Seiring dengan terdengarnya suara Sonia, para tamu mulai berbisik-bisik membahas masalah ini. Tak lama kemudian, semua orang mulai membahas nama Diana.Diana mulai merasa panik. Dia bahkan tidak kepikiran satu kata pun untuk menyangkal. Dia hanya menatap Sonia dengan terkejut saja.Wanita di hadapannya ini terasa sangat asing bagi Diana. Dia sama sekali tidak seperti Sonia yang dia kenal dulu!Manajer Diana juga tidak sanggup melihatnya lagi. Dia menyindir kembali, “Sonia, kamu jangan tarik-tarik nama Chelsea! Kamu sendiri sadar dengan apa yang sudah kamu perbuat! Padahal Diana percaya banget sama kamu, tapi kamu malah memanfaatkan rasa percayanya untuk terus melukainya. Coba kamu tanya hati nuranimu sendiri. Apa kamu pantas untuk menjadi temannya?”“Aku … aku melakukan semua itu demi membantunya.” Sonia masih menunjukkan sikap sedihnya. “Kalian semua percaya sama omongan Chelsea. Jadi, nggak ada gunanya aku bicara panjang lebar di hadapan kalian.”“Oh? Coba kamu katakan, apa yang suda
Chelsea pergi mencuci tangannya. Dia juga tidak bermaksud untuk membahas masalah Sonia.Diana menatapnya, lalu bertanya dengan suara pelan, “Tadi … terima kasih, ya.”Kalau bukan berkat Chelsea, sepertinya penyakit Diana akan kambuh lagi. Sekarang mental Diana masih tergolong lemah. Dia masih tidak sanggup menerima pukulan apa pun.Chelsea menarik tisu untuk mengelap tangannya. Dia bersandar di sisi wastafel, lalu berkata, “Aku melakukannya juga demi diriku sendiri. Kamu nggak usah berterima kasih sama aku. Tapi, aku merasa kamu seharusnya bersikap lebih keras lagi. Jangan biarkan orang lain sembarangan bicara. Kalau kamu nggak tahu mesti ngomong apa, kamu juga bisa menampar orang itu, biar dia nggak bisa bicara lagi.”Usai berbicara, Chelsea pun melempar tisu ke dalam tong sampah, hendak meninggalkan toilet.Namun, Diana malah menarik tangan Chelsea. Dia bertanya dengan takut, “Chelsea, sebelumnya aku … sudah melakukan banyak kesalahan. Kenapa kamu masih bersedia untuk membantuku?”Ch
“Dia itu korban. Waktu itu dia kira dengan menggunakan anak untuk menyalahkanku, dia pun bisa merahasiakan semuanya. Sayangnya, semua itu nggak bisa disembunyikan.”Waktu itu, setelah Ferdy mengetahui masalah konyol Diana dan Sandy, dia pun pernah kepikiran untuk menjelaskan semuanya. Hanya saja, Diana berasal dari keluarga berpendidikan. Jika masalah seperti ini sampai tersebar, hal itu sama saja dengan merenggut nyawanya.Itulah sebabnya Ferdy terpaksa bersikap sadis memaksa Diana untuk menggugurkan kandungannya. Dia merahasiakan masalah ini selama bertahun-tahun, juga demi menjaga nama baik Diana.Ferdy pun berkata dengan serius, “Anak itu nggak seharusnya dilahirkan, apalagi ditanggung olehku.”Usai mendengar, Chelsea merasa kaget hingga tidak bisa berkata-kata. Ferdy dapat melihat wajah syok Chelsea dari celah jari yang menutupi matanya. Dia pun bertanya, “Jadi, kamu baru menggunakan video itu untuk mengancam Diana?”Seketika Chelsea merasa canggung lantaran rahasianya terbongkar
“Apa perlu kamu ikut campur dalam masalahku?” Emosi Sandy membara. “Sekarang Yunita itu presdir sementara Milano Group. Kamu menggunakan status calon istriku untuk menghadiri pesta malam itu, kemudian mempermalukanku di hadapannya. Sekarang kamu bilang kamu lagi membantuku?”Saking emosinya, Sandy langsung tertawa. Dia mencubit dagu Sonia. “Gara-gara masalah semalam, kesan aku di mata Yunita menjadi sangat buruk. Pada rapat pemegang saham nanti, dia pasti akan lebih berpihak kepada Ferdy.”“Apa kamu nggak sadar betapa rendahnya IQ-mu? Dari mana kamu memiliki keberanian untuk membuat masalah di acara pesta? Aku sungguh curiga kamu itu orang yang dibayar Ferdy untuk menghancurkanku!” Usai berbicara, Sandy langsung melepaskan wajah Sonia dengan kuat.Wajah Sonia terasa panas. Dia tidak berani memalingkan wajahnya untuk melihat Sandy, hanya membalas dengan terbata-bata, “Aku … aku hanya ingin Bu Yunita sadar kalau Chelsea itu bukan cewek baik-baik ….”“Bu Yunita bahkan nggak melirikku sama
