Sonia memberi tahu isi rapat tadi siang kepada Sandy. Setelah ucapan selesai dilontarkan, Sandy langsung bertanya dengan suara ketus, “Kamu masih mau minta uang?”Kali ini, Sonia menunduk, tidak berani menatapnya. “Emm … sekarang sudah menjelang Hari Raya, distributor permata di dalam negeri sudah nggak bisa menyuplai lagi. Berhubung pesanan kita tergolong mendesak, terpaksa kita mesti ….”Ketika menyadari amarah di hati Sandy meluap, Sonia segera mengubah kata-katanya. “Tapi kamu jangan khawatir. Asalkan kita bisa melewati kesulitan kali ini, dan selesai aku berdiskusi dengan bos baru, kita pasti bisa mendapatkan uang kita kembali.”“Kamu tahu sendiri betapa bagusnya orderan produk baru kita. Itu berarti merek kita cukup terkenal di luar sana ….”“Cukup!” Sandy tidak ingin mendengar lagi. Dia juga sudah dikenyangkan oleh emosi. Jadi, dia pun merasa mual ketika melihat masakan di depan mata. “Aku hanya bisa kasih kamu 2 miliar saja. Jangan harap kamu bisa meminta lebih.”Usai berbicara
“Nggak, dong.” Chelsea bersandar di dahan pintu, lalu menatap ke sisi Ferdy. “Setelah Hari Raya nanti, Sonia pasti akan pergi ke perbatasan. Pada saat itu, aku akan beri dia pelajaran ….”Sambil berbicara, Chelsea mengangkat-angkat alisnya. Tatapannya seketika berkilauan. “Gimana kalau aku bantu kamu pancing dia?”“Emm?” Fokus Ferdy hanya tertuju pada senyuman di wajah wanita itu. Dia tidak mendengar percakapan Chelsea dengan saksama.“Ada Sandy di belakang Sonia. Kalau terjadi apa-apa dengan Sonia, orang pertama yang bakal dia cari pasti adalah Sandy.” Chelsea terdiam sejenak. “Tentu saja, dengan karakter Sandy, seharusnya dia nggak akan ikut campur dengan masalah Sonia. Tapi, Sonia juga bukanlah orang yang gampang untuk dihadapi. Aku nggak percaya dia nggak punya rencana lain.” Pada saat ini, tiba-tiba Chelsea bertanya, “Bagaimana hasil pemeriksaan masalah jatuhnya Kakek ke danau?”“Nggak ada jejak kaki orang lain di sekitar danau. Jadi, pihak kepolisian hanya bisa menyimpulkan Kake
Malam Hari Raya.Lampu di Kediaman Soraya berkelap-kelip. Suasana hari raya terasa sangat kental. Chelsea mengundang koki ke rumah untuk mempersiapkan jamuan makan malam.Karakter Timothy memang penyendiri. Hanya saja, berhubung dia masih anak-anak, dia tetap tidak bisa menyembunyikan rasa gembiranya ketika merasakan suasana kental dari festival ini.Saat ini, Timothy sedang bermain bersama Melvin. Pipinya yang merona kelihatan sangat imut. Ketika makan malam sudah disajikan di atas meja makan, Chelsea memanggil Timothy dan yang lain untuk cuci tangan sebelum makan. Pada saat ini, suara bel berbunyi.Chelsea menyeka tangannya, lalu pergi membuka pintu. Seketika, tampak satu pot bunga bakung di hadapannya. Maura datang dengan membawa satu pot bunga. Tangan Ferdy pun menahan di bawah pot.Maura mencondongkan kepalanya, lalu memanggil dengan suara gemasnya, “Bibi, Selamat Hari Raya!”Hati Chelsea merasa luluh ketika dihadapkan dengan suara dan wajah imut Maura. Dia spontan tersenyum. “Se
Chelsea berdecak dengan acuh tak acuh. “Kamu kira aku sangat menantikan kejutan darimu? Malah nggak mau beri tahu aku.”Sambil berbicara, Chelsea mengambil cangkir teh sembari memalingkan wajahnya. Dia kelihatan sangat tidak tertarik. Namun sejujurnya, Chelsea sungguh penasaran lantaran digantung oleh Ferdy.Chelsea tidak tertarik untuk minum teh lagi. Dia langsung meletakkan bantal, lalu pergi menemani Timothy dan yang lain.Di bawah cahaya lampu, senyuman wanita itu sangat cantik. Saat menyalakan api, dia kelihatan agak takut, menutup telinga dengan satu tangannya. Kemudian, tangannya yang satu lagi menggandeng Maura sembari berlari.Ketika melihat kembang api melukis di atas langit, Chelsea menemani Maura untuk bertepuk tangan. Terkadang ada suatu saat, Ferdy merasa bahwa wanita di hadapannya ini barulah Chelsea. Dia memang seharusnya tersenyum dengan secerah ini ….“Pak Ferdy.” Terdengar suara Ardi. Alhasil, Ferdy pun tersadar dari lamunannya.Ferdy memalingkan kepala untuk melihat
