Saat Ferdy hendak bersuara, Chelsea malah spontan menutup mulutnya.“Kembang api ini cukup indah. Kamu jangan merusak suasana,” peringati Chelsea. Kali ini, dia tidak berani melirik Ferdy lagi, hanya menatap kembang api di atas langit saja. Namun, Chelsea tidak bisa menikmatinya lagi.Kening Ferdy tampak berkerut. Dia menatap Chelsea lekat-lekat. Saat ini, Chelsea sedang merasa gelisah. Pergelangan tangannya malah ditarik oleh Ferdy. Berhubung ada anak-anak di balkon, Chelsea juga tidak berani melakukan gerakan yang terlalu heboh. Jadi, dia terpaksa mengikuti langkah Ferdy.Setelah memasuki pintu kaca, Ferdy langsung menutupi gorden untuk menutupi bayangan tubuh mereka berdua.Chelsea bersandar di belakang jendela. Kedua tangannya ditahan Ferdy di atas kepala. Dia pun menatap Ferdy dengan wajah serius, “Kamu mau ngapain?”“Meskipun aku merusak suasana, aku juga mesti mengatakannya.” Ferdy menunduk. Embusan napas hangat mengenai hidung Chelsea. “Chelsea, aku menyukaimu. Aku sudah ingin
Saat ini, Chelsea sedang bimbang untuk memberi tahu masalah dinasnya lagi kepada Timothy. Timothy seolah-olah bisa membaca pikirannya saja. Saat sarapan, Timothy langsung bertanya, “Mama mau pergi lagi?”Sekarang masih belum 1 bulan dari kepergian Chelsea waktu itu. Timothy juga sadar Chelsea tidak mungkin bisa menepati janjinya. Hanya saja, Timothy tidak merasa marah. Dia menatap ke sisi Chelsea dengan mata berkilauan. “Mama, Mama nggak usah khawatirin aku. Aku nggak akan marah. Mama bisa melakukan apa yang ingin Mama lakukan. Aku nggak bisa bantuin Mama, tapi aku juga nggak ingin menyusahkan Mama.”Chelsea terbengong sejenak. Dia sungguh tidak menyangka seorang anak berusia 5 tahun akan begitu pengertian. Dia mengulurkan tangan untuk mengusap kepala Timothy, lalu berkata dengan tersenyum tipis, “Terima kasih sudah memaklumi Mama.”“Jadi, sebagai balasannya … apa Mama bisa beri tahu aku apa yang dikatakan cowok jahat pada malam hari itu?” Timothy mencoba untuk mencari tahu.Kening Che
Radi mengangkat kepalanya melihat ke sisi Sonia. Dia tidak langsung mengenali Sonia, malah mengulurkan tangan untuk mendorongnya. “Kamu jangan halangi aku!” Sonia merasa syok. Dia langsung mencengkeram lengan Radi. “Papa, ini aku, Sonia!”Ketika mendengar nama “Sonia”, Radi seolah-olah terbangun dari mimpinya saja. Dia segera menunjukkan ekspresi gembiranya, lalu menggunakan tangan satu-satunya untuk menggenggam erat tangan Sonia.“Sonia, kenapa kamu bisa kemari? Aku kira kamu nggak menginginkan Papa lagi!”“Aku ….” Sonia melirik bagian lengan pakaian Radi yang kosong itu. Hatinya spontan terasa sakit. “Belakangan ini aku agak sibuk, makanya aku nggak datang untuk mengunjungimu. Apa Papa masih ingat dengan area tambang? Aku sudah mengambil alih bisnis itu.”“Ingat! Papa masih ingat!” Radi terus mengangguk.Setelah melihat respons Radi, Sonia langsung bertanya, “Apa kamu masih ingat siapa bos dari area tambang itu?”Baru saja ucapan selesai dilontarkan, Radi bagai bertemu dengan hantu
Demi meninggalkan kesan bagus di hati bos baru, Sonia sengaja merias wajahnya dengan sangat cantik. Sonia berdiri di depan ruangan. Setelah mengeluarkan senyuman yang menurutnya tergolong manis itu, dia pun berjalan ke dalam ruangan dengan hormat.Satu detik kemudian, senyuman di wajah Sonia terkaku. Kedua mata Sonia terbelalak lantaran tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Chelsea sedang duduk di atas sofa. Kaki panjangnya disilangkan. Posenya sangat ini kelihatan bagai seorang bos saja. Dia mengangkat kepalanya untuk menatap Sonia dengan ujung bibirnya melengkung ke atas. “Bukannya kamu datang demi menemuiku?”“Kamu ….” Sonia terbengong melongo. Ternyata bos baru yang ingin ditemuinya adalah … Chelsea!Ketika melihat ekspresi kaget Sonia, Chelsea merasa sangat puas. “Benar, aku itu bos baru area tambang ini!”Sonia sungguh ingin memejamkan matanya untuk memastikan sekali lagi. Kenyataan ini bahkan lebih mengerikan daripada mimpi buruk!“Bukannya a
