Radi mengangkat kepalanya melihat ke sisi Sonia. Dia tidak langsung mengenali Sonia, malah mengulurkan tangan untuk mendorongnya. “Kamu jangan halangi aku!” Sonia merasa syok. Dia langsung mencengkeram lengan Radi. “Papa, ini aku, Sonia!”Ketika mendengar nama “Sonia”, Radi seolah-olah terbangun dari mimpinya saja. Dia segera menunjukkan ekspresi gembiranya, lalu menggunakan tangan satu-satunya untuk menggenggam erat tangan Sonia.“Sonia, kenapa kamu bisa kemari? Aku kira kamu nggak menginginkan Papa lagi!”“Aku ….” Sonia melirik bagian lengan pakaian Radi yang kosong itu. Hatinya spontan terasa sakit. “Belakangan ini aku agak sibuk, makanya aku nggak datang untuk mengunjungimu. Apa Papa masih ingat dengan area tambang? Aku sudah mengambil alih bisnis itu.”“Ingat! Papa masih ingat!” Radi terus mengangguk.Setelah melihat respons Radi, Sonia langsung bertanya, “Apa kamu masih ingat siapa bos dari area tambang itu?”Baru saja ucapan selesai dilontarkan, Radi bagai bertemu dengan hantu
Demi meninggalkan kesan bagus di hati bos baru, Sonia sengaja merias wajahnya dengan sangat cantik. Sonia berdiri di depan ruangan. Setelah mengeluarkan senyuman yang menurutnya tergolong manis itu, dia pun berjalan ke dalam ruangan dengan hormat.Satu detik kemudian, senyuman di wajah Sonia terkaku. Kedua mata Sonia terbelalak lantaran tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Chelsea sedang duduk di atas sofa. Kaki panjangnya disilangkan. Posenya sangat ini kelihatan bagai seorang bos saja. Dia mengangkat kepalanya untuk menatap Sonia dengan ujung bibirnya melengkung ke atas. “Bukannya kamu datang demi menemuiku?”“Kamu ….” Sonia terbengong melongo. Ternyata bos baru yang ingin ditemuinya adalah … Chelsea!Ketika melihat ekspresi kaget Sonia, Chelsea merasa sangat puas. “Benar, aku itu bos baru area tambang ini!”Sonia sungguh ingin memejamkan matanya untuk memastikan sekali lagi. Kenyataan ini bahkan lebih mengerikan daripada mimpi buruk!“Bukannya a
“Nggak … nggak mungkin ….” Sonia terus menggeleng. Jelas-jelas dia mengelola bisnis area tambang dengan sangat bagus. Bagaimana mungkin perusahaan akan mengalami kerugian sebesar 169 miliar?Ketika melihat wajah Sonia semakin memucat, senyuman di wajah Chelsea semakin lebar lagi. Suasana hatinya juga terasa sangat bagus.Sejak Sonia mengambil alih area tambang, dia melakukan ekspansi besar-besaran di dalam negeri. Dalam hitungan bulan, dia juga telah mengembangkan bisnis batu permata menjadi bisnis perhiasan. Itulah sebabnya keuangan area tambang terus merugi.Sekarang ketika melihat nominal besar ini, wajar kalau Sonia merasa syok.Chelsea mengulurkan tangannya untuk mengetuk-ngetuk meja. “Rinciannya sudah jelas di dalam sana. Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa cari orang yang kamu percaya untuk menghitungnya.”Usai mendengar, Sonia pun melihat Chelsea dengan raut dingin. “Aku nggak punya uang! Kamu bisa ambil nyawaku saja!”Chelsea pun tersenyum. “Saat kamu mengatakan ucapan itu, se
Dalam satu minggu ini, Chelsea menyibukkan dirinya untuk mengurus masalah di area tambang. Dia baru saja mengambil alih bisnis area tambang, masih ada banyak hal yang perlu dia pahami. Dengan begitu, dia baru bisa mengatur proyek tambang selanjutnya.Pada pagi hari ini, Niko memasuki ruangan kerjanya dengan buru-buru. “Bu, aku sudah berhasil menyelidikinya!”Chelsea mengangkat kepalanya untuk menatapnya. “Emm?”“Waktu itu ada seorang wanita tua bernama Bibi Laura pernah berhubungan dengan Malcolm. Setelah dia menyelundup ke perbatasan, dia pun mulai menetap di sini. Aku sudah mengutus orang untuk membawanya untuk menemuimu.”Chelsea langsung berdiri dengan tersenyum lebar. “Bagus! Aturkan pertemuan di restoran terdekat. Nggak ada yang bisa dijamu di kawasan tambang ini.”“Baik, aku laksanakan sekarang.”Saat Niko hendak meninggalkan ruangan, tiba-tiba dia kepikiran dengan masalah lain lagi. “Oh, ya, semalam Sonia sudah pulang. Dia sempat keliling area tambang dan pasar selama beberapa