Saat Ferdy hendak bersuara, Chelsea malah spontan menutup mulutnya.“Kembang api ini cukup indah. Kamu jangan merusak suasana,” peringati Chelsea. Kali ini, dia tidak berani melirik Ferdy lagi, hanya menatap kembang api di atas langit saja. Namun, Chelsea tidak bisa menikmatinya lagi.Kening Ferdy tampak berkerut. Dia menatap Chelsea lekat-lekat. Saat ini, Chelsea sedang merasa gelisah. Pergelangan tangannya malah ditarik oleh Ferdy. Berhubung ada anak-anak di balkon, Chelsea juga tidak berani melakukan gerakan yang terlalu heboh. Jadi, dia terpaksa mengikuti langkah Ferdy.Setelah memasuki pintu kaca, Ferdy langsung menutupi gorden untuk menutupi bayangan tubuh mereka berdua.Chelsea bersandar di belakang jendela. Kedua tangannya ditahan Ferdy di atas kepala. Dia pun menatap Ferdy dengan wajah serius, “Kamu mau ngapain?”“Meskipun aku merusak suasana, aku juga mesti mengatakannya.” Ferdy menunduk. Embusan napas hangat mengenai hidung Chelsea. “Chelsea, aku menyukaimu. Aku sudah ingin
Saat ini, Chelsea sedang bimbang untuk memberi tahu masalah dinasnya lagi kepada Timothy. Timothy seolah-olah bisa membaca pikirannya saja. Saat sarapan, Timothy langsung bertanya, “Mama mau pergi lagi?”Sekarang masih belum 1 bulan dari kepergian Chelsea waktu itu. Timothy juga sadar Chelsea tidak mungkin bisa menepati janjinya. Hanya saja, Timothy tidak merasa marah. Dia menatap ke sisi Chelsea dengan mata berkilauan. “Mama, Mama nggak usah khawatirin aku. Aku nggak akan marah. Mama bisa melakukan apa yang ingin Mama lakukan. Aku nggak bisa bantuin Mama, tapi aku juga nggak ingin menyusahkan Mama.”Chelsea terbengong sejenak. Dia sungguh tidak menyangka seorang anak berusia 5 tahun akan begitu pengertian. Dia mengulurkan tangan untuk mengusap kepala Timothy, lalu berkata dengan tersenyum tipis, “Terima kasih sudah memaklumi Mama.”“Jadi, sebagai balasannya … apa Mama bisa beri tahu aku apa yang dikatakan cowok jahat pada malam hari itu?” Timothy mencoba untuk mencari tahu.Kening Che
Radi mengangkat kepalanya melihat ke sisi Sonia. Dia tidak langsung mengenali Sonia, malah mengulurkan tangan untuk mendorongnya. “Kamu jangan halangi aku!” Sonia merasa syok. Dia langsung mencengkeram lengan Radi. “Papa, ini aku, Sonia!”Ketika mendengar nama “Sonia”, Radi seolah-olah terbangun dari mimpinya saja. Dia segera menunjukkan ekspresi gembiranya, lalu menggunakan tangan satu-satunya untuk menggenggam erat tangan Sonia.“Sonia, kenapa kamu bisa kemari? Aku kira kamu nggak menginginkan Papa lagi!”“Aku ….” Sonia melirik bagian lengan pakaian Radi yang kosong itu. Hatinya spontan terasa sakit. “Belakangan ini aku agak sibuk, makanya aku nggak datang untuk mengunjungimu. Apa Papa masih ingat dengan area tambang? Aku sudah mengambil alih bisnis itu.”“Ingat! Papa masih ingat!” Radi terus mengangguk.Setelah melihat respons Radi, Sonia langsung bertanya, “Apa kamu masih ingat siapa bos dari area tambang itu?”Baru saja ucapan selesai dilontarkan, Radi bagai bertemu dengan hantu
Demi meninggalkan kesan bagus di hati bos baru, Sonia sengaja merias wajahnya dengan sangat cantik. Sonia berdiri di depan ruangan. Setelah mengeluarkan senyuman yang menurutnya tergolong manis itu, dia pun berjalan ke dalam ruangan dengan hormat.Satu detik kemudian, senyuman di wajah Sonia terkaku. Kedua mata Sonia terbelalak lantaran tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Chelsea sedang duduk di atas sofa. Kaki panjangnya disilangkan. Posenya sangat ini kelihatan bagai seorang bos saja. Dia mengangkat kepalanya untuk menatap Sonia dengan ujung bibirnya melengkung ke atas. “Bukannya kamu datang demi menemuiku?”“Kamu ….” Sonia terbengong melongo. Ternyata bos baru yang ingin ditemuinya adalah … Chelsea!Ketika melihat ekspresi kaget Sonia, Chelsea merasa sangat puas. “Benar, aku itu bos baru area tambang ini!”Sonia sungguh ingin memejamkan matanya untuk memastikan sekali lagi. Kenyataan ini bahkan lebih mengerikan daripada mimpi buruk!“Bukannya a
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me