“Boleh.” Chelsea menarik kursi, lalu duduk. Dia bertanya lagi, “Kamu minta berapa? Katakan saja.”Ketika melihat sosok royal Chelsea, Laura langsung tersenyum, lalu mengangkat satu jari tangannya.“Satu miliar?” tanya Chelsea.Laura terbengong. Tadinya dia hanya ingin meminta 100 juta saja! Apa wanita muda ini kaya sekali? Laura menelan air liurnya, lalu mengangguk.“Boleh, nggak tergolong banyak.” Chelsea mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi bagian keuangan perusahaan. Dia sekalian menanyakan nomor rekening Laura.“Transfer uang 1 miliar ke rekening ini.” Saat mendengar ucapan itu, Laura tidak bisa menyembunyikan ekspresi gembira di wajahnya. Dia langsung mengulurkan tangan untuk meraih pergelangan tangan Chelsea. “Bos, apa perintahmu? Kamu bebas memintaku untuk melakukan apa pun.”“Aku hanya ingin bertanya masalah seseorang saja.” Chelsea melepaskan tangan Laura dengan perlahan. “Dengar-dengar kamu, Malcolm, dan ibunya sama-sama menyelundup ke perbatasan?”Usai mendengar pertany
Waktu itu, truk sedang melaju. Ada juga seorang preman muda di dalam truk itu. Mungkin karena sering mendengar orang-orang diam-diam membicarakan Malcolm dan ibunya. Preman itu tahu mereka dicampakkan oleh pria, makanya mereka baru meninggalkan kampung halaman.Pada suatu malam, preman itu menabrak Malcolm. Dia malah memaksa Malcolm untuk minta maaf terhadapnya. Meski Malcolm masih kecil, sikapnya sangat keras. Dia hanya melirik preman itu dengan tatapan dingin saja. Namun, tatapannya membangkitkan rasa emosi di hati preman. Si preman memaki, “Kamu itu anak haram yang sudah dicampakkan. Mamamu juga bekas mainan pria lain. Kamu mau berlagak suci di hadapanku?”Baru saja ucapan selesai dilontarkan, Malcolm langsung melayangkan tinjuan ke wajahnya. Malcolm memang masih kecil, tetapi tenaganya tidaklah kecil. Tinjuan itu membuat ujung bibir si preman bersimbahan darah.Amarah preman langsung melonjak. Dia langsung menekan Malcolm ke ke dalam belakang mobil, lalu menghantamnya dengan habis
Sonia mengikuti langkah Sandy dari belakang. Raut wajahnya langsung berubah. Namun, dia segera menunjukkan senyuman di wajahnya. “Lumayan lancar. Kalau semuanya berjalan lancar, seharusnya mereka akan segera menyuplai bahan.”“Benarkah?” Sandy duduk di sofa, lalu menggerakkan tangannya mengisyaratkan Sonia untuk duduk di sampingnya.Sonia langsung bersandar di dalam pelukan Sandy. Dia mulai menceritakan hal menarik yang dia ketahui selama beberapa hari di perbatasan.Saat berbicara sampai akhir, Sonia mengangkat kepalanya untuk melihat Sandy. “Setelah aku pergi ke perbatasan, aku baru tahu ternyata Malcolm pernah menjadi bos area tambang. Kamu tahu nggak siapa si Malcolm itu? Dia itu pengurus dari Zenith. Aku nggak menyangka papaku bisa kenal dengan tokoh hebat seperti Malcolm.”Ketika mendengar nama itu, raut wajah Sandy spontan berubah muram. Perubahan ekspresi wajahnya pun tertangkap basah oleh Sonia. Sepertinya dia mengerti sekarang.Masalah sudah berkembang hingga tahap seperti in
Sandy langsung mencekik leher Sonia, lalu menekannya di atas sofa. Dia mengancam dengan dingin, “Sonia, aku saja berani turun tangan terhadap kakekku sendiri. Kamu kira aku bisa melepaskanmu? Orang yang sudah mati nggak akan bisa mengucapkan sepatah kata pun.”Sonia tidak takut sama sekali. “Kalau kamu membunuhku, apa Ferdy nggak akan curiga? Sandy, aku nggak takut untuk mati, tapi aku khawatir ….”Sonia meletakkan tangannya di atas lengan Sandy sembari tersenyum. “Kematianku akan menyebabkan masalah bagimu.”Belum satu bulan Antoni mengalami kecelakaan. Sekarang malah terjadi masalah juga dengan wanita di sisi Sandy. Sonia merupakan saksi mata yang membuktikan Sandy tidak berada di lokasi kejadian malam itu. Bisa jadi orang-orang akan berpikir lain. Mengenai hal ini, tidak mungkin Sandy tidak mempertimbangkannya.“Kalau kita berdua berkelahi hingga babak belur, nantinya malah orang lain yang akan untung. Gimana kalau kita bekerja sama untuk mengatasi kesukaran di depan mata?”Sambil b
