “Tentu saja, dengan karakter Sandy, seharusnya dia nggak akan ikut campur dengan masalah Sonia. Tapi, Sonia juga bukanlah orang yang gampang untuk dihadapi. Aku nggak percaya dia nggak punya rencana lain.” Pada saat ini, tiba-tiba Chelsea bertanya, “Bagaimana hasil pemeriksaan masalah jatuhnya Kakek ke danau?”“Nggak ada jejak kaki orang lain di sekitar danau. Jadi, pihak kepolisian hanya bisa menyimpulkan Kake
Malam Hari Raya.Lampu di Kediaman Soraya berkelap-kelip. Suasana hari raya terasa sangat kental. Chelsea mengundang koki ke rumah untuk mempersiapkan jamuan makan malam.Karakter Timothy memang penyendiri. Hanya saja, berhubung dia masih anak-anak, dia tetap tidak bisa menyembunyikan rasa gembiranya ketika merasakan suasana kental dari festival ini.Saat ini, Timothy sedang bermain bersama Melvin. Pipinya yang merona kelihatan sangat imut. Ketika makan malam sudah disajikan di atas meja makan, Chelsea memanggil Timothy dan yang lain untuk cuci tangan sebelum makan. Pada saat ini, suara bel berbunyi.Chelsea menyeka tangannya, lalu pergi membuka pintu. Seketika, tampak satu pot bunga bakung di hadapannya. Maura datang dengan membawa satu pot bunga. Tangan Ferdy pun menahan di bawah pot.Maura mencondongkan kepalanya, lalu memanggil dengan suara gemasnya, “Bibi, Selamat Hari Raya!”Hati Chelsea merasa luluh ketika dihadapkan dengan suara dan wajah imut Maura. Dia spontan tersenyum. “Se
Chelsea berdecak dengan acuh tak acuh. “Kamu kira aku sangat menantikan kejutan darimu? Malah nggak mau beri tahu aku.”Sambil berbicara, Chelsea mengambil cangkir teh sembari memalingkan wajahnya. Dia kelihatan sangat tidak tertarik. Namun sejujurnya, Chelsea sungguh penasaran lantaran digantung oleh Ferdy.Chelsea tidak tertarik untuk minum teh lagi. Dia langsung meletakkan bantal, lalu pergi menemani Timothy dan yang lain.Di bawah cahaya lampu, senyuman wanita itu sangat cantik. Saat menyalakan api, dia kelihatan agak takut, menutup telinga dengan satu tangannya. Kemudian, tangannya yang satu lagi menggandeng Maura sembari berlari.Ketika melihat kembang api melukis di atas langit, Chelsea menemani Maura untuk bertepuk tangan. Terkadang ada suatu saat, Ferdy merasa bahwa wanita di hadapannya ini barulah Chelsea. Dia memang seharusnya tersenyum dengan secerah ini ….“Pak Ferdy.” Terdengar suara Ardi. Alhasil, Ferdy pun tersadar dari lamunannya.Ferdy memalingkan kepala untuk melihat