“Nggak … nggak mungkin ….” Sonia terus menggeleng. Jelas-jelas dia mengelola bisnis area tambang dengan sangat bagus. Bagaimana mungkin perusahaan akan mengalami kerugian sebesar 169 miliar?Ketika melihat wajah Sonia semakin memucat, senyuman di wajah Chelsea semakin lebar lagi. Suasana hatinya juga terasa sangat bagus.Sejak Sonia mengambil alih area tambang, dia melakukan ekspansi besar-besaran di dalam negeri. Dalam hitungan bulan, dia juga telah mengembangkan bisnis batu permata menjadi bisnis perhiasan. Itulah sebabnya keuangan area tambang terus merugi.Sekarang ketika melihat nominal besar ini, wajar kalau Sonia merasa syok.Chelsea mengulurkan tangannya untuk mengetuk-ngetuk meja. “Rinciannya sudah jelas di dalam sana. Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa cari orang yang kamu percaya untuk menghitungnya.”Usai mendengar, Sonia pun melihat Chelsea dengan raut dingin. “Aku nggak punya uang! Kamu bisa ambil nyawaku saja!”Chelsea pun tersenyum. “Saat kamu mengatakan ucapan itu, se
Dalam satu minggu ini, Chelsea menyibukkan dirinya untuk mengurus masalah di area tambang. Dia baru saja mengambil alih bisnis area tambang, masih ada banyak hal yang perlu dia pahami. Dengan begitu, dia baru bisa mengatur proyek tambang selanjutnya.Pada pagi hari ini, Niko memasuki ruangan kerjanya dengan buru-buru. “Bu, aku sudah berhasil menyelidikinya!”Chelsea mengangkat kepalanya untuk menatapnya. “Emm?”“Waktu itu ada seorang wanita tua bernama Bibi Laura pernah berhubungan dengan Malcolm. Setelah dia menyelundup ke perbatasan, dia pun mulai menetap di sini. Aku sudah mengutus orang untuk membawanya untuk menemuimu.”Chelsea langsung berdiri dengan tersenyum lebar. “Bagus! Aturkan pertemuan di restoran terdekat. Nggak ada yang bisa dijamu di kawasan tambang ini.”“Baik, aku laksanakan sekarang.”Saat Niko hendak meninggalkan ruangan, tiba-tiba dia kepikiran dengan masalah lain lagi. “Oh, ya, semalam Sonia sudah pulang. Dia sempat keliling area tambang dan pasar selama beberapa
“Boleh.” Chelsea menarik kursi, lalu duduk. Dia bertanya lagi, “Kamu minta berapa? Katakan saja.”Ketika melihat sosok royal Chelsea, Laura langsung tersenyum, lalu mengangkat satu jari tangannya.“Satu miliar?” tanya Chelsea.Laura terbengong. Tadinya dia hanya ingin meminta 100 juta saja! Apa wanita muda ini kaya sekali? Laura menelan air liurnya, lalu mengangguk.“Boleh, nggak tergolong banyak.” Chelsea mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi bagian keuangan perusahaan. Dia sekalian menanyakan nomor rekening Laura.“Transfer uang 1 miliar ke rekening ini.” Saat mendengar ucapan itu, Laura tidak bisa menyembunyikan ekspresi gembira di wajahnya. Dia langsung mengulurkan tangan untuk meraih pergelangan tangan Chelsea. “Bos, apa perintahmu? Kamu bebas memintaku untuk melakukan apa pun.”“Aku hanya ingin bertanya masalah seseorang saja.” Chelsea melepaskan tangan Laura dengan perlahan. “Dengar-dengar kamu, Malcolm, dan ibunya sama-sama menyelundup ke perbatasan?”Usai mendengar pertany
Waktu itu, truk sedang melaju. Ada juga seorang preman muda di dalam truk itu. Mungkin karena sering mendengar orang-orang diam-diam membicarakan Malcolm dan ibunya. Preman itu tahu mereka dicampakkan oleh pria, makanya mereka baru meninggalkan kampung halaman.Pada suatu malam, preman itu menabrak Malcolm. Dia malah memaksa Malcolm untuk minta maaf terhadapnya. Meski Malcolm masih kecil, sikapnya sangat keras. Dia hanya melirik preman itu dengan tatapan dingin saja. Namun, tatapannya membangkitkan rasa emosi di hati preman. Si preman memaki, “Kamu itu anak haram yang sudah dicampakkan. Mamamu juga bekas mainan pria lain. Kamu mau berlagak suci di hadapanku?”Baru saja ucapan selesai dilontarkan, Malcolm langsung melayangkan tinjuan ke wajahnya. Malcolm memang masih kecil, tetapi tenaganya tidaklah kecil. Tinjuan itu membuat ujung bibir si preman bersimbahan darah.Amarah preman langsung melonjak. Dia langsung menekan Malcolm ke ke dalam belakang mobil, lalu menghantamnya dengan habis
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me