Hati Chelsea terasa gugup. Dia sungguh tidak menyangka Ferdy akan menyadarinya dalam waktu sesingkat ini. Dia hanya bisa berlagak terkejut, lalu memalingkan kepalanya menatap ke sisi Ferdy. “Aksi Sonia cepat sekali?”Ketika melihat akting di wajah wanita ini, ujung bibir Ferdy spontan melengkung ke atas. “Ternyata kamu orangnya? Katakanlah, bagaimana kamu bisa melakukannya?”Chelsea mengangkat-angkat pundak dengan acuh tak acuh. “Aku juga nggak melakukan apa-apa. Kamu seharusnya penasaran apa yang sudah dilakukan Sonia.”“Apa kamu nggak penasaran berapa banyak saham yang dijual Sandy?” tanya Ferdy dengan tiba-tiba.Chelsea berlagak penasaran. “Berapa banyak?”“Hampir 400 miliar.”“Sebanyak itu?” Kali ini, Chelsea benar-benar merasa syok. “Si Sonia kejam sekali, sih? Jelas-jelas 160 miliar sudah cukup ….”“Sandy rela mengeluarkan uang sebanyak itu sekaligus. Itu membuktikan bahwa bukti di tangan Sonia bisa mengancamnya. Kita bisa memastikan Sandy dan Malcolm memang bersekongkol untuk me
“Oh?” Chelsea mengangkat-angkat alisnya, lalu melihat ke sisi Sandy. “Memang hari yang berbahagia, ya.”Ternyata Sandy bukan hanya mengorbankan uang 400 miliar saja, dia juga telah mengorbankan kebahagiaannya sendiri. Sonia memang sangat serakah!Tiba-tiba Chelsea mengangkat gelas jusnya, lalu melakukan pose bersulang dengan anggun. “Selamat Bu Sonia! Akhirnya kamu berhasil menjadi bagian dari keluarga kaya.”Kening Sonia sedikit berkerut. Tentu saja dia sadar Sonia sedang menyindirnya. Dia pun tersenyum. “Sama-sama! Kelak aku itu kakak iparmu. Tak disangka, pada akhirnya kita tetap saja menjadi satu keluarga.”“Haha.” Chelsea tertawa. “Semua juga tergantung sama keberuntunganmu.”Raut Sonia menjadi muram. “Apa maksudmu?”Chelsea menatap mata Sonia. “Kenapa kamu malah tegang? Maksudku, aku nggak bakal menikah lagi dengan mantanku, bukan mengatakan kamu nggak akan bisa menjadi bagian dari Keluarga Milano.”Kali ini, raut Sonia semakin muram lagi. Tadinya dia ingin memamerkan kabar bahag
Saat Chelsea ingin mengusir Ferdy, tiba-tiba terdengar suara buka sabuk pengaman dari dalam mobil.Ferdy duluan menuruni mobil, kemudian melihat ke sisi Kendrian. “Belakangan ini Pak Kendrian santai sekali, ya?”Aura membunuh tercium pekat.Kendrian pun tersenyum. “Lumayan, tapi nggak sesantai Pak Ferdy.”Ucapan kedua orang membuat Chelsea merasa sangat sesak. Kepalanya mulai terasa sakit. Dia berdeham berusaha untuk memecahkan suasana tegang ini. Dia pun melihat ke sisi Ferdy. “Sudah malam, Pak Ferdy pulang dulu sana. Terima kasih atas makan malam hari ini.”Usai berbicara, Chelsea berjalan ke sisi Kendrian, lalu berkata dengan suara ringan, “Aku butuh bantuanmu.”Kendrian juga tidak bertanya. Dia mengikuti Chelsea berjalan ke dalam rumah.Ketika Ferdy melihat bayangan punggung mereka berdua, keningnya seketika berkerut.…Tak sampai setengah jam, Kendrian berjalan keluar kediaman. Saat dia menyadari Ferdy masih berdiri di samping mobil, dia pun tersenyum. Tak disangka bocah itu sema
Chelsea menyerahkan tugas menyelidiki ibunya Malcolm kepada Kendrian. Sekarang Chelsea hanya menunggu kabar saja.Suatu hari, Chelsea menerima sebuah undangan acara pesta yang diberikan Yunita untuk Soraya Jewerly. Chelsea pun menghadirinya.Yunita sedang dikerumuni oleh para istri orang kaya. Ketika mengangkat kepalanya, tatapannya seketika berkilauan ketika melihat Chelsea.“Maaf, aku pergi cari temanku dulu.” Yunita menyerahkan gelas anggurnya ke tangan pelayan sambil berjalan keluar kerumunan.Saat ini, Sonia sedang berdiri di sekitar untuk menunggu Yunita selesai menyapa sekelompok wanita itu. Ketika dia melihat Yunita berjalan pergi, dia diam-diam merasa gembira.Sonia mengambil gelas anggur berjalan mendekatinya. Tiba-tiba dia melihat sosok Chelsea yang mengenakan gaun panjang berwarna merah sedang berdiri di kejauhan. Senyuman di wajahnya kelihatan seindah bunga mawar saja.Bukan hanya Sonia saja yang sedang memperhatikan Chelsea, tak sedikit hadirin pun memperhatikannya.Merek
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me