Perjalanan kali ini tidak tergolong jauh, apalagi di akhir pekan. Chelsea berpikir sudah lama dirinya tidak membawa Timothy untuk jalan-jalan. Jadi, dia memutuskan untuk membawa Timothy pergi bersamanya.Saat Timothy mengetahui kabar ini, dia memang menunjukkan wajah kalemnya, lalu mengatakan hanya anak kecil saja yang suka jalan-jalan. Hanya saja, respons tubuhnya sangat jujur.Ketika pulang sekolah pada hari Jumat, Timothy bersembunyi di dalam kamar untuk mengemas koper kecil.Saat Chelsea menuruni tangga dengan membawa koper, tampak Timothy sudah menunggu di ruang tamu. Dia spontan tersenyum tipis. “Secepat ini? Apa kamu sudah mengemas barang bawaanmu?”Timothy merasa agak canggung. Dia hanya mengiakan saja.Chelsea tersenyum ketika melihat tingkah imut Timothy. Saat dia hendak berjalan ke sisi Timothy, terdengar suara bel pintu berbunyi.Chelsea meletakkan kopernya, lalu pergi membukakan pintu. Kemudian, tampak sosok Maura yang gembira itu.“Tante! Tante!” Maura memeluk paha Chelse
Tiba-tiba terdengar suara keras dari dalam dapur. Chelsea segera berlari ke dalam, mengesampingkan masalah menginterogasi Ardi.Akhirnya Ardi bisa menghela napas lega. Dia mendorong kursi rodanya berjalan ke dalam. Kemudian, tampak isi dapur yang berantakan itu. Bahkan, panci juga sudah retak menjadi beberapa keping.Emm … sepertinya memang ada peperangan di dalam dapur.Chelsea berusaha untuk menahan amarahnya. “Sebenarnya kamu datang buat hancurin dapurku atau buat masak, sih?”“Ada sedikit kelalaian.” Ferdy berjongkok untuk membereskan kotoran yang dibuatnya. Tak peduli betapa hancurnya dapur ini, dia masih saja bersikap sangat elegan dan santai.Entah kenapa, amarah di hati Chelsea seketika menghilang. Apa pula yang bisa diharapkan Chelsea dari sebuah Tuan Muda yang biasanya tidak pernah memasak ini?Chelsea membalikkan tubuhnya mencari peralatan untuk membersihkan dapur. “Kamu pergi kerjai yang lain sana. Biar aku saja yang beresin dapur.”Ferdy juga menuruti apa kata Chelsea. Di
Usai berbicara, Chelsea memalingkan kepalanya untuk melihat Ferdy. Kebetulan matanya berpapasan dengan tatapan Ferdy.Pencahayaan di dalam mobil sangat gelap. Kedua mata malah kelihatan sangat bersahaja dan memukau. Chelsea tertegun sejenak, lalu memalingkan wajahnya. “Tahu terlalu banyak nggak ada untungnya buat kamu. Setelah tiba di Kota Ariwa, kita jalan masing-masing saja.”“Apa kamu pergi untuk menyelidiki masalah Malcolm?” tanya Ferdy.Chelsea sungguh merasa penat. Dia malas menghiraukan Ferdy lagi. Dia memejamkan matanya menyandarkan diri di jendela mobil.Ferdy menatap wajah miring Chelsea dalam waktu lama. Dia juga tidak bertanya lagi.Perjalanan selama 5 jam ini dilalui dengan sangat hening. Setelah tiba di Kota Ariwa, hari pun sudah subuh, tetapi langit masih kelihatan gelap.Mereka berdua menggendong anak-anak menuruni mobil. Demi efisiensi, Chelsea juga sudah mereservasi 1 penginapan ini.Kali ini, pemilik penginapan sedang menunggu mereka di dalam rumah. Begitu melihat ke
“Erma.” Chelsea takut akan menimbulkan kecurigaan, dia segera menambahkan, “Dia adalah temannya mamaku. Aku selalu mendengar Mama mengungkit temannya. Kebetulan aku berlibur ke sini, jadi aku ingin pergi mengunjunginya.”Usai mendengar, pemilik penginapan mengangguk. “Ternyata begitu. Pantas saja, aku juga heran kenapa anak muda sepertimu bisa kenal dengan Erma.”Chelsea pun tersenyum. “Maksudmu … kamu kenal sama dia?”“Emm, semua orang di Kota Ariwa juga kenal sama dia.” Usai berbicara, pemilik penginapan menghela napas berat. “Dia adalah mahasiswi yang sangat terkenal di kota ini. Hingga saat ini, nggak ada satu pun orang di kota ini sanggup mengalahkan nilai ujian nasionalnya. Sayangnya, dia … menghilang.”“Hilang?” Chelsea menunjukkan ekspresi kaget. “Apa yang terjadi? Mamaku juga nggak bisa menghubunginya. Kami kira telah terjadi sesuatu sama dia.”“Kami juga nggak jelas. Masalah ini sudah berlalu sekitar 20-an tahun. Mamanya yang gila itu juga terus mencarinya, makanya semua oran
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me