“Boleh.” Chelsea menarik kursi, lalu duduk. Dia bertanya lagi, “Kamu minta berapa? Katakan saja.”Ketika melihat sosok royal Chelsea, Laura langsung tersenyum, lalu mengangkat satu jari tangannya.“Satu miliar?” tanya Chelsea.Laura terbengong. Tadinya dia hanya ingin meminta 100 juta saja! Apa wanita muda ini kaya sekali? Laura menelan air liurnya, lalu mengangguk.“Boleh, nggak tergolong banyak.” Chelsea mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi bagian keuangan perusahaan. Dia sekalian menanyakan nomor rekening Laura.“Transfer uang 1 miliar ke rekening ini.” Saat mendengar ucapan itu, Laura tidak bisa menyembunyikan ekspresi gembira di wajahnya. Dia langsung mengulurkan tangan untuk meraih pergelangan tangan Chelsea. “Bos, apa perintahmu? Kamu bebas memintaku untuk melakukan apa pun.”“Aku hanya ingin bertanya masalah seseorang saja.” Chelsea melepaskan tangan Laura dengan perlahan. “Dengar-dengar kamu, Malcolm, dan ibunya sama-sama menyelundup ke perbatasan?”Usai mendengar pertany
Waktu itu, truk sedang melaju. Ada juga seorang preman muda di dalam truk itu. Mungkin karena sering mendengar orang-orang diam-diam membicarakan Malcolm dan ibunya. Preman itu tahu mereka dicampakkan oleh pria, makanya mereka baru meninggalkan kampung halaman.Pada suatu malam, preman itu menabrak Malcolm. Dia malah memaksa Malcolm untuk minta maaf terhadapnya. Meski Malcolm masih kecil, sikapnya sangat keras. Dia hanya melirik preman itu dengan tatapan dingin saja. Namun, tatapannya membangkitkan rasa emosi di hati preman. Si preman memaki, “Kamu itu anak haram yang sudah dicampakkan. Mamamu juga bekas mainan pria lain. Kamu mau berlagak suci di hadapanku?”Baru saja ucapan selesai dilontarkan, Malcolm langsung melayangkan tinjuan ke wajahnya. Malcolm memang masih kecil, tetapi tenaganya tidaklah kecil. Tinjuan itu membuat ujung bibir si preman bersimbahan darah.Amarah preman langsung melonjak. Dia langsung menekan Malcolm ke ke dalam belakang mobil, lalu menghantamnya dengan habis
Sonia mengikuti langkah Sandy dari belakang. Raut wajahnya langsung berubah. Namun, dia segera menunjukkan senyuman di wajahnya. “Lumayan lancar. Kalau semuanya berjalan lancar, seharusnya mereka akan segera menyuplai bahan.”“Benarkah?” Sandy duduk di sofa, lalu menggerakkan tangannya mengisyaratkan Sonia untuk duduk di sampingnya.Sonia langsung bersandar di dalam pelukan Sandy. Dia mulai menceritakan hal menarik yang dia ketahui selama beberapa hari di perbatasan.Saat berbicara sampai akhir, Sonia mengangkat kepalanya untuk melihat Sandy. “Setelah aku pergi ke perbatasan, aku baru tahu ternyata Malcolm pernah menjadi bos area tambang. Kamu tahu nggak siapa si Malcolm itu? Dia itu pengurus dari Zenith. Aku nggak menyangka papaku bisa kenal dengan tokoh hebat seperti Malcolm.”Ketika mendengar nama itu, raut wajah Sandy spontan berubah muram. Perubahan ekspresi wajahnya pun tertangkap basah oleh Sonia. Sepertinya dia mengerti sekarang.Masalah sudah berkembang hingga tahap seperti in
Sandy langsung mencekik leher Sonia, lalu menekannya di atas sofa. Dia mengancam dengan dingin, “Sonia, aku saja berani turun tangan terhadap kakekku sendiri. Kamu kira aku bisa melepaskanmu? Orang yang sudah mati nggak akan bisa mengucapkan sepatah kata pun.”Sonia tidak takut sama sekali. “Kalau kamu membunuhku, apa Ferdy nggak akan curiga? Sandy, aku nggak takut untuk mati, tapi aku khawatir ….”Sonia meletakkan tangannya di atas lengan Sandy sembari tersenyum. “Kematianku akan menyebabkan masalah bagimu.”Belum satu bulan Antoni mengalami kecelakaan. Sekarang malah terjadi masalah juga dengan wanita di sisi Sandy. Sonia merupakan saksi mata yang membuktikan Sandy tidak berada di lokasi kejadian malam itu. Bisa jadi orang-orang akan berpikir lain. Mengenai hal ini, tidak mungkin Sandy tidak mempertimbangkannya.“Kalau kita berdua berkelahi hingga babak belur, nantinya malah orang lain yang akan untung. Gimana kalau kita bekerja sama untuk mengatasi kesukaran di depan mata?”Sambil b